You are on page 1of 16

Modul Pertemuan 2

ORGANISASI DAN MANAJEMEN

2.1 Pengertian Organisasi


Edgar H. Schein mendefinisikan organisasi sebagai “koordinasi yang bersifat
rasional yang dilakukan oleh sejumlah orang demi mencapai sejumlah tujuan yang
jelas, lewat pembagian kerja atau fungsi, dan lewat suatu hirarki otoritas dan
pertanggungjawaban.”[1] Menurut Talcott Parsons, organisasi berbeda dengan sistem-
sistem sosial lainnya karena ia memiliki sifat formal dan berorientasi pada pencapaian
suatu tujuan.[2] Dengan demikian, secara umum kita dapat mendefinisikan organisasi
sebagai suatu kolektivitas orang yang aktivitasnya didesain secara sadar, dikoordinasi
dan diatur oleh para anggotanya dalam rangka mengejar suatu tujuan tertentu dan
menggapai tujuan bersama yang sifatnya lebih spesifik.

Richard L. Daft mendefinisikan organisasi sebagai (1) entitas sosial yang (2)
diatur oleh tujuan, (3) didesain secara sengaja berupa sistem aktivitas yang terstruktur
dan terkoordinasi, dan (4) berhubungan dengan lingkungan eksternalnya.[3] Bagi
Daft, organisasi tidak dibangun oleh seperangkat aturan dan prosedur, melainkan oleh
orang serta hubungan antara mereka dengan orang lainnya. Daft melanjutkan bahwa
organisasi “ ... exist when people interact with one another to perform essential
functions that help attain goals.”[4] Daft menempatkan peran manajer dalam posisi
sentral untuk menstrukturasi dan mengkoordinasi sumber daya organisasi guna
mencapai tujuan organisasi.

Stephen Robbins and Mary Mathew mendefinisikan organisasi sebagai “entitas


sosial yang dikoordinasi secara sadar, dengan batasan-batasan yang relatif dapat
dikenali, yang berfungsi secara terus-menerus dengan dasarnya yaitu untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau seperangkat tujuan.[5]

Menurut Robbins and Mathew, kalimat “dikoordinasi secara sadar” merujuk pada
“manajemen,” “entitas sosial” merujuk pada unit (organisasi) yang terdiri atas orang
atau kelompok orang yang saling berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang
dilakukan sejumlah orang di dalam organisasi tidak muncul begitu saja melainkan
telah disusun sedemikian rupa. Karena organisasi adalah entitas sosial, maka pola-pola
interaksi di antara para anggotanya harus seimbang dan harmonis guna meminimalisir
“keberlebihan” disamping juga memastikan bahwa tugas-tugas tertentu dapat
dirampungkan.

Masih menurut Robbins and Mathew, organisasi punya “batas-batas yang relatif
dapat dikenali.” Batasan ini dapat berubah setiap waktu, dan ia tidak selalu jelas, tetapi
batasan yang ditentukan tetap harus ada. Batasan ini berguna untuk membedakan
antara anggota dengan non-anggota. Batasan tersebut dapat dicapai lewat kontrak-
kontrak eksplisit (tegas) ataupun implisit (terselubung) di mana kerja dipertukarkan
dengan upah. Bahkan, dalam organisasi sukarela, kontribusi (upah) anggota diberikan
dalam bentuk prestise, interaksi sosial, atau kepuasan menolong orang lain (altruisme).

Juga, menurut Robbins and Matthew, orang-orang di dalam organisasi punya


kaitan “terus-menerus.” Misalnya, seorang sales terlibat di dalam organisasi 8 jam
sehari dan 6 hari seminggu. Sebaliknya, anggota dalam organisasi semisal APTISI
(Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) paling banter bertemu saat halal bihalal
Lebaran atau rapat 2 kali dalam 1 tahun akademik. Terakhir, organisasi ada untuk
mencapai sesuatu. Sesuatu yang dimaksud dalam kalimat terakhir tersebut adalah
“tujuan.”

2.2 Pengertian Manajemen


Menurut Harold Koontz and Heinz Weihrich, manajemen adalah “proses
penyusunan dan pemeliharaan lingkungan dalam mana individu-individu, bekerja
secara bersama dalam suatu kelompok, yang berupaya memenuhi suatu tujuan secara
efisien. Koontz and Wehrich lalu meluaskan definisi tersebut sebagai berikut:

1. Sebagaimana manajer, orang-orang menjalankan fungsi manajerial seperti


planning, organizing, staffing, leading, and controlling.
2. Manajemen diberlakukan atas setiap jenis organisasi.
3. Fungsi manajerial ditimpakan pada setiap manajer pada level organisasi manapun.
4. Manajemen memberi perhatian pada produktivitas.
James A.F. Stoner, R. Edward Freeman, and Daniel R. Gilbert, JR. mendefinikan
manajemen sebagai “proses planning, organizing, leading, dan controlling kerja-kerja
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi yang tersedia untuk
mencapai tujuan organisasi yang ada.” Manajemen adalah praktek yang disadari dan
terus-menerus guna membentuk organisasi. Setiap organisasi punya orang yang
bertanggung jawab guna membimbing mereka mencapai tujuan. Orang ini disebut
manajer. Sebab itu, organisasi haruslah dimanajemen.

2.3 Pengertian Manajemen Organisasi


Manajemen organisasi adalah suatu perencanaan yang berhubungan dengan
bagaimana seseorang dapat mengolah atau mengurus suatu rangkaian organisasi dari
memilih anggota sampai penyelesaian masalah. Manajemen organisasi akan
membutuhkan banyak sumber daya manusia yang bermutu dan hal ini mencakup
beberapa hal :
1. Fungsi dari Manajemen Sumber Daya Manusia :
a. Memastikan karyawan yang kompeten dapat dikenali dan terpilih
b. Memfasilitasi karyawan dengan pengetahuan dan skill yang up-to-date
c. Memastikan bahwa organisasi memakai karyawan yang berkompeten dengan
performa yang tinggi.

2. Faktor lingkungan yang mempengatuhi sumber daya manusia :


a. Perkumpulan tenaga kerja/karyawan yang berpotensi untuk melancarkan protes
mereka terhadap organisasi dengan persetujuan secara bersama-sama dan
kolektif
b. Hukum dan aturan pemerintah. contohnya pembatasan manajerial dalam hal
perekrutan, kenaikan pangkat, dan pemberhentian karyawan

3. Perencanaan sumber daya manusia


Organisasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh manajer untuk
memastikan bahwa organisasi memiliki jumlah karyawan yang sesuai dan jenis
pekerja pada tempat dan waktu yang tepat, sehingga bisa secara efektif dan efisien
dalam melakukan pekerjaan mereka.
Kegunaan dari perencanaan sumber daya manusia ini adalah untuk membantu
meminimalisir adanya kekurangan atau kelebihan sumber daya yang ada pada
organisasi dengan cara memperhitungkan kondisi sumber daya manusia pada saat ini
dan memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia (SDM)
di masa mendatang.

4. Rekrutmen dan Derekrutmen (Pemberhentian karyawan) :


a. Rekrutmen adalah proses mengalokasikan, mengidentifikasi, dan menarik
pelamar kerja yang handal.
b. Derekrutmen adalah proses mengurangi surplus sumber daya pada tenaga kerja
yang ada pada organisasi.
c. Perekrutan Online. Mekanisme perekrutan melalui internet (pada website
organisasi ataupun recruiter online).

5. Seleksi :
a. Proses Seleksi adalah proses penyaringan pelamar kerja untuk memastikan
terpilihnya kandidat yang tepat.
b. Seleksi adalah kegiatan memprediksi calon tenaga kerja, apakah diterima atau
ditolak.
c. Eror pada seleksi : menolak karyawan yang berpotensi sukses atau menerima
karyawan dengan skill yang minim.

6. Cara / alat untuk melakukan Seleksi :


a. Lembar permohonan pekerjaan.
b. Tes tertulis.
c. Tes simulasi performa.
d. Wawancara.
e. Penelusuran background/latar belakang.
f. Pemeriksaan kesehatan.
2.4 Prinsip – Prinsip Manajemen
1. Pembagian Kerja (Division of Labour)
Pembagian kerja dalam suatu badan sangat diperlukan untuk membedakan
seseorang dalam suatu perusahaan, apakah ia pemimpin, pelaksana, staf dan lain
sebagainya. Baik buruknya pembagian kerja banyak menentukan berhasil guna
dan berdaya guna.
2. Kekuasaan (wewenang) dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
Setiap pejabat/pimpinan dalam suatu badan tertentu harus mempunyai kekuasaan
dan tanggung jawab. Kekuasaan, wewenang (authority) adalah hak untuk
mengambil keputusan sehubungan tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan yang
dikerjakannya.
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan sesuatu yang menjadi dasar bagi kekuatan suatu badan atau
perusahaan. Setiap pihak yang terlibat dalam suatu badan harus ada kedisiplinan
untuk melakukan suatu pekerjaan, menaati peraturan yang dibuat oleh badan
tersebut. Pimpinan harus dapat memberi teladan kepada bawahan dengan jalan
memenuhi peraturan dan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Untuk memperlancar pencapaian tujuan, perlu adanya kesatuan perintah dari
atasan kepada bawahan atau seorang pegawai menerima perintah dari seorang
atasannya.
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Dengan prinsip kesatuan arah dimaksudkan seorang kepala dan pegawainya tidak
boleh bertentangan antara satu sama lain dalam mencapai suatu tujuan secara
keseluruhan.
6. Kepentingan Individu Harus Berada di Bawah Kepentingan Umum (Subordinate
of Individual Interest to General Interest)
Prinsip ini dimaksudkan bahwa kepentingan umum atau perusahaan secara
keseluruhan harus berada di atas kepentingan pribadi.
7. Pembayaran Upah yang Adil (Remuneration of Personal)
Dalam pemberian upah kepada pegawai harus adil atau tidak berat sebelah, ada
dasar-dasar objektif dalam menetapkan upah masing-masing pegawai.
8. Pemusatan (Centralization)
Suatu wewenang dapat dipusatkan dan dapat didelegasikan kepada pejabat-pejabat
tertentu untuk memperlancar jalannya suatu perusahaan.
9. Rantai Skalar atau Scalar Chain (Line of Authority)
Dengan prinsip ini dimaksudkan bahwa garis wewenang dalam suatu organisasi
haruslah jelas.
10. Tata Tertib (Order)
Dalam melakukan suatu usaha harus ada ketertiban baik secara material maupun
orang-orang, sehingga ada aturan yang harus dijalankan.
11. Keadilan (Equity)
Agar setiap bawahan setia kepada atasannya, maka masing - masing atasan harus
mempraktikkan keadilan yakni memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi
haknya.
12. Stabilitas Pegawai (Stability of Tenure of Personal)
Keberadaan pegawai harus dijaga kestabilannya, jangan terlalu sering pergantian
pegawai, baik karena pemindahan atau pemecatan. Ketidakstabilan pegawai akan
menimbulkan pertambahan biaya, baik merekrut, melatih dan juga untuk
pengawasan.
13. Inisiatif (Initiative)
Setiap orang atau pegawai diberi kesempatan untuk mengungkapkan atau
menjalankan inisiatif, baik mengenai cara kerja, prosedur kerja atau menjalankan
rencana baru dalam pekerjaannya.
14. Jiwa Kesatuan (Esprits de Corps)
Pada diri setiap pegawai atau manajer perlu ditanamkan jiwa kesatuan atau
kesetiaan pada kelompok, sehingga dapat bekerja sama pada sejumlah orang untuk
mencapai tujuan bersama.

2.5 Fungsi – Fungsi Manajemen


Fungsi Fungsi manajemen menurut para ahli secara umum memiliki kesamaan
semisal fungsi manajemen menurut Henry Fayol ataupun menurut Gr Terry
menyatakan ada 4 fungsi yang utama dari sebuah manajemen, Perencanaan -
Pengorganisasian - Pengarahan - Pengendalian.
1. Planning (Fungsi Perencanaan)
Planning merupakan suatu aktivitas menyusun, tujuan perusahaan lalu dilanjutkan
dengan menyusun berbagai rencana-rencana guna mencapai tujuan perusahaan yang
sudah ditentukan. Planning dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi scara
keseluruhan dan merupakan langkah yang terbaik untuk mencapai tujuannya itu. pihak
manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum pengambilan tindakan
kemudian menelaah rencana yang terpilih apakah sesuai dan bisa dipergunakan untuk
mencapai tujuan. Perencanaan adalah proses awal yang paling penting dari seluruh
fungsi manajemen, karena fungsi yang lain tidak akan bisa bejalan tanpa planning.
Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan
a. Menetapkan arah tujuan serta target bisnis.
b. Menyusun strategi dalam pencapaian tujuan dan target tersebut.
c. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan.
d. Menetapkan standar kesuksesan dalam pencapaian suatu tujuan dan target bisnis.

Pembagian perencanaan
Perencanaan (planning) dari sudut pandang jenjang manajemen bisa dibagi
beberapa jenjang:
a. Top Level Planning (perencanaan jenjang atas), perencanaan dalam jenjang ini
bersifat strategis. memberikan petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan
keputusan serta memberikan pentunjuk pola penyelesaian dan sifatnya
menyeluruh. top level planning ini penekanannya pada tujuan jangka panjang
organisasi dan tentu saja menjadi tangung-jawab manajemen puncak.
b. Middle Level Planning (perencanaan jenjang menengah), dalam jenjang
perencanaan ini sifatnya lebih administratif meliputi berbagai cara menempuh
tujuan dari sebuah perencanaan dijalankan. dan tanggungjawab perencanaan level
ini berada pada manajemen menengah.
c. Low Level Planning (perencanaan jenjang bawah) perencanaan ini memfokuskan
diri dalam menghasilkan sehingga planing ini mengarah kepada aktivitas
operasional. dan perencanaan ini menjadi tanggung-jawab manajemen pelaksana.
Berikut syarat syarat perencanaan yang baik, selayaknya memenuhi beberapa hal
berikut:
a. Mempunyai tujuan yang jelas.
b. Sederhana, tidak terlalu sulit dalam menjalankannya.
c. Memuat analisa pada pekerjaan yang akan dilakukan.
d. Fleksibel, bisa berubah mengikuti perkembangan yang terjadi.
e. Mempunyai keseimbangan, tanggung jawab dan tujuan yang selaras ditiap bagian.
f. Mempunyai kesan sesuatu yang dimliki tersedia dan bisa dipergunakan dengan
efektif serta berdaya guna.

Manfaat dari Planning


a. Bisa membuat pelaksanan tugas jadi tepat serta aktivitas tiap unit akan
terorganisasi ke arah tujuan yang sama.
b. Dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi.
c. Memudahkan pengawasan.
d. Dipergunakan sebagai pedoman dasar dalam menjalankan aktivitas.

2. Organizing (Fungsi Pengorganisasian)


Organizing adalah suatu aktivitas pengaturan dalam sumber daya manusia dan
sumber daya fisik yang lainnya yang dimiliki oleh perusahaan untuk bisa
melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan dan mencapai tujuan utama perusahaan.
Dalam bahasa yang lebih sederhana organizing merupakan seluruh proses dalam
mengelompokkan semua orang, alat, tugas tanggung-jawab dan wewenang yang
dimiliki sedemikian rupa hingga memunculkan kesatuan yang bisa digerakkan dalam
mencapai tujuan. Organizing dapat membuat manajer mudah dalam melaksanakan
pengawasan serta penentuan personil yang diperlukan untuk menjalankan tugas yang
sudah dibagi - bagi. Pengorganisasian bisa dijalankan dengan menetukan tugas apa yg
harus dikerjakan, siapa personil yang menjalankannya, bagaimana tugasnya
dikelompokkan, siapa yang harus bertanggung jawab terhadap tugas tersebut.
Dibawah ini adalah aktivitas aktivitas yang ada dalam Organizing (fungsi
pengorganisasian).
a. Mengalokasikann sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-tugas serta
menetepkan prosedur yang dibutuhkan.
b. Menetapkan struktur perusahaan yang menujukan adanya garis kewenangan serta
tanggung-jawab.
c. Aktivitas perekrutan, menyeleksi orang, pelatihan serta pengembangan tenaga
kerja.
d. Aktivitas penempatan tenaga kerja dalam posisi yang pas dan paling tepat.

Ada beberapa Unsur dalam organizing perusahaan:


a. Seklompok orang yang diarahkan bekerja sama.
b. Melakukan aktivitas yang sudah ditetapkan.
c. Aktivitas diarahkan guna mecapai tujuan.

Beberapa manfaat organizing antara lain


a. Memungkinkan untuk pembagian atas tugas - tugas yang sesuai dengan kondisi
perusahaan.
b. Menciptakan spesialisasi saat menjalankan tugas.
c. Personil dalam perusahaan mengetahui tugas apa yang akan dijalankan untuk
mencapai tujuan.

Dan ini beberapa fungsi dari organizing


a. Pendelegasian wewenang didalam manajemen atas (puncak) kepada manajemeen
pelaksana.
b. Ada pembagian tugas yang jelas.
c. Mempunyai manajer puncak yang profesional guna mengkoordinasikan semua
aktivitas.

3. Directing (Fungsi Pengarahan)


Directing alias fungsi pengarahan merupakan fungsi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan
kerja yang dinamis, sehat dan yang lainnya. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan
pada fungsi pengarahan:
a. Mengimplementasikan suatu proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
memberikan motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja dengan efektif serta
efisien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
b. Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan.
c. Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan.

4. Controlling (Fungsi Pengendalian / Pengawasan)


Controling merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja yang berdasarkan
pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan apabila dibutuhkan.
aktivitas dalam fungsi pengendalian ini misalnya:
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan target mengikuti
indikator yang sudah ditetapkan.
b. Menempuh langka klarifikasi serta koreksi atas terjadinya penyimpangan yang
ditemukan.
c. Memberi alternatif solusi atas masalah yang terjadi dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.

Controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika hal hal ini
diperhatikan:
a. Routing (jalur), manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur guna bisa
mengetahui letak diaman sesuatu sering terjadi suatu kesalahan.
b. Scheduling (Penetapan waktu), dalam penetapan waktu, manajer harus bisa
menetapkan dengan tugas kapan semestinya pengawasan itu dijalankan.
Terkadang, pengawasan yang dijadwal tidak efisien dalam menemukan suatu
kesalahan, dan sebaliknya yang dilakukan secara mendadak terkadang malah lebih
berguna.
c. Dispatching (Perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu
perintah pelaksanaan pada pekerjaan yang bertujuan suatu pekerjaan itu bisa
selesai tepat waktu. Dengan perintah seperti ini pelaksanaan suatu pekerjaan bisa
terhindar dari kondisi yang terkatung - katung, jadi pada akhirnya bisa
diidentifikasikan siapa yang telah berbuat kesalahan
d. Follow Up (tindak lanjut) apabila pemimpin menemukan kesalahan maka
seharusnya pemimpin tersebut mancari solusi atas permasalahan itu. Dengan
memberi peringatan pada pekerja yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja
berbuat kesalahan dan memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tak
terulang lagi.

Suatu bentuk pengawasan yang bagus seharusnya susai dengan kebutuhan dan sifat
dari perusahaan. Jadi faktor - faktor serta tata perusahaan dimana sebuah pengawasan
dilakukan perlu diperhatikan. Suatu pengawasan yang baik harus dilakukan dengan
ekonomis jika dilihat dari biaya, bisa menjamin ada aktivitas perbaikan. Maka dari itu
perlu disiapkan suatu langkah sebelum pengawasan dilaksanakan seperti tata pola dan
rencana perusahaan.

2.6 Pengertian Manajer


Manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil kerja orang - orang yang
ada di dalam organisasi. Manajer sebagai perencana, pengorganisasi, pemimpin dan
pengendali pelaksanaan aktivitas sehari - hari organisasi.
Stoner menyatakan bahwa manajer adalah :
1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.
2. Manajer bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan.
3. Manajer menyelaraskan tujuan yang saling bertentangan dan menentukan prioritas.
4. Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual.
5. Manajer adalah mediator.
6. Manajer adalah politikus.
7. Manajer adalah diplomat.
8. Manajer adalah simbol.
9. Manajer harus mampu mengambil keputusan yang sulit.

“Seorang manajer yang efektif adalah seorang manajer yang mampu membuat
suatu pekerjaan terselesaikan dan menjaga tingkat kepuasan yang tinggi di tempat
kerja.”
Pengamatan menunjukkan bahwa manajer yang melaksanakan fungsi manajemen
dengan baik adalah seorang manajer yang lebih berhasil. Makin banyak waktu yang
digunakan oleh seorang manajer untuk merencana, semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan mereka, karena fungsi perencanaan memegang peranan penting
dalam keseluruhan fungsi manajemen.

2.7 Peranan Manajer Dalam Organisasi


Dalam melaksanakan tugas sehari - hari seorang manajer memegang beberapa
peranan untuk mencapai tujuan organisasi. Tiga peranan utama manajer menyangkut
sebagai berikut :
1. Peran interpersonal, yaitu peranan seorang manajer dalam berinteraksi dengan
berbagai pihak yang akan membantu berhasilnya pelaksanaan tugas, baik pihak
dalam perusahaan maupun pihak luar perusahaan.
a. Peranan figure bapak (Figurehead)
Simbol pemimpin perusahaan; diperlukan untuk menjalankan sejumlah
kewajiban rutin yang bersifat legal dan sosial, contoh : memberi ucapan
selamat datang kepada para pengunjung, penandatanganan surat resmi,dst.
b. Peranan Pimpinan (Leader)
Bertanggung jawab untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan; mengisi
posisi kosong (staffing), melatih, dan tugas - tugas terkait, contoh : melakukan
hampir seluruh kegiatan yang melibatkan bawahan.
c. Peranan Penghubung (Liaison)
Memelihara suatu jaringan kontak luar yang mendukung dan juga
penghubung pihak dalam, contoh : membalas surat - surat, melakukan kerja
dewan urusan luar, yang melibatkan puhak - pihak luar.

2. Peran informasional, yaitu peranan seorang manajer dalam pemberian, penerimaan


dan penganalisaan informasi, menyangkut pengawas, penyebar informasi dan juru
bicara.
a. Memantau (Monitor)
Manajer selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat untuk
organisasi, contoh membaca terbitan - terbitan periodik dan laporan - laporan,
memelihara kontak pribadi.
b. Penyebar (Disseminator)
Manajer mendistribusikan informasi yang diperolehnya kepada pihak lain,
khususnya kepada bawahannya agar bawahan mampu mengerjakan tugasnya
dengan baik, contoh : mengadakan pertemuan - pertemuan untuk maksud
informasi; menelpon untuk meneruskan informasi.
c. Jurubicara (Spokesman)
Manajer sebagai wakil organisasi dalam menyampaikan informasi ke pihak
luar, contoh : menyelenggarakan rapat dewan, memberikan informasi ke
media.

3. Peran pengambil keputusan, yaitu peranan seorang manajer dalam memanfaatkan


informasi untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah atau melihat
kesempatan yang ada.
a. Kewirausahaan (Entrepreunership)
Manajer mengambil keputusan - keputusan penting seperti peluncuran produk
baru, penggabungan usaha dll, contoh : rapat strategis dan tinjauan ulang yang
melibatkan prakarsa atau rancangan proyek perbaikan.
b. Pengendali gangguan (Disturbance Handler)
Manajer diharapkan bisa menyelesaikan gangguan - gangguan yang mungkin
muncul, contoh : mengorganisasikan strategi dan sesi kaji - ulang yang
melibatkan gangguan dan kritis.
c. Pengalokasi sumber daya (Resource Allocator)
Manajer harus mengalokasikan sumber daya yang terbatas agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien, contoh : penjadwalan, permintaan
otoritas, menyelenggarakan kegiatan apapun yang melibatkan anggaran dan
program kerja bawahan.
d. Perunding (Negotiator)
Manajer melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang berkaitan, contoh :
berperan serta dalam perundingan kontrak serikat pekerja.

2.8 Keterampilan Manajerial


Keterampilan atau skill merupakan kemampuan untuk menterjemahkan
pengetahuan ke dalam praktek sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan. Berbagai
fungsi dan kegiatan manajerial yang diperlukan dalam mengelola organisasi
membutuhkan banyak keterampilan. Keterampilan yang paling penting adalah
keterampilan yang memungkinkan manajer bisa membantu orang lain menjadi lebih
produktif di tempat kerja. Robert L. Katz menggolongkan keterampilan manajer
menjadi tiga kategori sebagai berikut :
1. Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)
Keterampilan kemanusiaan atau yang lebih terkenal dengan keterampilan
berkomunikasi antar manusia (interpersonal skills) adalah keterampilan yang
seringkali diabaikan oleh para manajer, terutama bagi para manajer yang baru naik
jenjangnya dalam organisasi. Keterampilan kemanusiaan ini sangat diperlukan
untuk menjaga hubungan baik dengan atasan langsung maupun dengan bawahan.
Dengan komunikasi yang persuasive akan membuat bawahan merasa dihargai dan
mereka akan bekerja lebih baik dan bersikap lebih terbuka kepada atasannya.
Keterampilan berkomunikasi ini diperlukan baik pada tingkatan manajemen atas,
menengah, maupun bawah.

2. Keterampilan Teknis (Technical Skills)


Keterampilan ini merupakan bekal bagi para manajer pada tingkat yang lebih
rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu
pekerjaan tertentu misalnya memperbaiki mesin, membuat kursi, membuat jadwal
kerja dan keterampilan teknis lainnya.
3. Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)
Kemampuan untuk merinci permasalahan menjadi beberapa bagian yang lebih
spesifik sehingga dapat dilihat kaitan antara masing-masing bagian tersebut, serta
mengetahui dampak dari setiap permasalahan bagi orang lain.

4. Keterampilan Motivasi (Motivation Skill)


Kemampuan untuk memberikan dorongan kepada orang lain, agar mereka dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan tanpa mereka rasakan secara
langsung, karena telah diberikan suatu motivasi atau dorongan berupa rangsangan
- rangsangan untuk menggairahkan dan menyemangati melakukan pekerjaan.

5. Keterampilan Teknologi Informasi


Keterampilan yang dalam hal ini penguasaan mengolah informasi melalui
teknologi seperti keterampilan mengoperasikan komputer.

Kecakapan manajerial adalah suatu keterampilan atau karakteristik personal yang


membantu tercapainya kinerja yang tinggi dalam tugas manajemen. Beberapa
kompetensi personal yang diperlukan bagi keberhasilan manajerial sebagai berikut :
a. Leadership, kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar melaksanakan
suatu tugas.
b. Self objectivity, kemampuan untuk menilai diri sendiri secara realistis.
c. Analiytic thinking, kemampuan untuk menginterpretasikan dan menyampaikan
segala macam bentuk informasi.
d. Behavioral flexibility, menyesuaikan perilaku dalam mencapai tujuan.
e. Oral Communication, kemampuan mengemukakan pendapat secara jelas dalam
berbicara.
f. Written Communication, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan baik
secara tertulis.
g. Personal Impact, menumbuhkan kesan baik dan kepercayaan bagi orang.
h. Resistances to stress, kemampuan untuk dapat bekerja dalam keadaan tertekan.
i. Tolerance for uncertainty, kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang tidak
menentu.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Edgar H. Schein seperti dikutip dalam John McAuley, Joanne Duberley, and Phil
Johnson, Organization Theory: Challenges and Perspectives (Essex Pearson
Education Limited, 2007) p.12.
[2] Ibid. p.12.
[3] Richard L. Daft, Organization Theory and Design, 10th Edition (Mason, Ohio:
Cengage Learning, 2010) p.11.
[4] Ibid.
[5] Stephen P. Robbins and Mary Mathew, Organization Theory: Structure, Design,
and Applications, Third Revised Edition (Uttar Pradesh : Dorling Kindersley,
2009) p.5.
[6] Terry , George R . 2009 . Prinsip – Prinsip Manajemen . Jakarta : Bumi Aksara .
[7] Siswanto . 2005 . Pengantar Manajemen . Jakarta : Bumi Aksara .
[8] Firmansyah , dkk . 2010 . Economics 3 . Bandung : Grafindo Media Pratama

You might also like