Professional Documents
Culture Documents
PENGENALAN SAYURAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Peranan hortikultura adalah memperbaiki gizi masyarakat,
memperbesar devisa negara, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan petani, dan, pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian
lingkungan. Masalah hortikultura perlu diperhatikan pula mengenai sifat
khas dari hasil hortikultura, yaitu tidak dapat disimpan lama, perlu tempat
lapang (voluminous), mudah rusak (perishable) dalam pengangkutan,
melimpah ruah pada suatu musim dan langka pada musim yang lain, dan
fluktuasi harganya tajam. Mengetahui manfaat serta sifat-sifat tanaman
hortikultura khas sangat penting, dalam pengembangan hortikultura agar
dapat berhasil dengan baik maka diperlukan pengetahuan yang lebih
mendalam terhadap permasalahan hortikultura tersebut. Kerugian yang
terjadi pada produk hortikultura segar perlu diperhatikan dengan
mengetahui langkah-langkah yang benar pada tindakan panen dan
pascapanen. Kerugian meliputi hilangnya sebagian atau total, kehilangan
kualitas, kehilangan air, membusuk dan kerusakan fisik. Tanaman
hortikultura biasanya berupa tanaman sayur-sayuran yang digunakan dan
dikonsumsi masyarakat setiap hari.
Sayuran merupakan bentuk turunan dari kata "sayur", komponen
pendamping nasi (atau pangan pokok lainnya) yang berkuah cair atau agak
kental. Sayuran adalah segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan (termasuk
jamur) yang ikut dimasak bersama sayur tersebut, jika dimakan secara segar
bagian tumbuhan itu biasanya disebut lalapan. Sayuran berwarna hijau
merupakan sumber yang kaya akan karoten (provitamin A), semakin tua
warna hijau itu semakin banyak kandungan akan karoten. Sayuran
merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya
mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau
setelah diolah secara minimal.
Sayuran berbentuk daun yang dima kan mentah disebut
sebagai lalapan kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan,
terutama daun (juga beserta tangkainya). Sayuran juga ada yang sebagian
tumbuhan tertutup oleh tanah, seperti wortel, kentang, dan lobak. Sayuran
yang berasal dari organ generatif, seperti bunga (misalnya kecombrang dan
turi) buah (misalnya terong dan kapri), dan biji (buncis dan kacang merah).
Praktikum Dasar Hortikultura tentang pengenalan sayuran perlu
digunakan agar dapat mengetahui manfaat sayuran serta dapat mengetahui
tentang sayuran lebih dalam. Pengenalan sayuran perlu diperhatikan karena
sebagai tanaman budidaya sayuran yang mengandung berbagai macam zat
yang diperlukan oleh tubuh kita. Sayuran juga digunakan untuk memenuhi
kebutuhan serat kasar yang dapat membantu memperlancar pencernaan di
dalam lambung dan usus. Alasan-alasan tersebut dapat memperkuat
praktikum acara 1 pengenalan sayuran untuk harus dipelajari dalam dan
dipahami lebih lanjut.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Acara I tentang Pengenalan Sayuran yang telah
dilakukan adalah untuk mengenal dan mempelajari bermacam-macam
sayuran, cara bertanamnya, bagian yang dimakan serta zat-zat terpenting
yang terdapat pada sayuran.
B. Tinjauan Pustaka
Sayuran merupakan salah satu bahan pangan yang populer bagi
masyarakat Indonesia, selain mudah diperoleh, murah harganya serta dapat
diolah menjadi berbagai hidangan yang lezat, sayuran juga banyak mengandung
komponen antioksidan seperti asam askorbat, karotenoid, flavonoid,
melanoidin, asam organik tertentu, zat pereduksi, peptida, tanin dan tokoferol.
Antioksidan tersebut dapat berfungsi sebagai senyawa pereduksi, menangkap
senyawa radikal, mengikat ion logam prooksidan dan penghambat terbentuknya
singlet oksigen. Sayuran biasanya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam
bentuk lalapan ataupun setelah melalui proses pemasakan seperti perebusan,
pengukusan dan penumisan (Aisyah, 2014).
Jenis tanaman sayuran hampir berjumlah seribu yang dapat dimakan
diketahui. Sayuran daun paling sering berasal dari tanaman herba berumur
pendek seperti selada dan bayam merupakan tanaman kayu yang daunnya bisa
dimakan sebagai sayuran daun. Daun dari sayuran dapat digunakan sebagai
pakan ternak serta dapat dimakan untuk manusia. Sayuran jauh lebih produktif
dan bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung banyak vitamin yang
berguna untuk tubuh (Parisara, 2016).
Sayuran memegang peranan penting bagi kehidupan manusia.
Mengonsumsi sayuran sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi,
berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta bermanfaat untuk
perawatan kecantikan. Manfaat sayuran bagi kesehatan yaitu dapat
memperbaiki pencernaan makanan, menambah nafsu makan, mengaktifkan
kelenjar air ludah, pankreas dan hati, merangsang pengeluaran cairan lambung
serta membantu proses pencernaan daging, ikan dan lemak. Kubis dan wortel
mengadung serat selulosa yang berfungsi untuk membantu mengatasi gangguan
kolesterol (Rukmana, 2005).
Sawi (Brassica juncea L.) termasuk sayuran daun dari keluarga cruciferae
yang mempunyai ekonomis tinggi. Tanaman sawi berasal dari Tiongkok (cina)
dan Asia Timur. Tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang digemari oleh
semua golongan masyarakat. Permintaan terhadap tanaman sawi selalu
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran
kebutuhan gizi. Dilain pihak, hasil sawi belum mencukupi kebutuhan dan
permintaan masyarakat karena areal pertanaman semakin sempit dan
produktivitas tanaman sawi masih relatif rendah (Erawan, 2013).
Kubis merupakan sayuran yang rendah kalori, oleh karena itu makanan ini
baik dikonsumsi untuk penurunan berat badan. Kubis juga memiliki sifat anti
inflamasi, hal ini diyakini bahwa jus kubis membantu dalam mengobati tukak
lambung. Kubis juga bermanfaat sebagai pelindung dari radikal bebas, karena kubis
memilikibanyak kandungan vitamin C. Kubis mengandung sejumlah senyawa yang
dapat merangsang pembentukan gas dalam lambung sehingga menimbulkan rasa
kembung (zat-zat goiterogen). Jenis-jenis kubis yang diusahakanantara lain kubis
krop atau kubis telur, kubis putih dan kubis kilan (Patty, 2012).
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai
arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai ekonomisnya yang tinggi,
maupun dari kandungan gizinya, dalam dekade terakhir ini permintaan akan
bawang merah untuk konsumsi dan untuk bibit dalam negeri mengalami
peningkatan, sehingga Indonesia harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, untuk mengurangi volume impor, peningkatan produksi dan mutu hasil
bawang merah harus senantiasa ditingkatkan melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi (Tambunan, 2014).
Wortel (Daucus carota L.) adalah tanaman terpenting keluarga Apiaceae.
Wortel merupakan sayuran akar yang memiliki distribusi di seluruh dunia.
Wortel pertama kali digunakan untuk keperluan medis dan secara bertahap
digunakan sebagai makanan, catatan tertulis di Eropa menunjukkan bahwa
wortel dibudidayakan sebelum abad kesepuluh. Warna akar wortel bisa
berwarna putih, kuning, oranye, merah, ungu, atau ungu sangat gelap. Wortel
yang dibudidayakan pertama adalah kultivar berwarna kuning dan ungu, wortel
oranye lebih populer, dikembangkan pada abad ke 15 dan 16 di Eropa Tengah.
Kenaikan pesat dalam popularitas wortel oranye diamati dengan pengakuan
kandungan provitamin A yang tinggi. Karotenoid dan antosianin adalah pigmen
antioksidan utama yang ditemukan pada wortel. Perbedaan budidaya pada
wortel bergantung pada jenis pigmen yang ada. Karotenoid adalah fitokimia
berwarna kuning, oranye, atau merah yang ditemukan pada kebanyakan kultivar
flesil kuning dan oranye. Wortel oranye yang banyak digunakan tinggi α- dan
β-karoten dan merupakan sumber provitamin A yang kaya manfaat
(Carlos, 2014).
Terong (Solanum melongena) cocok tumbuh pada musim panas, tetapi
juga tahan terhadap hujan asal tanahnya tidak menjadi becek. Tanaman terong
dapat tumbuh pada tanah yang gembur, mudah meneruskan air, dan lebih baik
apabila tanah lempung berpasir yang mendapatkan pupuk organis. Daerah
tumbuhnya di dataran rendah sampai pegunungan yang ketinggiannya kurang
lebih 1200 m di atas permukaan air laut (Aak, 1992).
Mentimun (Cucumis sativus) merupakan komoditas yang adaptasinya
cukup luas sehingga banyak diusahakan petani di dataran rendah sampai dataran
tinggi. Mentimun dapat dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering.
Mentimun merupakan salahsatu komoditas sayuran yang cepat dipanen
sehingga perputaran modal relatif cepat. Salahsatu kendala pada budidaya
mentimun adalah adanya serangan OPT, yang biasanya dibasmi menggunakan
pestisida secara intensif (Moekasan, 2014)
Pare termasuk salah satu jenis sayuran berpotensi komersial bila
dibudidayakan secara intensif dalam skala agribisnis. Selain itu pare merupakan
komoditas usaha tani yang menguntungkan dan bahan dagangan di pasar local
serta pasar swalayan karena mengandung gizi yang tinggi yang lengkap serta
seluruh bagian tanaman pare berkhasiat obat. Perkembangan penduduk
Indonesia yang terus bertambah terimplikasi pada peningkatan akan kebutuhan
sayur-sayuran. Namun sayang petani Indonesia belum mampu memenuhi
kebutuhan sayur tersebut baik secara kualitas maupun kuantitas. Meskipun
prospek pasar pare cukup cerah, namun budidaya tanaman pare di tingkat petani
masih bersifat usaha sampingan. Pada umumnya budidaya tanaman pare masih
dilakukan dalam skala kecil tanpa pemeliharaan yang intensif sehingga
pertumbuhan masih kurang maksismal (Rizki, 2015).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Acara I Pengenalan Sayuran dilakukan pada hari Selasa,
16 Oktober 2018 pukul 09.30-11.00 WIB di Laboratorium Pemuliaan
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Pisau
2) Kertas Folio
3) Alat Tulis
b. Bahan
1) Wortel (Daucus carota)
2) Paria (Momordica carantia)
3) Kubis (Brassica oleracea)
4) Mentimun (Cucumis sativus)
5) Bawang Merah (Allium cepa)
6) Sawi (Brassica chinensis)
7) Terung (Solanum melongena)
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan kertas folio, alat tulis, dan bahan yang dibutuhkan.
b. Memperhatikan sayuran dengan cermat kemudian menggambar
sayuran dengan utuh.
c. Memotong sayuran secara melintang dan kemudian menggambarnya.
d. Melengkapi gambar dengan keterangan.
1) Nama (Indonesia, Daerah, Latin, dan Inggris).
2) Bagian yang dimakan.
3) Dalam bentuk apa sayuran dimakan.
4) Daerah tempat tumbuhnya (dataran rendah/tinggi).
5) Cara bertanam (langsung dengan pembibitan).
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Sayuran
No. Komoditas Gambar Keterangan
1. Wortel Nama Indonesia: Wortel
Nama Daerah: Bertol
(Daucus
(Sunda), Wortel (Jawa)
carota) Nama Inggris: Carrot
Nama Latin: Daucus
carota
Daerah Tempat Tumbuh:
Dataran tinggi
Kandungan Zat: Vit A,
Protein, Fosfor, Kalium,
Vit C, Vit B, Hidrat arang,
Zat besi
Bagian yang dimakan:
Umbi
Cara bertanam: Vegetatif
alami, dengan memilih
bibit wortel yang baik,
pembenihan bibit,
persiapan lahan,
penanaman,
pemeliharaan, dan
pemanenan dapat
dilakukan 3 bulan setelah
tanam.
2. Paria Nama Indonesia: Paria
Nama Daerah: Pare
(Momordica
(Sunda), Pepare
carantia) (Sumatera), Poya
(Sulawesi)
Nama Inggris: Bitter
melon
Nama Latin: Momordica
carantia
Daerah Tempat Tumbuh:
Dataran rendah
Kandungan Zat: Vit A, Vit
b1, Vit C. Kalsium, fosfor,
zat besi, dan air.
Bagian yang dimakan:
Buah
Cara bertanam: Hanya
dengan cara generatif,
dengan memilih benih
yang baik dan menanam
pada lubang tanam.
Penyiraman rutin
dilakukan pada pagi atau
sore hari. Dapat
dipasangkan ajir untuk
merambatnya tanaman.
Pemupukan pertama
dilakukan 15-20 hari
setelah tanam, dan
pemupukan kedua pada 8-
10 hari setelah pemupukan
pertama. Panen dapat
dilakukan ketika umur 50-
50 hst.