You are on page 1of 16

Soal :

1. Klasifikasi Limbah Kelas I ,II, III, Dan ,IV

2. Teknologi Bersih

Jawab :

1. KLASIFIKASI LIMBAH KELAS I , II , III , DAN , IV

A. PENGELOMPOKAN BERDASARKAN JENIS SENYAWA

 Limbah Organik

Limbah organik merupakan limbah yang memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan
karbon) yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Contoh: Jasad Makhluk hidup,
sisa makanan, kertas, kotoran hewan.Limbah organik yang mudah membusuk dapat
dimanfaatkan kembali dengan cara dijadikan kompos. Kompos dapat dimanfatkan
sebagai pupuk/penyubur tanaman. Pembuatan kompos dari limbah organik dapat
menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah organik.

 Limbah Anorganik

Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak memiliki unsur hidrokarbon


(hidrogen dan karbon) dan sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Contoh: plastik,
karet, besi, kaleng bekas, pecahan kaca. Limbah anorganik tidak dapat dibiarkan
begitu saja karena sulit diuraikan secara alami oleh mikroorganisme, untuk itu limbah
anorganik dapat didaur ulang menjadi produk-produk yang dapat digunakan kembali
oleh manusia, seperti kaleng almunium didaur ulang menjadi kaleng almunium
kembali atau kertas bekas didaur ulang menjadi kertas siap pakai lagi. Salah satu cara
agar pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan efektif dan efisien adalah dengan
memilah limbah tersebut saat dibuang

2. PENGELOMPOKAN BERDASARKAN WUJUD

 Limbah Berwujud Cair

Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta
bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.

Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu:

1) Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan
darri perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan, perkantoran, dan
sarana jenis. Contoh : Air detergen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
2) Limbah cair industri (Industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan
industri. Contoh: air sisa cucian daging, buah, atau sayur dari industri
pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil.
3) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal
dari berbagai sumber yang memasukisaluran pembuangan limbah cair melalui
rembesan kedalam tanah atau melalui luapan dari permukan. Contoh:
halaman, Air buangan dri talng atap, pendingin ruangan (AC), halaman,
bangunan perdagangan industri, serta pertanian atau perkebunan.
4) Air Hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan
diatas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati
dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat
disebut limbah cair.

 Limbah Berwujud Padat

Limbah padat merupakan salah satu limbah yang paling banyak terdapat
dilingkungan Biasanya limbah padat disebut sampah. Limbah padat di klasifikasikan
menjadi 6 kelompok :

1) Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah,
berupa bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai
mikroorganisme. Contoh : sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, kulit
buah-buahan.
2) Sampah anorganik dn organik tak membusuk (Rubbish), yaitu limbah padat
anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme,
sehingga sulit membusuk. Contoh: Selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
3) Sampah Abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah
membusuk.
4) Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa
bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
5) Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan
yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas
dan plastik.
6) Sampah Industri (Industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal
daribuangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.

 Limbah Berwujud Gas : Limbah gas biasanya dibuang keudara. Di


udar,terkandung unsur-unsur kimia seperti O2,N2,NO2,Co2,H2, dan lain-lain.
Penambahan gas keudara yang melampaui kandungan udara alami akan
menurunkan kualitas udara. Limbah gas yang dibuang keudara biasanya
mengandung partikel-partikel bahan padatan atau cairan yang berukuran
sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Bahan
padatan dan cairan tersebut disebut sebagai materi partikulat.
 Limbah Suara Yaitu, Limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat
diudara. Limbah suara dapat dihasilkan dari mesin kendaraan, mesin-mesin
pabrik, peralatan elektronikdan sumber-sumber yang lainnya.

3. Pengelompokan berdasarkan sumber

 Limbah Domestik Adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman


penduduk (rumah tangga) dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran, dan
gedung perkantoran. Contoh : sisa makanan, kertas, kaleng, plastik, air sabun,
detergen, tinja.
 Limbah Industri Adalah limbah buangan hasil industri,jenis limbah yang di
haasilkan tergantung pada jenis industri. Contoh: Limbah organik cair atau
padat akan banyak dihasilkan oleh industri pengolahan makanan, sedangkan
limbah anorganik seperti logam berat dihasilkan oleh industri tekstil, Industri
yang melakukan proses pembakaran menghasilkan limbah gas.
 Limbah Pertanian Adalah limbah yang beraasal dari limbah pertanian,
limbah ini biasanya berupa senyawa-senyawa anorganik dari bahan kimia
yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Contoh: Pupuk, pestisida, sisa-sisa
tumbuhan.
 Limbah Pertambangan Adalah limbah yang berasal dari kegi kegiatan
pertambangan. Kandungan limbah ini terutama berupa material tambang.
Contoh: Logam atau batuan.

4. Berdasarkan karakteristiknya

1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

1. Limbah cair Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak
menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku
mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut
dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk
pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu
kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan
buangan air.

Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah
cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri
pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah
memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian,
mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi
lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar
teknologi pengolahan limbah cair.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian


lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun
industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat
setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan
teknologi masyarakat yang bersangkutan. Berbagai teknik pengolahan air buangan
untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama
ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara
umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

1) pengolahan secara fisika


2) pengolahan secara kimia
3) pengolahan secara biologi

Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat
diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP
82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
a. Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah
dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru
Indofenol
d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
f. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
g. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA

2. Limbah padat

Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada
umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan,
perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah
padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik,
bakteri, kulit telur, dll. Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan,
lumpur, bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat
dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ulang,
seperti plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai
ekonomis. Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani
dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali
kemudian dibuang dan dibakar.

3. Limbah gas dan partikel

Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang
mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida,
ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah. Udara adalah media
pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar
bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2,
N2, NO2, CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui
kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.

Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan
gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang
seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas
tanya aapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat
langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.

4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Menurut PP RI No. 18/1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan


beracun adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berrbahaya dan beracun,
yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak
langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan maupun manusia. Limbah B3 dapat
diklasifikasikan sebagai zat bahan yang mengandung satu atau lebih senyawa:

 Mudah meledak (explosive)


 Pengoksidasi (oxidizing)
 Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
 Sangat mudah terbakar (highly flammable)
 Mudah terbakar (flammable)
 Amat sangat beracun (extremely toxic)
 Sangat beracun (highly toxic)
 Beracun (moderately toxic)
 Berbahaya (harmful)
 Korosif (corrosive)
 Bersifat mengiritasi (irritant)
 Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
 Karsinogenik/dapat menyebabkan kanker (carcinogenic)
 Teratogenik/dapat menyebabkan kecacatan janin (teratogenic)
 Mutagenik/dapat menyebabkan mutasi (mutagenic)

Zat atau bahan tersebut diatas diklasifikasikan sebagai limbah B3 karena memenuhi
satau atau lebih karakteristik limbah B3 berikut:

 Limbah mudah meledak, yaitu limbah yang pada suhu dan tekanan standar (250 C,
760 mmHg) dapat meledak dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu
dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
 Limbah mudah terbakar, yaitu limbah yang mempunyai salah atu sifat berikut:

1. Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol yang mengandung alkohol


kurang dari 24% volume dan atau pada titik nyala tidak lebih dari 400C
(1400F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api, atau
sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
2. Limbah bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar
(250C, 760mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan,
penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar
dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.
3. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar.
4. Merupakan limbah pengoksidasi.

 Limbah yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat
berikut:

1. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan
perubahan tanpa peledakan.
2. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
3. Limbah yang apabila bercsmpur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan
bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
4. Merupakan limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada kondisi pH antara
2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
5. Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar
(250C, 760mmHg).
6. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen
atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.

 Limbah beracun, yaitu limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun
bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang
serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
 Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu limbah kedokteran, limbah dari
laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat
menular.
 Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut:

1. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.


2. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja .
3. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama
atau lebih besar dari 12,5 untuk bersifat basa.

Berbagai produk yang dapat menjadi limbah B3, yaitu:

 Produk Automotif, contoh: bahan bakar, oli kendaraan, aki, dan pembersih
kendaraan.
 Produk untuk pemeliharaan rumah, contoh: cat, pewarna, pengencer cat.
 Pestisida, contoh: insektisida, racun tikus dan kamper.
 Pembersih rumah, contoh: pembersih lantai, pemutih, pengkilap oven
 Produk lainnya, contoh: baterai, kosmetik, dan pemoles sepatu.

2. TEKNOLOGI BERSIH

1. TEKNIK PELAKSANAAN PRODUKSI BERSIH

Ada beberapa teknik pelaksanaan produksi bersih adalah (Afmar, 1999):

1. Pengurangan pada Sumber

Pengurangan pada sumber merupakan pengurangan atau eliminasi limbah pada


sumbernya. Upaya ini meliputi

a. Perubahan produk
Perancangan ulang produk, proses dan jasa yang dihasilkan sehingga akan terjadi
perubahan produk, proses dan jasa. Perubahan ini adapat bersifat komprehensif
maupun radikal. Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

 Subsitusi produk
 Konservasi produk
 Perubahan komposisi produk

b. Perubahan Material Input

Perubahan material input dilaksanakan untuk mengurangi atau menghilangkan bahan


berbahaya dan beracun yang masuk atau digunakan dalam proses produksi sehingga
dapat menghindari terbentuknya limbah B3 dalam proses produksi.

c. Volume Buangan Diperkecil

Ada dua macam cara yang dapat dilakukan, yaitu:

 Pemisahan
Pemisahan limbah dimaksudkan untuk memisahkan limbah yang bersifat
racun dan berbahaya dengan limbah yang tidak beracun. Teknologi ini dipakai
untuk mengurangi volume limbah dan menaikan jumlah limbah yang dapat
diolah kembali.
 Mengkonsentrasikan
Mengkonsentrasikan limbah pada umumnya untuk menghilangkan sejumlah
komponen. Dilakukan dengan pengolahan fisik, misalnya pengendapan atau
penyaringan. Komponen yang terpisah dapat digunakan kembali.

d. Perubahan Teknologi
Perubahan teknologi mencakup modifikasi proses dan peralatan. Tujuannya untuk
mengurangi limbah dan emisi. Perubahan teknologi dapat dilaksanakan mulai dari
yang sederhana dalam waktu singkat dan biaya yang murah sampai perubahan yang
memerlukan investasi tinggi. Pengeluaran biaya yang tinggi untuk memodifikasi
peralatan akan diimbangi dengan adanya penghematan bahan, kecepatan produksi
dan menurunnya biaya pengolahan limbah (Susanti, 1997).

e. Penerapan Operasi yang Baik (good housekeeping)

Praktek operasi yang baik (good housekeeping) adalah salah satu pilihan
pengurangan pada sumber, mencakup tindakan prosedural, administratif atau
institusional yang dapat digunakan di perusahaan untuk mengurangi terbentuknya
limbah. Penerapan operasi ini melibatkan unsur-unsur:

1. Pengawasan terhadap prosedur-prosedur operasi


2. Loss prevention
3. Praktek manajemen
4. Segregasi limbah
5. Perbaikan penanganan material
6. Penjadwalan produk
7. Peningkatan good housekeeping umumnya dapat menurunkan jumlah limbah
antara 20 sampai 30% dengan biaya yang rendah.

2. Daur Ulang

Daur ulang merupakan penggunaan kembali limbah dalam berbagai bentuk, di


antaranya:

 Dikembalikan lagi ke proses semula


 Bahan baku pengganti untuk proses produksi lain
 Dipisahkan untuk diambil kembali bagian yang bermanfaat
 Diolah kembali sebagai produk samping

Walaupun daur ulang limbah cenderung efektif dari segi biaya dibanding pengolahan
limbah, ada hal yang harus diperhatikan yaitu bahwa proses daur ulang limbah harus
mempertimbangkan semua upaya pengurangan limbah pada sumber telah dilakukan.

2. PERUBAHAN BAHAN BAKU INDUSTRI

Pada industri pulp dan kertas, bahan baku utama yang digunakan adalah serat yang
berasal dari tanaman (dengan kandungan utama berupa selulosa). Dalam proses
produksinya, ditemukan adanya serat yang hilang dan terbawa bersama air limbah.
Adanya serat dalam air limbah ini tentu akan menambah beban pada instalasi
pengolahan air limbah yang pada akhirnya akan menambah beban pencemaran pada
lingkungan (sungai). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya menangkap kembali serat
ini agar tidak terbuang dan dapat digunakan kembali sebagai bahan baku. Alat yang
dapat digunakan untuk menangkap serat adalah disc filter. Disc filter mempunyai
efisiensi penangkapan serat yang bervariasi tergantung pada kecepatan putaran dan
jumlah serat yang digunakan sebagai pemancing yang disebut sweetener. Kadar serat
dalam air sebelum dan setelah melewati disc filter, meliputi :

 white water: air yang mengandung serat yang berasal dari proses produksi
 sweetener: serat pancingan yang berfungsi sebagai prefilter
 cloudy filtrate: filtrat yang akan dibuang sebagai air limbah
 clear filtrate: filtrate dengan kadar serat yang lebih rendah daripada cloudy
 filtrate: airnya dapat dimanfaatkan kembali sebagai air proses
 filtered stock: serat yang berhasil disaring oleh disc filter dan dapat
dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku.
3. PERUBAHAN PROSES PRODUKSI DENGAN PENGENDALIAN DI
DALAM PABRIK

Karena banyak bahan perusak lingkungan dihasilkan oleh pabrik konvensional


penghasil pulp yang dikelantang dengan proses kraft atau sulfit, maka banyaak
industri baru dirancang untuk pembuatan pulp secara termo-mekanik atau kimia-
mekanik. Proses sulfit dan kraft tanpa pengambilan kembali bahan kima khususnya
yang menimbulkan pencemaran, sebaiknya dipertimbangkan untuk tidak digunakan
dalam pabrik baru. Langkah-langkah lain yang harus dimasukkan ke dalam pabrik
baru termasuk

 Sistem pengambilan kembali bahan kimia secara efisien


 Pelepasan kulit kayu secara kering
 Pembakaran limbah dan pengambilan panas kembali
 Pendaur-ulangan buangan kilang pengelantangan ke ketel pengambilan
kembali bahan kimia
 Sistem pencucian brownstock bertahap banyak dengan aliran berlawanan
yang efisien
 Penggunaan klor dioksida untuk menggantikan klorin dalam proses
pngelantangan konvensional
 Pemasakan berlanjut dalam proses pembuatan pulp secara kimia
 Pengurangan lignin oksigen setelah pemasakan secara kimia
 Pengendalian penggunaan klor yang ketat dalam pengelantangan dengan cara
pemantauan: apabila klor sisa dikurangi maka zat organic klor juga berkurang
 Konservasi dan daur ulang air dalam pabrik kertas dapat mengurangi volume
air limbahsebesar 77 %
 Sistem deteksi dan pengambilan kembali tumpahan
4. DAUR ULANG LIMBAH DENGAN PRODUKSI BERSIH

Konsep Cleaner Production dicetuskan oleh United Nation Environmental Program


(UNEP) pada bulan Mei 1989. UNEP menyatakan bahwa Cleaner Production
merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan
diterapkan secara kontinu pada proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan
eko-efisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Di tengah-tengah produksi kertas yang semakin melonjak, bahan baku
kertas dunia menjadi suatu hal yang harus diperhatikan. Selain itu, peningkatan
produksi kertas dapat pula meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan. Sehingga
pemecahan masalah-masalah tersebut harus segera dilakukan, yaitu dengan
menerapkan produksi bersih misalnya melalui tindakan recovery white water, reuse,
recycle atau house keeping. Pada Recovery white water, kegiatan yang dilakukan
adalah mengolah air sisa produksi atau back water dengan menambahkan zat kimia
untuk memisahkan serat dengan air.
DAFTAR PUSTAKA

 Afmar, Mulyadi. 1999. Faktor Kunci dan Efektif Penerapan Cleaner


Production di Industri. Prosiding Seminar teknik Kimia Soehadi
Reksowardojo 1999. Bandung : Jurusan Teknik Kimia dan Himpunan
Mahasiswa Teknik Kimia ITB, 1999, hlm. II.15-II.22.
 Hendradjaja. 2003. Strategi Perencanaan dan Penerapan Good Housekeeping
(GHK) dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Seminar Nasional
Cleaner Production 17 Desember 2003. Semarang.
 Susanti, Margaretha Tuti. 1997. Studi Minimasi Limbah. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM 1997. Yogyakarta : Jurusan
Kimia FT-UGM dan PAU Ilmu Teknik UGM, 1997, hlm.263-268.

You might also like