You are on page 1of 7

SINTESIS SENYAWA KOMPLEKS TEMBAGA

Rahmawati Moosisi1*

1
Prodi Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo, Jl.Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo
96128
*email: Rahmawati_s1pend_kimia2014@mahasiswa.ung.ac.id

ABSTRAK

Percobaan ini bertujuan untuk mensintesis senyawa kompleks tembaga. Tembaga disebut logam
koin karena dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk koin. Tembaga tidak larut dalam asam yang
bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh asam nitrat (HNO3) sehingga tembaga larut dalam
asam nitrat. Senyawa kompleks tembaga yang dibuat yaitu garam kupri amonium sulfat monohidrat
(CuSO4(NH4)2SO4.H2O) dan garam tetramintembaga(II)sulfat monohidrat ([Cu(NH3)4]SO4.H2O). Garam
kupri amonium sulfat monohidrat dibuat dari campuran 4,9 gr tembaga sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
dengan 2,6 gr amonium sulfat dalam 100 mL aquades dan menghasilkan berat kristal sebanyak 1,3602
gr dan persen rendemen yaitu 23,68 %. Sedangkan garam tetramintembaga(II)sulfat monohidrat dibuat
dari campuran 8 mL ammonia 15 M dan 5 mL aquades dan menambahkan 4,3 gr CuSO4 dan
menambahkan 8 mL etanol secara perlahan, dan menghasilkan berat kristal sebanyak 3,1785 gr dan
persen rendemen yaitu 65,72 %.

Kata Kunci: Sintesis, Senyawa Kompleks, Tembaga

I. PENDAHULUAN

Suatu garam yang terbentuk lewat menunjukkan jumlah ligan (monodentat) yang
kristalisasi dari larutan campuran sejumlah dapat membentuk kompleks yang stabil dengan
ekivalen dua atau lebih garam tertentu disebut satu atom pusat [2] [5].
garam rangkap. Sedangkan garam-garam yang
mengandung ion-ion kompleks dikenal sebagai Garam rangkap adalah garam yang terdiri
senyawa koordinasi atau garam kompleks, dari dua kation yang berbeda dengan sebuah
misalnya heksamminkobalt (III) klorida anion yang sama dalam satu kisi kristalnya.
Co(NH3)6Cl3 dan kalium heksasianoferat(III) Garam rangkap biasanya lebih mudah
K3Fe(CN)6. Bila suatu kompleks dilarutkan, akan membentuk kristal besar dibandingkan garam
terjadi pengionan atau disosiasi, sehingga tunggal penyusunnya. Katin garam rangkap
akhirnya terbentuk kesetimbangan antara umumnya terdiri kation logam transisi yang
kompleks yang tersisa (tidak berdisosiasi) [1]. bergabung dengan kation logam alkali atau ion
aminum [3].
Senyawa kompleks atau senyawa
koordinasi merujuk pada molekul yang terbentuk Kompleks logam transisi dari Co (II), Ni (II)
dari penggabungan ligan dari ion logam. Suatu dan Cu (II) ion logam dengan umum stoikiometri
ion (atau molekul) kompleks terdiri dari satu [M (L) X] X dan [M (L) SO4], di mana M = Co (II),
atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen ini Ni (II) dan Cu (II) [1]. Kompleks karbonilkobalt
dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti juga telah dimodifikasi oleh perubahan beberapa
stoikiometeri yang sangat tertentu, meskipun ini CO oleh fosfina. Gugus yang dihasilkan lebih
tidak dapat ditafsirkan dalam lingkup konsep tahan terhadap suhu tinggi[4].
valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh
bilangan koordinasi, suatu angka bulat, yang

LAPORAN ANORGANIK FISIK 2017 Page 1


Logam tembaga merupakan logam merah dalam jumlah yang besar atau melebihi nilai
muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. toleransi organisme. Logam Cu yang masuk ke
Tembaga dapat melebur pada suhu 1038oC. dalam lingkungan perairan dapat terjadi secara
Karena potensial elektrodanya positif (+0,34V) alamiah maupun sebagai efek samping dari
untuk pasangan Cu / Cu2+ tembaga tidak larut kegiatan manusia. Secara alami Cu masuk ke
dalam asam klorida dan asam sulfat encer, dalam perairan dari peristiwa erosi, pengikisan
meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa batuan ataupun dari atmosfer yang dibawa turun
larut. Kebanyakan senyawa Cu(I) sangat mudah oleh air hujan. Sedangkan dari aktifitas manusia
teroksidasi menjadi Cu(II). Namun osidasi seperti kegiatan industri, pertambangan Cu,
selanjutnya menjadi Cu(II) adalah sulit. Terdapat maupun industri galangan kapal beserta
kimiawi larutan Cu2+ yang dikenal baik dan kegiatan dipelabuhan merupakan salah satu
sejumlah besar garam berbagai anion jalur mempercepat terjadinya peningkatan
didapatkan banyak diantaranya larut dalam air, konsentrasi Cu dalam perairan[9].
menambah perbendaharaan kompleks sulfat
biru, CuSO4.5H2O yang paling dikenal. Senyawa Sintesis senyawa kompleks tembaga(II)
ini dapat terhidrasi membentuk anhidrat yang dengan ligan yang mengandung gugus amina
benar–benar putih. Penambahan ligan terhadap telah banyak dilakukan antara lain dengan
larutan akan menyebabkan pembentukan ion ligan bidentat 2-feniletilamin dan difenilamin.
kompleks [6]. Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah
yang sangat sedikit terbentuk endapan biru
Pelarutan tembaga hidroksida karbonat dan suatu garam basa (tembaga sulfat basa). Bila
sebagainya dalam asam yang dihasilkan akuo dalam keadaan basah dibiarkan terkena udara,
hijau dituliskan [Cu(H2O)6]2+. Diantara berbagai tembaga (II) sulfida cenderung teroksidasi
kristal hidratnya adalah sulfat hidratnya adalah menjadi tembaga (II) sulfat, dan karenanya
sulfat biru CuSO4.5H2O yang paling lazim. menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali
CuSO4.5H2O dapat dihidrasi menjadi zat panas yang dilepaskan pada proses ini[10].
anhidrat yang berwarna putih. Penambahan
ligan menyebabkan kompleks dengan Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
pertukaran molekul air secara berurutan[7]. mensintesis senyawa tembaga dari larutan
CuSO4.5H2O, ammonium sulfat, aquades,
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan ammonia, CuSO4, dan etanol.
kristal biru, CuSO4.5H2O triklin. Pentahidratnya
kehilangan 4 molekul air pada 1100 C .
Tembaga (II) sulfat, juga dikenal sebagai sulfat
II. METODE PENELITIAN
cupri, adalah senyawa kimia dengan rumus
kimia CuSO4. Garam ini ada sebagai Pada percobaan ini alat yang digunakan
serangkaian senyawa yang berbeda dalam yaitu, gelas kimia, gelas ukur, kaca arloji,
derajat hidrasi. Bentuk anhidrat adalah bubuk pengaduk, penangas, pipet tetes, neraca
hijau atau abu-abu putih pucat, sedangkan analitik, oven, kertas saring, corong dan spatula.
pentahidrat (CuSO4.5H2O) garam paling sering
Gelas kimia digunakan untuk melarutkan
ditemukan, adalah biru terang[8].
tembaga (II) sulfat pentahidrat dengan 100 mL
Logam Cu merupakan salah satu logam aquades dan melarutkan ammonium sulfat
berat yang bersifat toksik terhadap organisme dengan 5 mL aquades. Gelas ukur digunakan
air dan manusia pada batas konsentrasi untuk mengukur larutan ammonia, etanol dan
tertentu, meskipun beracun tetapi sangat aquades. Kaca arloji digunakan untuk
dibutuhkan manusia dalam jumlah yang kecil. menimbang bahan CuSO4.5H2O dan CuSO4.
Toksisitas yang dimiliki Cu baru akan bekerja Pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan
bila telah masuk ke dalam tubuh organisme pada saat proses pelarutan, penangas
digunakan untuk memanaskan larutan, pipet

LAPORAN ANORGANIK FISIK 2017 Page 2


tetes digunkan untuk mengambil larutan dalam III. HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah kecil, neraca analitik digunakan sebagai
alat menimbang, oven digunakan untuk A. Pembuatan garam kupri ammonium
mengeringkan kristal, kertas saring digunakan sulfat
untuk menyaring larutan, corong digunakan
Langkah awal yang dilakukan dalam
untuk menyaring larutan, dan spatula digunakan percobaan ini adalah melarutkan 4,9160 gr
untuk mengambil bahan pada saat menimbang. CuSO4.5H2O kedalam 100 mL aquades (larutan
1) dan melarutakan 2,6053 gr ammonium sulfat
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini dalam 100 mL aquades (larutan 2). Selanjutnya
yaitu: padatan CuSO4.5H2O, ammonium sulfat, mencampurkan kedua larutan dan hasil yang
aquades, ammonia, CuSO4, dan etanol. didapatkan yaitu warna biru muda (Gambar 1).
Adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada
A. Pembuatan garam kupri ammonium sulfat Tabel 1.

Pada pembuatan garam kupri ammonium Perubahan warna ini terjadi karena warna
sulfat ini yang pertama yaitu menimbang dari pentahidrat (CuSO4.5H2O) garam paling
sering ditemukan adalah biru terang. Sehingga
tembaga (II) sulfat monohidrat sebanyak 4,9 gr
jika dicampurkan dengan 2,6053 gr ammonium
kedalam 100 mL aquades mendidih. Kemudian sulfat yang bening akan menghasilkan warna
melarutkan ammonium sulfat sebanyak 2,6 gr biru muda.
kedalam aquades 100 mL. Selanjutnya
mencampurkan kedua larutan dan memanaskan Persamaan reaksinya yaitu:

CuSO4.5H2O(s)+H2O(l)  Cu2++SO42- +6H+ +6OH-


sampai larutan jenuh. Kemudian mendiamkan
pada suhu ruangan sampai terbentuk kristal dan
menyaring. Selanjutnya mengeringkan kristal Adapun persamaan reaksi setelah penambahan
pada oven dan menimbang berat kristal. ammonium sulfat

B. Pembuatan garam tetraamintembaga(II) CuSO4.5H2O(s) + (NH4)2SO4 (s)+ H2O(l)→


Sulfat Monohidrat CuSO4(NH4)2SO4.H2O(aq)+ 5H2O(l)

Pada pembuatan garam tetraamintembaga


(II) sulfat ini yang pertama yaitu mencampurkan
ammonia sebanyak 8 mL dengan aquades
sebanyak 5 mL. Kemudian memasukkan CuSO4
sebanyak 4,3 gr dan menambahkan 8 mL etanol
secara perlahan. Selanjutnya menutup dengan
kaca arloji dan mendinginkan dengan icebath,
sambil mengaduk agar pengendapan sempurna. Gambar 1. Pencampuran larutan CuSO4.5H2O dan
Menyaring dan mencuci dengan ammonia 5 mL larutan (NH4)2SO4
dan beberapa tetes etanol dan mengeringkan
didalam oven. Setelah itu menimbang berat Selanjutnya proses pemanasan dan proses
penguapan, pada proses penguapan ini larutan
kristal yang didapatkan.
berkurang sedikit demi sedikit karena larutan
yang menguap telah menjadi gas pada proses
C. Analisis rendemen
pemanasan. Pemanasan disini bertujuan agar
Rendemen merupakan perbandingan kristal dapat melarut dan proses reaksi dapat
jumlah produk dengan jumlah yang seharusnya dipercepat hingga terbentuk larutan yang jenuh
maka berlaku rumus : dimana ketika telah mencapai keadaan ini dan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 melewatinya maka akan memperkecil hasil kali
% Rendemen = X 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 kelarutannya sehingga ketika didinginkan maka
akan terbentuk endapan berupa kristal garam
rangkap ammonium tembaga(II) sulfat
monohidrat (Gambar 2).

LAPORAN ANORGANIK FISIK 2017 Page 3


Tabel 1. Hasil pengamatan pembuatan garam
kupri ammonium sulfat

No. Perlakuan Hasil


Pengamatan

1. Melarutkan 4,9 Larutan


g CuSO4.5H2O berwarna biru
dalam 100 mL
aquades Gambar 2. Proses pemanasan larutan
(larutan 1) CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4 dalam
200 mL aquades
2. Melarutkan 2,6 Larutan
g (NH4)2SO4 bening
dalam 100 mL
aquades
(larutan 2)

3. Mencampurkan Larutan
kedua larutan berwana biru
dan muda dan
Memanaskan volume
larutan sampai berkurang Gambar 3. Kristal garam kupri ammonium
sulfat monohidrat
jenuh
B. Pembuatan garam tetraamintembaga(II)
4. Mendiamkan Terbentuk
Sulfat Monohidrat
pada icebath Kristal
dan kemudian berwarna biru Garam kompleks yang dibuat pada
disarig muda percobaan ini adalah garam tetraamintembaga
(II) sulfat monohidrat[Cu(NH3)4]SO4.H2O + 5 H2
5. Mengeringkan Berat kristal
O yang dihasilkan dari pencampuran larutan
kristal dan
ditimbang 1,3602 gr
Garam yang dibuat pada percobaan ini
adalah garam tetraamintembaga (II) sulfat
monohidrat [Cu(NH3)4]SO4.H2O + 5 H2O yang di
Setelah itu larutan didinginkan, tujuan dari hasilkan dari reaksi antara tembaga (II) sulfat
pendinginan yaitu untuk menurunkan suhu, dan pentahidrat CuSO4.5H2O dengan ammonia
juga untuk mencapai derajat jenuh pada larutan (NH3) pekat. Adapun hasil pengamatan yang
sehingga endapan lebih cepat terbentuk. diperoleh pada percobaan ini dapat dilihat pada
Endapan yang diperoleh kemudian disaring Tabel 2.
untuk memisahkan filtrat dari endapan.
Pada pembuatan garam kompleks ini,
Selanjutnya menimbang endapan yang berupa
CuSO4.5H2O dilarutan dengan ammonia dan
kristal garam rangkap ammonium tembaga(II)
aquades. Pada penambahan aquades
sulfat monohidrat. Berat kristal yang didapatkan
tembaga(II) sulfat pentahidrat larut menjadi ion-
yaitu 1,3602 gr dan persen rendemennya yaitu
ion yang tidak stabil dikarenakan aquades
23,68 % (Gambar 3).
/molekul air yang berada pada larutan sehingga
mudah bereaksi. Adapun persamaan reaksi
ionisasinya yaitu :

LAPORAN ANORGANIK FISIK 2017 Page 4


CuSO4.5H2O(s)+H2O(l)  Cu2++SO42- +6H+ +6OH- berhidrat menyebabkan terbentuknya senyawa
kompleks akibat terjadinya pertukaran molekul
Tabel 2. Hasil pengamatan pembuatan garam air dengan NH3 secara berurutan. Adapun
tetraamintembaga (II) sulfat monohidr reaksinya :
at
CuSO4.5H2O (s)+4( NH3) (s) + H2O(l)→
No. Perlakuan Hasil [Cu(NH3)4]SO4 . H2O(aq) + 5H2O(l)
Pengamatan

1. Mencampur 8 mL Larutan
ammonia 15 M deng berwarna biru
an 5 mL aquades. tua
Kemudian
memasukkan Gambar 4. Larutan tetraamintembaga(II) sulfat
4,3019 gr CuSO4 monohidrat
dan menambahkan
Selanjutnya penambahan 8 mL etanol
8 mL etanol secara
secara perlahan pada larutan bertujuan untuk
perlahan
mencegah air berikatan koordinasi dengan
2. Menutup dengan Terbentuk logam atau bertujuan untuk memicu
kaca arloji dan kristal terbentuknya endapan. Setelah itu menutup
mendinginkan pada berwarna biru larutan dengan kaca arloji dan mendinginkannya
icebath sambil tua dengan icebath, sambil mengaduk agar
mengaduk agar pengendapan sempurna (Gambar 5). Setelah
pengendapan endapan yang berupa kristal terbentuk maka
sempurna kristal langsung disaring (Gambar 6). Sebelum
penyaringan harus ditimbang terlebih dahulu
3. Menyaring dan Terbentuk kertas saring kosong. Setelah penyaringan,
mencuci dengan residu (kristal) kristal dikeringkan dalam oven. Selanjutnya
amoniak 5 mL dan berwarna biru menimbang kertas berat kristal. Berat kristal
bebrapa tetes etanol tua dan filtrat yang didapatkan yaitu 3,1785 gr dan persen
berwarna biru rendemennya sebesar 65,72 %.
tua

5. Mengeringkan Berat kristal


dalam oven dan 3,1785 gr.
menghitung berta
kristal yang
didapatkan

Setelah menjadi ion, maka akan lebih


mudah bereaksi dengan ammonia pekat. Gambar 5. Proses pendinginan
Ammonia berfungsi sebagai penyedia ligan,
dengan Kristal CuSO4.5H2O yang berfungsi
sebagai penyedia atom pusat. Amonium yang
berperan sebagai ligan yang berikatan dengan
Cu2+ akan mendesak ligan H2O dari
CuSO4.5H2O sehingga warna larutan menjadi
biru tua, seperti yang terlihat pada Gambar 4.
Dengan penambahan ligan pada larutan Gambar 6. Proses penyaringan larutan

LAPORAN ANORGANIK FISIK 2017 Page 5


III. KESIMPULAN igand. Journal of Organometallic Chemistr
y,(15).316-318.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa Garam rangkap dapat dibuat [8]. Tumin, Najua D., A.L. Chuah., Z. Zawani,
dengan mencampurkan tembaga(II) sulfat S.A.Rashid. Adsorption of Copper from
pentahidrat dengan aminum sulfat sehingga Aqueous Solution by Elais guineensis
menghasilkan garam rangkap kupri(II) kernel Activated Carbon.Journal of Engine
ammonium sulfat monohidrat dengan berat ering Science and Technology, Vol. 3,
kristal 1,3602 gr dengan persen rendemen No.2 (2008) 180-189.
yaitu 23,68 %. Sedangkan untuk pembuatan
garam kompleks dapat dibuat dengan [9] Sentot Budi Rahardjo, Sayekti
mencampurkan ammonia dengan tembaga (II) Wahyuningsih dan Sony Atmojo.
sulfat pentahidrat sehingga menghasilkan (2005). Sintesis dan Karakterisasi
tetramintembaga(II) sulfat monohidrat dengan Kompleks Morfolina Tembaga (II)
berat kristal 3,1785 gr dan rendemen 65,72%. Sulfat.nHidrat. Journal of Alchemstry 4 (2)

IV. DAFTAR PUSTAKA [10]. Halang, Bunda. 2007. Kandungan Cu dan


[1]. Setartini, Yeni. 2014.Pembuatan Kompleks Pb pada Air dan Ikan Payau di
Tembaga (Cu). Journal Universitas Syarif Bendungan Sungai Tabaniao Desa Bajuin
Hidayatullah Kecamatan Palaihari Kabupaten Tanah La
ut Banjarmasin.Banjarmasin:Bios cientiae.
[2]. Hamid Golchoubian, O. Nazaria., and B. Volume 4, Nomor 1, Hal43-52.
Kariukib. (2011). Synthesis, Structure and
Solvato chromism Studies on Copper(II)
Complexes Containing Ethylenediamine,
Pyridine and Imidazol Ligands. Journal of
the Chinese Chemical Society (58) : 60-68.

[3]. Mobarohnim. 2008. Garam rangkap

[4]. Urgoiti, Jaime Blanco., Añorbe, Loreto.,


Serrano, Leticia Pérez., Domínguez,
Gema. Castells, Javier Pérez. 2003. The
Pauson–Khand reaction, a powerful
synthetic tool for the synthesis of complex
molecules. Chem.Soc . Rev . , 2004 ,33
,32–42

[5]. Lexy Nindia Swastika dan Fahimah Martak


.(2012). Sintesis dan Sifat Magnetik
Kompleks Ion Logam Cu(II) dengan Ligan
2-Feniletilamin. Jurnal Sains dan Seni
Pomits 1 (1) : 1-5.

[6]. Underwood, A. L. & Day, R. A, 2002,


Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi
Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta

[7]. Xile H. Ingrid C., and Karsten M. 2003.


A Bis Carbenelkenyl Copper(I) CompleksL

LAPORAN ANORGANIK FISIK 2017 Page 6


LAPORAN ANORGANIK FISIK 2017 Page 7

You might also like