You are on page 1of 3

Alur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien

Pengertian Insiden keselamatan pasien merupakan setiap kejadian yang tidak disengaja
dan tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien.
Tujuan 1. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan
pasien rumah sakit
2. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah
3. Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien.

Kebijakan Setiap pelaporan insiden yang terjadi di rumah sakit dilakukan tindak lanjut.
Prosedur 1. Apabila terjadi suatu insiden (kejadian nyaris cidera/kejadian tidak
diharapkan), segera ditindaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi
dampak/akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insidennya dengan mengisi
formulir laporan insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung.
3. Buat rekapitulasi incident report setiap bulannya dan dilaporkan kepada
Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
4. Pengawasan pencatatan data incident report dilakukan oleh Kepala Unit
pada masing-masing unit kerja
5. Secara administratif setiap minggunya dilakukan monitoring apakah
terjadi suatu kejadian
6. Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit bersama-sama dengan
Kepala Unit yang bersangkutan melakukan analisa terhadap data incident
report apabila terjadi suatu kejadian.
7. Kepala Bagian/Kepala Unit/Kepala Pelayanan Medis terlapor memeriksa
laporan dan melakukan garding risk terhadap insiden yang dilaporkan.
8. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan
dilakukan sebagai berikut :
- Grade biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal
1 minggu
- Grade hijau : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal
2 minggu
- Grade kuning : investigasi komprehensif/analisis akar masalah/RCA oleh
Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, waktu maksimal 45 hari.
- Grade merah : investigasi komperhensif/analisis akar masalah/RCA oleh
Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, waktu maksimal 45 hari.
9. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi
dan laporan insiden dilaporkan ke Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
10. Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit akan menganalisis kembali
hasil investigasi dan laporan insiden untuk menentukan apakah perlu
dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regarding
11. Untuk grade kuning/merah, Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
akan melakukan analisis akar masalah (Root Cause Analysis/RCA)
12. Setelah melakukan RCA, Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
akan membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta
pembelajaran berupa petunjuk atau safety alert untuk mencegah kejadian
yang sama terulang lagi.
13. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada direktur
14. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpang baik
kepada unit kerja terkait
15. Unit kerja membuat analisis dan trend kejadian di satuan kerjanya masing-
masing
16. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Sub Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
17. Laporan hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/RCA yang
terjadi pada pasien dilaporkan oleh Sub Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit dan mengetahui Direktur kepada Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKP-RS) PERSI dengan mengisi formulir laporan insiden
keselamatan pasien.
Unit Terkait Seluruh unit pelayanan di rumah sakit
Dokumen Formulir Incident Report
Terkait Kerangka Acuan Incident Report
Keselamatan Pasien Dalam UU. No 44 th 2009 Tentang Rumah Sakit
Pasal 43 :
1. RS wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien
2. Standar Keselamatan Pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa dan
menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD)
3. RS melaporkan kegiatan ayat 2 kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang
ditetapkan Menteri
4. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) pada ayat 2 dibuat secara anonim dan
ditujukan untuk mengkoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai keselamatan pasien ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan
Peraturan Menteri

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/


Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 6;
1. Setiap rumah sakit wajib membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS) yang
ditetapkan oleh kepala rumah sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan pasien.
2. TKPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada kepala rumah
sakit.
3. Keanggotaan TKPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari manajemen rumah
sakit dan unsur dari profesi kesehatan di rumah sakit
4. TKPRS melaksanakan tugas:
a. mengembangkan program keselamatan pasien di rumah sakit sesuai dengan kekhususan
rumah sakit tersebut;
b. menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien rumah
sakit;
c. menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan
(monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan (implementasi) program
keselamatan pasien rumah sakit;
d. bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit untuk melakukan
pelatihan internal keselamatan pasien rumah sakit;
e. melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta mengembangkan solusi
untuk pembelajaran;
f. memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam rangka
pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit; dan
membuat laporan kegiatan kepada kepala rumah sakit.

You might also like