You are on page 1of 14

ANALISIS PENGELOLAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR UNTUK SEKOLAH

DASAR (SD) DALAM KURIKULUM 2013

DISUSUN OLEH

TAHRIM

NIP: 197003202007011010

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KABUPATEN PESISIR BARAT

2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat Rahmat serta

Hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah untuk Pelaksanaan Ujian Kenaikan

Pangkat, yang merupakan salah satu syarat yang harus disusun oleh setiap peserta, penulis ini

mengambil judul “Analisis Pengelolaan Penilaian Hasil Belajar Untuk Sekolah Dasar (Sd)

Dalam Kurikulum 2013”.

Selawat beriring salam tidak lupa juga penulis persembahkan kepangkuan junjungan alam
Nabi Besar Muhammad Saw, beserta keluarga , sahabat dan pengikut sekalian , yang telah
berjuang melawan kekafiran sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup dalam Agama
Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunannya penulisan tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik berupa
kesempatan, bimbingan moril maupun dukungan materil. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada : Keluarga tercinta yang
telah memberi cinta kasih, semangat dan dorongan moril.

Akhirnya penulis sangat menyadari bahwa penulisan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis dan waktu yang tersedia
oleh karena itu sangat penulis harapkan kepada Allah SWT dengan berserah diri sambil
memanjatkan do’a semoga Makalah ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi instansi
permanen penulis.

Krui, Agustus 2018

TAHRIM
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mulai tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum

baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Kurikulum, proses pembelajaran, dan

penilaian proses dan hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan

pembelajaran disamping komponen-komponen yang lain. Komponen tersebut saling

terkait antara satu dengan yang lain. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai

Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan

penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi

Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam

proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan,

dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum

yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian

yang baik, terencana dan berkesinambungan.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,

dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan

secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna

dalam pengambilan keputusan.

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 yang menekankan pada

pembelajaran berbasis aktivitas, maka penilainnya lebih menekankan pada penilaian

proses baik pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan demikian
diperlukan suatu pedoman penilaian yang memberikan fokus perhatian pada hal-hal

sebagai berikut: Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar

pada KI-3 dan KI-4. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa

yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan

untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk

menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan

peserta didik. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut

berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik

yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi

peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.

Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar peserta didik

yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan

baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan

observasi lapangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, penulis paparkan Rumusan

masalah nya sebagai berikut: Bagaimana Pengelolaan Laporan Hasil belajar di

Sekolah Dasar (SD) dalam kuirikulum 2013?


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Penilaian

Materi Model Penilaian dan pengelolaannya di Sekolah dasar (SD) dalam

kurikulum 2013 ini merupakan sebuah konsep dasar dalam proses pembelajaran,

sehingga untuk mengeksplorasi tema ini penulis banyak menggunakan referensi yang

berkaitan dengan tema tersebut. Referensi tersebut berupa buku, majalah, Koran dan

website, dengan kaidah metodologis berupa keterkaitan interpretasi, induksi dan

deduksi. Adapun interpretasi dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang

menyeluruh dan komprehensif atas data-data kepustakaan khususnya yang berkaitan

dengan konsep/teori strategi pemgbelajaran berdasarkan masalah secara deskriptif

memakai model deduksi dan induksi memungkinkan pemerolehan suatu generalisasi

konsep tentang pembelaran konstruktivisme.

B. Deskriptif

Melalui penulisan ini, penulis mendeskripsikan cara menerpakan model dan

pengeloaan penilaian dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) , dari yang

bersifat induktif yaitu dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh, atau

sebab yang mencerminkan suatu Konsep atau prinsip. Kemudian siswa dimbimbing

untuk berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar

dari pelajaran tersebut. hingga secara deduktif. yaitu merupakan pemberian penjelasan

tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya

atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu. Hal ini menjelaskan teoritis ke bentuk

realities atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.
C. Komparatif

Konsep dan atau teori tentang model dan pengelolaan penilaian dalam kurikulum 2014

ini telah ditemukan kemudian lalu dilakukan telaah melalui teknik pendekatan

kooperatif. Model komparasi ini sengaja dipilih untuk menjawab permasalahan yang

telah dirumuskan. Permasalahan dijawab dengan membuka wacana lintas disiplin

yang membicarakan tema penelitian ini. Komparasi ini lebih banyak bersifat simetris

artinya perbandingan dapat dibuat setelah masing-masing pandangan diuraikan secara

lengkap, lalu dibandingkan perumusan masalahnya, pendekatan, pemakaian istilah,

argumentasi dan contoh-contohnya.

D. Kritis-Reflektif

Selanjutnya untuk membuat sebuah evaluasi kritis atas semua data yang telah

disampaikan, penulis mencoba membuat sebuah dialog-analitis secara kritis. Model ini

sangat dibantu melalui interpretasi terhadap naskah ataupun buku. Menurut penulis

penelitian ini tidak cukup hanya merefleksikan data-data dan struktur faktual dalam

sebuah pengalaman, namun juga memerlukan sebuah ruang dialog secara kritis dengan

semua ilmu.
BAB III

PEMBAHASAN

Pengelolaan penilaian berbasis kelas merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi

tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga

penilaian tersebut akan “mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa (Haryati, 2006: 46).

Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas yaitu, penilaian dilakukan oleh guru dan siswa. Hal

ini perlu dilakukan bersama karena hanya guru yang bersangkutan yang paling tahu tingkat

pencapaian belajar siswa yang diajarnya. Selain itu siswa yang telah diberitahu oleh guru

tersebut bentuk/cara penilaiannya akan berusaha untuk meningkatkan prestasi belajarnya yang

sesuai dengan kompetensi/kemampuan yang dimilikinya.

Prinsip pengolaan penilaian berbasis kelas lainnya yaitu: tidak terpisahkan dari KBM,

menggunakan acuan patokan, menggunakan berbagai cara penilaian (tes dan non tes),

mencerminkan kompetensi siswa secara komprehensif, berorientasi pada kompetensi, valid,

adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna, dan mendidik. Penilaian tersebut dilakukan

antara lain meliputi: kumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (product), penugasan

(project), unjuk kerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil test). Setelah melakukan

serangkaian penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atas, maka orang tua siswa akan

menerima laporannya secara komunikatif dengan menitik beratkan pada kompetensi yang

telah dicapai oleh anaknya di sekolah.

Pengelolaan penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan

pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang

mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang

diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama

pembelajaran berlangsung dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang
sesuai dengan kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh

potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-

masing.

Pengelilaan penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-

langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah

bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan

informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai

teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis

(paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil

kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri (Suharsini, 1987, 78).

Pengelolaan penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam

suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang

dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik dalam periode waktu

tertentu dibandingkan dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya dan tidak

dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian peserta didik

tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai kompetensi atau indikator

yang diharapkan.

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, terkait aspek

sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat dilakukan melalui berbagai teknik penilaian.

Pengelolaan Hasil Belajar

a. Pengolahan Nilai Aspek Sikap

Penilaian aspek sikap diperoleh dengan menggunakan instrumen: (1) observasi; (2)

Penilaian diri sendiri; (3) Penilaian antarteman; dan (4) Jurnal catatan guru. Tetapi dalam

pengolahan nilai yang akan diisikan pada buku rapor, penilaian diri sendiri dan penilaian
antarteman hanya digunakan sebagai bahan konfirmasi. Sedangkan jurnal catatan guru

digunakan untuk mengisi saran-saran pada buku rapor.

b. Pengolahan Nilai Aspek Pengetahuan

Meskipun nilai aspek pengetahuan diolah secara kuantitatif, tetapi yang diisikan di buku

rapor adalah deskripsi kualitatif. Deskripsi tersebut berupa kalimat positif tentang apa

yang menonjol terkait kemampuan siswa dalam tiap muatan pelajaran, dan usaha-usaha

apa yang perlu untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Oleh sebab itu, sebelum

melaksan ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester

diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menyusun kisi-kisi:

Untuk ulangan harian kisi-kisi bersumber dari muatan mata pelajaran pada KD

dari aspek pengetahuan (KI-3) yang terangkum dalam satu sub tema yang sesuai.

Untuk UTS kisi-kisi bersumber dari muatan mata pelajaran pada KD dari aspek

pengetahuan (KI-3) yang terangkum dalam dua tema yang sesuai. Untuk UAS

kisi-kisi bersumber dari muatan mata pelajaran pada KD dari aspek pengetahuan

(KI-3) yang terangkum dalam seluruh tema dalam satu semester.

2. Menyusun soal sesuai kisi-kisi

3. Melaksanakan ulangan

4. Menganalisis hasil ulangan yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan tiap siswa dari muatan-muatan mata pelajaran dalam satu perangkat

soal. Hasil analisis ini digunakan untuk program remidial dan pengayaan

Demikian juga untuk UTS dan UAS, dengan menggunakan langkah yang sama

tetapi dengan cakupan KD yang lebih luas. Untuk mengisi deskripsi pada rapor

dengan mempertimbangkan kecenderungan anak (kekuatan dan kelemahan

tentang muatan mata pelajaran yang terangkum dalam ulangan haruan, UTS

dan UAS)
Penghitungan nilai capaian kompetensi siswa secara kuantitatif dilakukan untuk

mengetahui kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebagi pertimbangan untuk

melakukan program remedial. Penghitungan nilai capaian kompetensi siswa secara

kuantitatif, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung nilai harian (NH) . Nilai harian diperoleh dari hasil ulangan

harian. Nilai harian dapat diperoleh dari tes tulis, tes lisan, dan penugasan yang

dilaksanakan pada setiap akhir satu sub-tema pembelajaran sesuai dengan

kebutuhan pendidik.

2) Menghitung nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS). Nilai UTAS diperoleh

dari hasil tes tulis yang dilaksanakan pada tengah semester. Materi Ulangan

Tengah Semester mencakup seluruh kompetensi yang telah dibelajarkan

sampai dengan saat pelaksanaan UTS.

3) Menghitung nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) . Nilai UAS diperoleh dari

hasil tes tulis yang dilaksanakan di akhir semester. Materi UAS mencakup

seluruh kompetensi pada semester tersebut.

4) Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Harian (NH),

Ulangan Tengah Semester (NUTS), Ulangan Akhir Semester (NUAS).

Penilaian rapor untuk pengetahuan menggunakan penilaian kuantitatif 1 – 4.

dengan kelipatan 0,33 , dengan 2 (dua) desimal di belakang koma seperti berikut:

Penghitungan nilai pengetahuan dilakukan dengan cara :

Menggunakan skala nilai 0 sd 100, selanjutnya dikonversi pada skala 1-4.

c. Pengolahan nilai Aspek Keterampilan

Penilaian Keterampilan diperoleh melalui penilaian kinerja yang terdiri atas:

1) Nilai Kinerja atau praktik

2) Nilai Proyek dan atau produk


3) Nilai Portofolio

4) Penilaian Praktik
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilaian berbasis kelas merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi

tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan

sehingga penilaian tersebut akan “mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa.

Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas yaitu, penilaian dilakukan oleh guru dan

siswa. Untuk pengelolaan penilaian di SD dalam kurikulum 2013 pada KTI ini dapat

disimpulkan bahwa Pengelolaan Nilai Hasil Belajar bersumber dari Pengolahan Nilai

Aspek Pengetahuan, aspek ketrampilan dan Aspek Sikap yang diperoleh dengan

menggunakan instrumen: (1) observasi; (2) Penilaian diri sendiri; (3) Penilaian

antarteman; dan (4) Jurnal catatan guru. Tetapi dalam pengolahan nilai yang akan

diisikan pada buku rapor, penilaian diri sendiri dan penilaian antarteman hanya

digunakan sebagai bahan konfirmasi. Sedangkan jurnal catatan guru digunakan

untuk mengisi saran-saran pada buku rapor.

B. Rekomendasi

Mohon kiranya kepada para Bapak, Ibu Kepala Sekolah SD untuk

menganjurkan kepada para guru SD dalam memberikan penilaian hendak

mempaerhatikan bebrapa hal sebagai berikut : Dengan diberlakukannya Kurikulum

Sekolah dasar tahun 2013, maka membawa konsekuensi adanya penyempurnaan dan

penyesuaian sistem penilaian. Penyempurnaan dan penyesuaian sistem penilaian,

juga menuntut adanya penyempurnaan buku Panduan penilaian, dimana didalamnya


termasuk buku laporan hasil belajar yang dalam contoh pada petunjuk teknis ini

disebut Laporan hasil Capaian Kompetensi peserta didik di Sekolah Dasar.

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik dapat

dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil

belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara

penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja,

penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan

portofolio, dan penilaian diri.


DAFTAR PUSTAKA

Djariri, A.K. 2000. Model Pembelajaran Portofolio Terpadu dan Utuh. Bandung : PPKnH
UPI dan Ciced
Nur Fajar Arief, Dr. M.Pd, 2013 Materi TOT Kurilkulum 2013 Analisis SKL, KI KD, Kanwil
Kemenag Prov. Bali
Sarpani, Dr. Materi Model Kurikulum 2013, Materi TOT Kurilkulum 2013” Pusdiklat Teknis
Kegamaan Badan Litbang dan Agama Ciputat Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013, Panduan Teknis Kurikulum 2013 – Sekolah
Dasar (SD)
Muslich, Mansnur, 2009, KTSP, Pembelajaran berbasis Komoetensi n Konteks tual, Penerbit
Penerbit : PT Bumi Aksara Jakarta
Rina, Tri Kartika. 2006. Model Penilaian Berbasis Portofolio Sebuah Tinjauan Kritis. Tri
Kartika Rina@yahoo. com. (25 Februari 2006).
Sigalingging, H. 2003. Paparan Kuliah Evaluasi Pengajaran PKn. FIS UNNES.
Slameto. 1998. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Syafrizal, 2013, Materi TOT Kurilkulum 2013, Penilaian Autentik . Pusdiklat Teknis
Kegamaan Badan Litbang dan Agama Ciputat Jakarta.
Tim WI BDK Denpasar, 2013. Materi sosialisasi Kurikulum 2013, Kanwil Kemenag Se
wilayah Kerja

You might also like