You are on page 1of 22

221 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No.

2, hal 221 - 242

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


Volume 13 Nomor 2, Desember 2016

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS LABA, ASIMETRI INFORMASI, DAN BIAYA


MODAL EKUITAS: PENGUJIAN MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR
(The Relationship between Earnings Quality, Information Asymmetry, and Cost of Equity
Capital: A Test Using Path Analysis)

Moh. Nasih
Universitas Airlangga
mhnasih@yahoo.com

Puput Tri Komalasari*1


Universitas Airlangga
puput_tk@yahoo.com

Moh. Madyan
Universitas Airlangga
muhammad_madyan@yahoo.com

Abstract

This study examines the direct and indirect impacts of earnings quality on cost of equity capital by
using path analysis. The quality of earnings is measured by two proxies, namely discretionary
accrual and income smoothing. Information asymmetry is used as mediating variable. This study
uses 3 years sample period, ie 2008–2010. This study finds that information asymmetry has two
important roles in determining the cost of equity capital. Firstly, information asymmetry affects
positively to cost of equity capital, and secondly, information asymmetries serve as mediator between
earnings quality measured by discretionary accrual and the cost of equity capital. Nevertheless, there
is no significant direct and indirect relationship between earnings quality and the cost of capital
when earnings quality was measured by income smoothing.

Keywords: information asymmetry, cost of equity capital, discretionary accrual, income


smoothing, earnings quality

Abstrak

Penelitian ini menguji dampak langsung dan tidak langsung dari kualitas laba terhadap biaya modal
ekuitas dengan menggunakan analisis jalur. Kualitas laba diukur dengan dua proksi, yaitu
discretionary accrual dan perataan laba. Penelitian ini menggunakan asimetri informasi sebagai
variabel pemediasi. Perioda penelitian yang digunakan adalah 3 tahun yaitu tahun 2008‒2010.
Penelitian ini menemukan asimetri informasi memiliki dua peran penting dalam penentuan biaya
modal ekuitas. Pertama, asimetri informasi berpengaruh positif terhadap biaya modal ekuitas, dan
kedua asimetri informasi merupakan mediator antara kualitas laba yang diukur dengan discretionary
accrual dan biaya modal ekuitas. Namun demikian, penelitian ini tidak berhasil menemukan
pengaruh langsung dan tidak langsung dari kualitas laba yang diukur dengan perataan laba terhadap
biaya modal ekuitas.

1
Penulis adalah mahasiswa program doktor (S3) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 222

Kata kunci: asimetri informasi, cost of equity capital, discretionary accrual, kualitas laba,
perataan laba

PENDAHULUAN liquidity traders sehingga mereka melebarkan


bid-ask spread di pasar modal. Lebarnya bid-
Modigliani dan Miller (1958) ask spread menyebabkan turunnya likuiditas
menyatakan bahwa struktur finansial tidak saham tersebut. Amihud dan Mendelson
relevan bagi pengambilan keputusan investasi. (1986) mendokumentasikan peningkatan biaya
Argumentasi ini didasarkan pada asumsi pasar modal yang disebabkan oleh turunnya
modal yang sempurna, sehingga sumber likuiditas.
pendanaan eksternal merupakan substitusi Diamond dan Verrecchia (1991)
yang sempurna bagi sumber pendanaan menunjukkan adanya hubungan antara
internal. Namun, struktur finansial ini menjadi asimetri informasi dan biaya modal ekuitas
relevan dalam pengambilan keputusan (cost of equity capital). Secara analitis,
investasi bagi perusahaan yang menghadapi Diamond dan Verrecchia (1991) menunjukkan
ketidakpastian (uncertainty), atau beroperasi bahwa dengan mengungkapkan informasi
di pasar modal yang tidak sempurna yang privat, return yang diminta (required rate of
menyebabkan biaya modal eksternal (external return) oleh investor akan menurun karena
cost of capital) melebihi biaya dana internal turunnya biaya transaksi sebagai hasil dari
(internal cost of fund). Myers dan Majluf penurunan adverse selection problem dan pada
(1984) dan Fazzari et al. (1988) menemukan akhirnya biaya modal ekuitasnya juga
bahwa ketidaksempurnaan pasar menciptakan mengalami penurunan. Semakin besar asimetri
masalah asimetri informasi di pasar modal. informasi di antara partisipan pasar akan
Masalah asimetri informasi di pasar menghasilkan peningkatan biaya transaksi dan
modal yang tidak sempurna seringkali menurunkan likuiditas sehingga return yang
menyulitkan bagi penyedia dana eksternal diminta oleh investor juga meningkat. Jadi,
untuk mengevaluasi kualitas peluang investasi berdasarkan hasil riset analitis Kyle (1985),
perusahaan. Akibatnya, biaya untuk penerbitan Glosten dan Milgrom (1985), Amihud dan
utang atau ekuitas baru jauh melampaui biaya Mendelson (1986), dan Diamond dan
peluang (opportunity cost) dari sumber Verrecchia (1991) dapat disimpulkan bahwa
pendanaan internal yang dihasilkan melalui asimetri informasi berasosiasi negatif dengan
arus kas dan laba ditahan. Dengan kata lain, biaya modal.
sumber dana internal bukan merupakan Salah satu cara untuk mengurangi
substitusi yang sempurna bagi sumber asimetri informasi di pasar modal adalah
pendanaan eksternal (Fazzari et al. 1988). melalui pengungkapan (disclosure) laporan
Dalam mekanisme pasar modal, keuangan oleh emiten. Laporan keuangan
partisipan pasar juga menghadapi masalah diduga mampu memberikan sinyal mengenai
asimetri informasi. Partisipan pasar prospek perusahaan di masa mendatang.
berinteraksi satu dengan lainnya dalam rangka Namun, laporan keuangan yang menyesatkan
merealisasikan tujuan mereka, yaitu membeli sangat mungkin akan meningkatkan risiko
dan menjual sekuritas. Aktivitas mereka bagi investor.
utamanya dipengaruhi oleh informasi yang Lambert et al. (2011) menemukan bahwa
diterima secara langsung (yaitu informasi risiko informasi (yaitu risiko atas kualitas
publik) atau tidak langsung (misalnya informasi dan akurasi informasi yang diterima
informasi yang diperoleh melalui insider oleh investor berhubungan dengan biaya
trading). modal ekuitas. Hasil riset analitis mereka
Model analitis yang dikembangkan oleh menyatakan bahwa dalam setting kompetisi
Kyle (1985) dan Glosten dan Milgrom (1985) sempurna, tingkat presisi penilaian arus kas
menunjukkan bahwa asimetri informasi dapat perusahaan di masa mendatang secara
meningkatkan adverse selection risk bagi langsung memengaruhi biaya modal ekuitas.
223 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242

Risiko informasi sebagaimana disampaikan antara kualitas laba, asimetri informasi dan
oleh Lambert et al. (2011) seringkali biaya modal ekuitas serta mengujinya secara
diproksikan dengan kualitas laba. Laba empiris dalam konteks perusahaan yang
dikatakan berkualitas tinggi apabila mampu terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jadi, tujuan
menyediakan informasi yang reliabel dari studi ini adalah menguji asosiasi antara
mengenai kondisi kinerja keuangan kualitas informasi, asimetri informasi dan
perusahaan yang relevan untuk pengambilan biaya ekuitas dalam satu rerangka empiris
keputusan (Dechow et al. 2010). yang komprehensif. Dengan kata lain, studi ini
Dari dua aliran riset analitis yang berupaya untuk mengkombinasikan dua ide
dikemukakan oleh Diamond dan Verrecchia fundamental yang dikemukakan oleh Diamond
(1991) dan Lambert et al. (2011) terdapat pola dan Verrecchia (1991) dan Lambert et al.
hubungan yang berbeda. Aliran riset yang (2011).
pertama menunjukkan hubungan antara Bhattacharya et al. (2012) merupakan
asimetri informasi dan biaya modal ekuitas, peneliti yang memelopori untuk
sedangkan aliran riset yang kedua mengintegrasikan hubungan antara kualitas
menggambarkan hubungan antara kualitas laba laba, asimetri informasi dan biaya modal
dan biaya modal ekuitas. Pengintegrasian ekuitas. Mereka meneliti hubungan ketiga
kedua aliran riset tersebut diharapkan dapat konstruk tersebut dengan menggunakan
memberikan rerangka teori yang lebih analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian
komprehensif. Namun demikian, upaya untuk mereka menemukan adanya hubungan
mengintegrasikan kedua bentuk hubungan langsung dan tidak langsung antara kualitas
tersebut dalam riset empiris masih sangat laba dan biaya modal ekuitas.
minim. Mayoritas penelitian sebelumnya Berbeda dengan Bhattacharya et al.
menguji hubungan antara kualitas laba, (2012), penelitian ini menggunakan rerangka
asimetri informasi dan biaya modal ekuitas teori mikrostruktur pasar untuk mengukur
secara parsial (misalnya, Handa dan Linn asimetri informasi. Berdasarkan literatur
1993; Komalasari dan Baridwan 2001; mikrostruktur pasar (misalnya Easley dan
Bhattacharya et al. 2013; Eliwa et al. 2016). O’Hara 1987), asimetri informasi antara
Kualitas laba tidak hanya memengaruhi partisipan pasar dicerminkan dari komponen
investor melainkan juga perusahaan. Bagi adverse selection dari bid ask spread.
perusahaan, menerbitkan informasi yang Penggunaan komponen adverse selection ini
berkualitas rendah dapat menyebabkan dinilai lebih mampu merepresentasikan situasi
tingginya biaya modal, dan hal ini dapat asimetri informasi antara partisipan yang
mengganggu kinerja perusahaan karena memiliki informasi lebih lengkap (disebut
semakin sedikit peluang investasi yang dapat informed trader) dan partisipan yang memiliki
diambil. Bagi partisipan pasar, buruknya informasi yang sedikit (disebut uninformed
kualitas informasi dapat meningkatkan trader).
keraguan mengenai kinerja perusahaan Bhattacharya et al. (2013) telah menguji
sedemikian rupa sehingga asimetri informasi hubungan antara kualitas laba dan asimetri
di antara partisipan pasar meningkat. informasi. Proksi asimetri informasi yang
Tingginya tingkat asimetri informasi digunakan oleh Bhattacharya et al. (2013)
mendorong turunnya likuiditas saham dan mirip dengan Bhattacharya et al. (2012) yaitu
akibatnya return yang diminta oleh investor menggunakan effective spread dan price
meningkat yang pada gilirannya meningkatkan impact yang mencerminkan kecepatan
biaya modal perusahaan. Rerangka teoretis ini penyesuaian perubahan harga. Kelemahan dari
tampak kuat di literatur keuangan, namun penggunaan effective spread untuk mengukur
belum banyak didukung oleh bukti empiris asimetri informasi adalah effective spread
yang kuat terutama di Indonesia. merupakan ukuran yang kasar (noisy measure)
Berdasarkan latar belakang tersebut, isu karena mengandung tiga jenis biaya yang
utama yang diangkat dalam penelitian ini dihadapi oleh dealer, yaitu biaya pemrosesan
adalah bagaimana mengintegrasikan hubungan pesanan (order processing cost), biaya
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 224

penyimpanan (inventory holding cost), dan


biaya adverse selection (lihat misalnya,
Amihud dan Mendelson 1986; Copeland dan TELAAH LITERATUR DAN
Galai 1983; Stoll 1978). PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Perbedaan kedua adalah penelitian ini
tidak hanya menggunakan dasar akrual untuk Kualitas Laba
mengukur kualitas laba, melainkan juga Konsep kualitas laba telah berkembang
menggunakan income smoothing sebagai salah sejak tahun 1930an ketika analisis fundamental
satu pengukuran kualitas laba dengan alasan mulai digunakan oleh investor untuk
bahwa seringkali investor lebih mudah melihat mengidentifikasi sekuritas yang under atau
fenomena income smoothing dibandingkan overvaluation sebagaimana digambarkan oleh
dengan menghitung komponen akrual dari laba Graham dan Dodd (2009) dalam bukunya yang
perusahaan. berjudul Security Analysis. Suatu sekuritas
Terakhir, penelitian ini tidak dihargai under atau overvaluation jika terdapat
memasukkan risiko sistematis (beta) sebagai perbedaan antara harga sekuritas dan nilai
pemediasi hubungan antara kualitas laba dan intrinsik atau true value. Nilai intrinsik atau
biaya modal ekuitas sebagaimana true value diestimasi berdasarkan analisis
Bhattacharya et al. (2012) karena penelitian ini laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
menggunakan capital asset pricing model perusahaan.
(CAPM) yang telah mengandung beta sebagai Kualitas laba merupakan konsep yang
proksi dari biaya modal ekuitas. Jadi, multidimensional. Paling tidak terdapat tiga
penelitian ini hanya menggunakan satu faktor yang memengaruhi kualitas laba, yaitu
mediator, yaitu asimetri informasi. keputusan yang diambil oleh badan penetap
Studi ini memberikan dua kontribusi, standar (dalam hal ini adalah Ikatan Akuntan
pertama adalah memberikan bukti tambahan Indonesia), pilihan yang dibuat oleh
mengenai hubungan antara kualitas laba, managemen mengenai metoda akuntansi yang
asimetri informasi dan biaya ekuitas yang seharusnya dipilih dari berbagai alternatif, dan
sangat jarang diteliti khususnya di Indonesia. pertimbangan serta estimasi yang disusun oleh
Kedua, penelitian ini menerapkan suatu managemen dalam menerapkan metoda
rerangka konseptual baru berdasarkan dua akuntansi yang dipilih (Dechow et al. 2010).
aliran penelitian yaitu hubungan antara Analis sekuritas memiliki kepentingan
asimetri informasi dan biaya modal ekuitas terhadap informasi keuangan perusahaan guna
(Diamond dan Verrecchia 1991) dan hubungan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.
antara kualitas informasi dan biaya modal Salah satu indikator kinerja keuangan yang
ekuitas (Lambert et al. 2011). paling sering dianalisis adalah tingkat earnings
Hasil studi ini menemukan bahwa power yang dihasilkan oleh perusahaan.
asimetri informasi memiliki dua peran penting, Kendala yang dihadapi oleh analis sekuritas
yaitu bahwa asimetri informasi memiliki adalah sulitnya menandingkan angka laba dari
dampak positif terhadap biaya modal ekuitas, tahun ke tahun atau antar perusahaan karena
dan kedua bahwa asimetri informasi laba (earnings) mereprentasikan interaksi
merupakan mediator antara kualitas laba dan antara metoda akuntansi dan kebijakan
biaya modal ekuitas. Hasil riset ini managemen tentang pelaporan keuangan. Hal
mengimplikasikan bahwa biaya dana yang ini mendorong munculnya variasi antar
semakin murah dapat diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan. Jadi, kualitas
penurunan asimetri informasi dan laba yang dilaporkan oleh perusahaan
memperbaiki kualitas informasi akuntansi. merupakan objek yang dibutuhkan oleh analis
Regulator perlu mendorong perusahaan publik sekuritas untuk menilai kinerja perusahaan.
untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas Bagi analis sekuritas, kualitas laba memiliki
informasi yang relevan bagi investor melalui asosiasi dengan true earnings power
pengungkapan wajib (mandatory) dan suka perusahaan (Dechow et al. 2010).
rela (voluntary).
225 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242

Riahi-Belkoui (2005) Teori Bid-Ask Spread


mengoperasionalisasi kualitas informasi Model asimetri informasi (misalnya,
akuntansi sebagai keburaman laba (earnings Copeland dan Galai 1983) mengasumsikan
opacity). Istilah keburaman laba ini bahwa terdapat 3 jenis pelaku pasar modal,
diperkenalkan oleh Bhattacharya et al. (2003). yaitu partisipan (trader) dengan informasi
Keburaman laba mengukur seberapa besar berlebih (disebut informed traders), partisipan
reported income gagal memberikan informasi dengan informasi yang sedikit (disebut
mengenai laba ekonomik (economic earnings) uninformed trader) dan risk neutral specialist.
yang sesungguhnya—yang sebenarnya tidak Informed traders melakukan transaksi
dapat diobservasi—dari perusahaan tersebut. berdasarkan informasi privat yang mereka
Secara singkat, keburaman laba adalah miliki yang belum tercermin dalam harga
hilangnya tingkat keinformativan dari reported saham, dan mereka bertransaksi secara
earnings sebuah perusahaan. spekulatif. Informed traders masuk ke pasar
Reported earnings sebuah perusahaan karena mereka memiliki informasi privat
bisa menjadi bias karena adanya interaksi yang mengenai nilai aset di masa mendatang yang
kompleks antara motivasi managerial, standar belum pernah dipublikasikan, sedangkan
akuntansi dan kualitas audit (Bhattacharya et uninformed trader (atau seringkali disebut
al. 2003). Bisa jadi bahwa reported earnings liquidity trader) bertransaksi untuk
mengalami penurunan kualitas karena adanya menyesuaikan portofolio dalam rangka
motivasi managemen untuk memanipulasi mengoptimalkan arus kas mereka. Spesialis
angka laba, dan hal ini dimungkinkan oleh merupakan partisipan pasar yang dapat
standar akuntansi yang memberikan bertindak sebagai broker atau dealer.
fleksibilitas dalam pemilihan praktik-praktik Brokerage transaction ditujukan untuk
akuntansi. Alternatifnya, lemahnya kualitas memenuhi pesanan investor yang menjadi
reported earnings bisa jadi tidak disebabkan kliennya, sedangkan sebagai dealer, spesialis
oleh motivasi untuk memanipulasi laba memiliki kewenangan untuk bertransaksi atas
melainkan karena standar akuntansi yang namanya sendiri. Spesialis diasumsikan
belum mampu memberikan metoda yang memiliki informasi yang identik dengan
terbaik untuk menyajikan sebuah informasi liquidity traders. Dalam kondisi ini, dealer
ekonomik dari sebuah aktivitas bisnis menghadapi masalah adverse selection dan
perusahaan, dan managemen tidak berminat menghadapi potensi kerugian ketika
untuk mengatasi kelemahan ini. bertransaksi dengan informed traders. Untuk
Berdasarkan argumentasi dari menutupi kerugian dari informed trader maka
Bhattacharya et al. (2003) dan Dechow et al. dealer akan melebarkan spread dari liquidity
(2010) maka kualitas laba seringkali traders.
diasosiasikan dengan managemen laba. Secara ringkas, literatur mikrostruktur
Semakin tinggi laba yang dimanipulasi mengenai bid ask spread menyatakan bahwa
(managed earnings) mengindikasikan kualitas terdapat suatu komponen spread yang turut
yang rendah (Lo 2008). Secara eksplisit, Lo memberikan kontribusi terhadap kerugian
(2008) menyatakan bahwa “Earnings yang dialami dealer ketika bertransaksi dengan
management occurs when managers use informed trader. Komponen tersebut adalah:
judgment in financial reporting and in 1) Biaya pemrosesan pesanan (order
structuring transactions to alter financial processing cost), terdiri dari biaya yang
reports to either mislead some stakeholders dibebankan oleh dealer atas kesiapannya
about the underlying economic performance of mempertemukan pesanan pembelian dan
the company or to influence contractual penjualan, serta kompensasi atas waktu
outcomes that depend on reported accounting yang diluangkan oleh dealer untuk
numbers.’’ menyelesaikan transaksi.
2) Biaya penyimpanan persediaan (inventory
holding cost), yaitu biaya yang ditanggung
oleh dealer untuk menyimpan sejumlah
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 226

saham agar dapat diperdagangkan sesuai Verrecchia (2004) menyatakan bahwa laporan
dengan permintaan. kinerja (misalnya laporan laba) berperan dalam
3) Adverse selection component, menyelaraskan kepentingan perusahaan dan
mencerminkan sebuah harga (reward) yang investor terkait dengan investasi modal. Dalam
diberikan kepada pedagang sekuritas untuk konteks perencanan investasi, pelaporan
mengambil suatu risiko ketika berhadapan keuangan yang berkualitas buruk dapat
dengan investor yang memiliki informasi merusak koordinasi antara perusahaan dan
superior (informed trader), komponen ini investornya karena ketidakpastian tentang
terkait erat dengan arus informasi di pasar presisi dan akurasi dari informasi keuangan
modal. sehingga menciptakan risiko informasi bagi
investor. Investor mengantisipasi risiko
Berkaitan dengan kualitas informasi, informasi ini dengan cara menuntut premi
fokus perhatian penelitian ini adalah pada risiko yang lebih tinggi atas modal yang akan
komponen adverse selection. Penelitian yang ditanamkan dalam perusahaan. Tingginya
dilakukan oleh Bagehot (1971) dan Easley dan premi risiko ini secara langsung menyebabkan
O’Hara (1987) telah mengembangkan model tingginya biaya modal yang ditanggung oleh
teoretis yang menghubungkan arus informasi perusahaan. Leuz dan Verrecchia (2004) juga
terhadap bid ask spread. Premis yang mereka menegaskan bahwa sebagian dari risiko
ajukan adalah bahwa sebagian investor informasi ini termasuk dalam kategori risiko
memiliki lebih banyak informasi mengenai yang tidak dapat didiversifikasikan.
nilai saham dibandingkan dealer. Dealer Easley dan O’Hara (2004) juga
mengetahui bahwa informed trader ini hanya menyatakan bahwa risiko informasi yang
akan berdagang jika dipandang dihadapi oleh uninformed traders tidak dapat
menguntungkan bagi mereka. Disisi lain, didiversifikasi. Dalam modelnya, semakin
dealer juga mengetahui bahwa mereka akan banyak informasi privat yang dimiliki oleh
memperoleh keuntungan bila berdagang informed investor maka risiko bagi uninformed
dengan uninformed trader. investor yang memegang saham meningkat,
Model ini menyatakan bahwa dealer karena investor yang memiliki informasi privat
menetapkan bid-ask spread sedemikian rupa akan mampu memperbaiki komposisi
sehingga keuntungan yang diharapkan dari portofolionya dengan lebih baik dibandingkan
uninformed trader dapat menutup kerugian uninformed investor. Jadi, uninformed investor
dari informed trader. Oleh karena itu, menghadapi risiko informasi sistematik (yaitu
komponen adverse selection dari spread ini risiko yang tidak dapat didiversifikasi),
akan lebih besar ketika dealer memprediksi sehingga mereka menuntut return yang lebih
bahwa potensi untuk bertransaksi dengan tinggi (yaitu membebankan biaya modal
informed trader lebih besar, atau ketika dealer ekuitas yang lebih tinggi) sebagai kompensasi.
meyakini bahwa informed trader memiliki Easley dan O’Hara (2004) menegaskan bahwa
informasi yang lebih akurat. Dalam kondisi ini besarnya informasi privat dan rendahnya
maka komponen adverse selection dari bid-ask presisi informasi menunjukkan besarnya risiko
spread merefleksikan tingkat risiko asimetri informasi dan menyebabkan tingginya
informasi yang dipersepsikan oleh dealer. Jadi, required return.
ketika dealer bertransaksi dengan informed Franchis et al. (2004) menguji pengaruh
trader maka biaya transaksi akan meningkat, kualitas informasi akuntansi yang diukur
dan adanya asimetri informasi akan membawa dengan 7 atribut kualitas laba terhadap biaya
pada bid-ask spread yang lebih besar. modal. Atribut kualitas laba diukur dengan
menggunakan basis akuntansi dan basis pasar.
Kualitas Laba dan Biaya Modal Ekuitas Penelitian tersebut menemukan bahwa secara
Hubungan antara kualitas laba dan biaya umum perusahaan dengan kualitas laba yang
modal ekuitas dijelaskan melalui teori rendah menanggung biaya modal yang lebih
penetapan harga risiko informasi (theory of the besar. Secara lebih spesifik, Franchis et al.
pricing of information risk). Leuz dan (2005) menguji keterkaitan antara kualitas
227 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242

akrual perusahaan dengan biaya modal. akan lebih besar untuk sekuritas dengan bid-
Franchis et al. (2005) menyatakan bahwa ask spread yang lebih lebar karena investor
kualitas akrual yang digunakan dalam menuntut return yang lebih tinggi guna
penelitiannya mampu merefleksikan tingkat menutupi tambahan biaya transaksi yang
risiko informasi yang ditanggung oleh investor ditanggungnya. Publikasi informasi yang
dan menemukan bahwa rendahnya kualitas dilakukan perusahaan dapat mengurangi biaya
akrual perusahaan diasosiasikan dengan adverse selection dari bid-ask spread sehingga
tingginya biaya modal perusahaan baik biaya biaya modal ekuitas juga turun.
modal utang ataupun biaya modal ekuitas. Diamond dan Verrecchia (1991)
Seirama dengan Franchis et al. (2004, 2005), mengembangkan suatu model analitis yang
Bhattacharya et al. (2013) menemukan bahwa menguji sebab dan akibat dari likuiditas saham
perusahaan dengan kualitas laba yang rendah serta dampaknya terhadap harga saham dan
menanggung asimetri informasi yang lebih biaya modal. Keduanya mengidentifikasi
besar dibandingkan dengan perusahaan dengan bahwa penurunan asimetri informasi
kualitas laba yang bagus di sekitar tanggal menurunkan biaya modal. Riset analitis
pengumuman laba. lainnya dilakukan oleh Handa dan Linn (1993),
Dutta dan Nezlobin (2016) meneliti Coles et al. (1995) dan Clarkson et al. (1996).
dampak pengungkapan informasi pada biaya Mereka menyimpulkan bahwa makin banyak
modal ekuitas dan kesejahteraan investor. pengungkapan yang dilakukan oleh
Hasil riset mereka menemukan bahwa perusahaan maka biaya modal ekuitas akan
peningkatan presisi pengungkapan informasi turun akibat turunnya estimasi risiko
publik mendorong turunnya biaya modal. sistematis.
Hasil ini bukan tidak konsisten dengan Francis Komalasari dan Baridwan (2001)
et al. (2004) karena kualitas pengungkapan mencoba untuk menguji riset analitis Diamond
informasi dapat menjadi substitusi bagi dan Verrecchia (1991) secara empiris.
kualitas laba (Mouselli et al. 2012). Oleh Keduanya menemukan hubungan positif
karena itu, hipotesis alternatif yang diajukan antara asimetri informasi dan biaya modal
adalah: ekuitas di Bursa Efek Jakarta. Artinya bahwa
H1: Kualitas laba berpengaruh negatif semakin kecil asimetri informasi yang terjadi
terhadap biaya modal ekuitas. diantara partisipan pasar modal maka semakin
kecil biaya modal ekuitas yang ditanggung
Asimetri Informasi Dan Biaya Modal oleh perusahaan. Hasil empiris ini mendukung
Ekuitas rerangka teoretis yang dikembangkan oleh
Hubungan antara asimetri informasi dan Diamond dan Verrecchia (1991). Lebih lanjut,
biaya modal ekuitas bisa dijelaskan dari Komalasari dan Baridwan (2001) menemukan
literatur tentang mikrostruktur pasar finansial. bahwa ukuran perusahaan memengaruhi biaya
Model asimetri informasi mengimplikasikan modal ekuitas perusahaan. Semakin besar
bahwa informasi publik yang mampu ukuran perusahaan maka penurunan biaya
menurunkan asimetri informasi diantara modal ekuitas sebagai akibat dari penurunan
pelaku pasar seharusnya diikuti dengan asimetri informasi lebih besar dibandingkan
penurunan spread yang ditetapkan oleh dealer. dengan perusahaan kecil.
Model analitis yang dikemukakan oleh Kyle Pada awal analisisnya, Easley dan
(1985) dan Glosten dan Milgrom (1985) O’Hara (2004) membedakan dampak
menunjukkan bahwa asimetri informasi akan perbedaan komposisi informasi antara
meningkatkan adverse selection risk bagi informasi publik dan informasi privat terhadap
liquidity traders sehingga mereka melebarkan harga aset. Keduanya berpendapat bahwa
bid-ask spread. Lebarnya bid-ask spread uninformed investor mengakui bahwa mereka
menyebabkan turunnya likuiditas saham memiliki information disadvantage
tersebut. dibandingkan informed investor sehingga
Secara teoretis, Amihud dan Mendelson mereka cenderung memegang sekuritas dalam
(1986) menyatakan bahwa biaya modal ekuitas jumlah yang lebih sedikit. Pada gilirannya,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 228

kondisi tersebut mendorong harga sekuritas Dengan menggunakan proksi kualitas


mengalami penurunan seiring dengan informasi yang berbeda dengan Botosan
tingginya kesenjangan informasi (yaitu (1997), Chung et al. (2009) menyatakan bahwa
asimetri informasi) di antara investor, sehingga semakin agresif managemen dalam memilih
biaya modal perusahaan mengalami praktik akuntansi, trader semakin
peningkatan. memperlebar bid-ask spreadnya dalam rangka
Lambert et al. (2011) meneliti secara memproteksi mereka terhadap kemungkinan
analitis hubungan antara asimetri informasi kerugian akibat dari tingginya asimetri
dan biaya modal dalam kondisi pasar yang informasi tentang kualitas laporan keuangan
tidak sempurna. Mereka menunjukkan bahwa perusahaan. Hasil yang sama juga ditemukan
terdapat interaksi antara kondisi pasar, asimetri oleh Bardos (2011). Berdasarkan penelitian
informasi dan biaya modal perusahaan. Chung et al. (2009) dan Bardos (2011) dapat
Ketidaksempurnaan pasar telah menyebabkan disimpulkan bahwa praktik managemen laba
harga tidak merefleksikan informasi secara yang dilakukan oleh manager akan
lengkap; yang pada gilirannya akan meningkatkan asimetri informasi di antara
menurunkan tingkat presisi informasi dan partisipan pasar karena investor
meningkatkan biaya modal. Asimetri mengantisipasi ketidakpastian atas kualitas
informasi antara partisipan pasar menciptakan informasi akuntansi. Hasil ini diperkuat oleh
pasar yang tidak likuid sehingga meningkatkan Bhattacharya et al. (2013) yang meneliti
biaya modal. Hipotesis yang akan diuji adalah: asosiasi antara kualitas laba dan asimetri
H2: Asimetri informasi memiliki dampak informasi dengan menggunakan sampel besar
positif terhadap biaya modal ekuitas dari NYSE dan NASDAQ untuk perioda
1998—2007. Mereka menemukan bahwa
Kualitas Laba, Asimetri Informasi dan kualitas laba yang lebih rendah diasosiasikan
Biaya Modal Ekuitas dengan asimetri informasi yang lebih tinggi
Pengungkapan informasi yang diberikan yang tercermin dalam komponen adverse
oleh perusahaan kepada publik dapat selection dari biaya perdagangan.
menurunkan asimetri informasi diantara Selanjutnya, Diamond (1985) dan
pelaku pasar (trader) sehingga para pelaku Diamond dan Verrecchia (1991) menyatakan
pasar dapat mengambil keputusan investasi bahwa semakin tinggi kualitas informasi akan
secara efektif pada tingkat harga yang wajar menurunkan asimetri informasi diantara
sehingga likuiditas saham perusahaan tersebut partisipan pasar dan pada akhirnya
juga meningkat. Pada tahapan selanjutnya, menurunkan biaya modal. Pernyataan ini
peningkatan likuiditas saham akan didukung oleh bukti empiris yang dilakukan
menurunkan biaya modal perusahaan (Amihud oleh Welker (1995) yang menemukan
dan Mendelson 1986). hubungan berlawanan antara kualitas
Botosan (1997) meneliti pengaruh pengungkapan laporan keuangan dan bid-ask
informasi akuntansi terhadap biaya modal spread.
ekuitas. Dengan menggunakan disclosure Bushman dan Smith (2001) menyatakan
index untuk mengukur besaran kualitas bahwa informasi akuntansi keuangan yang
informasi akuntansi, Botosan (1997) berkualitas dapat menjadi mekanisme kontrol
menemukan bahwa semakin besar tingkat bagi manager untuk mengalokasikan
pengungkapan akuntansi yang dilakukan oleh sumberdaya pada projek-projek yang memang
perusahaan yang diikuti oleh sedikit analis bagus dan menghindari misalokasi ke projek-
maka biaya modal ekuitasnya semakin rendah. projek yang sebenarnya merugikan, dan
Namun ia tidak menemukan bukti asosiasi pelaporan keuangan dapat menurunkan
antara tingkat pengungkapan informasi information uncertainty yang pada akhirnya
akuntansi dengan biaya modal ekuitas untuk dapat menurunkan biaya modal ekuitas dan
perusahaan yang diikuti oleh sejumlah besar biaya modal utang. Li dan Shroff (2010)
analis. menyatakan bahwa semakin baik kualitas
informasi akuntansi maka identifikasi dan
229 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242

pemilihan proyek investasi akan lebih akurat H3: Kualitas laba berpengaruh negatif
sehingga biaya modal perusahaan menjadi terhadap asimetri informasi
rendah dan pada akhirnya mendorong pada H4: Asimetri informasi memediasi
pertumbuhan perekonomian yang lebih cepat. hubungan antara kualitas laba dan
Bhattacharya et al. (2012) menggunakan biaya modal ekuitas
analisis jalur (path) untuk meneliti peran
asimetri informasi sebagai variabel pemediasi
antara kualitas laba dan biaya modal ekuitas. METODE PENELITIAN
Mereka menemukan bahwa hubungan antara
kualitas laba dan biaya modal ekuitas lebih Model Penelitian
penting dibandingkan hubungan tidak Model penelitian yang digunakan
langsungnya. Hipotesis yang diuji adalah: adalah sebagai berikut:

Asimetri
Informasi (AI)

Kualitas Laba Biaya Modal


(EQ) Ekuitas (CEC)

Gambar 1
Model Hubungan Kualitas Laba, Asimetri Informasi dan Biaya Modal Ekuitas

Model dasar untuk menguji hipotesis krisis global, namun penelitian ini tetap
adalah sebagai berikut: menggunakannya sebagai batas awal perioda
penelitian karena penelitian pada akhirnya
𝑖 = + 𝑖 + 𝐴𝑖 + 𝑖 + menggunakan data tahunan sebagai dasar
𝑖 + 𝜀𝑖 ….. (1) menguji hipotesis, sehingga fluktuasi harian
yang terjadi pada semester kedua tahun 2008
CECit adalah biaya modal ekuitas untuk teragregasi bersama dengan data pada semester
perusahaan i pada waktu t, EQit adalah kualitas pertama tahun 2008.
laba untuk perusahaan i pada waktu t yang Penelitian ini menggunakan purposive
diukur dengan menggunakan ADA dan sampling untuk memilih observasi penelitian.
SMOOTH (pengukuran ini akan dijelaskan di Kriteria sampel yang digunakan dalam
seksi 3.2.), AIit adalah asimetri informasi untuk penelitian ini adalah:
perusahaan i pada waktu t, dan ε adalah 1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
kesalahan residu. Variabel LEV yang Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2004.
menunjukkan tingkat financial leverage Pemilihan perusahaan manufaktur ini
perusahaan i pada tahun t dan GROWTH yang didasarkan pada dugaan bahwa jumlah
merefleksikan tingkat pertumbuhan perusahaan manufaktur yang cukup besar
perusahaan i pada tahun t merupakan dua dan memiliki karakteristik laporan
variabel kontrol yang memengaruhi CEC. keuangan yang relatif homogen.
2) Saham perusahaan diperdagangkan secara
Sampel, Variabel Dan Metoda Analisis aktif di pasar modal. Definisi perdagangan
Periode penelitian yang digunakan untuk aktif yang digunakan dalam penelitian ini
menguji hipotesis adalah tahun 2008—2010. adalah minimal terdapat transaksi
Meskipun pada tahun 2008 terdapat fenomena
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 230

perdagangan saham dalam kurun waktu 10 oportunistik managemen atas laporan


hari dalam satu bulan. keuangan sehingga mengindikasikan akurasi
3) Perusahaan memiliki tahun fiskal yang laporan keuangan atas kinerja operasi saat ini.
berakhir 31 Desember dan konsisten Semakin tinggi nilai ADA semakin rendah
menggunakan mata uang rupiah dalam kualitas laba. ADA diperoleh dari nilai absolut
pelaporan keuangannya selama perioda residual dari persamaan berikut:
penelitian. 𝐀𝐂𝐂𝐢, = 𝜷 + 𝜷 𝑨 𝑬 +
𝒊,𝒕−
(∆ 𝑨𝑳𝑬𝒊,𝒕 − ∆𝑨 𝒊,𝒕 ) 𝑷𝑷𝑬𝒊,𝒕
Total perusahaan manufaktur yang 𝜷 𝑨 𝑬 𝒊,𝒕
+ 𝜷 𝑨 𝑬 𝒊,𝒕
+
digunakan dalam penelitian ini adalah 83
𝜷 𝐀 𝒊,𝒕 +𝜺𝒊,𝒕 … (2)
perusahaan per tahun, sehingga total unit
analisis yang digunakan dalam penelitian ini Keterangan:
adalah sebanyak 208 perusahaan selama 3 TACCi,t : Total akrual perusahaan, yaitu
tahun. Terdapat tiga variabel yang digunakan laba sebelum pos luar biasa dikurangi arus kas
dalam penelitian ini yaitu variabel eksogen: operasi (CFO) dibagi rata-rata total aset pada
kualitas laba (earnings quality=EQ), variabel perusahaan i dan tahun t.
endogen yaitu asimetri informasi (AI), dan 𝐴 𝑖, − : Rata-rata total aset perusahaan i
biaya modal ekuitas (CEC). Penelitian ini pada tahun t–1.
menggunakan analisis jalur (path) 𝐴 𝑖, : Rata-rata total aset
sebagaimana disarankan oleh Baron dan perusahaan i pada tahun t.
Kenny (1986) untuk meneliti apakah asimetri ∆ 𝐴 𝑖, : Perubahan penjualan
informasi memediasi hubungan antara kualitas perusahaan i pada tahun t.
laba dan biaya modal ekuitas ataukah tidak. ∆𝐴 𝑖, : Perubahan piutang perusahaan i
Dengan kata lain, penelitian ini meneliti pada tahun t.
hubungan langsung dan tidak langsung antara 𝑖, : Nilai dari property,
asimetri informasi dan biaya modal ekuitas. plant, dan equipment (aset tetap) perusahaan i
pada tahun t.
Pengukuran Kualitas Laba (EQ) ROA𝑖 : Return on asset perusahaan i
Kualitas laba diukur dengan pada tahun t yang dihitung dengan membagi
menggunakan dua dimensi managemen laba. laba bersih perusahaan i pada tahun t dengan
Managemen laba mengimplikasikan total aset perusahaan i pada tahun t
rendahnya tingkat akuntabilitas dan kualitas 𝜀𝑖, : Nilai residual error penelitian
akuntansi. Dua dimensi managemen laba perusahaan i pada periode t yang digunakan
tersebut adalah discretionary accrual dan sebagai dasar pengukuran tingkat
perataan laba. discretionary accrual (ADA)
Jadi, model persamaan (2) mengukur
a) Discretionary accrual (ADA) kualitas laba berdasarkan tingkat discretionary
Proksi pertama untuk mengestimasi kualitas accrual yang ditangkap dalam nilai absolut
laba adalah menggunakan absolute value of the dari nilai residual (εi,t).
performance-adjusted discretionary accruals
(ADA) dari model Kothari (2001). Model b) Perataan Laba (SMOOTH)
Kothari mengontrol faktor kinerja perusahaan Proksi kualitas laba yang kedua adalah
(ROA) dari model Modified Jones’s (1991). perataan laba (income smoothing) yang diukur
Model Modified Jones’s (1991) mencoba dengan menandingkan deviasi standar laba
memperbaiki kelemahan model Jones yang bersih dengan deviasi standar arus kas. Hasil
hanya menggunakan perubahan laba dengan dari perataan laba ini akan menunjukkan
menambahkan perubahan piutang untuk tingkat diskresi managerial pada laporan
mengestimasi discretionary accrual. Estimasi keuangan yang bertujuan meningkatkan
tersebut mengasumsikan bahwa semua efisiensi dan bukan semata-mata tindakan
perubahan dalam penjualan kredit merupakan oportunis dari managemen. Semakin kecil
manipulasi. ADA menangkap tindakan rasio tersebut menunjukkan laba semakin rata,
231 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242

sehingga dipandang laba semakin sustainable. Model asimetri informasi


Dengan kata lain, laba yang semakin rata mengimplikasikan bahwa informasi publik
(smooth)—ditunjukkan dengan nilai yang mampu menurunkan asimetri informasi
SMOOTH yang rendah—mengindikasikan diantara pelaku pasar seharusnya diikuti
kualitas laba yang semakin tinggi. Sebaliknya, dengan penurunan spread yang ditetapkan oleh
jika rasio tersebut semakin besar menunjukkan dealer. Model analitis yang dikemukakan oleh
laba semakin fluktuatif, berarti semakin rendah Kyle (1985) dan Glosten dan Milgrom (1985)
kualitas laba, dan dipandang sebagai menunjukkan bahwa asimetri informasi akan
kekaburan laba (earnings opacity). Perataan meningkatkan adverse selection risk bagi
laba diukur dengan rumus: liquidity traders sehingga mereka melebarkan
𝛔 / 𝐀 𝐞 𝐢,
= ……… (3) bid–ask spread.
𝛔 𝐂𝐅 / 𝐀 𝐞 𝐢, Beberapa penelitian empiris telah
meneliti keterkaitan informasi akuntansi dan
Dimana: bid–ask spread, antara lain Greenstein dan
NIi,t : Laba bersih sebelum pos luar biasa Sami (1994), Krinsky dan Lee (1996), dan
perusahaan i pada tahun t. Raman dan Tripathy (1993). Secara umum
CFOi,t : Arus kas operasional perusahaan i penelitian-penelitian tersebut menemukan
pada tahun t. bahwa keberadaan informasi akuntansi dapat
Asseti,t : Total asset perusahaan i pada tahun t. mengurangi bid–ask spread. Langkah awal
σ : Deviasi standar dari t–4 hingga t. pengukuran asimetri informasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Untuk memudahkan interpretasi, maka menghitung relative bid–ask spread:
hasil perhitungan SMOOTH ini dikalikan ( 𝑘𝑖,𝑡 − 𝑖𝑑𝑖,𝑡 )
dengan minus 1 sehingga menunjukkan bahwa 𝐴 𝑖, =( 𝑘𝑖,𝑡 + 𝑖𝑑𝑖,𝑡 )⁄
× ………..
semakin besar nilai SMOOTH maka kualitas
(4)
laba semakin meningkat dan sebaliknya,
Dimana:
semakin kecil nilai SMOOTH maka kualitas
Aski,t : harga ask tertinggi untuk saham
laba makin menurun.
perusahaan i pada hari ke t
Bidi,t : harga bid terendah untuk saham
Pengukuran Asimetri Informasi
perusahaan i pada hari ke t
Salah satu masalah yang dihadapi ketika
mengukur asimetri informasi adalah bahwa
Pada dasarnya, SPREAD memiliki tiga
tingkat asimetri informasi diantara partisipan
komponen, yaitu biaya pemrosesan pesanan,
pasar tidak dapat diobservasi secara langsung.
biaya penyimpanan, dan adverse selection
Pengukuran terhadap asimetri informasi
(lihat Kyle 1985), sehingga penggunakaan
seringkali diproksikan dengan bid–ask spread.
SPREAD sebagai proksi asimetri informasi
Dealer atau market makers sebagai salah
dapat menimbulkan kesalahan pengukuran
satu partisipan pasar modal memiliki daya
(measurement error). Guna mengatasi
pikir yang terbatas terhadap persepsi masa
kelemahan penggunaan SPREAD, penelitian
yang akan datang, dan menghadapi potensi
ini mengontrol biaya pesanan dan biaya
kerugian ketika berhadapan dengan informed
penyimpanan persediaan. Riset Stoll (1978)
traders, yaitu investor yang memiliki
menyatakan bahwa biaya penyimpanan
informasi superior. Timbulnya masalah
(inventory holding cost) dan biaya pemrosesan
adverse selection ini mendorong dealer untuk
pesanan (order processing cost) dapat
menutupi kerugian dari informed traders
diproksikan dengan volume perdagangan,
dengan melebarkan bid–ask spread terhadap
varians return dan harga saham. Oleh karena
pedagang likuid. Jadi dapat dikatakan bahwa
itu penelitian ini memasukkan volume
asimetri informasi yang terjadi antara dealer
perdagangan (TRANS), varians return (VAR)
dan informed traders tercermin pada bid–ask
dan harga transksi (PRICE). Sebagaimana
spread yang ditetapkan oleh dealer.
saran Lee et al. (1993) maka penelitian ini juga
memasukkan ukuran kedalaman pasar
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 232

(DEPTH) dalam mengestimasi asimetri


informasi. Setelah mengontrol biaya Pengukuran Biaya Modal Ekuitas (CEC)
pemrosesan pesanan, biaya penyimpanan dan Biaya modal ekuitas diestimasi dengan
market depth, maka yang tersisa dari menggunakan pendekatan capital asset pricing
persamaan SPREAD adalah adverse selection model (CAPM), yaitu:
yang dicerminkan oleh kesalahan residual CECi,t = Rft + βi (RMt― Rft) ……. (6)
(residual error) dari persamaan SPREAD.
Jadi, model untuk mengestimasi asimetri dimana:
informasi adalah sebagai berikut: CECi,t : biaya modal ekuitas perusahaan i pada
periode t
SPREADi,t = α0 + α1 PRICEi,t + α2 TRANSi,t + Rft : return bebas risiko yang diproksikan
α3 VARi,t + α4 DEPTHi,t + AIi,t…. (5) dengan tingkat suku bunga SBI 1 bulan
RMt : return pasar yang diperoleh dari IHSG
dimana: pada periode t1 dikurangi t0 dibagi
PRICEi,t : harga penutupan dengan IHSG pada periode t0
(closing price) untuk βi : risiko sistematis perusahaan i yang
saham perusahaan i pada diperoleh melalui regresi model pasar
hari ke t dengan periode estimasi selama t―120
TRANSi,t : jumlah (volume) hari
transaksi untuk saham
perusahaan i pada hari ke Pengukuran Variabel Kontrol
t Variabel kontrol yang digunakan dalam
VARi,t : varians return saham penelitian ini mengacu pada Eliwa et al. (2016)
harian saham perusahaan yaitu menggunakan tingkat leverage
i pada hari ke t perusahaan dan tingkat pertumbuhan
DEPTHi,t : rata-rata jumlah saham perusahaan. Tingkat leverage perusahaan
perusahaan i dalam semua (LEV) diukur dengan membagi utang jangka
quotes untuk saham panjang dengan aset total perusahaan,
perusahaan i pada hari ke sedangkan tingkat pertumbuhan perusahaan
t (jumlah saham yang (GROWTH) diukur dengan menggunakan
tersedia pada saat ask rasio nilai buku ekuitas dibagi dengan nilai
ditambah jumlah yang pasar ekuitas (market value of equity). Nilai
tersedia pada saat bid pasar ekuitas diukur dengan mengalikan
dibagi 2) jumlah saham yang beredar dengan harga
AIi,t : residual error yang saham pada akhir tahun.
digunakan sebagai ukuran
asimetri informasi untuk
perusahaan i pada hari ke HASIL PENELITIAN DAN
t PEMBAHASAN

Perhitungan asimetri ini dilakukan Analisis Deskriptif


menggunakan data harian yang selanjutnya Berikut ini disajikan statistik deskriptif
dirata-rata menjadi data tahunan. atas seluruh sampel untuk setiap variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu ADA dan
SMOOTH sebagai proksi kualitas laba, AI
sebagai proksi asimetri informasi, dan CEC
sebagai proksi biaya modal ekuitas.
233 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242

Tabel 1
Statistik Deskriptif
Jumlah Nilai Nilai Nilai Rata- Deviasi
Variabel
Observasi Minimum Maksimum Rata Standar
ADA 209 0.0002 0.4985 0.0784 0.0720
SMOOTH 209 -30.040 -0.0226 -1.2222 3.1666
AI 209 1.0348 136.5536 27.0716 22.0995
CEC 209 0.0659 12.8637 6.8112 3.5094
LEV 209 0.0001 1.3158 0.1525 0.1652
GROWTH 209 -16.3069 10.4795 1.7124 1.8075

Tabel 1 menunjukkan nilai deviasi bahwa beberapa data menyimpang dari nilai
standar yang melebihi nilai rata-ratanya adalah rata-ratanya dan praktik perataan laba tampak
variabel kualitas laba yang diukur dengan lebih variatif dibandingkan discretionary
menggunakan perataan laba (SMOOTH). Nilai accrual (ADA).
deviasi standar variabel tersebut diatas nilai Berikut ini disajikan nilai rata-rata per
rata-ratanya. Hal ini menunjukkan bahwa tahun untuk setiap variabel untuk mengetahui
variasi data dari variabel tersebut cukup tinggi. perkembangan masing-masing variabel.
Tingginya deviasi standar mengindikasikan

Tabel 2
Nilai Rata-Rata Variabel per Tahun: 2008-2010
Tahun
Variabel
2008 2009 2010
ADA 0,0822 0,0680 0,0852
SMOOTH -1,2395 -1,2716 -1,1499
AI 27,6854 26,6444 26,8168
CEC 10,8721 4,7344 4,3302
LEV 0,1714 0,1309 0,1537
GROWTH 1,9678 1,5183 1,2334

Tabel 2 memperlihatkan bahwa terjadi Asimetri informasi yang ditunjukkan


tren nilai ADA yang berfluktuasi. Pada tahun dengan variabel AI menunjukkan tren
2009 secara rata-rata nilai ADA mengalami penurunan mulai tahun 2008 sampai tahun
penurunan namun meningkat kembali di tahun 2010. Penurunan yang tajam terjadi pada tahun
2010. Menurunnya discretionary accrual pada 2010 ketika pasar modal sudah mulai bangkit
tahun 2009 menunjukkan bahwa semakin dari dampak krisis global yang melanda
rendah diskresi yang dilakukan oleh Amerika Serikat pada tahun 2008. Tingginya
managemen perusahaan dalam rangka asimetri informasi pada tahun 2008 tampaknya
memanipulasi angka laba bersih. Deskriptif di dikontribusi oleh krisis global yang
tabel 2 mengindikasikan bahwa kualitas laba menyebabkan investor asing banyak yang
perusahaan sampel mengalami gelombang menarik dananya dari pasar modal.
penurunan dan peningkatan. Hal yang sama Perkembangan CEC juga menunjukkan
juga terjadi pada kualitas laba yang diukur tren menurun mulai tahun 2008 sampai 2010.
dengan perataan laba (SMOOTH). Selama 3 Penurunan ini mengindikasikan bahwa
tahun perioda penelitian, nilai SMOOTH required return yang dituntut oleh investor
meningkat pada tahun 2009 dan mengalami semakin berkurang. Secara praktis, CEC yang
penurunan kembali pada tahun 2010. Semakin tinggi pada tahun 2008 disebabkan oleh
kecil nilai perataan laba yang dilakukan oleh tingginya tingkat suku bunga SBI pada tahun
perusahaan manufaktur mengindikasikan 2008 yang berada pada kisaran dua digit.
semakin rendah kualitas laba perusahaan. Secara rata-rata, tingkat suku bunga SBI 1
bulan pada tahun 2008 adalah 11,82%.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 234

Tingginya CEC pada tahun 2008 tidak langsung antara variabel endogen dan
mengisyaratkan bahwa asimetri informasi variabel eksogen.
yang tinggi mendorong investor untuk Pada tahap awal, hasil pengujian
menuntut tingkat return yang lebih besar dalam menggunakan regresi berganda
rangka mengantisipasi potensi kerugian yang mengindikasikan adanya pelanggaran terhadap
akan ditanggung ketika berhadapan dengan asumsi klasik yaitu autokorelasi. Guna
informed investor ketika berinvestasi di aset mengatasi hal tersebut, penelitian ini
yang berisiko. Sementara itu, pada tahun 2009 menggunakan mekanisme transformasi
dan 2010 tingkat suku bunga SBI mengalami dengan metode Cochrane Orcutt. Hasil
penurunan yang cukup besar dibandingkan transformasi tersebut menghasilkan data yang
pada tahun 2008. bebas dari autokorelasi dengan tingkat outlier
Sementara itu, perkembangan variabel yang minim. Selain itu, penelitian ini juga
kontrol tingkat leverage (LEV) menunjukkan mengeluarkan perusahaan sampel yang
pola yang berfluktuasi dalam kurun waktu 3 memiliki nilai biaya modal ekuitas negatif.
tahun. Di sisi lain, tingkat pertumbuhan
perusahaan (GROWTH) justru cenderung Kualitas Laba Diukur dengan Discretionary
menurun selama perioda penelitian. Acrual (ADA)
Penelitian ini menggunakan analisis
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung regresi untuk menguji pengaruh langsung dan
Kualitas Laba Terhadap Biaya Modal tidak langsung kualitas laba (EQ) terhadap
Ekuitas biaya modal ekuitas (CEC). Dasar pengujian
Guna menguji hipotesis dengan mediasi ini mengacu pada Baron dan Kenny
menggunakan path analysis, terlebih dahulu (1986) dengan langkah-langkah sebagai
ditetapkan pola hubungan yang terjadi diantara berikut:
variabel endogen dan eksogen. Path analysis 1) Menguji pengaruh kualitas laba terhadap
tidak menentukan arah hubungan kausalitas biaya modal ekuitas (CEC) dengan
antara 2 variabel. Oleh karena itu peneliti harus persamaan estimasi sebagai berikut:
membuat kerangka hipotesis yang kuat guna 𝑖 = + 𝐴 𝐴𝑖 +
menentukan arah hubungan kausalitas antar 𝑖 + 𝑖 + 𝜀𝑖 ….
variabel. Artinya, peneliti harus menentukan (7)
variabel yang menjadi mediasi dan variabel Hasil pengujian ini digunakan untuk
yang menjadi konsekuennya. Penentuan arah menentukan pengaruh langsung dari
hubungan kausalitas ini ditetapkan melalui kualitas laba yang diukur dengan
teori-teori yang kuat. Keunggulan dari path menggunakan ADA terhadap biaya modal
analysis adalah kemampuannya untuk ekuitas. Hasil pengujian terhadap data
mengidentifikasikan pengaruh langsung dan sampel disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3
Uji Pengaruh Langsung ADA terhadap CEC
Unstandardized Standardized Standard Tingkat
Variabel
Coefficient Coefficient Error Signifikansi
ADA 1,931 0,070 1,922 0,316
LEV 0,000 -0,014 0,001 0,843
GROWTH -0,063 -0,077 0,058 0,272
R2 0,012
Nilai F 0,815
Nilai
0,487
Signifikansi F

Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak discretionary accrual (ADA) dengan biaya


terdapat hubungan langsung antara kualitas modal ekuitas (CEC). Hal ini ditunjukkan dari
laba yang diukur dengan menggunakan tingkat signifikansi variabel ADA yang lebih
235 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242

besar dari derajat kesalahan α sebesar 5%. Hal 2) Menguji pengaruh kualitas laba dan
yang sama juga terjadi pada variabel kontrol. asimetri informasi terhadap biaya modal
Menurut Baron dan Kenny (1986) jika salah ekuitas (CEC) dengan persamaan estimasi
satu hubungan antara variabel yang utama sebagai berikut:
yang diuji tidak signifikan maka tidak perlu 𝑖 = + 𝐴 𝐴𝑖 + 𝐴 𝑖 +
dilakukan pengujian mediasi lebih lanjut. 𝑖 + 𝑖 + 𝜀𝑖 …
Namun, pendapat tersebut dibantah oleh (8)
MacKinnon (2008) yang mengatakan bahwa Hasil pengujian atas persamaan (8)
hubungan langsung antara variabel independen disajikan pada tabel 4.
dan variabel dependen tidak harus signifikan
secara statistis.

Tabel 4
Uji Pengaruh ADA dan AI terhadap CEC
Unstandardized Standardized Standard Tingkat
Variabel
Coefficient Coefficient Error Signifikansi
ADA 1,345 0,049 1,917 0,484
AI 0,014 0,165 0,006 0,018
LEV 0,000 -0,007 0,001 0,921
GROWTH -0,063 -0,076 0,057 0,271
R2 0,039
Nilai F 2,043
Nilai
0,090
Signifikansi F

Tabel 4 menunjukkan bahwa ketika 3) Menguji pengaruh kualitas laba terhadap


asimetri informasi (AI) dimasukkan ke dalam asimetri informasi dengan persamaan
model persamaan estimasi biaya modal ekuitas estimasi sebagai berikut:
(CEC) maka variabel ADA tetap tidak 𝐴 𝑖 = + 𝐴 𝐴𝑖 + 𝜀𝑖 … (9)
berpengaruh secara signifikan secara statistis, Persamaan (9) digunakan sebagai salah satu
sedangkan variabel AI berpengaruh positif dan cara untuk menguji besaran pengaruh tidak
signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Hal langsung. Hasil pengujian atas persamaan
ini mendukung hipotesis kedua. Variabel (9) adalah sebagai berikut:
kontrol ditemukan tidak berpengaruh
signifikan terhadap biaya modal ekuitas.

Tabel 5
Uji Pengaruh ADA terhadap AI
Unstandardized Standardized Standard Tingkat
Variabel
Coefficient Coefficient Error Signifikansi
ADA 42,866 0,128 23,184 0,066
Variabel dependen: AI

Tabel 5 menunjukkan bahwa kualitas semakin besar mencerminkan tingkat kualitas


laba yang diukur dengan menggunakan ADA laba yang buruk, sehingga koefisien ada
berpengaruh positif terhadap tingkat asimetri bernilai positif menunjukkan bahwa kualitas
informasi pada tingkat kesalahan 10%. Hal ini laba yang memburuk akan meningkatkan
mendukung hipotesis 3 yang menyatakan asimetri informasi.
bahwa kualitas laba berpengaruh negatif Jika digambarkan dalam bentuk bagan
terhadap asimetri informasi. Nilai ADA yang sebagai berikut:
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 236

Asimetri
Informasi (AI)

8
12

0,
16
0,

5
Kualitas Laba Biaya Modal
(ADA) Ekuitas (CEC)

Gambar 2
Model Hubungan Kualitas Laba (ADA), Asimetri Informasi dan Biaya Modal
Ekuitas

Berdasarkan gambar 2, bentuk hubungan pemediasi antara kualitas laba yang diukur
antara kualitas laba yang diukur dengan dengan perataan laba (SMOOTH) dan biaya
menggunakan ADA, asimetri informasi (AI) modal ekuitas (CEC) sama dengan
dan biaya modal ekuitas (CEC) adalah mediasi sebelumnya.
penuh (full mediation). Pola hubungan ini 1) Menguji pengaruh kualitas laba terhadap
ditunjukkan dengan tidak adanya pengaruh biaya modal ekuitas (CEC) dengan
langsung antara variabel kualitas laba yang persamaan estimasi sebagai berikut:
diukur dengan ADA dengan biaya modal 𝑖 = + 𝑖 +
ekuitas (CEC). ADA bisa memengaruhi CEC 𝑖 + 𝑖 + 𝑖 ….
𝜀
hanya melalui variabel pemediasi yaitu (10)
asimetri informasi (AI). Hasil pengujian atas persamaan (10)
disajikan dalam tabel 6.
Kualitas Laba yang Diukur dengan Perataan
Laba (SMOOTH)
Langkah-langkah yang digunakan untuk
menguji pengaruh asimetri informasi sebagai

Tabel 6
Uji Pengaruh Langsung SMOOTH terhadap CEC
Unstandardized Standardized Standard Tingkat
Variabel
Coefficient Coefficient Error Signifikansi
SMOOTH 0,052 0,090 0,041 0,202
LEV -0,205 -0,019 0,748 0,785
GROWTH -0,073 -0,089 0,057 0,204
R2 0,015
Nilai F 1,027
Nilai
0,382
Signifikansi F

Tabel 6 menunjukkan hasil yang identik berpengaruh signifikan terhadap variabel


dengan pengujian hubungan kualitas laba yang dependennya.
diukur dengan ADA terhadap biaya modal 2) Menguji pengaruh kualitas laba
ekuitas (CEC). Tidak ditemukan adanya (SMOOTH) dan asimetri informasi
pengaruh yang signifikan antara kualitas laba terhadap biaya modal ekuitas (CEC) dengan
yang diukur dengan perataan laba (SMOOTH) persamaan estimasi sebagai berikut:
dengan biaya modal ekuitas (CEC). Demikian 𝑖 = + 𝑖 +
pula dengan variabel kontrol yang tidak 𝐴𝑖 + 𝑖 +
𝑖 + 𝜀𝑖 … (11)
237 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242

Hasil pengujian atas persamaan (11) dengan


menggunakan data sampel disajikan pada
tabel 7.

Tabel 7
Uji Pengaruh SMOOTH dan AI terhadap CEC
Unstandardized Standardized Standard Tingkat
Variabel
Coefficient Coefficient Error Signifikansi
SMOOTH 0,061 0,104 0,041 0,133
AI 0,015 0,180 0,006 0,009
LEV -0,181 -0,017 0,737 0,806
GROWTH -0,074 -0,087 0,056 0,206
R2 0,047
Nilai F 2,511
Nilai
0,043
Signifikansi F

3) Menguji pengaruh kualitas laba terhadap


Tabel 7 menunjukkan bahwa hanya variabel asimetri informasi dengan persamaan
AI yang signifikan berpengaruh positif estimasi sebagai berikut:
terhadap CEC, sedangkan variabel lainnya 𝐴𝑖 = + 𝑖 + 𝜀𝑖 …
tidak berpengaruh signifikan. Hal ini (12)
mengindikasikan bahwa kontributor Hasil pengujian atas persamaan (12) adalah
perubahan tingkat biaya modal ekuitas sebagai berikut:
utamanya ditentukan oleh tingkat asimetri
informasi.

Tabel 8
Uji Pengaruh ADA terhadap AI
Unstandardized Standardized Standard Tingkat
Variabel
Coefficient Coefficient Error Signifikansi
SMOOTH -0,602 -0,084 0,496 0,227
Variabel dependen: AI

Tabel 8 menunjukkan bahwa kualitas langsung dan tidak langsung. Hasil pengujian
laba yang diukur dengan menggunakan menunjukkan bahwa asimetri informasi (AI)
SMOOTH tidak berpengaruh signifikan secara berpengaruh positif terhadap biaya modal
statistis terhadap biaya modal ekuitas (CEC). ekuitas. Hal ini mendukung hipotesis 2 dan
Hasil ini berbeda dengan pengujian ketika tidak berhasil mendukung hipotesis 1,
menggunakan discretionary accrual sebagai hipotesis 3 dan hipotesis 4.
ukuran kualitas laba. Jika pola hubungan antara perataan laba
Mengacu pada tabel 6, 7 dan 8 maka (SMOOTH), asimetri informasi (AI) dan biaya
dapat ditarik simpulan bahwa ketika kualitas modal ekuitas (CEC) digambarkan, maka
laba diukur dengan menggunaan perataan laba, dapat dibuat dalam bentuk bagan sebagai
maka tidak ditemukan adanya hubungan berikut:
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 238

Asimetri
Informasi (AI)

0,
18
0
Kualitas Laba Biaya Modal
(SMOOTH) Ekuitas (CEC)

Gambar 3
Model Hubungan Kualitas Laba (SMOOTH), Asimetri Informasi dan Biaya Modal
Ekuitas

Gambar 3 menunjukkan pola hubungan langsung kualitas laba terhadap CEC. Hal ini
antara kualitas laba yang diukur dengan mengindikasikan bahwa investor memberikan
perataan laba (SMOOTH), asimetri informasi bobot yang lebih besar pada kualitas akrual
(AI) dan biaya modal ekuitas (CEC). dibandingkan perataan laba ketika
Berdasarkan hasil pengujian tidak ditemukan mengestimasi kualitas laba. Tingginya variasi
adanya hubungan mediasi diantara ketiga praktik perataan laba sebagaimana ditunjukkan
variabel tersebut. Hubungan yang diyakini pada tabel 1 mungkin juga diasosiasikan
kuat adalah pengaruh positif dari asimetri dengan hasil studi ini.
informasi terhadap biaya modal ekuitas (CEC).
Semakin tinggi asimetri informasi di antara Diskusi
partisipan pasar maka biaya modalnya juga Penelitian ini menguji pengaruh
semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan teori langsung dan tidak langsung kualitas laba
penetapan harga aset (asset pricing) yaitu terhadap biaya modal yang dalam hal ini lebih
bahwa harga suatu sekuritas juga ditentukan dispesifikan pada biaya modal ekuitas.
oleh tingkat risiko informasi yang timbul Penelitian ini menggunakan 2 pengukuran
karena adanya ketidakpastian atas kualitas dan kualitas laba, pertama adalah discretionary
akurasi informasi yang diterima sehingga accrual yang digunakan oleh Kothari (2001)
menimbulkan asimetri informasi yang makin dan kedua adalah perataan laba yang diukur
tinggi. dari variabilitas laba dibandingkan dengan
Berdasarkan hasil analisis jalur (path variabilitas arus kas dari aktivitas operasi.
analysis) dapat disimpulkan bahwa ketika Penelitian ini menguji peran dari
kualitas laba diukur dengan menggunakan asimetri informasi sebagai variabel yang
perataan laba (SMOOTH) maka tidak memediasi hubungan antara kualitas laba dan
ditemukan ada pengaruh langsung dan tidak biaya modal. Hasil pengujian menunjukkan
langsung antara kualitas laba dengan biaya kondisi yang berbeda berdasarkan proksi
modal ekuitas. Jadi, satu-satunya variabel yang kualitas laba yang digunakan. Ketika
memengaruhi biaya modal ekuitas hanyalah menggunakan discretionary accrual sebagai
asimetri informasi (AI). pengukur kualitas laba, penelitian ini
Pengujian dengan menggunakan proksi menemukan adanya hubungan tidak langsung
SMOOTH memberikan hasil yang berbeda dari kualitas laba terhadap biaya modal. Hasil
dari ADA. Penelitian ini menemukan adanya uji hipotesis menemukan bahwa asimetri
hubungan tidak langsung dari kualitas laba informasi bertindak sebagai mediator antara
yang diukur dengan ADA pada biaya modal kualitas laba dan biaya modal.
ekuitas, namun ketika menggunakan Pola hubungan antara kualitas laba yang
SMOOTH penelitian ini gagal diukur dengan discretionary accrual, asimetri
mengkonfirmasi hubungan langsung dan tidak informasi dan biaya modal ekuitas adalah pola
239 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242

hubungan mediasi penuh (full mediation). jadi melatarbelakangi ketidakberhasilan


Artinya bahwa kualitas laba tidak bisa penelitian ini dalam menemukan pengaruh
langsung memengaruhi biaya modal ekuitas perataan laba baik terhadap biaya modal
tanpa melalui peningkatan atau penurunan ekuitas maupun terhadap asimetri informasi.
asimetri informasi. Ketika kualitas laba Hasil pengujian dengan menggunakan
meningkat maka tingkat asimetri informasi di perataan laba menunjukkan bahwa hanya
antara partisipan pasar finansial mengalami asimetri informasi yang berpengaruh positif
penurunan karena mereka meyakini kebenaran terhadap biaya modal ekuitas. Hal ini
atau keakuratan dari informasi yang diterima mengindikasikan bahwa investor lebih
yang pada gilirannya menyebabkan turunnya menghargai besarnya asimetri informasi pada
tingkat return yang diminta (required return) saat menentukan required return dibandingkan
oleh investor. Turunnya required return yang dengan perataan laba.
dituntut oleh investor membawa implikasi Investor seringkali mengantisipasi
pada turunnya biaya modal ekuitas yang peristiwa di masa mendatang dengan membuat
ditanggung oleh perusahaan. serangkaian estimasi, termasuk estimasi
Hasil yang berbeda ditemukan ketika tentang kinerja keuangan perusahaan. Laba
menggunakan perataan laba sebagai proksi yang berfluktuasi menyulitkan bagi investor
kualitas laba. Penelitian ini menemukan bahwa untuk mengestimasi kinerja keuangan di masa
perataan laba tidak memiliki pengaruh yang mendatang. Investor tidak dapat memprediksi
berarti terhadap biaya modal ekuitas. Selain laba di masa mendatang secara tepat. Hal ini
itu, penelitian ini tidak berhasil menunjukkan menyebabkan harga saham dari perusahaan
pengaruh perataan laba terhadap perubahan non-smoother lebih berfluktuasi dibandingkan
tingkat asimetri informasi di antara pelaku perusahaan smoother. Namun, argumentasi ini
pasar. Hasil ini bisa jadi dipengaruhi oleh tidak didukung oleh beberapa riset empiris di
karakteristik perataan laba yang cenderung Indonesia. Noviant dan Marsono (2013) tidak
lebih ambigu dibandingkan dengan menemukan perbedaan reaksi pasar antara
discretionary accrual. Discretionary accrual perusahaan income smoother dan non-income
mencerminkan tingkat diskresi yang dilakukan smoother pada industri manufaktur di pasar
oleh managemen dalam memilih metoda dan modal Indonesia. Harnovinsah dan Indriani
prinsip akuntansi yang diterapkan dalam satu (2015) juga menemukan hasil yang sama
perioda pelaporan keuangan. Di sisi lain, dengan Noviant dan Marsono (2013). Hal ini
perataan laba bisa merupakan aktivitas yang mengindikasikan bahwa perataan laba tidak
natural (natural smoothing) dan bisa juga memengaruhi biaya modal ekuitas dan bahwa
merupakan wujud dari diskresi managemen investor lebih mengapresiasi tingkat asimetri
yang disengaja (intentional smoothing) (Eckel informasi ketika menentukan required return
1981). dibandingkan perataan laba.
Lebih lanjut, Tucker dan Zarowin (2006) Hasil penelitian ini mungkin sensitif
menemukan bahwa perataan laba mampu terhadap penentuan model estimasi kualitas
meningkatkan keinformativan laba. Hal ini laba. Mayoritas, penelitian mengenai kualitas
dicerminkan dengan pasar yang lebih laba menggunakan managemen laba untuk
merespon pada perusahaan yang melakukan mengukur apakah perusahaan memiliki
perataan laba. Namun, di sisi lain, perataan kualitas informasi yang baik atau tidak.
laba juga berpotensi memberikan informasi Managemen laba berhubungan dengan kualitas
yang menyesatkan kepada investor. Manager laba, namun managemen laba bukanlah
sangat mungkin untuk memanipulasi laba kualitas laba itu sendiri.
untuk alasan pribadi, misalnya dikaitkan Secara ringkas, konsisten dengan
dengan kompensasi manager (lihat Healy Bhattacharya et al. (2012), penelitian ini
1985). Leuz et al. (2003) memandang bahwa mendokumentasikan bahwa asimetri informasi
perataan laba merupakan sarana bagi manager memediasi hubungan antara kualitas laba dan
untuk menyamarkan konsumsi privat mereka. biaya modal ekuitas. Hasil penelitian ini
Ambiguitas dari peran perataan laba ini bisa mengkonfirmasi Komalasari dan Baridwan
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 240

(2001) dan Diamond dan Verrecchia (1991) Secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa asimetri informasi yang semakin tinggi bahwa asimetri informasi memainkan peran
menyebabkan tingginya required rate of penting dalam penentuan biaya modal ekuitas
return. bagi perusahaan yang mengandalkan pasar
modal sebagai sarana untuk meningkatkan
struktur modal. Peran penting dari asimetri
SIMPULAN informasi ini dapat ditunjukkan dengan adanya
pengaruh positif dari asimetri informasi
Penelitian ini menguji pengaruh terhadap biaya modal ekuitas, dan sebagai
langsung dan tidak langsung kualitas laba mediator antara kualitas laba dan biaya modal
terhadap biaya modal yang dalam hal ini lebih ekuitas.
dispesifikkan pada biaya modal ekuitas. Hasil penelitian ini mengimplikasikan
Penelitian ini menggunakan 2 pengukuran bahwa manager harus memberikan informasi
kualitas laba, pertama adalah discretionary yang lebih berkualitas dan terkini kepada
accrual yang digunakan oleh Kothari (2001) investor dalam rangka menekan asimetri
dan kedua adalah perataan laba yang diukur informasi, sehingga diharapkan biaya modal
dari variabilitas laba dibandingkan dengan ekuitas perusahaan menurun. Lebih lanjut,
variabilitas arus kas dari aktivitas operasi. regulator (yaitu BAPEPAM) seharusnya
Asimetri informasi digunakan sebagai variabel mendorong perusahaan publik untuk
pemediasi. meningkatkan kualitas informasi yang
Hasil penelitian ini menemukan adanya diterbitkan untuk investor melalui
hubungan tidak langsung antara kualitas laba pengungkapan wajib dan suka rela. Penelitian
dan biaya modal yang dimediasi oleh asimetri ini memberikan bukti tambahan bahwa
informasi. Kualitas laba yang diukur dengan kualitas informasi dan asimetri informasi
menggunakan discretionary accrual tidak memiliki pengaruh terhadap biaya modal
memiliki pengaruh langsung terhadap biaya ekuitas perusahaan. Untuk penelitian
modal ekuitas. Jadi, asimetri informasi selanjutnya, penggunaan proksi kualitas laba
memainkan peran penting terhadap besaran yang berbeda diharapkan mampu memperkaya
biaya modal karena menjadi mediator dari hasil penelitian ini.
kualitas laba. Dalam konteks ini ditemukan
pola hubungan mediasi penuh (full mediation)
antara kualitas laba, asimetri informasi dan DAFTAR PUSTAKA
biaya modal ekuitas. Artinya bahwa kualitas
laba hanya mampu memengaruhi biaya modal Amihud Y. and H. Mendelson. 1986. Asset
ekuitas melalui perubahan tingkat asimetri Pricing and the Bid-Ask Spread. Journal
informasi di antara partisipan pasar. of Financial Economics, 17, 223-249.
Hasil yang berbeda ditemukan ketika Bagehot, W. 1971. The Only Game in Town.
penelitian ini menggunakan perataan laba Financial Analysts Journal, 27 (2), 12-
sebagai pengukur tingkat kualitas laba. 22.
Penelitian ini tidak menemukan adanya Bardos. 2011. Quality of Financial
pengaruh yang signifikan antara perataan laba Information and Liquidity. Review of
dengan biaya modal ekuitas, demikian pula Financial Economics, 20 (2), 49-62.
dengan pengaruh perataan laba terhadap Baron, R. M. and D. A. Kenny. 1986. The
asimetri informasi. Satu-satunya faktor yang Moderator-Mediator Variable
berpengaruh pada biaya modal ekuitas adalah Distinction in Social Psychological
asimetri informasi. Jadi, penelitian ini tidak Research: Conceptual, Strategic, and
menemukan pengaruh langsung dan tidak Statistical Considerations. Journal of
langsung kualitas laba terhadap biaya modal Personality and Social Psychology, 51
ekuitas manakala perataan laba digunakan (6), 1173-1182.
sebagai indikator keinformativan laba. Bhattacharya, N., D. Hazem and M. Welker.
2003. The World Price of Earnings
241 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242

Opacity. Accounting Review, 78 (3), Dutta, S. and A. Nezlobin. 2016. Information


641-678. Disclosure, Firm Growth, and the Cost of
Bhattacharya, N., H. Desai and K. Capital. Journal of Financial
Venkataraman. 2013. Does Earnings Economics, 123 (2), 415-431.
Quality Affect Information Asymmetry? Easley, D. and M. O’Hara. 1987. Price Trade
Evidence from Trading Costs. Size and Information in Securities
Contemporary Accounting Research, 30 Markets. Journal of Financial
(2), 482-516. Economics, 19, 69-90.
Bhattacharya, N. et al. 2012. Direct and Easley, D. and M. O'Hara. 2004. Information
Mediated Associations Among Earnings and the Cost of Capital. Journal of
Quality, Information Asymmetry and the Finance, 59 (4), 1553-1583.
Cost of Equity. Accounting Review, Eckel, N. 1981. The Smoothing Hypothesis
87(2), 449-482. Revisited. Abacus, 17 (1), 28-40.
Botosan, C. A. 1997. Disclosure Level and the Eliwa, Y., J. Haslam and S. Abraham. 2016.
Cost of Equity Capital. Accounting The association between earnings
Review, 72, 323-349. quality and the cost of equity capital:
Bushman, R. and A. Smith. 2001. Financial Evidence from the UK. International
Accounting Information and Corporate Review of Financial Analysis, 48, 125-
Governance. Journal of Accounting and 139.
Economics, 32, 237-333. Fazzari, S., R. G. Hubbard and B. C. Petersen.
Chung H., H. J. Sheu and J. L. Wang. 2009. Do 1988. Financing Constraint and
Firm’s Earnings Management Practices Corporate Investment. Brookings Papers
Affect Their Equity Liquidity? Finance on Economic Activity, 1, 141-195.
Research Letters, 6 (3), 152-158. Francis, J. et al. 2004. Costs of Equity and
Clarkson, P., J. Guedes and R. Thompson. Earnings Attributes. The Accounting
1996. On the Diversification, Review, 79, 967-1010.
Observability, and Measurement of Francis, J. et al. 2005. The Market Pricing of
Estimation Risk. Journal of Financial Accruals Quality. Journal of Accounting
and Quantitative Analysis, 31 (1), 69-84. and Economics, 39, 295-327.
Coles, J. L., U. Loewenstein and J. Suay. 1995. Glosten L. and P. Milgrom. 1985. Bid-Ask
On Equilibrium Pricing Under Spreads and Transactions Prices in a
Parameter Uncertainty. Journal of Specialist Market. Journal of Financial
Financial and Quantitative Analysis, 30 Economics, 14, 71-100.
(3), 347-364. Graham, B. and D. L. Dodd. 2009. Security
Copeland, T. E. and D. Galai. 1983. Analysis 6th Edition. McGraw Hill
Information Effects on the Bid-Ask Companies Inc.
Spread. Journal of Finance, 38 (5), Greenstein, M. and H. Sami. 1994. The Impact
1457-1469. of the SEC’s Segment Disclosure
Dechow, P., W. Ge and C. Schrand. 2010. Requirement on Bid-Ask Spreads.
Understanding Earnings Quality: A Accounting Review, 69, 179-199.
review of the Proxies, Their Handa, P., and S. Linn. 1993. Arbitrage Pricing
Determinants and Their Consequences. with Estimation Risk. Journal of
Journal of Accounting and Economics, Financial Economics, Maret, 81–100.
50 (2-3), 344-401. Harnovinsah and P. Indriani. 2015. The Market
Diamond, D. W. 1985. Optimal Releases of Reaction and Income Smoothing (Case
Information by Firms. Journal of Study on Listed Company in LQ 45
Finance, 40 (4), 1071-1094. Indonesian Stock Exchange). Research
Diamond, D. W. and R. Verrecchia. 1991. Journal of Finance and Accounting, 6
Disclosure, Liquidity and the Cost of (8), 104-112.
capital. Journal of Finance, 46 (4), 1325- Healy, P. M. 1985. The Effect of Bonus
359. Schemes on Accounting Decisions.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2016, Vol. 13, No. 2, hal 221 - 242 242

Journal of Accounting and Economics, MacKinnon, D. P. 2008. Introduction to


7(1-3), 85-107. Statistical Mediation Analysis. Mahwah,
Jones, J. 1991. Earnings Management during NJ: Erlbaum.
Import Relief Investigations. Journal Modigliani, F. and M. H. Miller. 1958. The
of Accounting Research, 29, 193-228. Cost of Capital, Corporation Finance,
Komalasari, P. T. dan Z. Baridwan. 2001. and the Theory of Investment. American
Asimetri Informasi dan Cost of Equity Economic Review, 48, 261-297.
Capital. Jurnal Riset Akuntansi Mouselli, S., A. Jaafar and K. Hussainey.
Indonesia, 4 (1), 64-81. 2012. Accruals Quality vis-à-vis
Kothari, S. P. 2001. Capital Market Research Disclosure Quality: Substitutes or
in Accounting. Journal of Accounting Complements? British Accounting
and Economics, 31, 105-231. Review, 44, 36-46.
Krinsky, I. and J. Lee. 1996. Earnings Myers, S. C. and N. Majluf. 1984. Corporate
Announcements and the Components of Financing and Investment Decisions
the Bid Ask Spread. Journal of Finance, when Firms Have Information That
51, 1523-1535. Investor Do Not Have. Journal of
Kyle, A. S. 1985. Continuous Auction and Financial Economics, 13, 187-221.
Insider Trading, Econometrica, 53 (6), Noviant, B. A. dan Marsono. 2013. Analisis
1315-1336. Reaksi Pasar Dan Risiko Investasi
Lambert, R., C. Leuz and R. Verrecchia. 2011. Antara Perusahaan Perata Laba Dan
Information Asymmetry, Information Bukan Perata Laba (Studi Pada
Precision, and the Cost of Capital. Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Review of Finance, 16 (1), 1-29. Di BEI). Jurnal Akuntansi dan Auditing,
Lee, C., B. Mucklow and M. Ready. 1993. 9 (2), 226-243.
Spreads, Depths, and the Impact of Raman, K. and N. Tripathy. 1993. The Effect
Earnings Information: an Intraday of Supplemental Reserve-Based
Analysis. Review of Financial Studies, 6 Accounting Data on the market
(2), 345-374. Microstructure. Journal of Accounting
Leuz, C., D. Nanda and P. D. Wysocki. 2003. and Public Policy, 12, 113-133.
Earnings Management and Investor Riahi-Belkoui, A. 2005. Earnings Opacity,
Protection: An International Stock Market Wealth Effect and
Comparison. Journal of Financial Economic Growth. Review of
Economics, 69 (3), 505-527. Accounting and Finance, 4 (1), 72-91.
Leuz, C. and R. Verrecchia. 2004. Firms' Stoll, H. 1978. The Pricing of Security Dealer
Capital Allocation Choices, Information Services: an Empirical Study of
Quality, and the Cost of Capital. NASDAQ Stocks. Journal of Finance,
Working Paper, University of 33, 1153-1172.
Pennsylvania. Tucker, J. W., and P. A. Zarowin. 2006. Does
Li, F. and N. Shroff. 2010. Financial Income Smoothing Improve Earnings
Reporting Quality and Economic Informativeness? Accounting Review, 81
Growth. Working Paper. (1), 251-270.
Lo, K. 2008. Earnings Management and Welker, M. 1995. Disclosure Policy,
Earnings Quality. Journal of Accounting Information Asymmetry, and Liquidity
and Economics, 45, 350-357. in Equity Markets. Contemporary
Accounting Research, 11 (2), 801-882.

You might also like