You are on page 1of 31

Teknik yang digunakan

untuk membersihkan
mukus dari jalan nafas

A Technique to mobilize and


clear excess bronchial secretion
Postural Drainage (PD)/Gravity
Assisted Drainage (GAD)
 Upaya pengaturan posisi pasien yang
bertujuan untuk mengalirkan mukus dari
berbagai segmen dalam paru menuju saluran
napas yang lebih besar dengan bantuan
gravitasi
 Posisi klien tergantung pada pengumpulan
sekret

Pryor & Webber, 2001, pp 151-156


PD
 SEGMEN APICAL
LOBUS ATAS PARU
KANAN DAN KIRI
 Pasien diposisikan
half lying atau duduk
tegak
PD
 SEGMEN
POSTERIOR LOBUS
ATAS PARU KANAN
 Pasien diposisikan
tidur miring ke sisi kiri,
diputar 45° ke arah
tengkurap
PD
 SEGMEN
POSTERIOR LOBUS
ATAS PARU KIRI
 Pasien diposisikan
tidur miring ke sisi
kanan diputar 45° ke
arah tengkurap dan
bahu diganjal bantak
setinggi 30 cm
PD
 SEGMEN ANTERIOR
LOBUS ATAS PARU
KANAN DAN KIRI
 Pasien diposisikan
tidur telentang di
bawah lutu dan
kepala diganjal bantal
PD
 SEGMEN LATERAL
DAN MEDIAL LOBUS
TENGAH PARU
KANAN
 Pasien diposisikan
tidur miring ke sisi kiri,
diputar 45° ke arah
telentang. Kaki bed
pada sisi kaki pasien
dinaikkan 35 cm
PD  SEGMEN SUPERIOR
DAN INFERIOR
(SEGMEN LINGULA)
LOBUS ATAS PARU
KIRI
 Pasien diposisikan
tidur miring ke sisi
kanan diputar 45° ke
arah telentang kaki
bed pada sisi kaki
pasien dinaikkan 35
cm
PD
 SEGMEN APICAL
LOBUS BAWAH
PARU KANAN DAN
KIRI
 Pasien diposisikan
tidur tengkurap
dibawah hip diganjal
bantal
PD  SEGMEN ANTERIOR
BASAL LOBUS
BAWAH PARU
KANAN DAN KIRI
 Pasien diposisikan
tidur telentang
dibawah pantat dan
lutut diganjal bantal
kaki bed pada sisi
kaki pasien dinaikkan
46 cm
PD  SEGMEN
POSTERIOR BASAL
PARU KANAN DAN
KIRI
 Pasien diposisikan
tengkurap dibawah
hip diganjal bantal
kaki bed pada sisi
kaki penderita
dinaikkan 46 cm
PD
 SEGMEN LATERAL
BASAL PARU KIRI
MEDIAL BASAL
PARU KANAN
LOBUS BAWAH
 Pasien diposisikan
tidur miring ke kanan
kaki bed pada sisi
kaki pasien dinaikkan
46 cm
PD
 SEGMEN LATERAL
BASAL PARU
KANAN LOBUS
BAWAH
 Pasien diposisikan
tidur miring ke kiri
kaki bed pada sisi
kaki pasien dinaikkan
46 cm
 Waktu 10-20 menit
 Obstruksi (asma bronkiale)  bronchodilator
15 menit sebelum pelaksanaan
 Sekresi kental dan lengket  nebulizer
 Cek aritmia sebelum, selama dan sesudah
pelaksanaan
Kontraindikasi PD dengan
kepala dibawah
 HT tak terkontrol
 Acute head injury
 Batuk darah yang berat
Kontraindikasi relatif PD
dengan kepala di bawah
 Gastroesophageal surgery
 Cardiovaskuler instability
 Gagal jantung
 Abdominal distention (ketegangan pada
abdominal)  pada wanita hamil/obesitas
 Sesudah makan, udem, aneurisma cerebral
& aorta, post op trauma kepala dan leher
Latihan Batuk Efektif
 Batuk = mekanisme pertahanan tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan
benda asing di saluran nafas reflek/aktivitas yang disadari
 Batuk disadari mengkontraksikan otot inspirasi yang menyebabkan
masuknya udara ke paru-paru secara cepat dan maksimal, kemudian diikuti
oleh penutupan glotis, kemudian kontraksi otot ekspirasi yang
menyebabkan peningkatan tekanan intrathoracic yang tinggi
PROSEDUR
 Tarik nafas maksimal dan mengeluarkan sekuat mungkin tidak lebih dari
dua kali tiap siklus
 Posisi duduk tegak (volume paru lebih besar daripada tidur/half lying)

 Dikombinasi lat.nafas dalam (dapat meningkatkan vol.paru)

PASIEN PASCA BEDAH


 Nyeri incisi menghambat inspirasi maksimal

 Penurunan kekuatan otot ekspirasi untuk berkontraksi yang akan


menghambat efektivitas batuk
 Pemberian splint pada area incisi,analgesia dan pengaturan posisi yang
tepat
Huffing
Cough Huffing
Glotis tertutup Glotis terbuka
Central Airway Peripheral Airway
Intermitten Continous
Full inspirasi Mid inspirasi
Saluran nafas sempit Saluran nafas lebar
Ada refleks Tidak da refleks
Lebih efektif
Forced Expiration Technique
(FET)
 Satu/dua huffing yang diselingi dengan rileksasi dan diaphragmatic
breathing
 Postural Drainage

 Breathing Exercise (SMI)

 Huffing

 Salah satu yang penting = breathing control

PROSEDUR
 Jelaskan tujuan dan prosedur latihan

 Pasien diposisikan pada posisi Postural Drainage

 SMI 3-5 pengulangan

 Istirahat

 Huffing 1-2 pengulangan

 Ulangi 5-6 pengulangan


Sustained Maksimal
Inspiration (Latihan nafas
dalam yang ditahan)

 Inspirasi maksimal, dengan penahanan pada


akhir inspirasi selama 2-3 detik
FET
(FORCED EXPIRATION TECHNIQUE)
 Adalah kombinasi satu atau dua forced expiration
(huffs) dan beberapa breathing control
 Huff efektif memindahkan sekret. Semakin rendah
volume paru, sekret yang bergerak adalah yang
semakin peripheral. Bila sudah di prox  batuk
 Efektivitas FET dan batuk sama, tetapi < membuang
energi
 Kekentalan mukose tergantung pada kemampuan
diurainya sekresi, huffing adalah salah satu caranya.
 Setelah 1 – 2 huff, harus diikuti istirahat. Lama
istirahat bervariasi dari 5-10 detik hingga 10-20 detik

Pryor & Webber, 2001, pp 144-145


ACBT
 Adalah teknik yang fleksibel untuk semua
pasien (tua-muda; konvensional-operasi)
dengan problem sekresi bronchial yang
berlebihan.
 Fleksibel karena susunannya bisa
disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
 Terdiri dari TEE + FET yang jumlahnya
disesuaikan kondisi pasien

Pryor & Webber, 2001, pp 140-141


 Breathing control = suatu pernapasan tenang
 TEE (Thoracic Expansion Exercise) = latihan
nafas dalam dengan penekanan pada
inspirasi maksimal dengan atau tanpa
penahanan pada akhir inspirasi diikuti
ekspirasi yang pelan-pelan dan rileks
 FET = satu atau dua kali huffing yang
diselingi dengan BC
TEE(THORACIC EXPASION EXERCISES)
 Adalah deep breathing exercise dengan menekankan
inspirasi
 Inpirasi secara aktif dan

dikombinasikan dengan
menahannya hingga 3 detik
sebelum relaksasi
 untuk kasus operasi
 sesak nafas?
 Satu rangkaian terdiri dari 3 atau 4 TEE, bila lebih 
lelah atau efek hyperventilasi
 Bila ada patologi khusus untuk diexpansikan pada lobus
tertentu  propioceptive stimulation
 Bisa dikombinsikan dengan vibrasi, shaking dan claping
Pryor & Webber, 2001, pp 141-144
APLIKASI ACBT
 Siklus ACBT sangat adaptif pada setiap
pasien

= Huff = BC = TEE
TEKNIK PENUNJANG
 CHEST CLAPPING
 Tdk ada penelitian yang menunjukkan secara
significant keuntungannya
 Bisa menimbulkan hipoxia, bronchopasme

 Bisa untuk klien yang paralisis otot


pernafasan atau bayi (dgn 2-3 jari tangan)
 Kontraindikasi : osteoporosis berat,
haemoptysis

Pryor & Webber, 2001, pp 145-151


CHEST SHAKING/ VIBRASI & COMPRESSION
 CHEST SHAKING, VIBRATION (vibrasi ke arah
costae normal)
 Vibrasi yang lembut, shaking yang kasar

 Meningkatkan tekanan intrathorasic

 Mobilisasi sekret, harus nyaman

 Selama expirasi atau selama huffing

 COMPRESSION

Kompresi selama huffing atau coughing


 Kompresi pada luka pd klien dengan pasca operasi
disertai disertai
 Teknik rib springing : overpressure pada akhir
expirasi, supaya deep inspiration segera muncul
(utk paralisis, semicoma) Pryor & Webber, 2001, pp 145-151
Alat Penunjang
 Positive Expiratory Pressure
Terdiri dari masker dengan kelep satu arah
(expirasi) dan ada pengatur resisten
>untuk mobilisasi sekresi
> Dosis : 2 X sehari, @ 15 menit; post op
setiap jam
 Flutter

Seperti peluit, dengan bola metal di ujung


yang lain
 Untuk memecah kekentalan

 Dosis : 3-5 detik expirasi, hidung ditutup

4-8 kali, dilanjutkan dengan huffing


selama 10 menit
Pursed Lip Breathing
adalah cara mempertahankan tekanan
didalam dada untuk mencegah saluran
pernafasan collaps.
Cara : merapatkan kedua bibir sehingga
membentuk lubang yang kecil selama
ekspirasi

Pryor & Webber, 2001, pp 14-15

You might also like