Professional Documents
Culture Documents
d. Mini-Lecture:
Fasilitator dapat memberikan pembahasan terhadap materi
keseluruhan yang terdapat dalam modul secara singkat, dapat juga
membahas yang dirasa penting saja terutama dari soal-soal yang
terdapat dalam tes (RAT).
Namun, jika peserta telah merasa jelas dengan materi yang dipelajari,
tahap ini dapat dilewati untuk menghemat waktu.
(3) Aplikasi konsep dalam bentuk studi kasus:
Sisa waktu yang tersedia akan dimanfaatkan untuk latihan mengerjakan beberapa kasus
(mulai dari kasus ringan hingga kasus yang rumit), supaya peserta mampu menerapkan
(application) pengetahuan dan konsep yang telah dipelajari dari rumah maupun yang telah
diujikan dalam tes kesiapan.
Peserta akan diberi kasus yang sama untuk setiap kelompok, dan setiap kelompok
diharapkan mampu menemukan masalahnya serta mencarikan solusi terbaik terhadap
masalah tersebut.
Di akhir sesi, fasilitator akan memandu diskusi antar tim untuk menggali opini dari setiap
kelompok terkait usulan solusi dari masalah yang terdapat dalam studi kasus.
Prinsip dalam kegiatan pengerjaan studi kasus ini adalah:
a. menyangkut masalah yang bermakna bagi praktik apoteker, dalam hal ini adalah kasus
pasien dan diharapkan tiap kelompok mampu memberi solusi terkait aktivitas
pharmaceutical care.
b. Semua kelompok akan mengerjakan masalah yang sama.
c. Tiap kelompok diharapkan dapat memberikan pilihan solusi yang spesifik sesuai
kebutuhan “pasien”nya.
d. Fasilitator akan selalu memberikan umpan balik secara simultan terhadap setiap
kelompok selama proses diskusi.
BAGAIMANA DAMPAK TERHADAP HASIL
BELAJAR?
Menurut hasil dari beberapa penelitian, dengan menerapkan strategi Team-Based
Learning ini kepada calon maupun apoteker akan diperoleh beberapa dampak
seperti:
a. mampu berpikir kritis di dalam melakukan assessment terhadap kondisi atau keluhan
pasien.
b. Mampu memilih obat yang tepat untuk kondisi-kondisi tertentu serta mampu
menentukan apakah suatu kondisi perlu dirujuk ke dokter atau tidak.
c. Mampu memberikan solusi terhadap masalah kesehatan pasien
d. Mampu berkomunikasi dengan lebih baik sehingga dapat menjelaskan dan memberi
edukasi pasien tentang cara pemakaian obat dengan lebih baik.
e. Mampu bekerja sama dalam tim tenaga kesehatan seperti dokter untuk
menindaklanjuti hasil pengobatan dari pasien yang dirawat bersama.
Secara kognitif, bila dikaitkan dengan taksonomi Bloom, maka dampak dari
pembelajaran yang menggunakan TBL akan dapat memenuhi seluruh tahapan belajar
(enam tahap), mulai dari “remembering” sampai dengan “creating” melalui berbagai
aktivitas yang dilakukan peserta selama berproses dengan TBL (lihat gambar di bawah
ini).
Gambar 2. Hubungan antara komponen kognitif dalam
taksonomi Bloom dengan aktivitas dalam TBL.
BERAPA LAMA PROSES BELAJAR
MELALUI TBL?
Selain tahap belajar mandiri di rumah (15-20 jam), proses
belajar dengan TBL dapat diselesaikan dalam waktu 4 jam.
Berikut ini sebagai gambaran agenda kegiatan TBL dalam
sehari:
08.00 – 08.15 : Doa, Absen, Brain Gym
08.20 – 08.30 : Tes Kesiapan Individu (iRAT)
08.40 – 09.10 : Tes Kesiapan Kelompok (tRAT)
09.10 – 09.30 : Sholat Dhuha
09.30 – 10.00 : Brain Gym, Klarifikasi dan mini-lecture (bila
diperlukan)
10.00 – 11.40 : Aplikasi Kasus Klinis dan Diskusi
SISTEM PENILAIAN KULIAH (4 SKS)
KOGNITIF
25% Tugas mandiri + Tugas Terstruktur
55% i-RAT & t-RAT
20% Kehadiran + Diskusi
AFEKTIF 100%:Nilai afektif adalah nilai mutlak dan akan berkurang setiap kali
mahasiswa melakukan pelanggaran (besarannya ditentukan oleh dosen sesuai
berat-ringannya pelanggaran). Mahasiswa dianggap gugur apabila nilai afektif <
70%.
Etika
Jujur
Tangguh
Peduli
PSIKOMOTOR
Aktif
Kreatif
PERATURAN PERKULIAHAN
Berpakaian sopan dan mengenakan sepatu
Diperbolehkan mengenakan celana jeans/denim tetap sopan (tidak
robek2 dan tidak ketat) untuk mahasiswa laki-laki
Mahasiswa yang datang terlambat (datang sesudah ujian/tes
dimulai) ditolak untuk mengikuti ujian. (tidak diperkenankan
masuk saat ujian/tes sedang berlangsung). Tidak ada dispensasi
keterlambatan.
Mahasiswa dilarang melakukan aktivitas yang tidak berhubungan
dengan aktivitas pembelajaran farmakologi dan toksikologi II
Mahasiswa yang kedapatan berbuat kecurangan selama mengikuti
ujian/tes ataupun mengerjakan tugas, akan mendapatkan
pengurangan komponen nilai soft skill. Besarannya ditentukan oleh
dosen sesuai berat-ringannya pelanggaran.
PERATURAN PERKULIAHAN
Apabila mahasiswa tidak hadir, diwajibkan memberikan
bukti.
Mahasiswa wajib mempersiapkan diri untuk mengikuti
perkuliahan yang akan diuji secara lisan atau tertulis yang
harus dijawab oleh mahasiswa di setiap perkuliahan.
Mahasiswa dianjurkan membawa sumber referensi yang
dibutuhkankan kedalam kelas.
Hp dimatikan/getar selama kuliah.