You are on page 1of 17

ACARA I

PENGENALAN SAYURAN

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Peranan hortikultura adalah memperbaiki gizi masyarakat,
memperbesar devisa negara, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan petani, dan, pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian
lingkungan. Masalah hortikultura perlu diperhatikan pula mengenai sifat
khas dari hasil hortikultura, yaitu tidak dapat disimpan lama, perlu tempat
lapang (voluminous), mudah rusak (perishable) dalam pengangkutan,
melimpah ruah pada suatu musim dan langka pada musim yang lain, dan
fluktuasi harganya tajam. Mengetahui manfaat serta sifat-sifat tanaman
hortikultura khas sangat penting, dalam pengembangan hortikultura agar
dapat berhasil dengan baik maka diperlukan pengetahuan yang lebih
mendalam terhadap permasalahan hortikultura tersebut. Kerugian yang
terjadi pada produk hortikultura segar perlu diperhatikan dengan
mengetahui langkah-langkah yang benar pada tindakan panen dan
pascapanen. Kerugian meliputi hilangnya sebagian atau total, kehilangan
kualitas, kehilangan air, membusuk dan kerusakan fisik. Tanaman
hortikultura biasanya berupa tanaman sayur-sayuran yang digunakan dan
dikonsumsi masyarakat setiap hari.
Sayuran merupakan bentuk turunan dari kata "sayur", komponen
pendamping nasi (atau pangan pokok lainnya) yang berkuah cair atau agak
kental. Sayuran adalah segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan (termasuk
jamur) yang ikut dimasak bersama sayur tersebut, jika dimakan secara segar
bagian tumbuhan itu biasanya disebut lalapan. Sayuran berwarna hijau
merupakan sumber yang kaya akan karoten (provitamin A), semakin tua
warna hijau itu semakin banyak kandungan akan karoten. Sayuran
merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya
mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau
setelah diolah secara minimal.
Sayuran berbentuk daun yang dima kan mentah disebut
sebagai lalapan kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan,
terutama daun (juga beserta tangkainya). Sayuran juga ada yang sebagian
tumbuhan tertutup oleh tanah, seperti wortel, kentang, dan lobak. Sayuran
yang berasal dari organ generatif, seperti bunga (misalnya kecombrang dan
turi) buah (misalnya terong dan kapri), dan biji (buncis dan kacang merah).
Praktikum Dasar Hortikultura tentang pengenalan sayuran perlu
digunakan agar dapat mengetahui manfaat sayuran serta dapat mengetahui
tentang sayuran lebih dalam. Pengenalan sayuran perlu diperhatikan karena
sebagai tanaman budidaya sayuran yang mengandung berbagai macam zat
yang diperlukan oleh tubuh kita. Sayuran juga digunakan untuk memenuhi
kebutuhan serat kasar yang dapat membantu memperlancar pencernaan di
dalam lambung dan usus. Alasan-alasan tersebut dapat memperkuat
praktikum acara 1 pengenalan sayuran untuk harus dipelajari dalam dan
dipahami lebih lanjut.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Acara I tentang Pengenalan Sayuran yang telah
dilakukan adalah untuk mengenal dan mempelajari bermacam-macam
sayuran, cara bertanamnya, bagian yang dimakan serta zat-zat terpenting
yang terdapat pada sayuran.
B. Tinjauan Pustaka
Sayuran merupakan salah satu bahan pangan yang populer bagi
masyarakat Indonesia, selain mudah diperoleh, murah harganya serta dapat
diolah menjadi berbagai hidangan yang lezat, sayuran juga banyak mengandung
komponen antioksidan seperti asam askorbat, karotenoid, flavonoid,
melanoidin, asam organik tertentu, zat pereduksi, peptida, tanin dan tokoferol.
Antioksidan tersebut dapat berfungsi sebagai senyawa pereduksi, menangkap
senyawa radikal, mengikat ion logam prooksidan dan penghambat terbentuknya
singlet oksigen. Sayuran biasanya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam
bentuk lalapan ataupun setelah melalui proses pemasakan seperti perebusan,
pengukusan dan penumisan (Aisyah, 2014).
Jenis tanaman sayuran hampir berjumlah seribu yang dapat dimakan
diketahui. Sayuran daun paling sering berasal dari tanaman herba berumur
pendek seperti selada dan bayam merupakan tanaman kayu yang daunnya bisa
dimakan sebagai sayuran daun. Daun dari sayuran dapat digunakan sebagai
pakan ternak serta dapat dimakan untuk manusia. Sayuran jauh lebih produktif
dan bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung banyak vitamin yang
berguna untuk tubuh (Parisara, 2016).
Sayuran memegang peranan penting bagi kehidupan manusia.
Mengonsumsi sayuran sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi,
berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta bermanfaat untuk
perawatan kecantikan. Manfaat sayuran bagi kesehatan yaitu dapat
memperbaiki pencernaan makanan, menambah nafsu makan, mengaktifkan
kelenjar air ludah, pankreas dan hati, merangsang pengeluaran cairan lambung
serta membantu proses pencernaan daging, ikan dan lemak. Kubis dan wortel
mengadung serat selulosa yang berfungsi untuk membantu mengatasi gangguan
kolesterol (Rukmana, 2005).
Sawi (Brassica juncea L.) termasuk sayuran daun dari keluarga cruciferae
yang mempunyai ekonomis tinggi. Tanaman sawi berasal dari Tiongkok (cina)
dan Asia Timur. Tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang digemari oleh
semua golongan masyarakat. Permintaan terhadap tanaman sawi selalu
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran
kebutuhan gizi. Dilain pihak, hasil sawi belum mencukupi kebutuhan dan
permintaan masyarakat karena areal pertanaman semakin sempit dan
produktivitas tanaman sawi masih relatif rendah (Erawan, 2013).
Kubis merupakan sayuran yang rendah kalori, oleh karena itu makanan ini
baik dikonsumsi untuk penurunan berat badan. Kubis juga memiliki sifat anti
inflamasi, hal ini diyakini bahwa jus kubis membantu dalam mengobati tukak
lambung. Kubis juga bermanfaat sebagai pelindung dari radikal bebas, karena kubis
memilikibanyak kandungan vitamin C. Kubis mengandung sejumlah senyawa yang
dapat merangsang pembentukan gas dalam lambung sehingga menimbulkan rasa
kembung (zat-zat goiterogen). Jenis-jenis kubis yang diusahakanantara lain kubis
krop atau kubis telur, kubis putih dan kubis kilan (Patty, 2012).
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai
arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai ekonomisnya yang tinggi,
maupun dari kandungan gizinya, dalam dekade terakhir ini permintaan akan
bawang merah untuk konsumsi dan untuk bibit dalam negeri mengalami
peningkatan, sehingga Indonesia harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, untuk mengurangi volume impor, peningkatan produksi dan mutu hasil
bawang merah harus senantiasa ditingkatkan melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi (Tambunan, 2014).
Wortel (Daucus carota L.) adalah tanaman terpenting keluarga Apiaceae.
Wortel merupakan sayuran akar yang memiliki distribusi di seluruh dunia.
Wortel pertama kali digunakan untuk keperluan medis dan secara bertahap
digunakan sebagai makanan, catatan tertulis di Eropa menunjukkan bahwa
wortel dibudidayakan sebelum abad kesepuluh. Warna akar wortel bisa
berwarna putih, kuning, oranye, merah, ungu, atau ungu sangat gelap. Wortel
yang dibudidayakan pertama adalah kultivar berwarna kuning dan ungu, wortel
oranye lebih populer, dikembangkan pada abad ke 15 dan 16 di Eropa Tengah.
Kenaikan pesat dalam popularitas wortel oranye diamati dengan pengakuan
kandungan provitamin A yang tinggi. Karotenoid dan antosianin adalah pigmen
antioksidan utama yang ditemukan pada wortel. Perbedaan budidaya pada
wortel bergantung pada jenis pigmen yang ada. Karotenoid adalah fitokimia
berwarna kuning, oranye, atau merah yang ditemukan pada kebanyakan kultivar
flesil kuning dan oranye. Wortel oranye yang banyak digunakan tinggi α- dan
β-karoten dan merupakan sumber provitamin A yang kaya manfaat
(Carlos, 2014).
Terong (Solanum melongena) cocok tumbuh pada musim panas, tetapi
juga tahan terhadap hujan asal tanahnya tidak menjadi becek. Tanaman terong
dapat tumbuh pada tanah yang gembur, mudah meneruskan air, dan lebih baik
apabila tanah lempung berpasir yang mendapatkan pupuk organis. Daerah
tumbuhnya di dataran rendah sampai pegunungan yang ketinggiannya kurang
lebih 1200 m di atas permukaan air laut (Aak, 1992).
Mentimun (Cucumis sativus) merupakan komoditas yang adaptasinya
cukup luas sehingga banyak diusahakan petani di dataran rendah sampai dataran
tinggi. Mentimun dapat dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering.
Mentimun merupakan salahsatu komoditas sayuran yang cepat dipanen
sehingga perputaran modal relatif cepat. Salahsatu kendala pada budidaya
mentimun adalah adanya serangan OPT, yang biasanya dibasmi menggunakan
pestisida secara intensif (Moekasan, 2014)
Pare termasuk salah satu jenis sayuran berpotensi komersial bila
dibudidayakan secara intensif dalam skala agribisnis. Selain itu pare merupakan
komoditas usaha tani yang menguntungkan dan bahan dagangan di pasar local
serta pasar swalayan karena mengandung gizi yang tinggi yang lengkap serta
seluruh bagian tanaman pare berkhasiat obat. Perkembangan penduduk
Indonesia yang terus bertambah terimplikasi pada peningkatan akan kebutuhan
sayur-sayuran. Namun sayang petani Indonesia belum mampu memenuhi
kebutuhan sayur tersebut baik secara kualitas maupun kuantitas. Meskipun
prospek pasar pare cukup cerah, namun budidaya tanaman pare di tingkat petani
masih bersifat usaha sampingan. Pada umumnya budidaya tanaman pare masih
dilakukan dalam skala kecil tanpa pemeliharaan yang intensif sehingga
pertumbuhan masih kurang maksismal (Rizki, 2015).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Acara I Pengenalan Sayuran dilakukan pada hari Selasa,
16 Oktober 2018 pukul 09.30-11.00 WIB di Laboratorium Pemuliaan
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Pisau
2) Kertas Folio
3) Alat Tulis
b. Bahan
1) Wortel (Daucus carota)
2) Paria (Momordica carantia)
3) Kubis (Brassica oleracea)
4) Mentimun (Cucumis sativus)
5) Bawang Merah (Allium cepa)
6) Sawi (Brassica chinensis)
7) Terung (Solanum melongena)
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan kertas folio, alat tulis, dan bahan yang dibutuhkan.
b. Memperhatikan sayuran dengan cermat kemudian menggambar
sayuran dengan utuh.
c. Memotong sayuran secara melintang dan kemudian menggambarnya.
d. Melengkapi gambar dengan keterangan.
1) Nama (Indonesia, Daerah, Latin, dan Inggris).
2) Bagian yang dimakan.
3) Dalam bentuk apa sayuran dimakan.
4) Daerah tempat tumbuhnya (dataran rendah/tinggi).
5) Cara bertanam (langsung dengan pembibitan).
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Sayuran
No. Komoditas Gambar Keterangan
1. Wortel Nama Indonesia: Wortel
Nama Daerah: Bertol
(Daucus
(Sunda), Wortel (Jawa)
carota) Nama Inggris: Carrot
Nama Latin: Daucus
carota
Daerah Tempat Tumbuh:
Dataran tinggi
Kandungan Zat: Vit A,
Protein, Fosfor, Kalium,
Vit C, Vit B, Hidrat arang,
Zat besi
Bagian yang dimakan:
Umbi
Cara bertanam: Vegetatif
alami, dengan memilih
bibit wortel yang baik,
pembenihan bibit,
persiapan lahan,
penanaman,
pemeliharaan, dan
pemanenan dapat
dilakukan 3 bulan setelah
tanam.
2. Paria Nama Indonesia: Paria
Nama Daerah: Pare
(Momordica
(Sunda), Pepare
carantia) (Sumatera), Poya
(Sulawesi)
Nama Inggris: Bitter
melon
Nama Latin: Momordica
carantia
Daerah Tempat Tumbuh:
Dataran rendah
Kandungan Zat: Vit A, Vit
b1, Vit C. Kalsium, fosfor,
zat besi, dan air.
Bagian yang dimakan:
Buah
Cara bertanam: Hanya
dengan cara generatif,
dengan memilih benih
yang baik dan menanam
pada lubang tanam.
Penyiraman rutin
dilakukan pada pagi atau
sore hari. Dapat
dipasangkan ajir untuk
merambatnya tanaman.
Pemupukan pertama
dilakukan 15-20 hari
setelah tanam, dan
pemupukan kedua pada 8-
10 hari setelah pemupukan
pertama. Panen dapat
dilakukan ketika umur 50-
50 hst.

3. Terung Nama Indonesia: Terung


Nama Daerah: Terong
(Solanum
(Jawa), Poki-poki
melongena) (Manado), Torung
(Medan)
Nama Inggris: Eggplant
Nama Latin: Solanum
melongena
Daerah Tempat Tumbuh:
Dataran tinggi dan dataran
rendah
Kandungan Zat: Vitami A,
B1, C. Kalsium, fosfor, zat
besi. Protein, lemak, dan
karbohidrat.
Bagian yang dimakan:
Buah
Cara bertanam: Dilakukan
secara generatif. Bibit
disemai dan ditanam di
lahan dengan jarak 60-70
cm. Pemupukan dilakukan
setelah 1-2 minggu
menggunakan urea dan
KCl dengan perbandingan
1:1. Penyiraman
dilakukan pagi dan sore
hari. Panen dapat
dilakukan setelah 3-4
bulan setelah tanam.
4. Mentimun Nama Indonesia:
Mentimun
(Cucumis
Nama Daerah: Bonteng
sativus) (Sunda), Ansimun
(Medan), Timun (Jawa)
Nama Inggris: Cucumber
Nama Latin: Cucumis
sativus
Daerah Tempat Tumbuh:
Kebanyakan pada dataran
tinggi, namun ada yang di
dataran rendah.
Kandungan Zat: Vit C, K,
B1, B2, B3, B5, B9. Gula,
serat, protein, air,
karbohidrat, lemak.
Kalsium, zat besi, Mg,
fosfor.
Bagian yang dimakan:
Buah
Cara bertanam: Secara
generatif, dengan
menanam bibit timun yang
telah disemai di lahan.
Penyiraman dilakukan
pada pagi atau sore hari,
dan pemupukan
menggunakan TSP, KCl,
Sp36. Panen dilakukan
ketika tanaman berusia 35
hari.
5. Kubis Nama Indonesia: Kubis
Nama Daerah: Kol, Kubis,
(Brassica
Kubis Telur
oleracea) Nama Inggris: Cabbage
Nama Latin: Brassica
oleraceae
Daerah Tempat Tumbuh:
Dataran tinggi
Kandungan Zat: Vit A, C,
K, E, Zat besi, Kalium,
Kalsium, Magnesium,
Asam folat, Kalori, Serat
Bagian yang dimakan:
Daun
Cara bertanam: Secara
generatif mrnggunakan
biji. Penanaman benih,
pemeliharaan, pemanenan
setelah usia 81-105 hari.
Pemupukan pertama
dilakukan 1 hari sebelum
tanam, dan pemupukan
susulan dilakukan pada
umur 28 hari. Pupuk yang
digunakan adalah urea,
ZA, dan KCl.
6. Bawang Nama Indonesia: Bawang
merah
Merah
Nama Daerah: Brambang
(Allium (Jawa), Pia (Batak),
Bawang abang
cepa)
(Palembang), Bawang
suluh (Lampung), Jasun
mirah (Bali)
Nama Inggris: Onion
Nama Latin: Allium cepa
Daerah Tempat Tumbuh:
Dataran rendah
Kandungan Zat:Vit E, K,
Kalsium, Zat Besi,
Magnesium, Fosfor
Bagian yang dimakan:
Umbi
Cara bertanam: Secara
vegetatif, menggunakan
bibit bawang merah yang
baik, kemudian dipupuk
dan disiram yang rutin.
Panen dapat dilakukan
ketika usia 70 hari setelah
tanam.
7. Sawi Nama Indonesia: Sawi
Nama Daerah: Sawi
(Brassica
(Semua daerah)
chinensis) Nama Inggris: Mustard
Nama Latin: Brassica
juncea L.
Daerah Tempat Tumbuh:
Dataran rendah
Kandungan Zat: Protein,
Fosfat, Vit A, B, C
Bagian yang dimakan:
Daun
Cara bertanam: Secara
generatif menggunakan
biji. Pembibitan pada
lubang tanam, kemudian
diberi pupuk NPK dan
urea. Dilakukan
penyiangan 2-4 kali, dan
rutin disiram setiap hari
pada pagi atau sore hari.
Pemberian insektisida
untuk membasmi hama,
dan setelah itu dapat
dipanen pada usia 28-30
hari setelah tanam.

Sumber: Laporan Sementara


2. Pembahasan
Sayuran merupakan semua jenis tanaman atau bagian tanaman yang
bisa diolah menjadi makanan. Menurut Khiture (2014), menyatakan bahwa
sayuran adalah seluruh bagian tanaman herba yang dapat dimakan oleh
manusia. Tanaman ini mempunyai ciri-ciri, tidak dapat disimpan lama
hasilnya, untuk menyimpan perlu tempat yang luas (voluminous), mudah
rusak dalam pemanenan, pengepakan, dan pengangkutan melimpah disuatu
musim dan langka di musim yang lain serta mempunyai harga yang
berfluktuasi.
Menurut Arofi (2017), menyatakan bahwa ragam jenis sayuran yang
dapat dikonsumsi oleh manusia ada banyak dan setiap jenisnya memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, perbedaan karakteristik tersebut umumnya
terletak pada bentuk, warna, aroma, tekstur, rasa, dan komposisi gizi dan
kimianya. Mutu kesegaran setiap sayur juga akan mempengaruhi
karakteristik pada sayur. Perbedaan ukuran, bentuk, dan mutu kesegaran
pada sayur menyebabkan produsen sering melakukan sortasi (pemilihan)
untuk meningkatkan nilai jual bahan makanan tersebut. Selain itu juga
dilakukan pengkelasan sayur dan buah berdasarkan ukuran, bentuk dan
mutu kesegaran. Kandungan yang dimiliki oleh setiap jenis sayur berbeda-
beda. Jenis sayuran ada bermacam-macam seperti sayuran umbi, sayuran
buah, sayuran bunga, sayuran daun, sayuran batang muda dan sayuran
kecambah.
Tujuh sayuran yang diamati pada praktikum ini memiliki ciri,
kandungan, dan cara bertanam yang berbeda-beda. Wortel (Daucus carota)
yang disebut bortol di Sunda dan Ortel di Madura, dapat hidup didataran
tinggi. Wortel dikembangbiakan secara vegetatif menggunakan umbi akar.
Wortel ditanam pada tanah yang mengandung banyak humus, dan dapat
diberi pupuk setelah 1 bulan menggunakan pupuk urea dan KCl dengan
perbandingan 1:2 sebanyak 300 kg per hektar. Penyiangan dan penjarangan
rutin dilakukan agar lahan tetap dalam kondisi optimal. Ulat termasuk hama
yang menyerang wortel dan biasanya dibasmi secara manual, sedangkan
kutu daun biasanya menggunakan penyemprotan insektisida. Panen
dilakukan setelah 3 bulan setelah tanam. Bagian yang dimanfaatkan pada
tanaman wortel adalah umbi akar, yang mengandung Vitamin A, B1, B2,
B3, B6, B9. Selain itu, wortel juga mengandung kalsium, magnesium,
fosfat, dan zat besi. Vitamin A yang terkandung pada wortel dapat
bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan. Wptel dapat mengurangi resiko
kanker, menekan resiko penyakit jantung, mencegah stroke, dan masih
banyak lagi.
Bawang merah atau brambang (Allium cepa) adalah nama tanaman
dari familia Alliaceae. Bawang merah juga memiliki nama panggilan yang
berbeda disetiap daerah diantaranya Brambang (Jawa), Pia (Batak), Bawang
abang (Palembang), Bawang suluh (Lampung), Jasun mirah (Bali) dan
masih banyak lagi. Bawang merah merupakan tanaman umbi yang
dikembangbiakan secara vegetatif, dan umbi dari tanaman bawang merah
digunakan sebagai bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang merah adalah
tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Bawang merah
memiliki kandungan nutrisi yang banyak bagi manusia diantaranya yaitu
vitamin E, vitamin K, kalsium, zat besi, magnesium, dan fosfor. Proses awal
dari budidaya bawang merah yaitu dengan pembibitan dilahan, lahan yang
digunakan harus sudah diolah terlebih dahulu dan dilakukan 2-4 minggu
sebelum tanam, proses selanjutnya yaitu penanaman, penanaman dilakukan
diakhir musim hujan serta bibit bawang merah kulitnya harus dikupas
tujuannya untuk mempercepat keluarnya tunas. Benih yang digunakan harus
disiapkan dengan baik agar dapat tumbuh dengan baik. Pemeliharaan
tanaman bawang merah dengan cara melakukan penyiraman secara rutin
dan pemupukan pada tanaman agar pertumbuhannya semakin baik, dan
yang terakhir pemanenan, bawang merah dapat dipanen setelah berumur 60
hari setelah tanam, pemanenan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak
ada umbi yang tertinggal atau lecet.
Timun (Cucumis sativus) biasa disebut bonteng (Sunda), ansimun
(Medan), dan Timun (Jawa). Timun ini mengandung Vit C, K, B1, B2, B3,
B5, dan B9. Timun juga mengandungg serat, protein, karbohidrat, lemak,
kalsium, zat besi, dan fosfor. Kandungan timun ini sangat bermanfaat untuk
kesehatan tubuh manusia, salahsatunya adalah menyegarkan mata. Bagian
yang dimanfaatkannya adalah buah. Timun dikembangbikan secara
generatif menggunakan biji. Bibit timun yang telah disemai ditanam di
lahan yang telah digemburkan, kemudian rutin dilakukan penyiraman pada
pagi atau sore hari. Pupuk yang diberikan adalah TSP, KCl, danSp36. Panen
timun dilakukan saat usia tanaman 35 hari.
Kubis (Brassica oleraceae) merupakan jenis sayuran daun dimana
kubis yang dikonsumsi adalah daunnya. Kubis memiliki nama panggilan
berbeda disetiap daerah contohnya Kol, Kobis, dan Kubis telur. Kubis dapat
tumbuh didaerah dataran tinggi, dan dikembangkan secara generatif
menggunakan biji. Kandungan yang terdapat dalam kubis yaitu vitamin A,
vitamin C, vitamin K, vitamin E, Zat besi, kalium, kalsium magnesium,
asam folat, kalori dan serat. Kubis dapat tumbuh dengan baik di daerah
dataran tinggi, tanaman kubis dapat tumbuh dengan baik pada lahan
pertanian yang gembur, mudah menahan air dan tanah banyak mengandung
humus. Budidaya tanaman kubis diperbanyak dengan biji, biji yang
digunakan harus disemai terlebih dahulu sebelum diletakkan pada lahan
utama. Pemeliharaan kubis hanya dengan pemupukan dan penyiangan, dan
untuk pemanenan tanaman kubis dapat dilakukan setelah kubis berumur 2,5
sampai 3 bulan setelah penanaman.
Sawi (Brassica juncea L.), sawi merupakan sayuran daun karena yang
dimanfaatkan yaitu daun dan tangkainya. Sawi mengandung protein yang
tinggi, Fosfat, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Penanaman sawi
biasanya dilakukan didataran rendah, sawi sulit untuk dibudidayakan
dilahan yang kekurangan air, sawi dapat tumbuh dengan baik jika proses
persemaiannya juga baik sehingga dapat tumbuh menjadi sayuran yang
berkualitas. Sawi dikembangbiakan secara generatif menggunakan biji.
Pemeliharaan sawi tidaklah susah hanya penyiraman yang rutin pemberian
pupuk yang baik serta kandungan hara pada tanah yang mencukupi
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan sawi sehingga dapat tumbuh
dengan baik serta pemanenannya memiliki kualitas yang bagus.
Paria (Momordica carantia) biasanya tumbuh pada dataran rendah.
Paria dikembangbiakan secara generatif saja, dengan menggunakan biji.
Penanaman paria dilakukan di lahan yang telah dipersiapkan, kemudian
benih dimasukkan ke dalam lubang tanam yang berukuran 40-60 cm.
Penyiraman dilakukan rutin setiap hari pada pagi atau sore hari, dan
penyiangan dilakukan sesegera mungkin ketika ada tanaman yang rusak.
Pemasangan ajir sangat berguna pada budidaya paria untuk digunakan
sebagai tempat merambat. Pemupukan pertama dilakukan 15-20 hari setelah
tanam, pemupukan kedua pada 8-10 hari setelah pemupukan pertama, dan
pemupukan selanjutnya setiap 8-10 hari dengan cara ditabur atau dikucur.
Panen paria dapat dilakukan saat umur 40-50 hst. Bagian yang dimanfaatkan
pada tanaman ini adalah buahnya. Paria memiliki berbagai kandungan yang
sangat bermanfaat, diantaranya Vitamin A, B1, dan C. Paria juga
mengandung kalsium, fosfor, zat besi, dan air. Kandungan tersebut sangat
berguna bagi kesehatan tubuh manusia.
Terung (Solanum melongena) yang biasa di sebut terong di Jawa,
poki-poki di Manado, dan torung di Medan mengandung vitamin A, B1, C
yang berguna bagi kesehatan tubuh manusia. Terung juga mengandung
kalsium, fosfor, zat besi, protein, lemak, dan karbohidrat. Bagian yang
dimanfaatkannya adalah buah. Terung dikembangbiakan secara generatif.
Terung dapat hidup pada dataran tinggi maupun dataran rendah, dengan
menggunakan bibit yang telah disemai, kemudian ditanam pada lahan yang
telah diolah dengan jarak 60-70 cm. Terong diberi pupuk setelah usia 1-2
minggu menggunakan pupuk urea dan KCl dengan perbandingan 1:1
sebanyak 10 gram per tanaman. Penyiraman rutin dilakukan pada pagi dan
sore hari, dan untuk pengendalian hama biasanya menggunakan perangkap
kuning sebanyak 40 buah per hektar, dan menggunakan insektisida nabati
dan biologi. Panen terong dapat dilakukan setelah 3-4 bulan setelah tanam.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Praktikum acara I Pengenalan Sayuran yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Sayuran merupakan semua jenis tanaman atau bagian tanaman yang
bisa diolah menjadi makanan.
b. Sayuran mempunyai ciri-ciri, tidak dapat disimpan lama hasilnya,
untuk menyimpan perlu tempat yang luas (voluminous), mudah rusak
dalam pemanenan, pengepakan, dan pengangkutan: melimpah disuatu
musim dan langka di musim yang lain serta mempunyai harga yang
berfluktuasi.
c. Bagian sayuran yang dimanfaatkan berbeda-beda, dapat berupa umbi
(wortel dan bawang merah), daun (sawi dan kubis), dan buah (terung,
paria, dan mentimun).
d. Pembiakan sayuran dapat dilakukan secara generatif bagi yang
memiliki biji, dan secara vegetatif bagi yang tidak memiliki biji.
e. Budidaya sayuran dapat dilakukan di dataran rendah maupun dataran
tinggi (tergantung jenis sayuran) dan dilakukan mulai dari olah lahan,
penyemaian, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan.
f. Sayuran sangat dibutuhkan oleh manusia karena mengandung berbagai
zat penting yang bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya vitamin,
mineral, karbodidrat, protein, lemak, dll.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum acara I Pengenalan
Sayuran adalah sebaiknya contoh sayuran yang digunakan lebih banyak
sehingga tidak berebut dan praktikan yang lain dapat mengamati secara
langsung contoh sayuran.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1992. Hidup sehat dan kaya berkat sayuran. Yogyakarta: Kanisius.
Aisyah Y, Rasdiansyah, Muhaimin. 2014. Pengaruh pemanasan terhadap aktivitas
antioksidan pada beberapa jenis sayuran. J Teknologi dan Industri Pertanian
Indonesia 6(2): 1-2.
Arofi F, Wahyudi S. 2017. Budidaya sayuran organik di pekarangan. J Perbal
5(3):1-9.
Carlos J, Dias S. 2014. Nutritional and health benefits of carrots and their seed
extracts. J Food and Nutrition Sciences 5(1): 2147-2148.
Erawan D, Yani WO, Bahrun A. 2013. Pertumbuhan dan hasil tanaman sawi
(brassica juncea L.) Pada berbagai dosis pupuk urea. J Agroteknos 3(1): 19-
20.
Kithure J, Murungi J, Wanjau R et al. 2014. Analysis of deltamethrin residue
amounts using hplc in some vegetables consumed in a rural area-makuyu,
kenya. J Of Science & Technoledge 2(12): 279-280.
Moekasan T, Prabaningrum L, Adiyoga W et al. 2014. Panduan praktis budidaya
mentimun. Jakarta: Penebar Swadaya.
Parisara N, Kiran BR. 2016. Enumeration of leafy vegetables of bhadravathi taluk,
Karnataka. J IJSRST 2(1): 32-33.
Patty, JA. 2012. Peran tanaman aromatik dalam menekan perkembangan hama
spodoptera litura pada tanaman kubis. J Ilmu Budidaya Tanaman 1(2):126-
127.
Rizki N. 2015. Pertumbuhan vegetatif tanaman pare (Momordica charantia L.)
yang diberi air cucian beras pada berbagai konsentrasi. J Bioconcetta 1(2):
67-73.
Rukmana R. 2005. Bertanam sayuran di pekarangan. Yogyakarta: Kanisius.
Tambunan WA, Sipayung R, Sitepu FE. 2014. Pertumbuhan dan produksi bawang
merah (allium ascalonicum l.) dengan pemberian pupuk hayati pada berbagai
media tanam. J Online Agroekoteknologi 2(2): 825-826.

You might also like