You are on page 1of 9

ACARA I

PEMAHAMAN SIKLUS PROYEK


DAN PENYELENGGARAAN BARANG/JASA

TUJUAN
1. Mengenalkan mahasiswa mengenai siklus proyek.
2. Mengenalkan mahasiswa tentang perbandingan beberapa siklus proyek dari sumber
berbeda.
3. Mengenalkan mahasiswa tentang tahapan penyelenggaraan barang/jasa berdasarkan
peraturan perundangan.

ALAT DAN BAHAN


1. Modul Praktikum Perencanaan Proyek Tahun 2017
2. Peraturan Perundangan tentang Pengadaan Barang/Jasa
3. Seperangkat komputer
4. Alat tulis
5. Kertas HVS

DASAR TEORI
Siklus Proyek
Soeharto (2002) mengemukakan bahwa proyek merupakan kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu, dan dimaksudkan
untuk menghasilkan produk yang kriterianya telah digariskan dengan jelas. Sehingga sasaran
proyek yang utama ialah anggaran, jadwal, dan mutu. Anggaran berarti, sebuah proyek harus
diselesaikan tanpa melampaui batas anggaran yang telah ditetapkan. jadwal, berarti sebuah proyek
harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu dan batas akhir waktu yang ditentukan. mutu berarti
sebuah proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Ketiga hal tersebut
memunculkan kendala dalam proyek, yakni: biaya (Cost/Resource), waktu (time/schedule), dan
kinerja sumberdaya manusia (quality/scope) (Lihat Gambar 1.1). Schwalbe (2006) mengungkapkan
bahwa batasan proyek meliputi ruang lingkup, waktu, dan biaya.
Suatu proyek dapat diselenggarakan oleh instansi pemerintah, badan – badan swasta, atau
organisasi – organisasi sosial maupun oleh perorangan (Gray, dkk. 2007). Secara umum, proyek
terdiri dari :
a. Input : Sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya modal.
b. Proses : ada jangka waktu yang jelas.
c. Output : hasil yang dicapai (bisa berupa benefit).

Setiap proyek memiliki tujuan khusus, di dalam proses pencapaian tujuan tersebut ada
tiga constraint yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Trade-off Triangle atau Triple Constraints.
Triple constraints adalah usaha pencapaian tujuan yang berdasarkan tiga batasan, yaitu:
a. Tepat biaya
Proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, baik biaya tiap item
pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun biaya total sampai akhir proyek.
b. Tepat waktu
Proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek (schedule)
yang telah direncanakan yang ditunjukkan dalam bentuk prestasi pekerjaan (work progress).
c. Tepat mutu
Mutu produk atau disebut dengan kinerja (performance), harus memenuhi spesifikasi dan
kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik.
Ketiganya tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggaraan proyek yang
sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek (Saputra, 2014).

Suatu proyek harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga logis untuk dilaksanakan.
Sistematika tahapan proyek yang disusun oleh PMI (Project Management Institute) (1969 dalam
Wideman, 2004) yang secara umum adalah sebagai berikut:
1. Tahap Konseptual,
2. Tahap Pengembangan dan Perencanaan,
3. Tahap Implementasi,
4. Tahap Terminasi Proyek, dan
5. Tahap Operasi atau Utilisasi.
Tahap konseptual merupakan tahapan yang mencoba menyoroti segala aspek mengenai
layak atau tidaknya suatu gagasan direalisasikan. Dalam tahap ini mulai dilakukan perancangan
proposal proyek. Tahap pengembangan dan perencanaan merupakan tahap mengidentifikasi
dan merumuskan gagasan menjadi pengkajian yang lebih spesifik terutama pada data, kriteria,
spesifikasi teknis serta komersial, dan komposisi pendanaan yang selanjutnya dipakai untuk
membuat dokumen-dokumen serta kontrak proyek. Dalam tahap ini juga ditentukan tim proyek
(tim ahli), pemilik kontraktor, konsultan, dsb, sehingga diharapkan perencanaan proyek memiliki
parameter yang jelas menyangkut sasaran, strategi, dan sumberdaya yang diperlukan. Tahap
implementasi ialah tahap proyek yang dilaksanakan dengan cara mengkomunikasikan
antaranggota tim proyek, melakukan desain-engineering terinci untuk proyek fisik, serta
mengendalikan aspek biaya, jadwal, dan mutu. Kegiatan lain yang juga penting ialah mobilisasi
dan pelatihan tenaga kerja. Tahap terminasi proyek merupakan tahap akhir dalam siklus proyek
di mana tim proyek dapat menyelesaikan tugas administrasi dan keuangan proyek,
mengkompilasi dokumen proyek untuk diserahkan kepada pemrakarsa proyek, dan melakukan
demobilisasi peralatan maupun personil. Untuk proyek engineering, harus dilakukan start-up
instalasi/mesin/produk untuk meyakinkan pemrakarsa proyek. Tahap kelima, tahap operasi
dan utilisasi, tidak termasuk dalam kegiatan proyek namun, merupakan kegiatan operasional,
misalnya dilakukannya observasi bulanan.

Menurut Aarchibald (1976 dalam Wideman, 2004), siklus proyek harus dapat
diidentifikasi dari awal hingga akhir, di mana hal tersebut dapat diasosiasikan dengan skala waktu
(time-scale). Sebuah proyek harus lolos melalui beberapa tahapan yang jelas dalam
perkembangannya. Siklus proyek memuat semua tahapan mulai dari awal hingga kahir tahapan
terminasi proyek. Batas antartahap harus terpisah dengan jelas, kecuali jika pemrakarsa proyek
(yang berkepentingan) menuntut untuk memisahkan menjadi dua fase. Diagram yang jelas
ditampilkan pada Gambar 1.2 berikut.

Tujuan dari siklus proyek adalah untuk mengidentifikasi peristiwa – peristiwa dalam
perencanaan, memantau dan mengevaluasi penghalang. Ini adalah sebuah bingkai yang memandu
langkah – langkah perencanaan proyek, memantau selama implementasi proyek, dan menjamin
evaluasi hasil. Perencanaan, pemantauan, dan evaluai merupakan langkah – langkah yang
berbeda, namun keseluruhan merupakan siklus managemen dari proyek (Mbabu, et all., 2014).

Penyediaan Barang/Jasa
Proyek yang dilakukan pemerintah merupakan kegiatan pengadaan barang/jasa,
khususnya ditujukan kepada masyarakat sebagai wujud nyata pembangunan. Untuk itu, proyek
sebagai hal vital dalam pembangunan sudah seharusnya diatur dalam suatu peraturan dan terus
direvitalisasi sesuai dengan dinamika yang berkembang. Terdapat perubahan peraturan yang
mengatur pengadaan barang/jasa, yakni dari Perpres No.54 tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah menjadi Perpres No.70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Perpres No.54 Tahun 2010. Sebagai upaya peningkatan pelayanan publik, pengadaan barang/jasa
pemerintah yang efisien, terbuka, dan kompetitif diperlukan bagi ketersediaan barang/jasa
pemerintah yang efisien, terbuka, dan kompetitif diperlukan bagi ketersediaan barang/jasa yang
terjangkau dan berkualitas. Pengadaan barang/jasa menerapkan prinsip-prinsip: efisien, efektif,
transparan, terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel.

Menurut Perpres Nomor 70 Tahun 2012, bentuk pengadaan barang/jasa meliputi:


barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultasi, dan jasa lainnya. Sistem pelaksanaan pengadaan
barang/jasa dibedakan sebagai berikut.
1. Swakelola
2. Pemilihan Penyedia Barang/jasa, meliputi:
a. Pelelangan (umum, terbatas, dan sederhana)
b. Seleksi (umum dan sederhana)
c. Pemilihan langsung
d. Penunjukan langsung
e. Pengadaan langsung
f. Sayembara
g. Kontes

Swakelola merupakan pengadaan barang/jasa di mana pekerjaannya direncanakan,


dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh Kementerian/Lembaga/SKPD/Instansi lain sebagai
penanggungjawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat. Berbeda
dengan swakelola, pelaksanaan pengadaan barang/jasa juga dilakukan melalui pemilihan
penyedia barang/jasa, yang pada intinya melalui kerjasama dengan perusahaan/konsultan yang
telah ditetapkan/dipilih sebelumnya, dengan ketentuan dan syarat-syarat tertentu. Setiap jenis
pengadaan barang/jasa menggunakan pemilihan penyedia barang/jasa yang berbeda.
Dalam perkembangan teknologi elektronik, pengadaan barang/jasa dapat memanfaatkan
media elektronik, contohnya dalam e-procurement, e-tendering, atau e-purchasing. Pengertian masing-
masing sistem pengadaan barang/jasa dapat dilihat pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012.

Sistem pemilihan penyedia barang/jasa yang digunakan berbeda sesuai dengan bentuk
pengadaan barang/jasa. Untuk pekerjaan konstruksi, dapat dilakukan dengan pelelangan (umum
dan terbatas), pemilihan langsung, penunjukan langsung, atau pengadaan langsung. sedangkan
pemilihan penyedia barang/jasa lainnya dilakukan dengan pelelangan (umum dan sederhana),
penunjukan langsung, pengadaan langsung, atau kontes/sayembara. Prinsipnya, pemilihan
penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dilakukan melalui metode pelelangan
umum dengan pasca kualifikasi. Sedangkan pemilihan penyedia jasa konstruksi, dilakukan
dengan seleksi (umum dan sederhana), penunjukan langsung, pengadaan langsung, atau
sayembara. Akan tetapi, prinsipnya dilakukan melalui metode seleksi umum.

Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan pemenuhan persyaratan oleh


penyedia barang/jasa. Kualifikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu prakualifikasi dan
pascakualifikasi. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum
pemasukan penawaran, sedangkan pascakualifikasi dilakukan setelah pemasukan penawaran.
Secara umum ditunjukkan dengan diagram di bawah.
LANGKAH KERJA
1. Perhatikan penjelasan diagram siklus proyek yang ada. Carilah sumber lain mengenai siklus
proyek (5 siklus proyek). Carilah perbedaan dan persamaannya, kemudian masukkan ke
dalam tabel yang telah ditentukan (Tabel 1.1). Jelaskan peranan perencanaan dalam sebuah
proyek!
2. Perhatikan siklus administrasi proyek yang ada. Buatlah perbedaan antar metode pemilihan
penyedia barang/jasa, yaitu: pelelangan, penunjukan langsung, pengadaan langsung, pemilihan
langsung, seleksi, kontes/sayembara. Masukkan ke dalam tabel analisis perbedaan (Tabel 1.2).
3. Bacalah dokumen Keppres Nomor 80 Tahun 2003, Perpres Nomor 54 Tahun 2010, dan
Perpres Nomor 70 Tahun 2012. Carilah perbedaan/perubahan pada ketiga dokumen
tersebut!
HASIL PRAKTIKUM

TABEL 1.1. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN SIKLUS PROYEK

Tuliskan perbedaan/ ciri pokok antar


siklus proyek

Tuliskan persamaannya
- Persamaan
- Perbedaan
TABEL 1.2. PERBEDAAN METODE PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA
Pelelangan Penunjukan Pemilihan Pengadaan Seleksi
Pembeda Kontes Sayembara
Umum Sederhana Terbatas Langsung Langsung Langsung Umum Sederhana

Konsep

Jenis
Pengadaan
Barang/Jasa

Kriteria
Lain

Sumber : Perpres Nomor 70 Tahun 2012


TABEL 1.3. PERBEDAAN/PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANGAN

Kepres Nomor 80 Perpres Nomor 54 Perpres Nomor 70


Topik
Tahun 2003 Tahun 2010 Tahun 2012

DAFTAR PUSTAKA
Gray, Clive., Payaman Simanjuntak., Lien K. Sabur., P.F.L. Maspaitella, dan R.C.G Varley. 2007.
Pengantar Evaluasi Proyek (Edisi Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mbabu, A.N., Franca Z.P., Mulongo G., Munyua H.M., Ojwang F., and Low J. 2014. Engendered
Orange-Fleshed Sweetpotato Project Planning, Implementation, Monitoring and Evaluation: A
Learning Kit. Nairobi, Kenya : International Potato Center.
Saputra, Erlis dan Surani Hasanati. 2014. Petunjuk Praktikum Perencanaan Proyek 2014. Yogyakarta:
Fakultas Geografi UGM.
Schwalbe, Cathy. 2006. Introduction to Project Management. Massachusetts: Thomson Learning.
Soeharto, Iman. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta: Erlangga.
Wideman, R. Max. 2004. The Role of The Project Life Cycle (Life Span) in Project Management (A
Literature Review). British Columbia (Vancouver): AEW Services.
http://www.millardlatimer.com/archives/822. The Day Job 2: Services, resources, and Responsibilities.
29 April 2012. Diakses tanggal 15 Januari 2014.

Peraturan Perundangan:
Keppres RI Nomor 80. 2003. Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Perpres RI Nomor 54. 2010. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Perpres RI Nomor 70. 2012. Perubahan Kedua atas PerPres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

You might also like

  • Paket 4 PDF
    Paket 4 PDF
    Document80 pages
    Paket 4 PDF
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Acara 1
    Acara 1
    Document16 pages
    Acara 1
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Acara 1 PTRTW Visualisasi
    Acara 1 PTRTW Visualisasi
    Document4 pages
    Acara 1 PTRTW Visualisasi
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Acara 1
    Acara 1
    Document16 pages
    Acara 1
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Materi WBS
    Materi WBS
    Document368 pages
    Materi WBS
    Imung Amanahtiya
    No ratings yet
  • Acara 1
    Acara 1
    Document16 pages
    Acara 1
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • ACARA1KARTEM
    ACARA1KARTEM
    Document13 pages
    ACARA1KARTEM
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • ACARA1KARTEM
    ACARA1KARTEM
    Document13 pages
    ACARA1KARTEM
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Bogor
    Bogor
    Document2 pages
    Bogor
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Tabel
    Tabel
    Document1 page
    Tabel
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Destudentnisasi Mahasiswa
    Destudentnisasi Mahasiswa
    Document1 page
    Destudentnisasi Mahasiswa
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Tugas GRI
    Tugas GRI
    Document3 pages
    Tugas GRI
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Blok Pemukiman Padat Ku
    Blok Pemukiman Padat Ku
    Document1 page
    Blok Pemukiman Padat Ku
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Acara 2
    Acara 2
    Document9 pages
    Acara 2
    yosef_ganang
    No ratings yet
  • Modul Gri
    Modul Gri
    Document122 pages
    Modul Gri
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • RAB Perkap
    RAB Perkap
    Document1 page
    RAB Perkap
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Alat Dan Bahan
    Alat Dan Bahan
    Document2 pages
    Alat Dan Bahan
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet
  • Digitasi On
    Digitasi On
    Document1 page
    Digitasi On
    Ahmed Diaz Ravan
    No ratings yet