You are on page 1of 4

Hari / tanggal :

Materi : Uji Kadar Oksigen Terlarut ( DO )

Tujuan : Untuk mengetahui kadar oksigen terlarut dalam sampel air

Sampel : Air sumur

Dasar Teori :
Oksigen merupakan gas yang sukar larut dalam air. Kelarutan oksigen dalam air tawar
antara 14,6 mg/L pada 0ºC dan 7 mg/L pada 35ºC. Pada tekanan 1 atm kelarutan sangat
dipengaruhi oleh tekanan udara pada suatu suhu. Karena proses oksidasi biologik bertambah
cepat dengan naiknya suhu, kebutuhan oksigen juga bertambah. Oksigen terlarut diperlukan
untuk pemurnian air alam dalam pengolahan air limbah, yaitu mengurangi bahan pencemaran
sebelum dimasukkan ke dalam sungai. DO sangat diperlukan pula untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan ikan dan makhluk air lainnya. Persyaratan DO untuk air golongan B
dianjurkan lebih besar dari 4 mg/L sedangkan air golongan C dianjurkan lebih besar dari 3
mg/L.

Prosedur kerja :
1. Standarisasi larutan Na2 S2 O 3dengan larutan KBrO 3
 Dipipet 5,0 mL KBrO 3 0,1 N dimasukkan ke dalam erlenmeyer
 Ditambahkan 10 mL KI 10% dan 10 mL H 2 SO4 2 N. Erlenmeyer ditutup
 Dititrasi dengan larutan Na2 S2 O 3sampai warna kuning muda
 Ditambahkan 1 mL larutan indikator Amylum 1 %
 Dititrasi dengan larutan Na2 S2 O 3sampai warna biru hilang.
2. Penetapan Oksigen Terlarut
 Diisi botol oksigen dengan sampel air sampai penuh dengan hati-hati. Jangan
sampai terbntuk gelembung
 Ditambahkan 2 mL larutan MnSO4 20% dan 2 mL larutan Alkali iodida azida
melalui permukaan dasar tabung
 Ditutup dengan hati-hati. Jangan sampai ada gelembung udara. Dikocok
bolak-balik dan diamkan selama 15 menit agar mengendap sempurna
 Sebagian cairan yang jernih dibuang. Ditambahkan 2 mL H 2 SO4 pekat,
dikocok sampai semua endapan larut
 Dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditutup dan dititrasi dengan larutan
Na2 S2 O 3 0,0125 N sampai warna kuning jerami
 Ditambahkan 1 mL larutan indikator Amylum 1%
 Dititrasi dengan larutan Na2 S2 O 3sampai warna biru hilang.

Data :
1. Baku Primer KBrO 3
 Berat : 0,1765 gr
 V larutan : 500 mL
 BM : 167,01 g/mol
 V pipet : 5,0 mL
2. Baku Sekunder
 V titrasi : 3,1 mL
3. Penetapan Oksigen Terlarut
 V botol : 117,95 mL
 V titrasi : 4,85 mL

Hasil Pengamatan
1. Standarisasi

Dititrasasi hingga Ditambahkan


warnanya menjadi dengan indikator
kuning muda Amylum

Dititrasi kembali hingga


warna Amylum hilang

2. Penetapan kadar oksigen terlarut

Ditambahkan dengan
Didiamkan hingga H 2 SO4 pekat dan
mengendap sempurna dimasukkan ke erlenmeyer

Dititrasi dengan Na2 S2 O 3


sampai warnanya menjadi
kuning muda
Ditambahkan Dititrasi kembali
dengan indikator sampai warna
Amylum Amylum hilang

Perhitungan :
1. Baku Primer

B KBrO3 0.1765 gr
N KBrO3= = =0,0127 N
V KBrO3 × BE KBrO 3 0,5 L ×27,84 gr /ek

2. Baku Sekunder

( V 1 × M 1 )= ( V 2 × M 2 )
¿
M 2=0,0203 N

3. Kadar Oksigen Terlarut

(V × N )Na × BEO2 ×1000 ( 4,85 mL ×0,0203 N ) ×8 × 1000


S2 O3
ppmO2= 2
¿ =6,91 ppm
V botol−4 117,95 mL−4

Hasil :
1. Baku primer : 0,0127 N
2. Baku sekunder : 0,0203 N
3. Kadar oksigen terlarut : 6,91 ppm

Pembahasan :
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar oksigen terlarut pada sampel
air sumur yang diperiksa dengan metode idometri winkler. Oksigen yang terdapat pada
sampel akan mengoksidasi MnS O 4 yang ditambahkan dalam suasana alkalis sehingga terjadi
endapan MnO2. Dengan penambahan Asam sulfat dan Kalium iodida maka akan molekul
iodium yang setara dengan Oksigen terlarut akan dibebaskan, iodium yang dibebaskan
tersebut dianalisa secara iodometri dengan larutan sekunder Tiosulfat dan indikator Amylum,
titik akhir titrasi tercapai ketika warna amylum hilang.
Kesimpulan
Sampel air sumur yang diperiksa memiliki kadar oksigen terlarut 6,91 ppm sehingga
masih layak digunakan menurut standar PP NO.20 tahun 1990, yaitu kandungan oksigen
terlarut di air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan yaitu ≥ 6
ppm

Daftar pustaka
Diktat Penunjuk Praktikum Amami 1 Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin 2018

You might also like