You are on page 1of 12

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komoditas hortikultura terutama sayur mudah mengalami kerusakan
ketika di panen dari pohonnya, karena proses respirasi dan transpirasi pada buah
tersebut masih terjadi. Menghambat proses tersebut perlu adanya teknik dimana
dalam mengurangi proses terjadi laju transpirasi pada produk hortikultura. Cara
yang efektif yaitu dengan menurunkan suhu produk, misal dengan pendinginan
atau dengan teknologi pengemasan dengan pengemas plastik.
Teknologi pengemasan dengan menggunakan kemasan plastik untuk
produk segar akan menyebabkan adanya perubahan konsentrasi CO2 dan O2
sekitar produk dalam kemasan sebagai akibat proses respirasi produk, serta
interaksinya dengan permeabilitas plastik terhadap CO2 dan O2. Pemilihan
ketebalan kemasan plastik adalah hal yang kritis dilakukan karena berhubungan
dengan permeabilitas plastik terhadap keadaan lingkungan. Penanganan produk
pasca panen ini bertujuan memberikan penampilan yang baik dan segar,
memudahkan konsumen untuk dikonsumsi, memberikan perlindungan produk
tersebut dari kerusakan, dan memperpanjang masa simpan produk tersebut.
Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan dibanding
bahan pengemas lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat, termoplatis
dan selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2 dan CO2. Sifat
permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik mampu
berperan memodifikasi ruang kemas selama penyimpanan, plastik juga
merupakan jenis kemasan yang dapat menarik selera konsumen.
Plastik film yang digunakan untuk penyimpanan produk hortikultura dapat
berupa polietilen. Plastik polietilen terdapat dua jenis, yaitu HDPE (high density
polyethylene) atau LDPE (low density polyethylene). Penggunaan polietilen pada
praktikum ini adalah polietilen dengan densitas rendah atau LDPE. Laju respirasi
produk akan menurun karena polietilen mempunyai sifat permeabilitas terhadap
uap air dan air rendah, stabil terhadap panas, memiliki kerapatan tinggi sebagai
pelindung terhadap tekanan luar, serta tidak bereaksi dengan makanan dan tidak
menimbulkan racun. Penggunaan plastik polietilen dalam pengemasan produk
hortikultura dapat tergantung dari ketebalan. Pemilihan ketebalan plastik dalam
hal ini mempunyai arti penting, karena apabila salah dalam memilih ketebalan
plastik, produk hortikultura dapat menyimpang dalam proses metabolismenya
yang terjadi akibat plastik terlalu tebal atau bahkan proses penyimpanan produk
hortikultura tersebut tidak dapat efektif yang terjadi akibat plastik terlalu tipis.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa memahami adanya interaksi metabolisme produk dengan
karakteristik permeabilitas plastik berpengaruh terhadap mutu produk
hortikultura segar selama penyimpanan.
2. Mahasiswa memahami pentingnya pengemasan dan suhu penyimpanan
sebagai cara untuk memperlambat kemunduran mutu produk.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi perubahan-perubahan karakteristik mutu
produk segar akibat pengemasan plastik dan suhu selama penyimpanan.
4. Mampu membuat laporan tertulis secara kritis.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Modifikasi atmosfer merupakan proses penanganan pasca panen yang


tergolong alamiah dan bebas bahan kimia serta memiliki prosedur yang lebih
mudah dan memungkinkan untuk dilakukan diman saja karena hanya
menggunakan peralatan yang sederhana. Pengemasan berbeda dengan
penyimpanan pada ruang dingin. Penyimpanan produk pertanian di suhu dingin
atau suhu rendah memang juga dapat menghambat kegiatan respirasi, sehingga
menunda pelunakan, perubahan warna, perubahan mutu, serta proses kimiawi lain
pada buah, namun penyimpanan pada suhu dingin atau lemari es dapat
menyebabkan terjadinya pembekuan sel, karena sebagian besar sel tersusun dari
larutan atau cairan yang dapat menbeku di suhu dingin, sehingga apabila disimpan
dilemari es, sel akan pecah akibatnya buah yang disimpan kadar airnya akan lebih
cepat turun (Irawan dkk., 2016). Pengemasan dengan atmosfer termodifikasi
hendaknya selalu dipandang sebagai tambahan untuk pengelolaan suhu dan
kelembaban yang baik. Perbedaan antara manfaat dan kerugian konsentrasi dari
oksigen dan karbondioksida untuk setiap jenis produk adalah relatif kecil,
sehingga tindakan sangat hati-hati harus dilakukan jika menggunakan teknologi
ini (Cahyono, 2008).
Cara untuk menurunkan laju kemunduran adalah dengan memodifikasi
konsentrasi gas O2 dan CO2 di lingkungan atmosfer sekitar produk dengan
menggunakan pengemas plastik dengan permeabilitas tertentu yang dikenal
sebagai modified atmosphere packaging (MAP), sehingga respirasi dapat
diturunkan pada kondisi minimum yang mana dapat memperlambat laju
kerusakan fisiologis produk dan masa simpan dapat diperpanjang. MAP
melibatkan produk yang diekspose dengan atmosfir yang digenerasi dalam
kemasan akibat interaksi dari produk, kemasan dan atmosfer eksternal. MAP
adalah suatu sistem yang dinamis dimana respirasi dan keluar-masuknya gas
melalui kemasan terjadi bersamaan (Yimyong and Soni, 2014). Keluar-masuknya
gas O2 dan CO2 pada kondisi suhu dan kelembaban penyimpanan yang sama
dengan produk yang sama pula adalah ditentukan oleh permeabilitas dari kemasan
yang digunakan. Permeabilitas plastik terhadap gas O2 dan CO2 semakin
berkurang dengan semakin tebalnya plastik tersebut. Semakin tipis plastik maka
kondisi minimum konsentrasi O2 adalah lebih tinggi dan kondisi maksimum
konsentrasi CO2 lebih rendah dibandingkan dengan plastik lebih tebal (Irtwange,
2015).
Pengemasan dalam film plastik dapat memodifikasi atmosfer di sekitar
produk (pengemasan atmosfer termodifikasi atau modified atmosphere packaging
atau MAP). MAP umumnya menghalangi pergerakan udara, memungkinkan
proses respirasi normal produk mengurangi kadar oksigen dan meningkatkan
kadar karbon dioksida udara di dalam kemasan. Keuntungan utama tambahan
pemnggunaan film plastik adalah mengurangi kehilangan air. MAP dapat
digunakan dalam kontainer pengapalan dan dalam unit-unit kemasan konsumen
(Soltani et al. 2015)
Plastik PE, baik jenis HDPE (high density polyethylene) atau LDPE (low
density polyethylene) umumnya digunakan sebagai wadah atau kemasan primer.
Artinya, kemasan yang kontak atau berhubungan langsung dengan produk. Sifat
menguntungkan dari jenis plastik ini adalah sifat permeabilitas terhadap uap air
dan air rendah, stabil terhadap panas, dan memiliki kerapatan tinggi sebagai
pelindung terhadap tekanan luar. PE juga tidak bereaksi dengan makanan dan
tidak menimbulkan racun (Johansyah dkk., 2014) menunjukkan bahwa
penggunaan plastik polyethylen (PE) tertutup rapat memberikan hasil yang
signifikan dalam mempertahankan susut bobot buah rambutan pada suhu rendah
dan bertahan hingga hari ke sembilan. Ifmalinda, (2017) juga menyatakan film
kemasan polyethylen merupakan bahan pengemas plastik yang baik digunakan
pada sistem penyimpanan dengan atmosfir termodifikasi, karena mempunyai
permeabilitas yang besar terhadap CO2 dibandingkan dengan O2.
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum mata kuliah Fisiologi Panen dan Pascapanen dengan judul acara
“Modifikasi Atmosfer dengan Pengemasan untuk Produk Hortikultura”
dilaksanakan pada Hari Rabu, 4 April 2018 dan bertempat di Laboratorium
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Plastik polietilen (LDPE) dengan ketebalan berbeda 0.08 mm
2. Ruang pendingin
3. Cutter
3.2.2 Bahan
1. Tomat matang
2. Tomat mentah
3. Pisang matang
4. Pisang mentah
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan buah dan sayuran daun sebagai bahan percobaan.
2. Mengemas bahan dengan jumlah atau berat tertentu sebagai unit percobaan
ke dalam plastic LDPE dengan ketebalan yang ditentukan
3. Memeriksa bahwa tidak ada kebocoran udara pada bagian sambungan kemasan
plastik.
4. Menempatkan bahan percobaan yang sudah dikemas pada suhu dingin dan
suhu kamar.
5. Mengamati perubahan mutu bahan percobaan selama periode penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2008. Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen Tomat. Kanisius:
Yogyakarta.

Ifmalinda. 2017. Pengaruh Jenis Kemasan pada Penyimpanan Atmosfir


Termodifikasi Buah Tomat. Teknologi Pertanian Andalas. 21(1): 1-7.

Irawan, H., I. Suhaidi, T. Karo-karo. 2016. Pengaruh Pengemasan Atmosfir


Termodifikasi Aktif dengan Penjerap Oksigen, Karbondioksida, Uap Air,
dan Etilen terhadap Mutu Buah Pisang Barangan (Musa Paradisiacal,L)
Selama Penyimpanan pada Suhu Kamar. Rekayasa pangan dan Pert. 4(1):
1-11.

Irtwange, S. V. 2015. Application of Modified Atmosphere Packaging and


Related Technology in Postharvest Handling of Fresh Fruits and
Vegetables. Agricultural Engineering Internasional. 4(8): 1-14.

Johansyah, A., E. Prihastanti, E. Kusdiyanti. 2014. Pengaruh Plastik Pengemas


Low Density Polyethylene (LDPE), High Density Polyethylene (HDPE) dan
Polipropilen (Pp) terhadap Penundaan Kematangan Buah Tomat
(Lycopersicon Esculentum.Mill). Buletin Anatomi dan Fisiologi. 22(1): 1-
12.

M. Soltani, R. Alimardani, H. Mobli, and S. S. Mohtasebi. 2015. Modified


Atmosphere Packaging; a Progressive Technology for Shelf-Life Extension
of Fruits and Vegetables. Applied Packing Research. 7(3): 1-28.

Yimyong, W., and P. Soni. 2014. Effects of Modified Atmosphere Packaging on


Quality of Cut Dendrobium orchid. Food, Agricultural & Environment.
12(1): 408-411.

You might also like