You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beras merupakan bahan pangan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat Indonesia, baik di kota maupun pedesaan. Dengan konsumsi beras
yang masih sangat tinggi, maka beras yang harus disediakan setiap tahunnya
dalam suatu desa dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah penduduk desa
tersebut. Permasalahan utama dari penanganan pascapanen padi adalah adalah
tingginya kehilangan hasil selama pascapanen. Besarnya kehilangan pascapanen
terjadi kemungkinan dikarenakan sebagian besar petani sudah menggunakan
peralatan mekanis tetapi proses penanganan pascapanennya masih belum baik
dan benar.
Kegiatan pascapanen padi meliputi pemanenan, perontokan, pengeringan,
pengangkutan, penggilingan, penyimpanan, standardisasi mutu, pengolahan, dan
penanganan limbah. Penggilingan padi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mengubah padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi. Oleh
karena itu, pada praktikum ini dilakukan pengamatan proses husking dan
whitening pada penggilingan padi dan melakukan analisis evaluasi kinerja husker
dan polisher.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum acara ini sebagai berikut
1. Mempelajari dan mengamati proses husking dan whitening pada
penggilingan padi.
2. Melakukan analisis untuk mengevaluasi kinerja proses husking dan
whitening pada proses penggilingan padi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penggilingan padi adalah salah satu tahapan pascapanen padi yang terdiri dari
rangkaian beberapa proses untuk mengolah gabah menjadi beras siap konsumsi.
Gabah yang dapat dimasukkan dalam proses penggilingan padi adalah gabah kering
giling. Berat biji padi akan berkurang sedikit demi sedikit selama proses penggilingan
akibat pengupasan dan penyosohan. Bagianbagian yang tidak berguna akan
dipisahkan sedangkan bagian utama yang berupa beras dipertahankan. Namun, tidak
dapat dihindarkan sebagian butiran beras akan patah selama mengalami proses
penggilingan (Tjahjohutomo, 2004).
Mesin pemecah kulit/sekam gabah kering giling berfungsi untuk
memecahkan dan melepaskan kulit gabah. Input bahan dari mesin ini adalah gabah
kering giling (GKG), yaitu gabah dengan kadar air sekitar 14% basis basah dan
outputnya berupa beras pecah kulit (BPK) yang berwarna putih kecoklatan (kusam)
atau disebut juga brown rice. Gabah yang diumpankan ke dalam mesin pemecah kulit
biasanya tidak seluruhnya terkupas. Besar kecilnya persentase gabah tidak terkupas
ini tergantung pada penyetelan mesin. Bagian yang tidak terkupas tersebut harus
dipisahkan dari beras pecah kulit untuk diumpankan kembali kedalam mesin pemecah
kulit. Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan mesin pemisah gabah dari beras
pecah kulit, yang dapat menyatu atau terpisah dengan mesin pemecah kulit (Ahmad,
2008).
Mesin-mesin yang dipakai dalam kegiatan penyosohan disebut whitener atau
polisher dan dapat ditambah dengan mesin pengkilap serta pencuci (refiner) yang
berfungsi mengkilapkan dan mencuci permukaan beras. Terdapat dua cara
menggosok yang diterapkan pada mesin-mesin penyosoh, yaitu menggerinda dengan
suatu permukaan kasar dan menekan serta menggesek dengan permukaan rata.
Prinsip menggerinda biasanya diterapkan pada mesin-mesin penyosoh yang dipakai
pada tahapan awal penyosohan. Pada tahapan ini, bagian luar butiran perlu dikikis
untuk membuang lapisan bekatul. Untuk mengikis diperlukan permukaan kasar yang
terbuat dari batu abrasif. Pada prinsip menekan dan menggesek, permukaan yang
dipakai menggesek butiran beras dan kecepatan pergerakan permukaan gesek berbeda
dari prinsip menggerinda. Makin sering proses penyosohan dilakukan, maka beras
sosoh yang dihasilkan makin putih dan beras patah yang dihasilkan makin banyak
(Ariani dkk, 2017).
Beras hasil penyosohan berupa campuran butiran beras yang memiliki
berbagai ukuran. Untuk memisahkan beras kepala dan beras patah diperlukan proses
tersendiri yang disebut grading. Proses ini juga bisa dilengkapi dengan proses
pengeluaran sisa bekatul atau kotoran. Apabila pemisahan dilakukan berdasarkan
tebal butiran beras, prinsip kerja grader sama dengan ayakan pada proses
pembersihan awal. Ayakan yang dipakai dapat berupa ayakan datar yang digoyang
atau berupa silinder yang berputar (Hasbullah & Dewi, 2012).
Susut mutu dari suatu hasil giling dapat diidentifikasikan dalam nilai derajat
sosoh serta ukuran dan sifat butir padi yang dihasilkan. Berdasarkan persyaratan yang
dikeluarkan oleh Bulog, beras kepala merupakan beras yang memiliki ukuran lebih
besar dari 6/10 bagian beras utuh. Beras patah memiliki ukuran butiran 2/10 bagian
sampai 6/10 bagian beras utuh. Menir memiliki ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian
beras utuh atau melewati lubang ayakan 2.0 mm (Waries, 2006).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Berikut alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Mesin pengupas gabah (husker)
2. Mesin penyosoh beras (polisher)
3. Mesin rice grader
4. Alat uji keretakan beras
5. Timbangan analitik
6. Colormeter
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Gabah kering

B. Cara Kerja
1. Proses Pengupasan Sekam (Penggilingan)
Gabah ditimbang sebanyak 1000 gram dengan 3 kali ulangan. Proses
pengupasan dilakukan menggunakan mesin pengupas (husker) selama 4 kali.
Tampung hasil pengupasan berupa beras pecah kulit dan sekam ditampung
pada ember/baskom. Dari hasil penampungan tersebut, beras pecah kulit dan
sekam dipisahkan. Berat beras pecah kulit dan beras sekam ditimbang
menggunakan timbangan analitik.
2. Proses Penyosohan (Pemutihan)
Beras pecah kulit ditimbang sebanyak 500 gram dengan 3 perlakuan
(10 detik, 20 detik, 30 detik). Warna (LAB) diukur menggunakan colormeter
pada tiap perlakuan (sebagai analisis warna sebelum penyosohan) sebanyak
3 kali ulangan. Sebanyak 500 gram sampel beras pecah kulit yang telah
ditimbang dimasukkan ke dalam mesin penyosoh (polisher) dengan variasi
waktu (10 detik, 20 detik, dan 30 detik) dan variasi beban 3 lb. Hasil
penyosohan berupa beras putih dan bekatul ditampung. Massa beras putih
dan massa bekatul ditimbang. LAB beras putih pada tiap perlakuan (sebagai
analisis warna setelah penyosohan) diukur sebanyak 3 kali ulangan.
3. Proses Pemisahan Mekanis
Timbang Beras putih hasil penyosohan ditimbang seberat 100 gram.
Beras putih dimasukkan ke alat pemisah (grader) untuk memisahkan antara
beras kepala (utuh), beras patah dan beras menir. Kemudian masing-masing
beras yang telah terpisah ditimbang.
4. Proses Pemisahan Manual
a. Pengupasan
Sampel beras hasil pengupasan ditimbang 100 gram dari ketiga
ulangan. Beras hasil pengupasan yang terdiri dari beras pecah sempurna,
beras setengah giling, dan beras belum pecah dipisahkan secara manual.
Masing-masing bagian beras yang telah dipisahkan ditimbang.
b. Penyosohan
Beras putih hasil penyosohan ditimbang seberat 100 gram. Hasil
penyosohan yang terdiri dari beras kepala (utuh), beras patah dan beras
menir dipisahkan secara manual. Masing-masing beras yang telah
dipisahkan ditimbang.
5. Proses Pemisahan Keretakan
a. Keretakan Sebelum Penggilingan atau Pengupasan (Manual)
Sebanyak 100 butir gabah kering diambil. Kemudian dikupas secara
manual. Butir beras yang retak diamati pada alat pengamatan keretakan.
Butir beras yang retak dihitung.
b. Keretakan Setelah Penggilingan atau Pengupasan
Sebanyak 100 butir beras yang telah digiling diambil. Butir beras yang
retak diamati pada alat pengamatan keretakan. Butir beras yang retak
dihitung.
c. Keretakan Setelah Penyosohan
Sebanyak 100 butir beras putih dari hasil penyosohan diambil. Butir
beras yang retak diamati pada alat pengamatan keretakan. Butir beras
yang retak dihitung.

Gambar 3.1 Mesin Pengupas gabah (Husker)

Gambar 3.2. Mesin penyosoh beras (Polisher)


Gambar 3.3. Mesin rice grader

Gambar 3.4. Timbangan analitik


Gambar 3.5. Colormeter

C. Cara Analisa Data


a. Proses Pengupasan/Penggilingan
1. Rendemen Proses Penggilingan
M BPK
R = M Gabah X 100%

Keterangan:
R = rendemen proses penggilingan (%)
M BPK = massa beras pecah kulit (gram)
M Gabah = massa gabah (gram)

2. Effisiensi penggilingan
MBPK+M sekam
E= X 100%
M Gabah

Keterangan:
E = efisiensi gilingan (%)
M BPK = massa beras pecah kulit (gram)
M Sekam = massa sekam (gram)
M Gabah = massa gabah (gram)
b. Proses Penyosohan (Pemutihan)
1. Rendemen Proses Penyosohan (R)
M Sosoh
R= X 100%
M bpk

Keterangan:
R = rendemen proses penggilingan (%)
M Sosoh = massa beras setelah penyosohan (gram)
M bpk = massa beras pecah kulit sebelum penyosohan (gram),
sebanyak 500 gram
2. Persentase bekatul
Mbekatul
B= X 100%
Mbpk

Keterangan:
B = Persentase bekatul (gram)
M bekatul = massa bekatul (gram)
M bpk =massa beras pecah kulit sebelum penyosohan (gram), sebanyak
500 gram
3. Persentase Kehilangan
MSosoh+MBekatul
L =100% - { }x 100%
MBpk

Keterangan:
L = persentase kehilangan
M bpk =massa beras pecah kulit sebelum penyosohan (gram), sebanyak
500 gram
M bekatul = massa bekatul (gram)
M Sosoh = massa beras setelah penyosohan (gram)
4. Derajat Keputihan
𝑊 = 100 − √(100 − 𝐿)2 + 𝐴2 + 𝐵 2
c. Proses pemisahan mekanis
1. Persentase beras kepala
MBk
Bk = MSampel X 100%

Keterangan:
Bk = Persentase beras kepala (%)
M Bk =massa beras kepala(gram)
M Sampel =massa sampel (gram), minimal 100 gram.
2. Persentase beras patah
MBp
Bp = MSampel X 100%

Keterangan:
Bp = Persentase beras patah (%)
M Bp =massa beras patah(gram)
M Sampel =massa sampel (gram), minimal 100 gram.
3. Persentase Menir
MBm
Bm = MSampel X 100%

Keterangan:
Bm = (M Bm/M Sampel) X 100%
Bp = Persentase beras menir (%)
M Bm =massa beras menir(gram)
M Sampel =massa sampel (gram), minimal 100 gram.
4. Keretakan
br
Br = 𝑏𝑠 X 100%

Keterangan:
Br(%) = Persentase beras retak (%)
br = jumlah beras retak (butir)
bs = jumlah beras sampel (butir), minimal 100 butir
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

A. Hasil Pengamatan
1. Proses Penggilingan
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Proses Penggilingan

Massa Beras Massa


Perlak Massa
Pecah Kulit Sekam R (%) E (%)
uan Gabah (kg)
(BPK) (gram) (gram)
1 1 732,30
263,60 73,23 89,59
2 1 735,00
261,10 73,0 99,61
3 1 729,20
267,10 72,92 99,63
Rerata 73,05 96,27
2. Hasil Pemisahan Manual Beras Hasil Penggilingan
Tabel 4.2. Hasil pemisahan manual beras hasil penggilingan sampling 100 gr
Massa berat (gram)
Jenis Rerata
UL. 1 UL. 2 UL. 3
Beras
61,70 62,20 64,11 62,67
PecahSempurna
BerasSetengahGiling 6,00 2,30 2,14 3,48
Beras Belum Pecah 32,99 36,30 34,68 34,65
3. Proses Penyosohan
Tabel 4.3. Hasil Proses Penyosohan
MassaBeras MassaBeras Massa R B L
Waktu
(gram) Hasil Sosoh Bekat (%) (%) (%)

10 detik 250 (gram)


227 8 ul 90,8 3,2 6
(gram
20 detik 250 233 16 93,2 6,4 0,4
)
30 detik 250 232 19 92,8 7,6 -0,4
4. Analisis Warna Sebelum dan Sesudah Penyosohan
i. Ulangan 1
Tabel 4.4. Analisis warna beras sebelum dan sesudah penyosohan ulangan 1

Waktu Sebelum Sesudah


L a* b* L a* b*
10 detik 76,38 -16,35 10,03 67,66 3,505 19,57

20 detik 51,49 6,675 25,53 68,39 -5,495 24,04

30 detik 55,7 6,745 22,11 66,38 4,17 16,72

ii. Ulangan 2

Tabel 4.5. Analisis warna beras sebelum dan sesudah penyosohan ulangan 2

Waktu Sebelum Sesudah


L a* b* L a* b*
10 detik 62,75 3,97 19,99 66,68 1,875 21,76

20 detik 56,41 -2,34 24,64 61,96 4,965 18,88

30 detik 53,47 6,90 23,25 70,14 2,05 16,87

iii. Ulangan 3
Tabel 4.6. Analisis warna beras sebelum dan sesudah penyosohan ulangan 3

Waktu Sebelum Sesudah


L a* b* L a* b*
10 detik 67,40 1,420 24,02 64,48 3,340 24,45
20 detik 50,08 5,575 23,87 57,45 8,795 20,83

30 detik 53,19 5,76 21,57 68,29 3,415 20,88


5. Proses pemisahan mekanis per 100 gram menggunakan grader hasil
whitening
Tabel 4.7. Proses pemisahan mekanis per 100 gram

Massa Massa
Beban Massa
Beras Beras Bk Bp Bm
Waktu Menir
Kepala Patah (%) (%) (%)
(gram)
(gram) (gram)

10detik 3 lb 80 22 22 80 22 22

20detik 3 lb 78 10 13 78 10 13

30detik 3 lb 72 18 12 72 18 12
6. Proses pemisahan manual per 100 gram menggunakan grader hasil
whitening
Tabel 4.8. Proses pemisahan manual per 100 gram
Waktu Beban Massa Massa Massa Bk Bp Bm
Beras Beras Menir (%) (%) (%)
Kepala Patah (gram)
(gram) (gram)
10 detik 3 lb 52,93 23,2 23,17 52,93 23,2 23,17

20 detik 3 lb 55,6 11,4 30,9 55,6 11,4 30,9

30 detik 3 lb 59,8 20,4 20,5 59,8 20,4 20,5

7. Persentase keretakan
Tabel 4.9. Hasil pengamatan keretakan per 100 butir beras
Jumla
h
Jumlah Butir
Perlakuan Butir Br (%)
Beras
Beras
Retak
Sebelum giling (sebelum 3 3
100
kupas) (1)
Sesudah giling/ sebelum 100 0 0
sosoh (2)
Sesudah sosoh (3) 100 0 0
B. Analisis Data
Contoh Perhitungan
1. Proses Penggilingan (Perlakuan 1)
Rendemen Proses Penggilingan
M BPK 732.3
R = M Gabah X 100% = X 100% = 73,23%
1000

Effisiensi Penggilingan
MBPK+M sekam 732,3+263,6
E= X 100% = X 100% = 99,59%
M Gabah 1000

2. Proses Penyosohan (10 detik)


Rendemen Proses Penyosohan
M Sosoh 227
R= X 100% = 250 X 100% = 90,8%
M bpk

Prosentase Bekatul
Mbekatul 8
B= X 100% = 250 X 100% = 3,2%
Mbpk

Prosentase Kehilangan
MSosoh+MBekatul 227+8
L =100% - { }x 100% = 100% - { }x 100% = 6%
MBpk 250

3. Proses Pemisahan Mekanis (10 detik)


Prosentase Beras Kepala
MBk 80
Bk = MSampel X 100% = 100 X 100% = 80%

Prosentase Beras Patah


MBp 22
Bp = MSampel X 100% = 100 X 100% = 22%

Prosentase Menir
MBm 22
Bm = MSampel X 100% = 100 X 100% = 22%

4. Proses Pemisahan Manual (10 detik)


Prosentase Beras Kepala
MBk 52.93
Bk = MSampel X 100% = X 100% = 52,93%
100
Prosentase Beras Patah
MBp 23,20
Bp = MSampel X 100% = X 100% = 23,20%
100

Prosentase Menir
MBm 23,17
Bm = MSampel X 100% = X 100% = 23,17%
100

5. Prosentase Keretakan (Perlakuan 1)


br 3
Br = 𝑏𝑠 X 100% = 100 X 100% = 3%

6. Derajat Keputihan (10 detik)


Ulangan 1
Sebelum
𝑊 = 100 − √(100 − 𝐿)2 + 𝐴2 + 𝐵 2

= 100 − √(100 − 76,38)2 + (−16,35)2 + 10,032 = 69,58


Sesudah
𝑊 = 100 − √(100 − 67,66)2 + 3,5052 + 19,572 = 62,05
Ulangan 2
Sebelum

𝑊 = 100 − √(100 − 62,75)2 + 3,972 + 19,99² = 57,54


Sesudah

𝑊 = 100 − √(100 − 66,68)2 + 1,8752 + 21,76² = 60,17


Ulangan 3
Sebelum

𝑊 = 100 − √(100 − 67,40)2 + 1,4202 + 24,02² = 59,49


Sesudah

𝑊 = 100 − √(100 − 64,48)2 + 3,342 + 24,45² = 57,54


BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan berupa:


1. Proses husking dimulai dari memasukkan gabah kering sebagai input. Kemudian
terdapat 2 buah rol karet yang berputar berlawanan dengan kecepatan putar yang
berbeda. Jarak antara 2 rol karet dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan
dikupas, sehingga gabah dapat terkelupas dan menghasilkan output berupa beras
pecah kulit (BPK). Selanjutnya proses whitening, terdapat dua cara menggosok
yang diterapkan pada mesin-mesin penyosoh, yaitu menggerinda dengan suatu
permukaan kasar dan menekan serta menggesek dengan permukaan rata.
2. Pada proses husking dilihat dari efisiensinya memiliki nilai mendekati 100%
yang mana kinerja mesin penggiling padi sudah baik. Kemudian pada proses
whitening dilihat dari derajat sosohnya, jika dikaitkan dengan SNI Beras maka
beras tidak masuk ke dalam kelas mutu yang tertera (premium maupun medium).
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, U. 2008. Teknologi Penanganan Pascapanen Padi. Dalam


http://web.ipb.ac.id/~usmanahmad/Penangananpadi.htm. Diakses pada hari
Minggu, 14 Oktober 2018 pukul 17.00 WIB.
Ariani, H., Murad, dan Abdullah S. H. 2017. Analisis Teknis dan Ekonomi Rice
Milling Unit One Phase (Studi Kasus di UD. Beleke Maju Kabupaten Lombok
Barat NTB. Flywheel: Jurnal Teknik Mesin Untirta, 3(2):10.
Hasbullah, R. & Dewi, A. R. 2012. Teknik Penanganan Pascapanen Padi untuk
Menekan Susut dan Meningkatkan Rendemen Giling. PANGAN, 21(1):20.
Tjahjohutomo, 2004. Pengaruh Konfigurasi Mesin Penggilingan Padi Rakyat
terhadap Rendemen dan Mutu Beras Giling. Jurnal Enjiniring Pertanian, 2(2):
24.
Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

You might also like