Professional Documents
Culture Documents
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian dari isu etik keperawatan.
2. Mengkaji lebih mendalam mengenai kasus yang terjadi pada isu etik
keperwatan.
3. Mengetahui untuk menghadapi kasus isu etik keperawatan yang sedang
berlangsung.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Mengembangkan kemampuan penulis dalam hal menyusun suatu laporan
dan menambah wawasan penulis tentang perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
2. Bagi pembaca
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal perencanaan,
implementasi, dan evaluasi dalam keperawatan.
Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat,
kebiasaaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara
moral.Etika adalah kebiasaan, model perilaku, atau standar yang diharapkan, dan
kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Etika adalah peraturan atau norma yang
dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan
tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu
kewajiban dan tanggungjawanb moral.(Nila Ismani, 2001).
sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh siklus hidup manusia.
1. MENGATUR
HUBUNGAN
ANTARA PERAWAT
DAN PASIEN
2. PROFESIKEPER
AWATANMEMIL
IKI KONTRAK
SOSIAL
DENGAN
MASYARAKAT
Jadi,dapat disimpulkan bahwa isu etik keperawatan adalah norma-
norma yang dianut perawat dalam bertingkah laku dengan pasien, keluarga,
kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang
bersifat profesional. Perilaku etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien,
perawat dan interaksi sosial dalam lingkungan.
3. Hukum Aborsi
Hukum-hukum yang berlaku di Indonesia tentang tindakan aborsi atau
pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal; dengan istilah
“ abortus provokatus criminalis” . Adapun yang menerima hukuman adalah: 1)
ibu yang melakukan aborsi, 2) Dokter atau bidan/perawat dan dukun yang
membantu melakukan aborsi, 3) orang-orang yang mendukung terlaksananya
aborsi. Pasal-pasal yang terkait dengan hal tersebut diatas adalah :
1) Pasal 229 yang berbunyi ; Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang
wanita atau menyeluruh supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan
harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun penjara atau denda paling
banyak 3 ribu rupiah.
2) Pasal 314. Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak,
pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas
nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara
paling lama 7 tahun
3) Pasal 342. Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan
karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena
melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencna, dengan pidana penjara
paling lama 9 tahun.
Adapun tindakan aborsi yang termasuk pengecualian adalah ; jika seorang
wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat melahirkan, ketika
janinnya telah berusia 6 bulan lebih, lalu wanita tersebut melakukan operasi sesar,
penghentiak kehamilan seperti itu diperbolehkan menurut hokum karena proses
tersebut termasuk proses kelahiran secara tidak alami. Dan mempunyai tujuan
utama adalah untuk menyelamtkan jiwa ibu dan janinnya. Aktivitas ini tidak
masuk kategori aborsi.
2. Supporting
1. Pendonor (pemberi organ)
2. Resipien (penerima organ)
3. Tenaga medis dan para medis
4. Keluarga
5. Masyarakat
a. Malpraktek
1. Pengertian Malpraktek
8
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu
berkonotasi yuridis. Secara harfiah “mal” artinya salah sedangkan “praktek
mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan. Jadi malpraktek berarti pelaksanaan
tindakan yang salah. Sedangkan definisi malpraktek profesi kesehatan adalah
kelalaian dari seseorang baik dokter, perawat untuk mempergunakan tingkat
kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien yang
lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran
dilingkungan yang sama.
b. Civil malpractice
Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan civil malpraktek
adalah :
1) Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan
2) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat
melakukannya
3) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak
sempurna
4) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan. Hal
ini bisa bersifat individual atau korporasi dan dapat pula dialihkan pihak lain
berdasarkan principle of vicsip rius liability. Dengan prinsip ini maka rumah sakit
dapat bertanggunggugat atas kesalahan yang dilakukan karyawan selama tenaga
kesehatan tersebut dalam rangka melaksanakan tugas kewajibannya.
9
c. Administrative Malpractice
Tenaga perawatan dikatakan telah melakukan administrasi malpraktek
manakala tenaga keperawatan tersebut telah melanggar hokum administrasi. Perlu
diketahui bahwa dalam melakukan police power, pemerintah mempunyai
kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan dibidang kesehatan, misalnya
tentang persyaratan bagi tenaga perawatan untuk menjalankan profesinya, batas
kewenangan serta kewajiban tenaga perawatan. Apabila peraturan tersebut
dilanggar maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan
melanggar hokum administrasi.
Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani euthanathos. Eu artinya baik atau
tanpa penderitaan, sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan
demikian secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik.atau
mati dengan baik tanpa penderitaan.
Belanda salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum
kesehatan mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh
12
Euthanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda) yaitu : Euthanasia
adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup
seorang klien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau
mengakhiri hidup seorang klien, dan ini dilakukan untuk kepentingan klien itu
sendiri.
mencari cara untuk menyeimbangkan ekonomi dan asuhan dalam hal alokasi
sumber daya kesehatan.
2. Miss V Wanita Muda Terbakar Usai Pap Smear, 29 Sep 2015, 16:00 WIB.
Di dalam kode etik keperawatan , melakukan pap smear harus sesuai takaran yang
benar jika hendak melakukan karena jika tidak melakukan prosedur dengan benar
maka akan berakibat fatal. Seperti yang di derita wanita muda yang masih
berumur 21 tahun yang berasal dari Selandia Baru itu mengalami luka bakar kimia
setelah pap smear miss V-nya terbakar akibat dokter melakukan prosedur dengan
tidak benar jadi wanita muda itu harus mengeluarkan uang banyak untuk proses
pengobatannya.
Penyebab miss v terbakar yaitu salah satunya asam asetat yang seharusnya
diencerkan sampai 5 persen, namun di gunakan oleh dokter 100 persen jadi
menyebabkan miss V terbakar. Dan jika luka bakar itu semakin parah maka
menyebabkan si wanita tidak bisa duduk karena sakit yang terlalu sakit untuk
duduk. Jika kelalaian itu terus berlanjut maka akan memakan korban banyak yang
akan miss V mereka akan terbakar.
17
3.4 AIDS
Kasus malpraktik yang dilakukan Kaketsuken menyebabkan 2.000
penderita hemophiliacs terjangkit virus HIV setelah mengonsumsi produk obat-
obatan tersebut. Karena obat obat tersebut mengandung darah penderita HIV.
Desember 2015, Kaketsuken Jepang, Menteri Kesehatan, Pekerja dan
kesejahteraan melakukan inspeksi ke Chemo-Sero-Therapeutic Reseaarch
Institute atau dikenal juga sebagai Kaketsuken, dibawah ketentuan dari keputusan
Agensi Farmasi dan Kesehatan Jepang. Penyelidikan dilakukan, setelah banyak
masyarakat di Jepang terinfeksi HIV. Kasus malpraktik yang dilakukan
Kaketsuken menyebabkan 2.000 penderita hemophiliacs terjangkit virus HIV
setelah mengonsumsi produk obat-obatan tersebut.Skandal produksi produk obat
ini telah dilakukan dari tahun 1980-an.Hasil inspeksi perusahaan ini telah
melakukan produksi obat-obatan yang melanggar ketentuan dari pemerintah,
perusahaan farmasi ini telah mencampurkan darah penderita HIV kedalam obat-
obatan. Perusahaan ini juga telah membuat sertifikat lolos uji tes dengan
memalsukan tanda tangan yang menyerupai dengan tanda tangan orang asli
didalam kertas tersebut yang dilakukan oleh seorang pekerja dari perusahaan
farmasi.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Banyaknya jenis pelanggaran tindakan dalam masalah rtik keperawatan
membuat suatu kejadian menjadi isu etik. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan tenaga kesehatan termasuk perawat melakukan pelanggaran, faktor
pendidikan maupun murni kelalaian dan pengabaian tanggung jawab sangat
disayangkan apabila terjadi.
Namun beberapa negara dan dengan indikasi tertentu memang
diperbolehkan dengan alasasn yang apabila diberikan indikator penilaian akan
bernilai positif, terutama dalam lingkup dunia kesehatan. Misal tindakan aborsi
pada ibu dengan kondisi yang lemah dan tidak memungkinkan mengandung dan
apabila dilanjutkan akan membuat ibu mengalami sakit hingga kematian.
Dapat diketahui juga beberapa tindakan yang mampu menimbulkan isu
etis seperti, aborsi, euthanasia, malpraktik, transplatasi organ, dan pelanggaran
etik yang berhubungan dengan AIDS. Jadi semua tindakan boleh atau tidak
bolehnya dilakukan berdasar indikator penilaian yang legal.
4.2 Saran
Maraknya praktik pelanggaran aspek etik keperawatan hendaknya dapat
diminimalisir prevalensinya dengan senantiasa memberikan pendidikan seputar
kode etik termasuk peraturan perundang-undangan bagi perawat dan tenaga medis
lain yang memiliki peran dalam tindakan kolaboratif dengan perawat, agar terjadi
keselarasan pemikiran dalam memberikan tindakan.
Senantiasa melakukan monitoring dan screening kualitas suatu instansi
maupun tenaga kesehatan itu sendiri, agar pemerintah dan organisasi profesi
memiliki data statistik yang mampu digunakan sebagai evaluasi dan acuan
perbaikan proses pelayanan.
Kegiatan pendidikan, pelatihan dan seminar mengenai etik dalam
keperawatan juga sangat dibutuhkan untuk membuka wawasan kepada perawat.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
https://currikicdn.s3-uswest2.amazonaws.com/.../54d377d1ee049.doc (Diakses
pada 14 November 2016 pukul 20:10)
http://www.poltekkes-soepraoen.ac.id/pic/dat13-42015Modul%20Pengambilan%
20Keputusan%20Etik.pdf (Diakses pada 14 November 2016 pukul 19.36)
http://tv.liputan6.com/read/2354638/diduga-malapraktik-balita-tewas-usai-
disuntik-antibiotik (diakses pada 15 November 2016 pukul 18.05)
http://sp.beritasatu.com/nasional/membongkar-sindikat-perdagangan-ilegal-
ginjal/107971 (diakses pada 15 November 2016 pukul 18.12)
http://health.liputan6.com/read/2328438/miss-v-wanita-muda-terbakar-usai-pap-
smear (diakses pada 15 November 2016 pukul 18.15)
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ef039a2d0c28/hak-hidup-vs-
hukuman-mati (diakses pada 15 November 2016 pukul 18.23)