You are on page 1of 27

Proposal Penelitian

Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)


Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kitin umumnya diperoleh dari kerangka hewan invertebrata kelompok Arthopoda


sp, Molusca sp, Coelenterata sp, Annelida sp, Nematoda sp, dan beberapa dari
kelompok jamur. Selain dari kerangka hewan invertebrate, juga banyak ditemukan pada
bagian insang ikan, trachea, dinding usus dan pada kulit cumi-cumi. Sumber utama
yang dapat digunakan untuk memproduksi kitin dalam skala besar adalah crustaceae
yang dipanen secara komersil seperti kepiting, udang, dan lobster. Keberadaan kitin di
alam umumnya tidak terdapat dalam keadaan bebas, akan tetapi berikatan dengan
protein, mineral, dan berbagai macam pigmen (zat warna) (Kurniasih, Kartika, and
Riyanti 2012).

Kitosan atau poli-(2-amino-deoksi-β-(1-4)-D-glukopiranosa merupakan turunan


dari kitin melalui proses deasetilasi dengan menggunakan basa kuat pada temperatur
yang cukup tinggi . Kitosan memiliki fungsi yang banyak, akan tetapi kelarutan kitosan
yang rendah dalam air membatasi pemanfaatannya. Oleh karena itu, banyak dilakukan
modifikasi struktur kimia kitosan untuk meningkatkan kelarutannya. Salah satu
modifikasi tersebut adalah karboksimetil kitosan. Chen et al., (2003) memodifikasi
kitosan dengan asam kloro asetat pada suhu rendah untuk mendapat produk yang larut
air berupa senyawa O-karboksimetil kitosan. (Hardi and Ridhay 2017)

Karboksimetil kitosan (KMK) merupakan produk hasil sintesis yang diperoleh


dengan cara substitusi gugus karboksimetil pada rantai glukosamin pada struktur
kitosan. Senyawa ini memiliki kelarutan yang lebih tinggi dalam air daripada kitosan
akibat pertambahan muatan ionik. Penelitian Patale & Patravale (2011) menunjukkan
selain memperbaiki kelarutan kitosan, karboksilasi juga mampu meningkatkan sifat
fungsional kitosan. Pembuatan karboksimetil kitosan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 1
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

diantaranya rasio antara kitosan terhadap asam monokloroasetat, kemurnian kitosan,


suhu reaksi, dan konsentarsi NaOH pada proses alkalisasi (Hardi and Ridhay 2017).
Diantara turunan kitosan yang dapat larut dalam air, karboksimetil kitosan
merupakan turunan kitosan yang bersifat amfoter akibat gugus -COOH dan –NH2 yang
dimilikinya, sehingga aplikasinya menjadi lebih luas. Aplikasi karboksimetil kitosan
antara lain : sebagai antimikroba, adsorben, membran, dan dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan mekanik dan elektrik dari kertas.(Suseno et al. 2017)

I.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengaruh variasi kecepatan pengadukan dalam proses eterifikasi
terhadap kelarutan karboksimetil kitosan ?
b. Bagaimana pengaruh variasi waktu eterifikasi terhadap kelarutan karboksimetil
kitosan ?
c. Bagaimana pengaruh variasi suhu eterifikasi terhadap kelarutan karboksimetil
kitosan ?

I.3 Batasan Masalah


a. Waktu saat proses hidrolisis adalah 10 jam
b. Suhu saat proses hidrolisis adalah 1000C
c. Katalis hidrolisis adalah HCl
d. Proses alkalinasi dengan NaOH 50% (b/v).
e. Perbandingan kitosan dan monokloroasetat yang digunakan (1:2).
f. Kecepatan pengadukan pada proses eterifikasi adalah 50,70,90 rpm.
g. Suhu eterifikasi 600C, 700C, 900C.
h. Waktu eterifikasi 1 jam, 2 jam, 3 jam.
i. Parameter yang diamati adalah kelarutan karboksimetil kitosan dalam Air, HCl,
dan Asam Asetat.

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 2
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

I. 4 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh variasi kecepatan pengadukan dalam proses eterifikasi
terhadap kelarutan karboksimetil kitosan ?
b. Mengetahui pengaruh variasi waktu eterifikasi terhadap kelarutan karboksimetil
kitosan ?
c. Mengetahui pengaruh variasi suhu eterifikasi terhadap kekarutan karboksimetil
kitosan ?
I. 5 Manfaat Penelitian
a. Meningkatkan kelarutan kitosan dengan modifikasi kitosan menjadi
karboksimetil kitosan.
I. 6 Hipotesa
a. Semakin besar kecepatan pengadukan dalam proses eterifikasi maka semakin
besar kelarutan karboksimetil kitosan.
b. Semakin lama waktu eterifikasi maka semakin besar kelarutan karboksimetil
kitosan.
c. Semakin besar suhu eterifikasi maka semakin besar kelarutan karboksimetil
kitosan.

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 3
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Tinjauan Pustaka

II.1.1. Kitosan

Kitosan merupakan polisakarida yang mengandung nitrogen yang diperoleh dengan


cara deasetilasi kitin secara kimiawi maupun enzimatik. Kitosan memiliki sifat non-
toksik, biocompatible, dan biodegradable. Tidak seperti selulosa, kitosan merupakan
amino polisakarida yang menunjukkan sifat biologikal, fisiologikal, dan farmakologikal
yang menarik (Nazaruddin 2010).

Kitosan dengan rumus molekul (C6H11NO4)n dapat diperoleh dari deasetilasi kitin.
Kitosan juga dijumpai secara alamíah di beberapa organísme(Valentina 2013).

Kitosan berbentuk serbuk warna putih, tidak berbau, tidak beracun, tidak larut
dalam air, tidak larut dalam basa kuat dan asam sulfat, sedikit larut dalam asam
hidroksida dan asam fosfat(Kimia et al. 2013)

Gambar 1. Struktur Polimer Kitosan

Proses deasetilasi kitosan dapat dilakukan dengan cara kimiawi maupun enzimatik.
Proses kimiawi menggunakan basa, misalnya NaOH, dan dapat menghasilkan kitosan
dengan derajat deasetilasi yang tinggi, yaitu mencapai 85-93% . Namun, proses kimiawi
menghasilkan kitosan dengan bobot molekul yang beragam dan deasetilasinya juga
sangat acak, sehingga sifat fisik dan kimia kitosan tidak seragam. Selain itu, proses
kimiawi juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, sutit dikendalikan, dan
1. Nadia Rochmah K.P. 121160163
2. Navyta Ariardini 121160176
Page 4
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

melibatkan banyak reaksi samping yang dapat menurunkan rendemen. Proses enzimatik
dapat menutupi kekurangan proses kimiawi. Pada dasarnya deasetilasi secara enzímatik
bersifat selektif dan tidak merusak struktur rantai kitosan, sehingga menghasilkan
kitosan dengan karakteristik yang lebih seragam agar dapat memperluas bidang
aplikasinya(Valentina 2013).

Proses deasetilasi kitin menggunakan larutan NaOH pekat bertujuan untuk


mengubah gugus asetil dari kitin menjadi gugus amina pada kitosan. Perubahan ini
dapat dideteksi dengan melihat perubahan spektrum IR kitin dengan hasil deasetilasinya
pada panjang gelombang tertentu yang karakteristik(Valentina 2013).

I.4.2 Karakterisasi Kitosan dan sifatnya

a. Berat Molekul

Salah satu parameter paling mendasar yang mencirikan makromolekul adalah berat
molekulnya. Pengetahuan tentang berat molekul polisakarida sangat penting bagi
pemahaman tentang aplikasinya dan peran mereka dalam sistem kehidupan. Berat
molekul chitosan sangat bergantung pada kondisi deasetilasi dan dapat ditentukan
dengan metode seperti kromatografi (Bough et al. 1978), hamburan cahaya (Muzzarelli
1977), dan viscometry (Maghami dan Roberts 1988). Viscometry adalah metode paling
sederhana dan paling populer untuk menentukan berat molekul kitosan. Namun metode
ini memiliki kelemahan karena tidak mutlak, bergantung pada korelasi antara nilai
viskositas intrinsik dengan berat molekulnya. Chitosan tersedia secara komersial dengan
berat molekul mulai dari 10.000 hingga1.000.000 Da (satuan massa atom).

b. Viskositas

Viskositas kitosan meningkat dengan bertambahnya berat molekul dan konsentrasi.


Meningkatkan deasetilasi juga meningkatkan viskositas (Skaugrud 1991). Ini dapat
dijelaskan oleh fakta bahwa kitosan dengan deasetilasi tinggi dan rendah memiliki
konformasi yang berbeda dalam larutan berair. Chitosan memiliki konformasi yang
panjang dengan rantai yang lebih fleksibel ketika deasetilasi tinggi karena muatan

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 5
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

dalam molekul saling bertabrakan. Viskositas larutan chitosan juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti konsentrasi dan suhu. Ketika konsentrasi chitosan meningkat dan
suhu menurun, viskositas meningkat. Viskositas chitosan menurun dengan peningkatan
waktu demineralisasi karena depolimerisasi (Moorjani et al. 1975). Demikian pula, No
et al. (1999) menunjukkan bahwa viskositas chitosan sangat dipengaruhi oleh fisik
(grinding, pemanasan, autoclaving, ultrasonication) dan perawatan kimia (ozon).
Viskositas larutan chitosan yang disimpan pada 40C relatif stabil.

c. Kelarutan

Karakteristik kelarutan kitosan didasarkan pada derajat deasetilasi. Tingkat


deasetilasi yang tinggi menunjukkan kelarutan yang lebih tinggi, dan deasetilasi dengan
nilai rendah menunjukkan kelarutan yang buruk (Heux et al. 2000). Kelarutan Chitosan
tergantung pada jumlah gugus amino terprotonasi dalam rantai polimerik dan
karenanya, pada proporsi unit D-glucosamine dan acetylated dan non-acetylated. Sifat
kationiknya relatif unik dibandingkan polisakarida netral atau polisakarida bermuatan
negatif. Chitosan adalah basa kuat yang memiliki kelompok amino primer dengan nilai
pKa 6,3. PH larutan secara substansial mengubah keadaan dan sifat chitosan (Yi et al.
2005). Pada pH rendah, amina terprotonasi dan menjadi positif dan membuat chitosan
polelektrolit kationik yang larut dalam air. Di sisi lain, jika pH meningkat di atas 6,
amina kitosan menjadi terdeprotonasi, dan polimer kehilangan muatannya dan menjadi
tidak larut. Pada pH tinggi, presipitasi atau gelasi cenderung terjadi, dan larutan
chitosan membentuk kompleks poly-ion dengan hidrokoloid anionik menghasilkan
pembentukan gel. Transisi larut-tidak larut terjadi pada nilai pKa di sekitar pH antara 6
dan 6,5. Chitosan bisa dengan mudah membentuk garam nitrogen kuaterner pada nilai
pH rendah. Jadi, asam organik seperti asam asetat, asam format, dan asam laktat dapat
melarutkan chitosan. Pelarut yang paling umum digunakan untuk chitosan adalah 1%
asam asetat pada tentang pH 4.0. Dengan demikian, kelarutan chitosan terkait dengan
derajat deasetilasi, konsentrasi ionik, pH, sifat asam yang digunakan untuk protonasi,
dan distribusi kelompok asetil sepanjang rantai, serta kondisi isolasi dan pengeringan
polisakarida. Berat molekul kitosan yang tinggi, yang menghasilkan kelarutan yang

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 6
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

buruk pada pHnetral dan viskositas larutannya yang tinggi, membatasi penggunaannya
dalam makanan, kosmetik, pertanian, kesehatan, dan industri (Xia et al. 2011).

d. Tingkat Deasetilasi

Tingkat deasetilasi (DD) telah sering dikutip sebagai parameter penting yang
menentukan banyak sifat fiskokimia dan biologis chitosan seperti kristalinitas,
hidrofilisitas, degradasi, dan respon sel. Tingkat deasetilasi chitosan umumnya
dikendalikan oleh pengolahan polimer asli dengan alkali dan dengan peningkatan waktu
dan suhu untuk mendapatkan deasetilasi dengan tingat tertinggi (> 90) material. Selama
reaksi deasetilasi, kelompok acetyl dari kitin bereaksi dengan NaOH dan menghasilkan
gugus amina. Reaksi ini reversibel, dan ketika konsentrasi NaOH ditingkatkan, reaksi
bergeser kearah produk, sehingga kitosan yang dihasilkan lebih banyak,sehingga
deasetilasi akan meningkat. Dalam proses deasetilasi, kelompok asetil dihilangkan dari
polimer secara acak, menghasilkan polimer akhir yang memiliki distribusi acak unit
acetyl glucosamine dan glucosamine. Biopolimer dicirikan sebagai kitin atau kitosan
sesuai deasetilasi yang ditentukan oleh proporsi D-glukosamin dan N-asetil D
glukosamin.Berbagai metode telah dilakukan untuk menentukan derajat deasetilasi
kitosan seperti (1) spektroskopi (inframerah, ultraviolet, atau 1H, 13C, 15N resonansi
magnetik nuklir), (2) metode konvensional (berbagai jenis titrasi, konduktometri,
potensiometri, uji ninhidrin, adsorpsi kitosan bebas kelompok amino oleh asam pikrat),
dan (3) metode destruktif (analisis unsur atau asam atau hidrolisis enzimatik kitin atau
chitosan) diikuti dengan metode kolorimetri atau kromatografi cair kinerja tinggi,
kromatografi gas pirolisis , dan analisis termal menggunakan kalorimetri pemindaian
diferensial. Dari jumlah ini, 1H NMR telah ditemukan sederhana, cepat, dan lebih tepat
daripada banyak metode lainnya (Rinaudo 2006).

I.4.3. Hidrolisis Kitosan

Kitosan dapat larut pada kisaran pH asam, tetapi tidak dapat larut pada air dan
alkali. Kelarutan kitosan dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan berat molekulnya.
Kitosan dengan berat molekul rendah (5-20 KDa) dapat larut pada kisaran pH yang

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 7
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

netral. Ada beberapa cara untuk menurunkan berat molekul kitosan yaitu dengan
menghidrolisis secara fisika menggunakan asam, ataupun secara enzimatik.

Hidrolisis secara fisika dapat dilakukan dengan sonikasi dan iradiasi. Kencana
(2009) yang menghidrolisis kitosan dengan sonikasi selama 60 menit mampu
mendegradasi kitosan dari 859 kDa menjadi 400 kDa.

Hidrolisis kitosan dapat dilakukan secara kimiawi menggunakan NaNO2, HCl, dan
H2O2. Mao et al. (2004) yang mencoba menghidrolisis kitosan menggunakan NaNO2
menyimpulkan bahwa penggunaan kitosan dengan berat molekul sedang (sekitar 400
kDa) lebih sensitive untuk terhidrolisis. Larutan kitosan 1% dengan berat molekul 400
kDa yang dihidrolisis dengan rasio molar kitosan/NaNO2 0,009 selama tiga jam pada
suhu ruang terdegradasi menjadi kitosan dengan berat molekul 30 kDa. Du et al. (2009)
berusaha memperoleh kitosan larut air dengan menggunakan H2O2. Berdasarkan
optimasi model matematika, kitosan larut air dapat diperoleh dengan cara hidrolisis
kitosan menggunakan konsentrasi H2O2 selama 3 jam pada suhu 43°C.

Hidrolisis dengan asam memiliki beberapa kekurangan, yaitu sulit dikendalikan


prosesnya dan mengakibatkan modifikasi produk dengan rusaknya gugus glukosa yang
dapat berakibat perubahan sifat fisiokimia dan aktivitas biologis pada kitosan. Selain itu
limbahnya dapat mencemari lingkungan serta menghasilkan rendemen yang lebih
sedikit.

Hidrolisis kitosan juga dapat dilakukan secara enzimatik yang dapat


mempertahankan sifat biologis aslinya dan menghasilkan rendemen yang lebih tinggi
hingga mencapai 94%. Hidrolisis secara enzimatik dapat menggunakan enzim yang
spesifik (kitosanase) dan non-spesisik (lisozim,selulase, lipase, papain, dan pektinase).

Lee et al. (2008) yang mencoba mendegradasi kitosan menggunakan lipase


menyatakan bahwa kitosan dengan derajad deasetilasi 88,8% yang dihidrolisis pada
kondisi optimum dengan lipase pada suhu 550C selama 24 jam mampu mengahasilkan
kitoligomer dengan rendemen hingga mencapai 94%. Di sisi lain Kumar dan

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 8
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

Tharanathan (2004) juga mencoba untuk menghidrolisis kitosan menggunakanenzim


protease seperti pepsin dan pronase. Penggunaan pepsin pada pH 5, suhu 450C dan
kisaran waktu hidrolisis antara 1-5 jam mampu menghasilkan kitosan dengan berat
molekul 5-10 kDa dengan kisaran rendemen sebanyak 78-84% serta kitoligomer dengan
derajad polimerisasi (DP) 2 sebanyak 10-14%. Sedangkan penggunaan pronase untuk
menghidrolisis kitosan pada pH 3,5 dan suhu 370C menghasilkan kitosan dengan berat
molekul 8,5-9,5 kDa dengan kisaran rendemen 74-80% serta kitoligomer dengan
derajad polimerisasi (DP) 2 sebanyak 15%.

Kitosan yang dihidrolisis dengan enzim spesifik belum dapat digunakan dalam
skala besar dan relative lebih mahal. Sedangkan penggunaan enzim non-spesifik seperti
lisozim, selulase, lipase, amilase, papain, dan pektinase lebih ekonomis karena enzim
tersebut dapat diperoleh secara komersial dan telah digunakan di berbagai industri.
(Nazaruddin 2010).

I.4.4. Karboksimetil kitosan

Chitosan (Gambar 2) adalah polisakarida yang berasal dari chitin, rantai linier
kelompok acetylglucosamine, umumnya diekstraksi dari cangkang kepiting atau cumi-
cumi .Chitosan telah digunakan di banyak industri termasuk pengolahan air limbah,
obat-obatan, makanan, dan kosmetik . Chitosan banyak digunakan di berbagai bidang
karena memiliki sifat hidrofobik, biokompatibilitas, dan biodegradabilitas . Kitosan
dengan rumus umum (C6H9NO3)n merupakan salah satu protein yang memiliki gugus
amino yang merupakan basa lemah yang terprotonasi dengan pH< pKasekitar 6,5.
Pelarutan kitosan hanya dapat terjadi dalam larutan asam encer, antara lain dalam
pelarut asam asetat, asam laktat, dan asam klorida encer. Kelarutan kitosandipengaruhi
oleh berat molekul, derajat deasetilasi, dan rotasi spesifiknya yang beragamtergantung
pada sumber dan metode isolasi dan transformasinya.Namun, kelarutan kitosan yang
kecil ketika pH> 6.5 memberikan kerugian yang serius di banyak aplikasinya. Oleh
karena itu, pembuatan derivat kitosan telah dipertimbangkan untuk mengatasi
keterbatasannya larut dalam media berair .

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 9
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

Carboxymethyl chitosan, turunan chitosan yang larut dalam air, telah menarik
banyak perhatian untuk memperluas bidang aplikasinya. Disamping kelarutannya yang
baik dalam air, carboxymethyl chitosan memiliki keunikan dalam sifat kimia, fisik dan
biologis seperti viskositas tinggi, volume hidrodinamik yang besar, toksisitas rendah,
biokompatibilitas dan kemampuan yang baik untuk membentuk film, serat dan hidrogel.
Carboxymethyl chitosan (Gambar 3) disiapkanmelalui eterifikasi beberapa
hidroksil dari gugus -CH2OH sebagai -OCH2COOH. Dengan eterifikasi,ligan reaktif
seperti kelompok COOH dan NH2 masih bisa menerima modifikasi bahan kimia untuk
meningkatkan sifat fisiknya untuk logam chelation dan pengikat warna .
Sifat dan aplikasi karboksimetilchitosan sangat bergantung pada struktur
karakteristiknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan carboxymethyl
chitosan adalah kualitas kitosan, jumlah alkali chitosan yang diperoleh
(alkalizingproses), konsentrasi asam monokloroasetat, dan suhu eterifikasi.

Gambar 2.Struktur kimia kitosan

Gambar 3. Struktur kimia dari N,O-carboxymethyl chitosan

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembentukankarboksimetil kitosan adalah


suhu eterifikasi (Basmal dkk., 2005). Pada penelitian ini akan dilakukan sintesis KMK

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 10
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

menggunakan bahan baku kitosan dengan berat molekul rendah yang diperoleh dari
kondisi optimum hasil hidrolisis pada penelitian sebelumnya. Untuk tujuan
meningkatkan kelarutan karboksimetil kitosan dalam air, maka dilakukan optimasi pada
berbagai variasi kondisi proses untuk memperoleh kelarutan maksimal. Variabel kondisi
proses meliputi konsentrasi larutan NaOH, rasio massa antara monokloroasetat dengan
kitosan dan waktu eterifikasi. Beberapa karakterisasi yang dilakukan pada hasil sintesis
KMK antara lain uji berat molekul derajat subtitusi, uji kelarutan, dan analisa gugus
fungsi.

II.2. Landasan Teori

Carboxymethyl chitosan (KMK) lebih banyak diteliti dibandingkan dengan hasil


modifikasi kitosan lainnya, dikarenakan kemudahan dalam sintesis, karakteristik
ampholitik, dan aplikasinya yang beragam. Adanya gugus amina (NH2) dan hidroksil
(OH) dari kitosan menyebabkan kitosan mudah di modifikasi secara kimia. Proses
pembuatan KMK meliputi proses alkalisasi, eterifikasi, netralisasi, dan pemurnian.

Berikut persamaan reaksi pembentukan KMK:

1. Tahap Alkalisasi
Ch-OH + NaOH → Ch-O-Na + H2O
Kitosan Natrium Hidroksida Kitosan Alkali Air
2. Tahap Eterifikasi
Ch-O-Na + Cl-CH2COOH → Ch-O-CH2COOH+ NaCl
Kitosan Alkali Monokloro Asetat Karboksimetil kitosan
3. Reaksi samping yang mungkin terjadi:
Cl-CH2COOH + 2NaOH → HO-CH2COONa + NaCl H2O
Monokloroasetat Natrium Glikolat
(Suseno, Padmawijaya, and Nico 2018)

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 11
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

Gambar 4. Reaksi pembentukan Karboksimetil Kitosan

Pembuatan karboksimetil kitosan dapat dilakukan melalui 2 tahap reaksi, yaitu reaksi
alkalisasi dan reaksi eterifikasi. Pada tahap alkalisasi terjadi reaksi antara kitosan
dengan larutan soda (basa) menjadi alkali kitosan, sedangkan pada tahap
karboksimetilasi terjadi reaksi antara alkali kitosan dengan senyawa asam
monokloroasetat menjadi karboksimetil kitosan (KMK).Gugus karboksimetil dari asam
monokloroasetat mensubtitusi gugus hidroksil dan gugus amin. Secara prinsip reaksi
pembentukan karboksimetilkitosan adalah reaksi asam basa.Jika monokloro asetat
berlebih dapat bereaksi dengan natrium hidroksida membentuk hasil samping garam
natrium glikonal dan natrium klorida.(Suseno et al. 2017)

Turunan kitosan yang diperoleh dari reaksi karboksimetilasi menghasilkan 3 jenis


tipe yaitu : N-carboxymethyl chitosan (NCMC), O-carboxymethyl chitosan (OCMC),
dan N, O-carboxymethyl chitosan (NOCMC). Ada tiga metode utama yang digunakan
dalam literatur untuk persiapan turunan N-carboxyalkylchitosan (Gambar 5).

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 12
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

Gambar 5.Karboksimetilasi dan karboksilatilasi kitosan

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 13
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Alat dan Bahan


III.1.1. Bahan
a. Kitosan
b. AsamAsetat 1%
c. NaOH 1N
d. Aquadest
e. AsamMonokloroasetat
f. NaOH 50% b/v
g. AsamAsetat 10%
h. Etanol 70%
i. HCl 0.1 N
j. Aquadest
k. NaOH 0.1 N
l. Indikator Phenolphthalein
m. Aseton.

III.1.2. Alat
a. Water Bath
b. Oven
c. Labu leher tiga
d. Pemanas
e. Pendingin balik (reflux)
f. Pengaduk
g. Termometer
h. Gelas ukur
i. Corong

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 14
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

j. Kertas Saring
k. Buret
l. Gelas beker
m. Magnetic stirrer

III.1.3. RangkaianAlat

1. Magnetic stirrer dan pemanas


2. Waterbath
3. Labulehertiga
4. Termometer
5. Pendinginbalik
6. Klem
7. Statif

Gambar.1 Rangkaianalathidrolisis

1. Gelas Beker
2. Corong
3. Erlenmeyer

Gambar 2.Rangkaian alat penyaringan

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 15
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

III.2 Cara Kerja

III.2.1 Persiapan Bahan Baku

Kitosan yang dibeli didapatkan dari CV. Chemix. Analisa awal dilakukan pada
kitosan yaitu dengan mengukur derajat deasetilasi kitosan .Analisis gugus fungsi dilakukan
dengan menggunakan spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR).
III.2.2 Pembuatan Karbosimetil Kitosan
a. Hidrolisis Kitosan
Melarutkankitosandenganrasio 1gr/20 ml larutan HCl 0.15N, memanaskan pada suhu
100oC denganpengadukanselama 10 jam menggunakanpengaduk motor.
Kemudianmenetralisirresidudengan NaOH 1N, menyaringendapan dan menempatkannya
pada tray lalumengeringkandalam oven 55oC selama 4 jam. (jurnalutama)
b. SintesisKarboksimetilKitosan
Sintesis karboksimetil kitosan dilakukan dengan proses alkalisasi, dimana 5 gram
kitosan dicampur dengan 100 ml larutan NaOH 50 %b/v dan dilakukan pengadukan selama
15 menit. Selanjutnya ditambahkan asam monokloroasetat denganperbandingan1:2b/b dan
diaduk selama (1,2,3 jam) pada suhu (60,70,90 oC) dengankecepatanpengadukan (50,70,90
rpm). Campuran hasil reaksi tersebut, kemudian dinetralkan dengan asam asetat 10% dan
diendapkan dengan menambahkan larutan etanol 70%. Selanjutnya dilakukan penyaringan
untuk memisahkan endapan dan filtrat. Endapan yang merupakan karboksimetil kitosan
dikeringkan dalam oven selama 8 jam pada suhu 60°C.(Suseno et al. 2017)

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 16
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

III.3 Diagram Alir

III..3.1 HidrolisisKitosan

25 gram kitosan Analisa I

400ml HCl 0.15N


N Hidrolisis, 10 jam, 100°C

Penyaringan

NaOH 1 N Netralisasi residu kitosan

Penyaringan

Pengeringan residu, 4 jam, 55°C

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 17
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

III.3.2. SintesisKarboksimetilKitosan

5gram kitosan hasil hidrolisis


100 ml NaOH (50
%b/v) Analisa II
Alkalinasi,suhukamar

Pengadukan 15 menit
Monokloroasetat
(1:2b/b)
Pencampuran

Eterifikasi dengan pengadukan, (50,70,90 rpm),(1,2,3 jam),(60,70,90°C)

AsamAsetat 10%
Penetralan
Etanol 70%
Pengendapan

Penyaringan

Pengeringan residu, 8 jam, 60°C Analisa III,IV,V

Analisa I : Uji DerajatDeasetilasi

Analisa II : Uji BeratMolekul

Analisa III : Uji DerajatSubstitusi

Analisa IV : Uji Kelarutan

Analisa V : Uji GugusFungsi FTIR

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 18
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

III.4 Uji Analisis

III.4.1 DerajatDeasetilasi

Penentuan DD (Domszy& Robert 1985 dalam Khan et al.


2002).Derajatdeasetilasikitosanditentukandenganmetodegarisdasarmenggunakan FTIR.
KitosandibuatpeletdenganKBr 1%, kemudiandilakukanpenyusuran pada daerahfrekuensi
4000 – 400cm-1.
Derajatdeasetilasiditentukandenganrumus
Po
A= log P

dengan
P = absorbans
Po = % transmitans pada garisdasar, dan
P = % transmitans pada puncak minimum
𝐴1655 1
% DD = 1 – (𝐴3450 + 1.33) 𝑥 100%

dengan
A1655= absorbans pada bilangangelombang 1655 cm-1(serapan pita amida),
A3450= absorbans pada bilangangelombang 3450 cm -1 (serapangugushidroksil), dan
1.33 = A1655untukkitin yang terdeasetilasisempurna (100%).

III.4.2 Penentuanbobotmolekulkitosan (Tarbojevich&Cosani 1996)


Bobotmolekulkitosanditentukandenganmenggunakanmetodeviskometri.
Sebanyakkira-kira 0.1 g kitosandilarutkandalam 100 mL asamasetat 0.5 M,
kemudiandiambilsebanyak 5 ml dan dimasukkankedalamviskometer Ostwald-Cannon-
Fenske untukditentukanwaktualirnya. Pengukuranjuga
dilakukanuntukbeberapakonsentrasikitosanlainnya dan waktualirdibacasebanyaktiga kali
ulangan. Bobotmolekulkitosandihitungdenganmenggunakanpersamaan Mark-Houwink:
Viskositasrelatif ηr =η/ηo≅t/to
Viskositasspesifik ηsp = ηr-1
Viskositasintrinsic [η] = (ηsp/c)c

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 19
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

η =KMα
dengan
K = 3.5 x 10-4 mL/g
α = 0.76
T = waktualirzat
t0 = waktualirpelarut
η = viskositaszat
η0 =viskositaspelarut
M = bobotmolekulzat
Seluruhpencirian di atasdilakukandenganmengambilsampelsecaraacakada 3
titikdengan 3 kali ulangan.

III.4.3 Pengukuran Derajat Substitusi

Derajat Substitusi (DS) ditentukan secara titrasi potensiometri dengan cara


melarutkan 0,2 gram karboksimetil kitosan dalam 40 ml akuades, kemudian ditambahkan
0,1N HCl hingga pH kurang dari 2. Selanjutnya larutan karboksimetil kitosan dititrasi
dengan larutan NaOH 0,1N dengan menambahkan indikator phenolphthalein. Derajat
Sustitusi (DS) dihitung dengan persamaan berikut :
161 𝑥 𝐴
DS = 𝑚 𝐾𝑀𝐾−58 𝑥 𝐴

A = VNaOH x CNaOH
dimana:
VNaOH dan CNaOH adalah volume dan moralitas NaOH, m KMK adalah massa dari
karboksimetil kitosan (g), sedangkan 161 adalah berat molekul glukosamin ; 58 adalah
berat molekul karboksi metil.

Berat Kitosan =

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 20
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

Volume aquadest =
Konsentrasi HCl =
Konsentrasi NaOH =

DerajatSubstitusikarboksimetilkitosan pada suhu 60°C

KecepatanPengadukan Volume NaOH


Waktu (jam) DerajatSubstitusi
(rpm) (ml)

50

1 70

90

50

2 70

90

50

3 70

90

DerajatSubstitusikarboksimetilkitosan pada suhu70°C

KecepatanPengadukan Volume NaOH


Waktu (jam) DerajatSubstitusi
(rpm) (ml)

1 50

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 21
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

70

90

50

2 70

90

50

3 70

90

DerajatSubstitusikarboksimetilkitosan pada suhu90°C

Kecepatanpengadukan Volume NaOH


Waktu (jam) DerajatSubstitusi
(rpm) (ml)

50

1 70

90

50

2 70

90

50
3
70

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 22
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

90

III.4.4 Pengukuran Kelarutan


Kelarutan karboksimetil kitosan (KMK) ditentukan dengan mensuspensikan 100 mg
KMK ke dalam 10 mL larutan HCl 0,1 M dan diaduk selama 1 jam pada suhu 25oC.
Campuran disaring dengan kertas saring, endapan yang terbentuk dicuci dengan aseton dan
dikeringkan pada suhu 60oC.
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% kelarutan = 𝑥 100%
100 𝑚𝑙

Massa terlarut = massa total sampel – massa yang tidak larut

Berat kitosan =
Volume HCl =
Konsentrasi HCl =
Suhupengadukan =
Lama pengadukan =
Waktu Pengeringan =
DerajatSubstitusikarboksimetilkitosan pada suhu60°C

Massa
Massa Massa
Waktu Kecepatanpengadukan yang %
awalsampel terlarut
(jam) (rpm) tidaklarut Kelarutan
(gr) (gr)
(gr)
50
1 70
90
50
2 70
90
50
3
70

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 23
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

90

DerajatSubstitusikarboksimetilkitosan pada suhu70°C

Massa
Massa Massa
Waktu Kecepatanpengadukan yang %
awalsampel terlarut
(jam) (rpm) tidaklarut Kelarutan
(gr) (gr)
(gr)
50
1 70
90
50
2 70
90
50
3 70
90

DerajatSubstitusikarboksimetilkitosan pada suhu90°C

Massa
Massa Massa
Waktu Kecepatanpengadukan yang %
awalsampel terlarut
(jam) (rpm) tidaklarut Kelarutan
(gr) (gr)
(gr)
50
1 70
90
50
2
70

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 24
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

90
50
3 70
90

III.4.5 Analisa Gugus Fungsi Kitosan dengan Spektrofotometer FTIR


Karakterisasi dilakukan di LPPT Universitas Gadjah Mada. Alat FTIR berada pada
suhu ruang dan tekanan atmosfer. Sampel kitosan serbuk dimasukkan ke dalam plat untuk
dianalisa gugus fungsinya. Puncak yang ditunjukkan pada panjang gelombang tertentu
akan menunjukkan gugus fungsi yang dimiliki senyawa tersebut. Setelah itu dapat
menghitung nilai derajat deasetilasi (%DD) yang dapat ditentukan melalui persamaan:
𝐴1655 1
% DD = [1 − − ( 𝐴3450 𝑥 )] 𝑥 100%
1,33

DAFTAR PUSTAKA

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 25
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

Hardi, Jaya, and Ahmad Ridhay. 2017. “SINTESIS O-KARBOKSIMETIL


KITOSAN PADA BERBAGAI KONSENTRASI NaOH DAN SUHU REAKSI SERTA
APLIKASINYA SEBAGAI ANTIBAKTERI [Synthesis of O-Carboxymethyl Chitosan
in Various of NaOH Concentrations and The Reaction Temperature and Applied as
Antibacterial].”Kovalen3(1): 33–40. https://doi.org/10.22487/j24775398.2017.v3.i1.8231
Kimia, Jurusan, Fakultas Matematika, D A N Ilmu, Pengetahuan Alam, and
Universitas Negeri Semarang. 2013. Silika Abu Sekam Padi Untuk Proses.
Kurniasih M., Purwati,Hermawan D., dan Zaki Muhamad.Optimum Conditions For
The Synthesis of High SolubilityCarboxymethyl Chitosan. Purwokerto :Department of
Chemistry, Faculty of Science and Engineering, Jenderal Soedirman University.
Kurniasih, M, D Kartika, and Riyanti. 2012. “Sintesis Dan Karakterisasi
Karboksimetil Kitosan.” Prosiding Seminar Nasional, no. 2012: 125–38.

Mourya, V. K., Nazma N. Inamdar, and Ashutosh Tiwari. 2010. “Carboxymethyl


Chitosan and Its Applications.” Advanced Materials Letters 1 (1): 11–33.
https://doi.org/10.5185/amlett.2010.3108.

Nazaruddin, Muhammad. 2010. “Pengaruh Konsentrasi Papain Terhadap Hidrolisis


Kitosan.”
Sugita Purwantiningsih, dkk. .2009.Kitosan Sumber Material Masa Depan.Bogor :
IPB Press.

Suseno, Natalia, Karsono S Padmawijaya, Je Welly Wirana, and Michael Julio.


2017. “KELARUTAN KARBOKSIMETIL KITOSAN THE EFFECT OF
MOLECULAR WEIGHT OF CHITOSAN ON,” no. September.

Suseno Natalia, PadmawijayaKarsono S., L.Nico.C , Harry.Synthesis of Soluble


Carboxymethyl Chitosan from Low MolecularWeight of Chitosan. Program Studi Teknik
Kimia University of Surabaya.
*)E-mail: suseno.natalia@yahoo.com, karsono_ksp@yahoo.co.id

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 26
Proposal Penelitian
Sintesis Karboksimetil Kitosan (KMK)
Dari Kitosan Berat Molekul Rendah

1. Nadia Rochmah K.P. 121160163


2. Navyta Ariardini 121160176
Page 27

You might also like