Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman Amarilis merupakan tanaman hias bunga yang berasal dari
Amerika Selatan dan Afrika. Nama lokal untuk bunga Amarilis adalah
bunga bakung atau puspa pathuk. Bunga Amarilis yang memiliki warna
yang terlihat sangat indah dipandang mata. Warna yang beragam jenis
terdiri dari warna putih, kuning, merah, ungu, dan oranye. Karena
keindahannya tersebut, maka banyak orang yang berusaha
membudidayakannya. Di Indonesia, tanaman Amarilis dapat tumbuh dengan
baik karena kondisi agroekosistem yang mendukung. Selain itu, tanaman
Amarilis sejatinya juga berasal dari daerah tropis sehingga bisa beradaptasi
dengan lingkungan di Indonesia.
Tanaman Amarilis akhir-akhir ini semakin populer di Indonesia.
Dengan perawatan yang tidak terlalu sulit, tanaman Amarilis memiliki
potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan. Tanaman Amarilis juga
dapat dibudidayakan di segala musim. Selain berfungsi sebagai tanaman
hias, Amarilis ternyata juga menyimpan banyak manfaat untuk mengobati
berbagai macam penyakit. Dengan fakta tersebut, maka penting untuk
dipelajari bagaimana teknik budidaya tanaman bunga Amarilis yang baik
dan benar agar bisa berproduksi.
2. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui budidaya tanaman Amaryllis dalam polybag.
b. Mengetahui pengaruh pupuk P terhadap pertumbuhan Amaryllis.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 15 Maret 2017
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
33
34
B. TINJAUAN PUSTAKA
Bunga cantik bernama Amarilis ini masuk ke dalam suku bakung-
bakungan atau Amaryllidaceae, karena memiliki umbi di bagian bawahnya.
Bentuk bunganya agak mirip dengan bunga terompet. Hanya saja, warna bunga
lebih bervariasi. Bunga amarilis termasuk bunga yang tangguh, karena bisa
bertahan selama puluhan tahun dan bisa tumbuh di sepanjang tahun. Tetapi, di
negara dengan empat musim, bunga ini akan mengalami kematiaan sesaat pada
musim dingin (Widiana, 2015).
Amaryllidaceae adalah nama botani suatu keluarga tumbuhan berbunga.
Tumbuhan ini dapat hidup sepanjang tahun dan memiliki umbi atau bonggol
serta biasannya memiliki bunga berbentuk khas. Tumbuhan ini memiliki
sekitar 60 genus dan 800 spesies. Amaryllidaceae telah dikenal melalui sejak
abad ke-20. Fay dan Chase (1996) menggolongkan Agapanthus dalam
Amaryllidaceae sebagai subkeluarga Agapanthoideae.
Sekali tanaman berbunga, bisa mencapai 4 – 6 kuntum dan berbentuk
seperti terompet bunga lili dan besar bunga hampir sama. Bunga tidak berasal
dari Indonesia, tapi berasal dari daerah Amerika Selatan dan Afrika.
Bunga ini dikenal dengan nama latin Hippeastrum, dan Amaryllis merupakan
nama genusnya (Amarylliaceae). Nama Hippeastrum lebih dikenal di luar
negeri, di Indonesia biasa disebut Amarilis atau bunga bakung. Hippeastrum
memiliki cukup banyak spesies dengan warna bunga yang sangat menarik yaitu
merah, putih, merah muda, kuning, oranye, dan krem.
Tanaman Amarilis apabila dilihat secara keseluruhan seperti bawang
bombay. Bonggolnya beruas-ruas dan munculnya tunas dari ruas-ruas tersebut.
Karena kemiripanya dengan bawang bombay maka untuk memperbanyak
Hippeastrum salah satunya dengan mencacah bonggolnya seperti pada bawang
bombay. Hippeastrum ini dapat bertahan sampai 50 tahun dan berbunga dua
kali dalam setahun dan berbunga mulai bulan september hingga maret. Bunga
ini bila diletakkan di tempat yang terkena cahaya penuh dapat membantu
menyehatkannya karena bunga ini menyukai sinar matahari langsung. Sistem
klasifikasi bunga Hippeastrum adalah sebagai berikut:
35
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotiledoneae
Family : Amaryllidaceae
Ordo : Asparagales
Genus : Hippeastrum
Species : Hippeastrum puniceum Urban (Labesani, 2009).
Tanaman Amarilis akan menghasilkan bunga bagus apabila ditanam di
tempat dengan temperatur rata-rata 20° - 25° C. Umbi Amarilis memerlukan
perlakuan khusus, yaitu didinginkan selama 6 – 8 minggu di lemari es dengan
suhu sekitar 8° - 12° C. Setelah itu, umbi siap ditanam. Media tanam yang
digunakan adalah campuran tanah dan kompos atau campuran cocopeat dan
hydroton (tanah liat bakar). Setelah 4 – 6 minggu, tanaman mulai berbunga
(Cihoroku, 2016).
Amarilis juga memiliki kelebihan sebagai pengobat luka. Jika dioleskan
dengan minyak kelapa kemudian dilayukan menggunakan api mampu
mengobati luka memar dengan cara ditempel pada bagian yang luka. Dalam
kepercayaan orang China, Mesir, dan Arab, keberadaan bunga Amarilis
dipercaya mampu melindungi dari penyakit menular. Bunga Amarilis sendiri
secara medis dikenal bermanfaat sebagai analgesic (pereda demam), anti
bengkak, dan ekspetoran. Beberapa manfaat lain yang dapat diperoleh dari
Amarilis adalah:
1. Mengobati keseleo dengan cara melayukan daun Amarilis di atas api
kemudian tempelkan pada bagian yang keseleo.
2. Mengobati sakit pinggang dengan cara menghaluskan 10 gram daun
Amarilis dan 10 gram jahe merah, kemudian balurkan ke bagian pinggang
yang sakit.
3. Mengobati sakit gigi dengan cara menumbuk halus akar bunga Amarilis
yang sudah dicuci bersih secukupnya, kemudian tempelkan pada gigi yang
sakit.
36
D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Amarilis Perlakuan Pupuk Growmore 2 ml
JD TT PD LD
Sampel Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
I II III I II III I II III I II III
1. 3 4 5 32 33 33 - 32 33 - 2 3
2. 5 6 7 24 25 25 - 25 25 - 2 2
3. 3 5 5 19 22 23 - 24 24 - 2 2,5
4. 4 7 12 25 26 29 - 26 29 - 2 3
5. 3 4 5 23 26 28 - 26 27 - 2 2
Rerata 3,6 5,2 7,2 24,6 26,4 27,6 0 26,6 27,6 0 2 2,5
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura, 2017.
38
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum bunga amarilis, terdapat 2 perlakuan yang dilakukan.
Perlakuan pertama yaitu menggunakan pupuk Growmore 2 ml, sedangkan
perlakuan kedua mengunakan pupuk Growmore 8 ml. Pengamatan dilakukan
sebanyak 3 kali, dengan interval 1 minggu. Parameter yang diamati meliputi
jumlah daun, tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa rata-rata jumlah daun
dengan perlakuan Growmore 2 ml pada minggu pertama yaitu 3,6 helai, pada
minggu kedua yaitu 5,2 helai, dan pada minggu ketiga yaitu 7,2 helai.
Sedangkan jumlah daun dengan perlakuan Growmore 8 ml pada minggu
pertama yaitu 2,2 helai, pada minggu kedua yaitu 2,4 helai, dan pada minggu
ketiga yaitu 2,8 helai.
Rata-rata tinggi tanaman dengan perlakuan Growmore 2 ml pada minggu
pertama yaitu 24,6 cm, pada minggu kedua yaitu 26,4 cm, dan pada minggu
ketiga yaitu 27,6 cm. Sedangkan tinggi tanaman dengan perlakuan Growmore
8 ml pada minggu pertama yaitu 15,2 cm, pada minggu kedua yaitu 17,5 cm,
dan pada minggu ketiga yaitu 19,7 cm.
Rata-rata panjang daun dengan perlakuan Growmore 2 ml pada minggu
kedua yaitu 26,6 cm, dan pada minggu ketiga yaitu 27,6 cm. Sedangkan
panjang daun dengan perlakuan Growmore 8 ml pada minggu kedua yaitu 17,5
39
cm, dan pada minggu ketiga yaitu 19,7 cm. Pada minggu pertama, tidak
dilakukan pengamatan panjang daun.
Rata-rata lebar daun dengan perlakuan Growmore 2 ml pada minggu
kedua yaitu 2 cm, dan pada minggu ketiga yaitu 2,5 cm. Sedangkan lebar daun
dengan perlakuan Growmore 8 ml pada minggu kedua yaitu 1,7 cm, dan pada
minggu ketiga yaitu 1,8 cm. Pada minggu pertama, tidak dilakukan
pengamatan lebar daun.
Secara umum, pada parameter jumlah daun, tinggi tanaman, panjang
daun, dan lebar daun pada penggunaan Growmore 2 ml memiliki hasil yang
lebih baik daripada yang menggunakan Growmore 8 ml. Hal ini diduga karena
umur tanaman masih muda, sehingga kebutuhan nutrisinya masih cukup kecil.
Growmore merupakan pupuk majemuk yang memiliki kandungan NPK
lengkap. Growmore dengan konsentrasi 8 ml berarti kadarnya lebih banyak
daripada Growmore 2 ml. Pemberian yang paling optimal ada pada konsentrasi
2 ml, karena pemberian Growmore 8 ml terlalu banyak, sehingga pertumbuhan
tanaman terhambat.
F. KESIMPULAN
Budidaya amarilis dalam polybag meliputi kegiatan pembibitan,
pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit,
serta panen dan pasca panen. Pupuk P berpengaruh terhadap pertumbuhan
bunga amarilis, pupuk P berperan dalam fotosintesis, khususnya sebagai
penyusun energi dalam bentuk ATP.
40
DAFTAR PUSTAKA
Fay, Michael F., dan Mark W Chase. 1996. Resurrection of Themidaceae for
the Brodiaea alliance, and Recircumscription of Alliaceae, Amaryllidaceae
and Agapanthoideae. Taxon 45: 441-451.
Labesani, Cirty. 2009. Amarilis Bunga Paling Cantik Apalagi Kalau Oktober.
https://cirtyelabesani.wordpress.com/2009/01/26/amarilis-bunga-paling-
cantik-apalagi-kalau-oktober. Diakses pada tanggal 16 Maret 2017.