You are on page 1of 14

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


ACARA 1 : PENGENALAN MINERAL

LAPORAN

OLEH :
IMAM NOOR SETIADI
D611 15 305

GOWA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di alam mineral dijumpai bermacam-macam dengan berbagai bentuk yang

bervariasi, terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau gugusan kristal-kristal

dalam rongga-rongga atau celah batuan, mineral juga sering ditemukan dalam

bentuk terendapkan seperti pada vein-vein hidrotermal yang tersingkap ke

permukaan.

Endapan mineral (bahan tambang) merupakan salah satu kekayaan alam

yang berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu upaya untuk

mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral itu hendaknya selalu

diusahakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi, seiring dengan tahapan

eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi, semakin besar pula tingkat

keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumberdaya mineral dan cadangan..

Keberadaan suatu mineral logam pada suatu daerah tertentu dibagi

menjadi dua kategori yaitu sumber daya yang teridentifikasi dan yang tidak

teridentifikasi. Sumber daya atau resources merupakan konsentrasi dari material

dalam wujud padat, cair, maupun gas pada kerak bumi yang secara ekonomis

layak untuk ditambang baik diwaktu sekarang ataupun diwaktu yang akan datang.

Seiring berjalannya waktu, disetiap daerah bermunculan perusahaan-

perusahaan yang bergerak di bidang bijih, baik itu mencari emas, tembaga, perak,

galena, dan lain-lain. Dari mineral-mineral bijih tersebut cara keterdapatannya,

pembentukanya, pengontrolnya, dan lain sebagainya berbeda-beda tergantung dari


penciri dari masing-masing mineral tersebut. Oleh karena itu diperlukan

pemahaman lebih lanjut mengenai endapan mineral akan dibahas pada laporan ini.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berbagai jenis mineral yang bernilai ekonomis.

2. Untuk mengetahui sifat fisik dari setiap mineral.

3. Mengetahui keterdapatan serta proses terbentuknya mineral tersebut.


BAB II
ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum acara Pengenalan

Mineral adalah sebagai berikut :

1. Alat Tulis Menulis

2. Alat Uji Kekerasan

3. Lembar Kerja Praktikum

4. Sampel Mineral

5. Kamera

6. Magnet

7. Rocks and Minerals


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sampel 1 (EM1 08)

Pada sampel 1 dengan nomor sampel EM1 08 merupakan mineral dengan

warna hiajau. Cerat atau warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk) pada

mineral ini adalah hijau. Kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh

permukaan mineral saat terkena cahaya atau biasa disebut Kilap pada mineral ini

adalah Earthy (tanah). Belahan atau kecenderungan mineral untuk membelah diri

pada satu atau lebih arah tertentu apabila kita pukul dan tidak hancur, belahan

pada mineral ini adalah tidak jelas. Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk

terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya,

pecahan mineral ini adalah Uneven (tidak rata).

Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu tekanan, kekerasan

pada mineral ini adalah 3,5-4. Berat jenis atau perbandingan antara berat mineral

dengan volume mineral pada mineral ini adalah 4,0 gr/m3 . Sifat kemagnetan atau

sifat mineral terhadap gaya magnet pada mineral ini adalah Diamagnetik (tidak

memiliki daya magnet). Bentuk mineral atau kenampakan luar dari mineral akibat

adanya sistem kristal didalamnya, bentuk mineral pada mineral ini adalah Masif

(padat dan tidak beraturan). Derajat kejernihan atau kemampuan mineral untuk

meneruskan cahaya berdasarkan bidang minera, derajat kejernihan mineral ini

adalah Opak (Tidak dapat meneruskan cahaya). Tenacity adalah sifat mineral

apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan,

membengkokkan atau mengiris, tenacity pada mineral ini adalah Fragiel


(rapuh/mudah pecah). Komposisi kimia dari mineral ini adalah Cu 2(CO3)(OH)2.

Sistem kristal atau cara untuk mengklasifikasikan bentuk Kristal berdasarkan

geometri sel unit yaitu berdasarkan letak atom dalam sumbu xyz, sistem kristal

pada mineral ini adalah Moniklin. Golongan Minerl Nitrit, karbonat, dan Borat.

Nama mineral Malasit.

Mineral Malasit ini terbentuk melalui proses endapan Hidrotermal, tipe

endapan ini terbentuk dari larutan sisa magma yang bersifat “aqueous” sebagai

hasil differensiasi magma. Mineral Malasit ini berasal dari batuan asal (source

mineral) batuan beku ultramafi dan batuan beku sedimen. Mineral ini berasosiasi

dengan mineral lain seperti kalkopirit.

3.2 Sampel 2 (EM1 15)

Pada sampel 2 dengan nomor sampel EM1 15 merupakan mineral dengan

warna hitam. Cerat atau warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk) pada

mineral ini adalah hitam. Kilap adalah kenampakan atau cahaya yang dipantulkan

oleh permukaan mineral saat terkena cahaya, kilap pada mineral ini adalah logam.

Belahan atau kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih

arah tertentu apabila kita pukul dan tidak hancur, belahan pada mineral ini adalah

tidak jelas. Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam

arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya, pecahan mineral ini adalah

even (rata). Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu tekanan,

kekerasan pada mineral ini adalah 3 skala mohs. Berat jenis atau perbandingan

antara berat mineral dengan volume mineral pada mineral ini adalah 3,9 - 4,2gr/m3

. Sifat kemagnetan atau sifat mineral terhadap gaya magnet pada mineral ini
adalah Paramagnetik (memiliki sedikit daya magnet). Bentuk mineral atau

kenampakan luar dari mineral akibat adanya sistem kristal didalamnya, bentuk

mineral pada mineral ini adalah Lamelar (bentuk pipih). Derajat kejernihan atau

kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya berdasarkan bidang minera,

derajat kejernihan mineral ini adalah Trabslucent (hanya dapat meneruskan sedikit

cahaya). Tenacity adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan,

memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris, tenacity pada

mineral ini adalah Fragile (rapuh/mudah pecah). Komposisi kimia dari mineral ini

adalah (Zn, Fe) S. Sistem kristal atau cara untuk mengklasifikasikan

bentuk Kristal berdasarkan geometri sel unit yaitu berdasarkan letak atom dalam

sumbu xyz, sistem kristal pada mineral ini adalah Isometrik. Golongan Sulfida.

Nama mineral Sphalerit.

Mineral Sphalerit ini terbentuk melalui proses endapan Hidrotermal, tipe

endapan ini terbentuk dari larutan sisa magma yang bersifat “aqueous” sebagai

hasil differensiasi magma. Mineral Sphalerit ini berasal dari batuan asal (source

mineral) yaitu batuan beku ekstrusif. Mineral ini berasosiasi dengan mineral lain

seperti kalkopirit, galena, barit, dan flourit.

Sphalerit ini terbentuk apabila batuan asal seperti batuan beku ekstrusif

yang mengandung mineral dan senyawa kimia tertentu seperti Zn, Fe dan S yang

kemudian dilewati oleh cairan hidrotermal yang mengakibatkan presipitasi

kimiawi. Dan cairan hidrotermal inilah yang melarutkan dan membawa mineral

tersebut, pada saat mineral tersebut mencapai suhu dan tempat yang sesuai maka

mineral tersebut akan membentuk endapan mineral Sphalerit. Pembentukan


mineral ini juga dapat dipengaruhi oleh senyawa kimia tertentu seperti Zn, Fe dan

S yang kemudian bereaksi dengan senyawa logam dan semilogam.

3.3 Sampel 3 (EM1 03)

Pada sampel 3 dengan nomor sampel EM1 03 merupakan mineral dengan

warna coklat. Cerat atau warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk) pada

mineral ini adalah coklat. Kilap adalah kenampakan atau cahaya yang dipantulkan

oleh permukaan mineral saat terkena cahaya, kilap pada mineral ini adalah damar.

Mineral ini tidak memiliki belahan dan tidak memiliki pecahan. Kekerasan adalah

ketahanan mineral terhadap suatu tekanan, kekerasan pada mineral ini adalah 5,5

– 6 skala mohs. Berat jenis atau perbandingan antara berat mineral dengan volume

mineral pada mineral ini adalah 2,9 – 4,3 gr/m 3 . Sifat kemagnetan atau sifat

mineral terhadap gaya magnet pada mineral ini adalah Paramagnetik (memiliki

sedikit daya magnet). Bentuk mineral atau kenampakan luar dari mineral akibat

adanya sistem kristal didalamnya, bentuk mineral pada mineral ini adalah

Coloform (bulat - bulat). Derajat kejernihan atau kemampuan mineral untuk

meneruskan cahaya berdasarkan bidang minera, derajat kejernihan mineral ini

adalah opak (tidak dapat meneruskan cahaya). Tenacity adalah sifat mineral

apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan,

membengkokkan atau mengiris, tenacity pada mineral ini adalah sectile (dapat

dipotong dengan pisau baja dan hasilnya rapuh). Komposisi kimia dari mineral ini

adalah (FeO(OH)nH2C. Mineral ini termasuk dalam golongan mineral oksida.

Nama mineral Limonit.


Mineral Limonit ini terbentuk melalui proses endapan laterit (weathering).

Mineral Limonit ini berasal dari batuan asal (source mineral) yaitu batuan beku

ultramafic dan batuan beku basa. Mineral ini berasosiasi dengan mineral lain

seperti pirit, hematit dan calcit.

Limonit biasanya terbentuk dari hidrasi hematit dan magnetit, dari oksidasi

dan hidrasi mineral sulfida yang kaya besi, dan dari pelapukan kimia mineral

lainnya yang kaya besi, seperti olivin, piroksen, amfibol, dan biotit. Limonit

seringkali merupakan komponen besi terbesar dalam tanah laterit.

3.4 Sampel 4 (EM1 01)

Pada sampel 4 dengan nomor sampel EM1 01 merupakan mineral dengan

warna hitam. Cerat atau warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk) pada

mineral ini adalah hitam. Kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh

permukaan mineral saat terkena cahaya atau biasa disebut Kilap pada mineral ini

adalah logam. Belahan atau kecenderungan mineral untuk membelah diri pada

satu atau lebih arah tertentu apabila kita pukul tidak hancur, belahan pada mineral

ini adalah 1 arah. Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah

dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya, pecahan mineral ini

adalah even (rata). Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu tekanan,

kekerasan pada mineral ini adalah 3,5-4 skala mohs. Berat jenis atau

perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral pada mineral ini adalah

4,5 – 4,8 gr/m3 . Sifat kemagnetan atau sifat mineral terhadap gaya magnet pada

mineral ini adalah paramagnetik (memiliki sedikit daya magnet). Bentuk mineral

atau kenampakan luar dari mineral akibat adanya sistem kristal didalamnya,
bentuk mineral pada mineral ini adalah granular (bentuknya berbutir). Derajat

kejernihan atau kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya berdasarkan

bidang minera, derajat kejernihan mineral ini adalah Opak (Tidak dapat

meneruskan cahaya). Tenacity adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk

mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris,

tenacity pada mineral ini adalah Sectile (dapat dipotong dengan pisau baja dan

hasilnya rapuh). Komposisi kimia dari mineral ini adalah Fe, Cr, O. Sistem kristal

atau cara untuk mengklasifikasikan bentuk Kristal berdasarkan geometri sel unit

yaitu berdasarkan letak atom dalam sumbu xyz, sistem kristal pada mineral ini

adalah Isometrik. Golongan Mineral Oksida. Nama mineral Kromit

Mineral Kromit ini terbentuk melalui proses endapan Magmatisme, tipe

endapan ini terbentuk dari. Mineral Kromit ini berasal dari batuan asal (source

mineral) batuan beku basa dan batuan beku ultrabasa. Mineral ini berasosiasi

dengan mineral lain seperti nikel dan serpentin.

Kromit terbentuk melalui proses kristalisai magma. Kromit

merupakan mineral oksida dari besi kromium dengan bijih logam kromium.

Mineral ini terdapat di dalam batuan beku ultrabasa seperti peridotit yang

berasosiasi dengan intrusi magma. Selain itu, terdapat pula pada serpentin dan

batuan metamorf lainnya yang terbentuk dari alterasi batuan beku ultrabasa.

Mineral ini terbentuk pada temperatur yang sangat tinggi dan pada bagian bawah

dari tubuh magma, dimana proses kristalisasi terjadi.


3.5 Sampel 5 (EM1 14)

Pada sampel 5 dengan nomor sampel EM1 14 merupakan mineral dengan

warna hitam. Cerat atau warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk) pada

mineral ini adalah putih. Kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh

permukaan mineral saat terkena cahaya atau biasa disebut Kilap pada mineral ini

adalah logam. Belahan atau kecenderungan mineral untuk membelah diri pada

satu atau lebih arah tertentu apabila kita pukul tidak hancur, belahan pada mineral

ini adalah 1 arah. Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah

dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya, pecahan mineral ini

adalah uneven (tidak rata). Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu

tekanan, kekerasan pada mineral ini adalah 5,5-6 skala mohs. Berat jenis atau

perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral pada mineral ini adalah

4,5 – 4,8 gr/m3 . Sifat kemagnetan atau sifat mineral terhadap gaya magnet pada

mineral ini adalah paramagnetik (memiliki sedikit daya magnet). Bentuk mineral

atau kenampakan luar dari mineral akibat adanya sistem kristal didalamnya,

bentuk mineral pada mineral ini adalah lamelar (bentuknya bergarisgaris). Derajat

kejernihan atau kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya berdasarkan

bidang mineral, derajat kejernihan mineral ini adalah Opak (Tidak dapat

meneruskan cahaya). Tenacity adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk

mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris,

tenacity pada mineral ini adalah Brittle (bidang pecahnya tidak rata). Komposisi

kimia dari mineral ini adalah (Ce,Ca,Y)2 PbS. Sistem kristal atau cara untuk

mengklasifikasikan bentuk Kristal berdasarkan geometri sel unit yaitu


berdasarkan letak atom dalam sumbu xyz, sistem kristal pada mineral ini adalah

Isometrik. Golongan Mineral Sulfida. Nama mineral Galena.

Apabila unsur sulfida dominan pada batuan galena, aroma sulfida akan

terasa dilokasi batuan tersebut. Mineral yang dapat ditemukan disekitar galena

antara lain sphalerit, pirit dan kalkopirit. Mineral galena ini banyak berguna dalam

industri pengolahan besi dan baja, terutama bila terdapat unsur tembaga (Cu) di

dalamnya. Batuan galena Indonesia saat ini kebanyakan diekspor untuk memenuhi

kebutuhan industri di China. Metode penambangan galena umumnya

menggunakan peledakan atau membuka singkapan dengan alat berat kemudian

mengambil secara manual.

Galena juga merupakan salah satu mineral yang cukup berbahaya.

Kandungan belerang dalam galena membuat mineral ini sangat rapuh dan reaktif

untuk pengobatan kimia.

Galena adalah mineral yang sangat penting karena berfungsi sebagai bijih

untuk sebagian besar produksi timbal di dunia. Galena juga merupakan bijih yang

signifikan dari perak. Kegunaan timbal paling penting saat ini adalah dalam

baterai timbal. Sebuah baterai khusus mengandung sekitar 20 pon timbal dan

harus diganti setiap empat atau lima tahun. Baterai timbal juga digunakan sebagai

sumber pasokan listrik darurat untuk jaringan komputer, fasilitas komunikasi, dan

sistem penting lainnya. Timbal juga merupakan salah satu logam yang digunakan

dalam sistem penyimpanan energi yang terkait dengan pembangkit listrik dan

kendaraan hybrid.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum Pengenalan

Mineral adalah sebagai berikut :

1. Berbagai jenis mineral yang ekonomis seperti mineral-mineral yang bersifat

logam contohnya Emas, Perak, Tembaga, dan lainnya.

2. Adapun sifat fisik dari setiap mineral diebdakan satu sama lainnya dari

pengamatan warna, cerat, kilap, belahan, pecahan, berat jenis, sifat

kemagnetan, derajat kejernihan, bentuk mineral, tenacity, komposisi mineral,

kekerasan, dan lainnya.

3. Setiap mineral memiliki proses permbentukan dan keterdapatan yang

berbeda. Contohnya pada Kromit. Kromit terbentuk melalui proses kristalisai

magma. Kromit merupakan mineral oksida dari besi kromium dengan bijih

logam kromium. Mineral ini terdapat di dalam batuan beku ultrabasa seperti

peridotit yang berasosiasi dengan intrusi magma. Selain itu, terdapat pula

pada serpentin dan batuan metamorf lainnya yang terbentuk dari alterasi

batuan beku ultrabasa

4.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum endapan mineral, asisten dapat membagi

kedalam beberapa kelompok kecil dan di awasi oleh masing-masing asisten

sehingga pemahaman serta komunikasi dapat berlangsung dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Irfan, UR, 2016. Penuntun Praktikum Mineralogi dan Kristalografi. Gowa :


Universitas Hasanuddin.

Maulana, A. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Mottana, A, dkk. 2004. Simon & Schuster’s Guide to Rocks and Minerals. Spain :
Artes Graficas Toledo, S.A.U

Noor, D, 2009. Pengantar Geologi.pdf. Diakses pada Jumat, 10 Maret 2016.


Pukul 20:54 WITA.

You might also like