Professional Documents
Culture Documents
Richard L. Daft mendefinisikan organisasi sebagai (1) entitas sosial yang (2)
diatur oleh tujuan, (3) didesain secara sengaja berupa sistem aktivitas yang terstruktur
dan terkoordinasi, dan (4) berhubungan dengan lingkungan eksternalnya.[3] Bagi
Daft, organisasi tidak dibangun oleh seperangkat aturan dan prosedur, melainkan oleh
orang serta hubungan antara mereka dengan orang lainnya. Daft melanjutkan bahwa
organisasi “ ... exist when people interact with one another to perform essential
functions that help attain goals.”[4] Daft menempatkan peran manajer dalam posisi
sentral untuk menstrukturasi dan mengkoordinasi sumber daya organisasi guna
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Robbins and Mathew, kalimat “dikoordinasi secara sadar” merujuk pada
“manajemen,” “entitas sosial” merujuk pada unit (organisasi) yang terdiri atas orang
atau kelompok orang yang saling berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang
dilakukan sejumlah orang di dalam organisasi tidak muncul begitu saja melainkan
telah disusun sedemikian rupa. Karena organisasi adalah entitas sosial, maka pola-pola
interaksi di antara para anggotanya harus seimbang dan harmonis guna meminimalisir
“keberlebihan” disamping juga memastikan bahwa tugas-tugas tertentu dapat
dirampungkan.
Masih menurut Robbins and Mathew, organisasi punya “batas-batas yang relatif
dapat dikenali.” Batasan ini dapat berubah setiap waktu, dan ia tidak selalu jelas, tetapi
batasan yang ditentukan tetap harus ada. Batasan ini berguna untuk membedakan
antara anggota dengan non-anggota. Batasan tersebut dapat dicapai lewat kontrak-
kontrak eksplisit (tegas) ataupun implisit (terselubung) di mana kerja dipertukarkan
dengan upah. Bahkan, dalam organisasi sukarela, kontribusi (upah) anggota diberikan
dalam bentuk prestise, interaksi sosial, atau kepuasan menolong orang lain (altruisme).
5. Seleksi :
a. Proses Seleksi adalah proses penyaringan pelamar kerja untuk memastikan
terpilihnya kandidat yang tepat.
b. Seleksi adalah kegiatan memprediksi calon tenaga kerja, apakah diterima atau
ditolak.
c. Eror pada seleksi : menolak karyawan yang berpotensi sukses atau menerima
karyawan dengan skill yang minim.
Pembagian perencanaan
Perencanaan (planning) dari sudut pandang jenjang manajemen bisa dibagi
beberapa jenjang:
a. Top Level Planning (perencanaan jenjang atas), perencanaan dalam jenjang ini
bersifat strategis. memberikan petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan
keputusan serta memberikan pentunjuk pola penyelesaian dan sifatnya
menyeluruh. top level planning ini penekanannya pada tujuan jangka panjang
organisasi dan tentu saja menjadi tangung-jawab manajemen puncak.
b. Middle Level Planning (perencanaan jenjang menengah), dalam jenjang
perencanaan ini sifatnya lebih administratif meliputi berbagai cara menempuh
tujuan dari sebuah perencanaan dijalankan. dan tanggungjawab perencanaan level
ini berada pada manajemen menengah.
c. Low Level Planning (perencanaan jenjang bawah) perencanaan ini memfokuskan
diri dalam menghasilkan sehingga planing ini mengarah kepada aktivitas
operasional. dan perencanaan ini menjadi tanggung-jawab manajemen pelaksana.
Berikut syarat syarat perencanaan yang baik, selayaknya memenuhi beberapa hal
berikut:
a. Mempunyai tujuan yang jelas.
b. Sederhana, tidak terlalu sulit dalam menjalankannya.
c. Memuat analisa pada pekerjaan yang akan dilakukan.
d. Fleksibel, bisa berubah mengikuti perkembangan yang terjadi.
e. Mempunyai keseimbangan, tanggung jawab dan tujuan yang selaras ditiap bagian.
f. Mempunyai kesan sesuatu yang dimliki tersedia dan bisa dipergunakan dengan
efektif serta berdaya guna.
Controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika hal hal ini
diperhatikan:
a. Routing (jalur), manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur guna bisa
mengetahui letak diaman sesuatu sering terjadi suatu kesalahan.
b. Scheduling (Penetapan waktu), dalam penetapan waktu, manajer harus bisa
menetapkan dengan tugas kapan semestinya pengawasan itu dijalankan.
Terkadang, pengawasan yang dijadwal tidak efisien dalam menemukan suatu
kesalahan, dan sebaliknya yang dilakukan secara mendadak terkadang malah lebih
berguna.
c. Dispatching (Perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu
perintah pelaksanaan pada pekerjaan yang bertujuan suatu pekerjaan itu bisa
selesai tepat waktu. Dengan perintah seperti ini pelaksanaan suatu pekerjaan bisa
terhindar dari kondisi yang terkatung - katung, jadi pada akhirnya bisa
diidentifikasikan siapa yang telah berbuat kesalahan
d. Follow Up (tindak lanjut) apabila pemimpin menemukan kesalahan maka
seharusnya pemimpin tersebut mancari solusi atas permasalahan itu. Dengan
memberi peringatan pada pekerja yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja
berbuat kesalahan dan memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tak
terulang lagi.
Suatu bentuk pengawasan yang bagus seharusnya susai dengan kebutuhan dan sifat
dari perusahaan. Jadi faktor - faktor serta tata perusahaan dimana sebuah pengawasan
dilakukan perlu diperhatikan. Suatu pengawasan yang baik harus dilakukan dengan
ekonomis jika dilihat dari biaya, bisa menjamin ada aktivitas perbaikan. Maka dari itu
perlu disiapkan suatu langkah sebelum pengawasan dilaksanakan seperti tata pola dan
rencana perusahaan.
“Seorang manajer yang efektif adalah seorang manajer yang mampu membuat
suatu pekerjaan terselesaikan dan menjaga tingkat kepuasan yang tinggi di tempat
kerja.”
Pengamatan menunjukkan bahwa manajer yang melaksanakan fungsi manajemen
dengan baik adalah seorang manajer yang lebih berhasil. Makin banyak waktu yang
digunakan oleh seorang manajer untuk merencana, semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan mereka, karena fungsi perencanaan memegang peranan penting
dalam keseluruhan fungsi manajemen.
[1] Edgar H. Schein seperti dikutip dalam John McAuley, Joanne Duberley, and Phil
Johnson, Organization Theory: Challenges and Perspectives (Essex Pearson
Education Limited, 2007) p.12.
[2] Ibid. p.12.
[3] Richard L. Daft, Organization Theory and Design, 10th Edition (Mason, Ohio:
Cengage Learning, 2010) p.11.
[4] Ibid.
[5] Stephen P. Robbins and Mary Mathew, Organization Theory: Structure, Design,
and Applications, Third Revised Edition (Uttar Pradesh : Dorling Kindersley,
2009) p.5.
[6] Terry , George R . 2009 . Prinsip – Prinsip Manajemen . Jakarta : Bumi Aksara .
[7] Siswanto . 2005 . Pengantar Manajemen . Jakarta : Bumi Aksara .
[8] Firmansyah , dkk . 2010 . Economics 3 . Bandung : Grafindo Media Pratama