You are on page 1of 5

PANGKALAN TNI AL SABANG

RUMKITAL J. LILIPORY

SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL J. LILIPORY


Nomor : SK/PPI/ 25 /I/2019
Tentang

KEBIJAKAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK


RUMKITAL J.LILIPORY

KEPALA RUMKITAL J.LILIPORY

Menimbang :
a. Bahwa peningkatan kejadian dan penyebaran mikroba yang
resisten terhadap antimikroba di RUMKITAL J.Lilipory akibat
penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan rendahnya ketaatan
kewaspadaan standar penggunaan antibiotik.
b. Bahwa pedoman penggunaan antibiotik dituangkan dalam satu
buku pedoman disebut sebagai Pedoman Penggunaan Antibiotik,
yang digunakan sebagai Pedoman Penggunaan Antibiotik di
Rumah Sakit.
c. Bahwa berdasarkan butir (a) dan (b) tersebut diatas dipandang
perlu ditetapkan dalam Keputusan Direktur RUMKITAL J.Lilipory

Mengingat :
1. Undang- undang No. 29 tahun 2017 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang- undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang- undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 2 Tahun 2018 tentang standar
Pelayanan Minimal;

iii
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 Tahun 2017 Tentang
Akreditasi Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008
tentang standar pelayanan Minimal Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 8 Tahun 2015 tentang
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Kebijakan Obat
Nasional;

iii
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL J.LILIPORY TENTANG


PEDOMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

PERTAMA : Kebijakan Penggunaan antibiotik sebagai acuan untuk memilih


antibiotik yang akan diberikan kepada penderita-penderita yang
dirawat di Rumah Sakit

KEDUA : Kebijakan Penggunaan Antibiotik akan ditinjau dan dinilai


secara terus menerus oleh Tim PPRA RUMKITAL J.LILIPORY

KETIGA : Tim PPRA memiliki kewajiban untuk menyusun pedoman-


pedoman, panduan-panduan dan prosedur-prosedur yang
dipandang perlu untuk memperlancar program pengendalian
resistensi antimikroba serta mensosialisasikannnya kepada
semua unit terkait.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan ketentuan,


apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan atas
keputusan ini akan diadakan diperbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Sabang
Pada Tanggal : 4 Januari 2019
Kepala RumkitalJ. Lilipory

Ditetapkan di : Manokwari
Pada Tanggal : 1 Desember 2016
Kepala Rumkital dr. Azhar Zahir
Dr. Al Afif Lubis
Mayor Laut (K) NRP 16741/P
iii
dr. Syarif Mustika Harinurdi, Sp.B
Mayor laut (K) NRP. 15131/P
Kebijakan Penggunaan Antibiotik Kebijakan Penggunaan Antibiotik
1. Setiap peresepan antibiotik di Rumkital J.Lilipory harus disertai dengan
diagnosa infeksi.
2. Pemilihan agen, dosis, cara pemberian dan durasi terapi antibiotik ditentukan
oleh hal-hal berikut:
- Aktivitas spektrum antibiotik tersebut terhadap patogen penyebab
- Farmakokinetik obat
- Faktor pejamu, seperti usia, kehamilan, fungsi ginjal dan hepar
- Efek samping yang mungkin timbul pada pejamu atau fetus
3. Kombinasi antibiotik diindikasikan pada keadaan sebagai berikut:
- Efek sinergistik
- Mencegah resistensi, seperti pada kasus TB
4. Pemberian antibiotik profilaksis pada prosedural bedah harus sesuai indikasi
yaitu :
a) Operasi bersih dan bersih terkontaminasi
b) Pada pemasangan implant/benda asing
5. Pedoman antibiotik profilaksis bedah dalam kondisi bersih adalah sefalosporin
generasi I (Sefazolin) dan generasi II (sefuroksim), dan pada bersih
terkontaminasi atau Terkontaminasi dapat diberikan seftriakson, bila dicurigai
ada bakteri anaerob dapat ditambahkan metronidazol. Tidak dianjurkan
sefalosporin generasi III-IV, golongan karbapenem, dan quinolon. Pemberian
profilaksis 30 menit sebelum insisi kulit, idealnya diberikan pada saat induksi
anastesi. Pemberian dapat dilakukan atas indikasi perdarahan lebih dari 1500
ml atau operasi berlangsung lebih dari 3 jam.
6. Jika pada kasus bedah digestif maka antibiotik profilaksis sebaiknya di
kombinasikan dengan metronidazole 500 mg
7. Cara pemberian antibiotik profilaksis yang tepat adalah
a) Pemberian antibiotik profilaksis diberikan 30 – 60 menit sebelum insisi
dilakukan secara Intravena (drip) (dilarutkan dalam 100 ml normal saline)
b) Lama pemberian 15 – 30 menit
c) Dosis tunggal dan maksimal pemberian 24 jam dan dapat diulangi
pemberian jika lama operasi lebih dari 3 jam dan perdarahan > 1.500 ml.
d) Dilakukan skin test
iii
e) Dosis yang diberikan adalah dosis tunggal dengan dosis yang sama
dengan dosis terapeutik
8. Pemberian antibiotik disarankan berdasarkan Formularium Nasional. Lama
pemberian antibiotik secara empiris sampai pada hari ke 3-5. Jika kondisi klinis
pasien masih menunjukkan adanya infeksi maka dilakukan konsul kepada tim
PPRA untuk menentukan penggantian antibiotic sesuai dengan klinis pasien.
9. Penghentian pemberian antibiotik secara otomatis (Automatic Stop Order)
berlaku secara otomatis sejak awal pemberian antibiotik sampai hari ke-7/ke-10
(sesuai dengan retriksi Fornas). Pemberian terapi antibiotik lanjutan dapat
diberikan setelah mendapatkan persetujuan tim PPRA.
10. Antibiotik lini pertama adalah antibiotik yang boleh diresepkan oleh semua
dokter yang bertugas di Rumkital J.Lilipory yang termasuk antibiotik lini
pertama adalah Amoksisilin, Ampisilin, Doksisiklin, Eritromisin, Gentamisin,
Klaritromisin, Kloramfenikol, Levofloksasin, Metronidazole, Penisilin G, Penisilin
V, Prokain Penisilin, Sefadroksil, Sefotaksim, Seftriakson, Siprofloksasin,
Sulfadiazin, Tetrasiklin. Lama pemberian antibiotik maksimum selama 10 hari
kecuali pada antibiotik seftriakson hanya dapat diberikan selama 7 hari kecuali
pada kasus meningitis bakterialis bisa sampai 10-14 hari.
11. Antibiotik lini kedua adalah Ampisilin-sulbactam, Azithromisin, Moksifloksasin,
Sefepim, Sefiksim, Sefoperazone, Seftazidim, Streptomisin. Lama pemberian
antibiotik selama 7 hari dan harus memenuhi syarat atau persetujuan PPRA.
12. Terapi kombinasi dengan antibiotik lini kedua harus atas persetujuan PPRA
13. Antibiotik lini ketiga adalah Amikasin, Meropenem, Sefoperazone-sulbactam.
Lama pemberian antibiotik selama 7 hari berdasarkan persetujuan PPRA.
14. Edukasi dan sosialisasi dilakukan secara bersama-sama dan berkelanjutan
kepada dokter, farmasi, perawat dan pasien/keluarga pasien agar dapat secara
bersama mengawasi penggunaan antibiotik secara rasional dan mencegah
resistensi antibiotik

iii

You might also like