Professional Documents
Culture Documents
TANGGAL :
ANGKATAN : 2014
a. Closed pneumothoraks
b. Open pneumothoraks
c. Tension pneumothoraks
d. Traumatic pneumothoraks
e. Bukan salah satu diatas
34. Tekanan intra pleura lebih rendah dari atmosfir, adalah sifat dari
pneumothoraks tipe :
a. Closed pneumothoraks
b. Open pneumothoraks
c. Tension pneumothoraks
d. Traumatic pneumothoraks
e. Bukan salah satu diatas
35. Pneumothoraks pada foto rontgen dada posisi supine akan didapatkan :
a. Deep costophrenic sulcus
b. Lucent cardiophrenic contour
c. Sharp mediastinal contour
d. Double diaphragma
e. Semua benar
36. Tanda diatas didapatkan karena pada foto supine udara di cavum pleura akan
berada di :
a. Apicolateral
b. Anteromedial
c. Caudolateral
d. Anterolateral
e. Bukan salah satu diatas
37. Dibawah ini adalah pernyataan yang benar, kecuali :
a. Pada keadaan hipovolemi (dehidrasi, perdarahan) nadi menurun untuk
mempertahankan Cardiac Output (CO)
b. Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa jantung selama satu
menit
c. Stroke Volume (SV) adalah volume darah yang dipompa jantung satu kali
d. Heart Rate (HR) adalah detak jantung permenit
e. CO = HR x SV
38. Tanda penting dari syok adalah beberapa hal dibawah ini kecuali :
a. Perfusi : dingin, basah, pucat
b. CRT (Capillary Refill Time) > 2 detik
c. Bandingkan dgn tangan penderita yg lain
d. Nadi (N) meningkat
e. Tekanan darah menurun
Untuk soal nomer 39 – 43, perhatikan contoh kasus penderita berikut ini
Laki – laki usia 25 tahun dibawa ke IGD RS dengan kecelakaan lalu lintas, naik
sepeda motor ditabrak mobil, tidak pernah pingsan, pake helm. Ada memar di
perut bagian kanan, luka di paha kanan dan paha kiri.
Vital Sign :
N = 130x/menit TD = 80/40mmHg
RR = 32x/menit SaO2 = 92%
Pemeriksaan Fisik : pasien tampak gelisah/bingung
Perfusi : dbp, CRT > 2 detik, ditemukan abdomen semakin distended (lingkar
abdomen bertambah)
Foto Thorax : tidak ada pneumothoraks dan tidak ada hematothoraks
Foto Femur D/S : fraktur femur 1/3 tengah
USG : cairan bebas di rongga perut
39. Diagnosa awal untuk pasien tersebut adalah (menurut Trauma Status dari
Giesecke) :
a. Syok hipovolemik, EBL > 50%
b. Perdarahan kelas 3, EBL 30 – 40%
c. Perdarahan kelas 2, EBL 20%
d. Perdarahan kelas 4, EBL 30 – 40%
e. Perdarahan kelas 4, EBL > 40%
40. Tindakan paling tepat segera yang harus dilakukan :
a. Beri oksigen nasal 2 lpm, pasang infus besar, beri infus RL 500 cc grojok
b. Beri oksigen masker 6 lpm, pasang infus besar, beri infus D5 500 cc grojok
c. Beri oksigen nasal 2 lpm, posisi syok, pasang infus besar, grojok
d. Beri oksigen masker 6 lpm, posisi syok, pasang infus besar, beri infus
kristaloid grojok
e. Beri oksigen masker 6 lpm, posisi syok, pasang infus besar, beri infus
koloid grojok
41. Pemeriksaan penunjang laboratorium yang harus dikerjakan : A/D
a. Faal hemostasis
b. Faal ginjal
c. Blood Gas Analysis
d. Hb
e. Faal Hepar
42. Tindakan operatif yang segera bisa dikerjakan setelah resusitasi dan bila
hemodinamik stabil :
a. Laparotomy dan trepanasi
b. Laparotomy dan debridement + ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
Femur D/S
c. ORIF Femur D/S dan debridement luka di Femur D/S
d. Trepanasi dan debridement luka Femur D/S
e. Laparotomy dan debridement luka di Femur D/S
43. Tindakan operatif yang segera bisa dikerjakan setelah resusitasi dan bila
hemodinamik tidak stabil : C/D
a. Laparotomy dan Trepanasi
b. Laparotomy dan debridement + ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
Femur D/S
c. ORIF Femur D/S dan debridement luka di Femur D/S
d. Trepanasi dan debridement luka Femur D/S
e. Laparotomy dan debridement luka di Femur D/S
44. Pernyataan yang paling tidak tepat dibawah ini adalah :
a. Luka dan perdarahan di kulit kepala anak bisa menyebabkan syok
b. Perdarahan rongga dada bisa menyebabkan syok karena perdarahan yang
tersembunyi
c. Tamponade jantung bisa menyebabkan syok septik
d. Perdarahan rongga perut bisa diakibatkan karena perdarahan hepar dan lien
e. Patah tulang panjang (Femur) mengakibatkan perdarahan sekitar 300 – 500
cc
Untuk soal nomer 45 – 48, perhatikan contoh kasus penderita berikut ini :
Bayi perempuan usia 6 bulan, BB 8kg, dibawa ke IGD RS dengan mendcret yang
profus selama 2 hari, muntah setiap kali minum, panas, batuk, pilek, tidak keluar
air kencing selama 1 hari ini.
Vital Sign :
Nadi 180x/menit RR = 54x/menit
SaO2 = 88%
Pemeriksaan Fisik : pasien tampak sangat lemah, mata sangat cowong, ubun –
ubun sangat cekung
Perfusi : dbp, CRT > 2 detik, turgor sangat menurun
45. Diagnosa awal untuk pasien tersebut adalah (menurut Kriteria Dehidrasi dari
Pierce)
a. Syok hipovolemik, defisit > 5% BB
b. Dehidrasi berat, defisit > 10% BB
c. Dehidrasi sedang, defisit 6 – 8% BB
d. Dehidrasi berat, defisit 6 – 8% BB
e. Dehidrasi sedang, defisit > 10% BB
46. Tindakan paling tepat segera yang harus dilakukan :
a. Beri oksigen nasal 1 – 2 lpm, hitung defisit, pasang infus, rehidrasi cepat
b. Beri oksigen masker 4 – 6 lpm, hitung defisit, pasang infus, grojok
c. Beri oksigen nasal 1 – 2 lpm, posisi syok, pasang infus, hitung defisit,
grojok
d. Beri oksigen masker 4 – 6 lpm, hitung defisit, pasang infus, rehidrasi cepat
e. Beri oksigen masker 4 – 6 lpm, posisi syok, pasang infus, beri infus koloid
grojok
47. Sudah dicoba pasang infus berkali – kali tidak berhasil, langkah segera yang
bisa dilakukan :
a. Pasang vena sentral
b. Pasang intra osseus
c. Pasang vena seksi
d. Pasang arterial line
e. Pasang intubasi
48. Pada evaluasi, ada beberapa response terapi. Pilihlah yang paling tepat :
a. No response, kita hentikan terapi
b. Immediate / good response, kita lanjutkan terapi cairan
c. Transient response, terapi kita sudah cukup
d. Immediate response, kita loading cairan lagi / grojok koloid
e. No response, lakukan tindakan diagnostik yang lain
49. Oedem paru terbagi 2 kelompok besar, yaitu
a. Oedem paru interstikal dan oedem alveoli
b. Oedem paru cardiogenik dan oedem paru renaly
c. Oedem paru cardiogenik dan non cardiogenik
d. Oedem paru interstitial dan oedem paru injeksi
e. Oedem paru injeksi dan non injeksi
50. Gambaran bekas oedem paru pada foto thorax
a. Fibroinfiltrat
b. Honey comb appearance
c. Phantom tremor
d. Bercak / perselubungan bilateral
e. calcifikasi
51. Oedem paru berkepanjangan dapat menyebabkan :
a. Gagal nafas
b. Fibriotik alveoli
c. ARDS
d. Semua benar
e. Hanya A dan B yang benar
52. Terapi oedem paru cardiogenik maupun non cardiogenik yang terutama
adalah
a. Oksigenasi dengan nasal kanul
b. Oksigenasi dengan masker
c. Oksigenasi dengan flow yang tinggi
d. Harus memakai ventilator
e. furosemid
53. Seseorang ketika mendaki kemudian tiba – tiba sesak dan didapatkan bilateral
di basal paru, diagnosa anda yang mungkin adalah
a. ALI
b. TRALI
c. HAPE
d. NPE
e. Asma Attack
54. Oedem paru cardiogenik mekanismenya adlh
a. Tekanan onkotik yang meningkat
b. Tekanan hidrostatik yang meningkat
c. Adanya shunting
d. Hipoalbumin berkepanjangan
e. Salah semua
KASUS
Seorang laki – laki usia 60 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas
dirasakan sejak 2 hari yang lalu, makin memberat.
Diagnosis jika :
- Didapatkan retraksi intercostal
- Didapatkan ronkhi di basal paru
- Didapatkan redup di basal paru kanan
RPD :
- Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
- Diabetes sejak 10 tahun yang lalu
55. Apa diagnosa banding dari pasien ini ?
1. Efusi pleura
2. Pneumothoraks
3. Oedem paru
4. REPO
5. Nefropathy diabetes
Jawabannya adalah ...
a. 1 + 2
b. 3 + 5
c. 1 + 3 + 4
d. 1 + 3 + 5
e. 1 + 3 + 4 + 5
56. Jika anda sebagai dokter umum di UGD, bagaimana tatalaksana awal pada
pasien ini ?
Urutkan langkah penatalaksanaan :
1. Kasus dokter paru untuk segera dilakukan pemasangan toraks drain
2. Periksa fungsi normal
3. Periksa BGA
4. Periksa spirometri
5. Beri oksigen
a. 5 – 4 – 2 – 1
b. 1 – 5 – 4 – 2
c. 5 – 2 – 3 – 4
d. 5 – 2 – 3
e. 5 – 3 – 4
57. Bagaimana membedakan ronkhi pada oedem paru dengan ronkhi pada
pneumonia ?
a. Ronki pada oedem paru bersifat basah halus terletak di basal
b. Ronki pada oedem paru bersifat basah halus terletak di basal
c. Ronki pada oedem paru bersifat unilateral, sedang pada pneumonia lebih
sering bilateral
d. Ronki pada pneumonia bersifat basah, halus, dan bilateral
e. Ronki pada oedem paru bersifat basah, halus, terletak unilateral
58. Ekspansi paru yang mendadak, biasanya setelah pemasangan toraks drain
pada pasien pneumothoraks dapat terjadi ?
a. ALI
b. TRALI
c. REPO
d. HAPE
e. NPE
59. Tanda / gejala terjadinya oedem paru adalah :
1. Sesak
2. Batuk darah
3. Ronki
4. Takikardi
5. Takipneu
a. 1– 2 – 5
b. 1 – 2 – 3
c. 1 – 3 – 4 – 5
d. 1 – 2 – 3 – 5
e. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
60. Seorang dengan infeksi yang berat kemudian terjadi sepsis. Ditokin – sitokin
proinflamasi yang dihasilkannya menyebabkan terjadinya ?
a. Oedem cardiogenik
b. ARDS
c. Takipneu
d. Gagal ginjal
e. Cardiogenik