You are on page 1of 15

A.

Pola Hidup Sederhana


1. Pengertian pola hidup sederhana
Hidup sederhana bukan berarti harus melarat, tetapi yang
dimaksud hidup sederhana ialah hidup sebatas mencukupi kebutuhan
yang diperlukan tanpa berlebih-lebihan dan melampoi batas.
Sederhana adalah kata sifat yang bermakna “bersahaja” atau “tidak
berlebih-lebihan”. Orang yang hidup sederhana adalah orang yang hidup
dengan bersahaja dan tidak berlebih-lebihan. Ketika kekurangan, orang
yang sederhana tidak akan menghalalkan segala cara, termasuk
menyusahkan dirinya, untuk memperoleh harta agar dihormati oleh orang
lain. Begitu pula, ketika mempunyai harta lebih, orang sederhana tidak
akan tergoda untuk bermewah-mewahan, menumpuk hartanya di rumah
sendiri, tidak pula memanjakan diri dengan segala fasilitas serba mewah.1
2. Redaksi Ayat QS. Al-Qashash: 79-82

َ ‫ت َلىىناَتمثىل َىمآَ َأأوُتتىى‬ ‫ت‬ ‫تت‬ ‫تت‬


‫فىىخىرىج َىعلىيى َقىيثومه َتف َتزينىته َىقاَىل َٱلذيىن َيأتريأدوُىن َٱثلىىياَىة َٱلددنُّثيىياَ َييلىثي ى‬
َ ‫ب َٱللته‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫ىقاَروُأن َتنُّإله َلىأذوُ َح ظ ت‬
‫﴾ىوُىقاَىل َٱلذيىن َأأوُتأوثاَ َٱلثعثلىم َىوُيثيلىأكثم َثىيىواَ أ‬٧٩ٍ﴿‫ظ َىعظيمم‬ ‫ى‬ ‫أ أ‬

َ ‫﴾فىىخىسثفىناَ َبتته‬٨٠ٍ﴿‫صاَبتروُىن‬ ‫صاَتلااَ َىوُىل َييألىلقاَىهآَ َإت ل‬ ‫ت‬


‫ل َٱل ل أ‬ ‫خييرر َلىمثن َآىمىن َىوُىعمىل َ ى‬
‫ىث‬

َ ‫صأروُنُّىأه َتمن َأدوُتن َٱللته َىوُىماَ َىكاَىن َتمىن‬ ‫ت تم‬


‫ىوُبتىداَترته َٱلىثر ى‬
‫ض َفىىماَ َىكاَىن َلىأه َمن َفئىة َىين أ‬

‫صبىىح َٱلتذيىن َىتىنليثوثاَ َىمىكاَنُّىأه َتبٱِلىثم ت‬


َ ‫س َيىيأقوألوىن َىوُيثىكأىلن َٱللىه‬ ‫ت‬
‫﴾ىوُأى ث‬٨١ٍ﴿‫ٱلثأمنتىصتريىن‬

َ َ‫ف َبتىنا‬ ‫ت ت تت ت‬ ‫ت‬


‫ط َٱللرثزىق َلىمن َيىىشآَأء َمثن َعىباَده َىوُيىيثقدأر َلىثولل َىأن َلملن َٱللأه َىعىثلييىناَ َىلىىس ى‬
‫يىيثبأس أ‬

٨٢ٍ﴿‫﴾ىوُيثىك ىنُّألأه َىل َييأثفلتأح َٱلثىكاَفتأروُىن‬

a) Mufrodat

1Ulfah hayatiMuzayanah, Al-Qur’an Hadits Kelas XI MA Semester Ganjil-


Genap (MDC Jatim, 2005), 79.
1) Kata (‫كم‬
‫ )وُيثيلى أ‬wailakumdipahami oleh banyak ulama’ sebagai kata yang
‫ث‬ ‫ى‬
menunjukkan keheranan.
2) Kata (َ‫ )ييلىلقاَىهآ‬yulaqqahaterambil dari kata (‫ )لقي‬laqiyayang berarti
‫أ‬
bertemu. Pertemuan yang menuntut adanya dua hal yang berhimpun
dalam suatu kondisi.
b) Terjemah
Artinya :
79.”Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya.
Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-
moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan
kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar”. 80. Berkatalah orang-orang yang
dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besar bagimu, pahala Allah
adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar”.
81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya kedalam bumi.
Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya
terhadap azab Allah. Dan Tiadalah ia termasuk orang-orang (yang
dapat) membela (dirinya). 82. Dan jadilah orang-orang kemarin yang
mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata; “Aduhai, benarlah
Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-
hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kitabenar-benar Dia telah membenamkan kita
(pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang
mengingkari (nikmat Allah)”.

c) Analisa Kandungan Ayat


Pada ayat 79, Allah SWT menerangkan bahwa pada suatu hari
Karun keluar ke tengah-tengah kaumnya dengan pakaian yang megah
dan pakaian yang berlebih-lebihan, dengan suatu iring-iringan yang
lengkap dengan pengawal. Yang demikian itu adalah sifat yang amat
tercela, kebanggaan yang terkutuk, bagi orang yang berakal dan
berpikiran sehat. Hal tersebut menyebabkan kaumnya terbagi menjadi
dua, pertama orang-orang yang mementingkan kehidupan duniawi
selalu berpikir dan berusaha sekuat tenaga bagaimana caranya supaya
bisa hidup mewah di dunia ini, karena menurut mereka hidup yang
demikian adalah kebahagiaan.
Ayat 80, Kedua orang-orang yang berilmu dan berpikiran sehat
menganggap bahwa cara berpikir golongan pertama tersebut sangat
keliru dan dianggapnya suatu bencana besar dan kerugian yang nyata,
karena mereka lebih mementingkan kehidupan dunia yang fana
daripada kehidupan akhirat yang kekal abadi. Golongan kedua
berpendapat bahwa pahala disisi Allah bagi orang-orang yang percaya
kepada Allah dan rasul-Nya serta beramal saleh, jaauh lebih baik dari
harta golongan pertama yang bertumpuk-tumpuk itu, karena apa yang
di sisi Allah kekal abadi, sedangkan apa yang dimiliki manusia akan
lenyap dan musnah.
Pada ayat 81, Allah SWT menerangkanakibat kesombongan
dan keangkungan Karun. Ia beserta rumah dan segala kemagahan dan
kekayaannya dibenamkan kedalam bumi, tak ada yang dapat menolong
menyelamatkannya dari azab Allah, baik individu maupun golongan.
Tidak sedikit orang yang salah paham atau sesat jalan mengenai harta
yang telah diberikan kepadanya. Meraka menyangka harta tersebut
hanya digunakan untuk kemegahan kesenangan saja, sehingga mereka
tidak menyalurkan penggunaannya ke jalan Allah SWT, sehingga
datanglah murka Allah dan ditimpakan azab-Nya kepada mereka.
Pada ayat 82, Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang
yang tadinya bercit-cita mempunyai kedudukan dan tempat terhormat
seperti yang pernah dimiliki Karun, dengan seketika mereka
mengurungkan cita-cita mereka setelah mereka menyaksikan azab
yang ditimpakan kepada Karun.
d) Kandungan Hikmah
1) Qarun adalah tokoh sentral kejahatan atas kekayaan yang
melupakan kewajiban yang dituntut oleh ajaran agama.
2) Islam menghendaki agar umatnya berada pada posisi tengah
dengan menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan dunia dan
akhirat.
3) Penumpukan kekayaan tidak dilarang agama, selama digunakan
dengan baik dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan yang
digariskan Allah SWT.
4) Allah SWT mengatur dan memberi rezeki-Nya kepada seluruh
makhluk.

3. Redaksi Ayat QS. al-Isra’ 26-30

َ ‫﴾إتلن َٱلثأمبىلذتريىن‬٢٦ٍ﴿‫ت َىذاَ َٱلثأقر يب َحلقه َوُٱلثتمستكي َوُٱبن َٱللستبيتل َوُىل َتأيبلذر َتىيبتذيراَا‬
‫وُآ ت‬
‫ى ى ث ث‬ ‫ثى ى أ ى ث ى ى ث ى‬ ‫ى‬
‫تت‬ ‫ىكاَنُّيألوثاَ َإتثخواَىن َٱللشىياَتط ت‬
‫﴾ىوُإتلماَ َتأيثعتر ى‬٢٧ٍ﴿َ‫ي َىوُىكاَىن َٱللشثيىطاَأن َلىربله َىكأفوراا‬
َ ‫ضلن َىعثنيأهأم‬ ‫ى‬

‫ٱبثتتىغآَىء َىرثحىمة َلمن َلربل ى‬


َ ‫﴾ىوُىل َ ىثتىعثل َيىىدىك َىمثغألولىاة‬٢٨ٍ﴿َ‫ك َتىيثرأجوىهاَ َفىيأقل َ لأثم َقىيثوال َلمثيأسوراا‬

‫ت‬
َ ‫ط‬ ‫﴾إتلن َىربل ى‬٢٩ٍ﴿َ‫ك َىوُىل َتىيثبأسطثىهاَ َأكلل َٱلثبىثستط َفىيتىيثقعأىد َىمألومااَ َ لثمأسوراا‬
‫ك َيىيثبأس أ‬ ‫إت ى يل َعأنأق ى‬

‫﴾ٱللرثزىق َلتمن َيىشآَء َوُييثقتدر َتنُّإله َىكاَىن َبتعتباَتدته َختبيِااَ َب ت‬


٣٠ٍ﴿َ‫صيِاا‬ ‫ى ى ى‬ ‫ى ى أ ىى أ أ‬
a) Makna Mufrodat
1) Kata (‫)تبذير‬, pemborosandipahami oleh ulama’ dalam arti

pengeluaran yang bukan haq.


2) Kata (‫)اخوان‬, adalah bentuk jama’ dari kata (‫)أخ‬, yang biasa
diterjemahkan saudara.
3) Kata syaithan (setan) , mengandung makna-makna jauh, sesat,
berkobar, dan terbakar.
4) Kata (‫)تعرضنن‬, berasal dari kata (‫ )االعرض‬yakni samping. Sehingga kata

tersebut berarti memberi sisi smaping bukan menghadapnya.


5) Kata (‫)مسورا‬, terambil dari kata (‫ )حس‬yang berarti tidak berbusana,

telanjang, atau tidak tertutup.


b) Terjemah
26. dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudar
syaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. 28. Dan jika
kamu berpaling dari mereka untu memperoleh rahmat dari tuhanmu
yang kamu harapkan, Maka katakanlah kepada mereka ucapan yang
pantas. 29. Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada
lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu
kamu menjadi tercela dan menyesal. 30. Sesungguhnya Tuhanmu
melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan
meyempitkannya. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha
melihat akan hamba-hamba-Nya.

c) Analisa Kandungan Ayat


Pada ayat 26 Allah SWT memerintahkan kepada kaum muslimin
agar menunaikan hak kepada keluarga-keluarga terdekat, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Hak yang harus
ditunaikan itu ialah: Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih
sayang, mengunjungi rumahnya dan bersikap sopan santun, serta
membantu meringankan penderitaan-penderitaan yang mereka alami.
Di akhir ayat Allah SWT melarang kaum muslimin membelanjakan
harta bendanya secara boros. Kemudian bagaimana seharusnya kaum
muslimin membelanjakan hartanya, disebutkan firman Allah SWT:
‫وُٱلتذين َإتىذآ َأىنُّىفأقوثاَ َىل َيسترفأوثاَ َوُىل َييثقتيروُثاَ َوُىكاَىن َبي ت‬
‫ي َيذل ى‬
‫ك َقىيىواَماَا‬ ‫ث أ ث ى ث ى أأ ى ى ث ى‬ ‫ى ى‬
“Dan apabila orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),
Mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian”. (QS. Al-
Furqon: 67).

Pada ayat 27, Allah SWT menyatakan bahwa pemboros itu adalah
saudara-saudara setan. Ungkapan seperti ini biasa di pergunakan oleh
orang-orang Arab. Dan di akhir ayat Allah SWT menjelaskan bahwa
setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya, maksudnya sangat
ingkar kepada nikmat Allah yang diberikan kepadanya, dan tidak mau
mensyukurinya, bahkan setan itu membangkang tidak mau menaati
perintah Allah, malah menggoda manusia agar bebuat maksiat. Maka
apabila setan itu dinyatakan kafir (sangat ingkar), tentulah teman-
temannya, yaitu orang-orang yang mengikuti ajakan setan itu akan
menjadi kayu bakar api neraka.
Pada ayat 28, Allah SWT menjelaskan bagaimana sikap yang baik,
yang harus diperlakukan kepada orang-orang yang sangat
menghajatkan pertolongan, padahal orang yang berhajat itu tidak
mempunyai kemampuan untuk menolongnya, maka hendaklah ia
mengatakannya kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan itu
dengan perkataan yang pantas, yaitu perkataan yang lemah lembut.
Pada ayat 29, Allah SWT menjelaskan cara-cara yang baik dalam
membelanjakan harta, yaitu Allah SWT melarang orang menjadikan
tangannya terbelenggu pada leher. Dan Allah melarang orang-orang
sedikit.
Adapun keterangan-keterangan yang di dapat dari hadis-hadis Nabi
dapat di kemukakan sebagai berikut: Diriwayatkan dari Imam Ahmad
dan ahli hadis yang lain, dari Ibnu Abbas ia berkata: “Rasulullah saw
bersabda: “Tidak akan menjadi miskin orang yang berhemat.” Imam
Baihaqi meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas, Ibnu Abbas
berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Berlaku hemat dalam
membelanjakan harta, separuh dari penghidupan.”
Pada ayat 30, Allah SWT menghibur Rasul Nya dan kaum
Muslimin bahwa keadaan mereka tidak mampu itu hanyalah bersifat
sementara. Dan sifat itu bukanlah hina di hadapan Allah, akan tetapi
semata-mata karena kehendak Allah yang memberi dan mengatur
rezeki.
d) Kandungan Hikmah
a. Sikap hidup yang terlarang adalah boros dan kikir. Karena kedua
sikap tersebut merupakan pewarisan dari perilaku setan dan pasti
membawa efek negatifbagi pribadi pelaku maupun orang lain.
b. Sikap hidup boros merupakan tindakan menempatkan nikmat Allah
yang tidak pada tempatnya yakni, tiadanya unsure kemanfaatan dan
hanya memperturutkan hawa nafsu.
c. Sikap hidup kikir merupakan tindakan menahan kemanfaatan yang
ada pada harta sebagai nikmat Allah, yang mestinya bernilai
kebaikan pada orang lain berupa zakat, infak dan sedekah, maupun
bantuan dalam bentuk pemberian.2
e) Redaksi Hadis dan Terjemah

‫ل َىعلىثيته َىوُىسلثم َاَللساَتعي َىعىلى َاَثلىثرىملىتة‬


‫صللى َاَ أ‬ ‫ َىقاَىل َاَلنلت د‬:َ ‫ىعثن َأىتب َأهىريثيىرثه َىقاَىل‬
‫ب َ ى‬

‫ي َىكاَلثأمىجاَتهتد َتف َىسبتثيتل َاَللتهأىثوُ َاَلثىقاَئتتم َاَللثيىل َاَل ل‬


َ ‫صاَئتتم َاَلنليىهاَىر‬ ‫وُاَلثتمستك ث ت‬.
‫ى ث‬
َ (‫)روُاَه َاَلبخاَري‬
Dari Abu Hurairah R.A berkata, Rasulullah SAW bersabda: “orang
yang memberi kecukupan kepada janda-janda dan orang-orang
miskin maka ia seperti halnya seorang yang berjuang di jalan Allah
atau orang yang menegakkan shalat malam dan berpuasa di siang
harinya.” (H.R. Muslim)

f) Kandungan Hadis
Hidup sederhana, mencerminkan kerendahan hati. Kerendahan
hati akan menghantarkan kebahagiaan. Dengan demikian, sikap atau
gaya hidup berlebihan, glamor, dan sombong adalah lawan yang harus
dimusnahkan dalam sikap hidup keseharian seseorang. Karena orang
yang suka berlebih-lebihan merupakan tanda sikap individualistik,

2 Huda, Syaiful, Tafsir MA Kelas XI, (Mojokerto: Mutiara Ilmu), 96-101.


yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa memperdulikan nasib
orang lain di sekitarnya.
Dan dalam menyantuni orang-orang lemah seperti janda-janda,
fakir miskin, orang-orang yang lemah ekonominya, adalah amalan
ibadah yang sangat besar pahalanya hingga Allah menyamakan
pahalanya dengan shalat malam dan siangnya berpuasa, juga sama
dengan jihad di jalan Allah. Jika mencari bekal untuk hidup di dunia ini
dan menyantuni orang-orang lemah, terutama adalah berusaha memberi
nafkah kepada orang-orang yang masih dalam tanggungannya dengan
niat karena Allah nscaya Allah akan mencatatnya sebagai orang yang
mati syahid duniawi. Adapun orang-orang yang jihad fi sabilillah jika
mati adalah syahid ukhrawi.
g) Perilaku Mengamalkan Hadis
Upaya menumbuhkan sikap sederhana dan menyantuni yang
lemah:
a. Pemberian Motivasi
Dengan membacakan, menghafal, dan mengkaji ayat dan hadis
tentang sedekah, jiwa akan termotivasi untuk melakukan
kebaikan yakni memberi kepada yang tak berpunya. Dan bahwa
Allah pasti akan membalas kebaikan yang dilakukan hambanya
dengan berlipat kebaikan.
b. Keteladanan
Keteladanan merupakan salah satu cara yang efektif dalam
melakukan pendidikan kepada anak. Jika orang tua berbuat baik,
maka anak biasanya juga akan berbuat baik.
c. Pembiasaan
Pembiasaan juga merupakan cara pembelajaran yang sangat
tepat untuk melatih kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
Aplikasi pola hidup sederhana dan menyantuni yang lemah dalam
kehidupan sehari-hari:
1. Di lingkungan Keluarga, seperti dalam merayakan syukuran
keluarga secara sederhana, tidak berlebih-lebihan.
2. Di lingkungan Sekolah, seperti memakai pakaian seragam yang
sesuai dengan peraturan.
3. Di lingkungan Masyarakat, seperti tidak pamer kekayaan.3

B. Amar Ma’ruf Nahi Munkar


1. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Kewajiban berdakwah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan
kewajiban setiap orang islam, paling tidak dapat memberikan teladan
yang baik bagi orang lain sehingga orang tersebut mau mengikutinya.
Dengan kewajiban ini terwujudlah pribadi-pribadi masyarakat yang
baik sesuai ajaran agama yang akhirnya tercapai kedamaian,
kesejahteraan serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana Nabi
Muhammad menjelaskan orang mukmin yang mengrahui kemunkaran
diperintahkan segera mengubahnya sampai menjadi benar. Untuk
mengubah hal tersebut jika mampu dengan kekuasaannya, apabila
tidak mampu dengan nasihatnya, apabila tidak mampu juga yaitu
dengan hatinya.4

2. Redaksi Ayat Q.S Ali Imraan : 104


‫وُلثتأكن َلمثنأكم َ ألمرة َيثدعوىن َإتىل َٱثل تيِ َوُيأثمروُىن َتبٱِلثمعروُ ت‬
‫ف َىوُيىيثنيىهثوىن َىعتن َٱلثأمثنىكتر‬ ‫ى ثأ‬ ‫ىث ى ى أ أ‬ ‫ىى ث ث ى أ‬
١٠٤ٍ﴿‫﴾وُأوُلىيئتك َهم َٱلثمفلتحون‬
‫ى ث ى أ أ أث أ ى‬
a) Arti dan Makna Kata
a. Kata ‫كر‬
‫مثن ى‬dipahami oleh banyak ulama sebagai segala sesuatu, baik
‫أ‬
ucapan maupun perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan
agama, akal dan adat istiadat serta bertentangan dengan nilai-nilai
Ilahi.
‫معروُ ت‬dipahami dalam arti adat istiadat yang sejalan dengan
b. Kata ‫ف‬ ‫ث‬ ‫ىأ‬
tuntunan agama.

3Tim MGMP PAI Provinsi Jawa Timur, Hadis-Ilmu Hadis,(Mojokerto, Mutiara


Ilmu), 20-22.
4 Rahma, LKS Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Kelas XI (Surakarta: Media
pustaka, 2008), 39.
‫اَلىثت‬/ kebajikan adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-
c. Kata ِ‫ي‬

Qur’an dan Sunnah.


b) Terjemah
104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.

c) Analisis Kandungan Ayat


Menurut Tafsir Kemenag RI, untuk mencapai maksud diatas, perlu
adanya segolongan umat islam yang bergerak dalam bidang dakwah
yang selalu memberi peringatan, bilamana Nampak gejala-gejala
perpecahan dan penyelewengan. Karena itu pada ayat ini diperintahkan
agar supaya di antara umat islam ada segolongan umat yang terlatih di
bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf (baik) dan mencegah dari yang munkar
(keji).
Dengan dorongan agama akan tercapailah bermacam-macam
kebaikan sehingga terwujud persatuan yang kokoh kuat. Dari persatuan
yang kokoh tersebut akan timbullah kemampuan yang besar untuk
mencapai kemenangan dalam setiap perjuangan. Mereka yang
memenuhi syarat-syarat perjuangan itulah orang-orang yang sukses
dan beruntung.
d) Kandungan Hikmah
a. Allah SWT memerintahkan agar secara dinamis kita selalu
mengajak kepada yang baik dan melarang yang buruk siapapun
dan dimanapun kita berada.
b. Pelaksanaan ajakan hendaknya mempertimbangkan aspek sosial
budaya masyarakat.
c. Segala ajakan dan larangan dalam rangka merubah dan
memperbaiki kondisi masyarakat harus didasarkan pada ajaran
Allah SWT yang universal.
d. Allah SWT dan Rasul SAW melarang kepada siapa saja
membiarkan kemungkaran menjadi kebiasaan masyarakat yang
pada akhirnya akan merusak tatanan Allah SWT di bumi.
3. Redaksi Ayat QS. Ash Shaaf (61) : 3

‫ىكبأيىر َىمثقتااَ َتعنىد َٱللته َىأن َتىيأقولأوثاَ َىماَ َىل َتىيثفىعألوىن‬


a) Makna Mufrodat
a. Kata ‫كبير‬
‫ ى‬berarti besar tetapi yang dimaksud adalah amat keras,
‫أى‬
karena sesuatu yang besar terdiri dari banyak hal/ komponen.
b. Kata َ‫ مثقاتا‬adalah kebencian yang sangat keras.
‫ى‬
b) Terjemah
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

c) Analisa Kandungan Ayat


Menurut tafsir Kemenag RI, berkaitan ayat 3 surat Ash
Shaaf, Allah SWT memperingatkan amatlah besar dosanya
mengatakan atau menyanggupi sesuatu, tetapi ia sendiri tidak
melaksanakannya, baik dalam pandangan Allah maupun dalam
pandangan masyarakat. Menepati janji merupakan perwujudan iman
yang kuat budi pekerti yang agung, sikap yang berkemanusiaan
pada seseorang, menimbulkan kepercayaan dan penghormatan
masyarakat.
Agar sifat tercela itu tidak dipunyai oleh orang-orang
beriman, alangkah baiknya, menepati janji dan berkata benar
dijadikan tujuan pendidikan yang utama diberikan kepada anak-
anak yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan melatih diri
mengerjakan bentuk-bentuk ibadah yang diwajibkan.
d) Hikmah Kandungan Ayat
a. Konsisten antara sikap dan perbuatan adalah tuntutan universal
ajaran islam.
b. Islam menuntut penganutnya untuk mempunyai ketegasan sikap
dan keteguhan tekad dalam mengamalkan ajaran mulia ini,
karena dengan itulah misi ajaran suci ini dapat ditegaskan di
muka bumi.
c. Ketegasan sikap dan keteguhan tekad berimplikasi terhadap
tindakan rela berkorban baik pikiran, tenaga, harta bahkan
nyawa demi kepentingan bersama yang berjangka panjang
yakni berdimensi duniawi dan ukhrawi.

e) Redaksi Hadist dan Terjemah

‫عن َعاَئتشتة َىقاَلىت َ ىتسعت َرسوأل َاَل َصللى َاَل َعلىيته َوُسلم َييأقوأل َمروُاَ َتباَلثمعروُ ت‬
‫ف‬ ‫ى أ ى ث ى ى ث ى ث أأ ى ثأث‬ ‫ث ث أ ى أث‬ ‫ىث ى ى‬

‫ َىوُاَنُّثيىهثواَ َىعن َاَلثأمثنىكتر َقىيثبىل َأىثن َتىثدعأثواَ َفىثل َيأثسىتجاَ ى‬


(‫ َ َ)روُاَه َاَبن َماَجة‬.‫ب َلىأكثم‬

Dari Aisyah berkata aku telah berkata Rasulullah bersabda:


“Perintahkanlah kebaikan, dan laranglah kemungkaran, sebelum
terjadi (terjadi hari kiamat, dimana bila) kamu berdo’a (minta
ampun atas dosa kamu karena tidak beramar ma’ruf nahi mungkar)
sudah tidak diijabah lagi.”( H. R. Ibnu Majah).

f) Kandungan Hadist
Pada hadist ini dijelaskan bahwa kewajiban amar ma’ruf
nahi mungkar adalah hingga hari kiamat dimana perintah amar
ma’ruf nahi mungkar ini diwajibkan oleh Rasulullah secara terus
menerus hingga hari kiamat dimana pada hari itu tidak diterima lagi
do’a dan penyesalan.
g) Perilaku Mengamalkan Hadist
Orang yang mengamalkan hadist tentang amar ma’ruf nahi
mungkar akan nampak dalam kehidupannya sehari-hari
diantaranya yaitu:
1. Selalu konsisten dalam menjalankan ajaran agamanya
2. Selalu peka dengan dengan perkembangan psikologis
sosialnya
3. Tekun, ulet, berani, santun dan sabar dalam menghadapi
segala permasalahan yang terjadi di sekitarnya.
4. Berusaha untuk memiliki ilmu tentang pemahaman agama dan
sosialnya
5. Selalu perhatian dengan sebab akibat perbuatan yang
dilakukan oleh orang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Pola hidup sederhana

Hidup sederhana bukan berarti harus melarat, tetapi yang dimaksud hidup
sederhana ialah hidup sebatas mencukupi kebutuhan yang diperlukan tanpa
berlebih-lebihan dan melampoi batas.

Sederhana adalah kata sifat yang bermakna “bersahaja” atau “tidak


berlebih-lebihan”. Orang yang hidup sederhana adalah orang yang hidup
dengan bersahaja dan tidak berlebih-lebihan. Ketika kekurangan, orang yang
sederhana tidak akan menghalalkan segala cara, termasuk menyusahkan
dirinya, untuk memperoleh harta agar dihormati oleh orang lain. Begitu pula,
ketika mempunyai harta lebih, orang sederhana tidak akan tergoda untuk
bermewah-mewahan, menumpuk hartanya di rumah sendiri, tidak pula
memanjakan diri dengan segala fasilitas serba mewah. Yang dijelaskan dalam
QS. Al-Qashash: 79-82 dan QS. al-Isra’ 26-30.

2. Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Kewajiban berdakwah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban
setiap orang islam, paling tidak dapat memberikan teladan yang baik bagi
orang lain sehingga orang tersebut mau mengikutinya.
Dengan kewajiban ini terwujudlah pribadi-pribadi masyarakat yang baik
sesuai ajaran agama yang akhirnya tercapai kedamaian, kesejahteraan serta
kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana Nabi Muhammad menjelaskan
orang mukmin yang mengrahui kemunkaran diperintahkan segera
mengubahnya sampai menjadi benar. Untuk mengubah hal tersebut jika mampu
dengan kekuasaannya, apabila tidak mampu dengan nasihatnya, apabila tidak
mampu juga yaitu dengan hatinya. Yang dijelaskan dalam Q.S Ali Imraan : 104
dan QS. Ash Shaaf (61) : 3.

You might also like