You are on page 1of 9

PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN

GENETIKA

Nama : Muhammad Farn Zuhdi


NIM : B1A018079
Rombongan : B2
Kelompok :3
Asisten : Indrawati

LABORATORIUM GENETIKA DAN MOLEKULER


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
HASIL PENGAMATAN

A. Drosophila sp. (Wild Type)

BETINA

Gambar 1.1 Drosophila sp. Jantan dan Betina

B. Drosophila sp. tipe mutan

JANTAN
1

Gambar 1.2 Mutan Drosophila sp.

Keterangan:

1. Mutan Drosophila sp. Ebony


2. Mutan Drosophila sp. White Eyes
3. Mutan Drosophila sp. Vestigial
4. Mutan Drosophila sp. Taxi 2

4
C. Isolasi Betina Virgin
Gambar 1.3 Isolasi Drosophila sp. Betina Virgin Sebelum Inkubasi 5 Hari

Keterangan:
Hingga tanggal 28 Maret 2019,lalat imago masih belum muncul.
PEMBAHASAN

Pada acara praktikum kali ini,organisme yg digunakan adalah lalat


Drosophila. Ini karena lalat Drosophila memiliki beberapa sifat yang
menguntungkan, yaitu; mudah diperoleh,mudah dipelihara,mudah diamati,cepat
berkembang biak, dan mengahasilkan keturunan yang banyak. Lalat
Drosophila,khususnya spesies D.melanogaster memiliki tipe mutan yang banyak
yang sangat memungkinkan untuk dilakukan percobaan mengenai pola pewarisan
sifat,diantaranya adalah tipe Ebony,Taxy,Vestigial,dan White Eyes. Untuk dapat
membahas lebih dalam, berikut adalah poin-poin yang akan dibahas :

A. Morfologi Drosohila

Lalat Drosophila secara morfologi memiliki perbedaan diantara lalat


jantan dan lalat betina yang dapat dilihat dengan kasat mata, diantara lainnya
yaitu lalat drosophila betina memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih besar
dibandingkan dengan lalat jantan yang lebih kecil. Dibagian abdomen lalat
betina terapat garis-garis yang berwarna hitam tebal lebih gelap dibandingkan
dengan garis-garis pada lalat jantan. Bagian ujung abdomen betina lancip
sedangkan pada lalat jantan membulat dan tumpul. Lalat drosophila jantan
memiliki perbedaan yang khusus yaitu memiliki sisir kelamin (sex comb)
yang tidak dimiliki oleh lalat betina. Sex comb adalah sisir kelamin sebagai
penanda lalat jantan (Borror,1998). Kemudian pada betina memiliki alat
khusus pula yang tidak dimiliki oleh jantan,yaitu Spermateka yang berfungsi
sebagai penampung sperma jantan saat kawin dan ovipositor yang berfungsi
sebagai penyimpanan telur.

B. Fase Lalat
1. Telur
Individu betina dewasa bertelur dua hari setelah keluar dari pupa.
Masa bertelur ini berlangsung selama 7 hari, dengan jumlah telur
sebanyak 50 sampai 75 butir/hari. Telur diletakkan di permukaan
makanan. Bentuknya oval,memiliki struktur seperti kait yang berfungsi
sebagai pengapung untuk mencegah agar tidak tenggelam ke dalam
malanan yang berbentuk cair. Diameternya 0,5 mm,sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang. Fase telur ini berlangsung selama 24 jam.
2. Larva

Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan, berbentuk bulat


panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat terdiri atas 3
bagian; yaitu kepala, toraks (3 ruas), dan abdomen (8 ruas). Kepala
berbentuk runcing dengan dua buah bintik hitam yang jelas, mempunyai
alat kait mulut. Stadium larva umumnya terdiri atas empat instar. Letak
perbedaannya pada jumlah segmen yang dimiliki. Pada instar I ruas-
ruasnya terdiri atas 4-5 segmen, pada instar II terdiri atas 5-8 segmen,
pada instar III ruas-ruasnya terdiri atas 8-11 segmen dan pada instar IV
ruas-ruasnya terdiri atas 14 segmen. Larva instar 4 berkembang
maksimum dengan ukuran ± 7mm, membuat lubang keluar, kemudian
meloncat atau melenting 3 hari sebelum menjadi pupa.
3. Pupa

Pupa (kepompong) berbentuk oval, berwarna kecoklatan, memiliki


kutikula yang keras dan berwarna gelap dan panjangnya sekitar 5 mm.
Masa pupa adalah 8-11 hari dengan melewati 5 fase puparium. Setelah itu
keluarlah serangga dewasa (imago) lalat buah.
4. Dewasa (imago)
Imago berwarna merah kecoklatan. Imago lalat buah rata-rata
berukuran 0,7mm x 0,3mm dan terdiri atas kepala, toraks (dada), dan
abdomen, dada berwarna gelap dengan 2 garis kuning membujur dan pada
bagian abdomen terdapat 3 garis melintang berwarna coklat atau hitam
dan memiliki sepasang sayap. Lalat betina membutuhkan waktu selama
12 hingga 18 jam untung mencapai umur matang kelamin. Usia lalat
dewasa kurang lebih selama 26 hari.
C. Macam-Macam Drosophila

1. Drosophila sp. normal (wild type)


Lalat ini memiliki mata bulat lonjong dengan warna merah cerah.
Warna pigmen mata pada Drosophila melanogaster berasal dari pigmen
pteridin dan ommochrome. Lalat tipe liar memiliki warna tubuh cokelat
keabu-abuan dengan panjang ukuran sayap normal. Indikasi sayap normal
adalah sayap yang panjangnya lebih panjang melebihi panjang tubuhnya
(Demerec, 1996). Menurut Goodenough (1984) berpendapat bahwa hal
yang harus diperhatikan dalam pengamatan terhadap Drosophila sp.
adalah jenis kelamin, keadaan mata, keadaan sayap, dan warna tubuh.
Mutasi yang terjadi pada mata Drosophila sp. Biasanya terdapat
perbedaan pada beberapa hal yang telah disebutkan di atas seperti pada
beberapa mutan.
2. Ebony
Lalat ini memiliki badan yang berwarna gelap, hampir hitam
dibadannya. Mereka membawa suatu cacat yaitu terdapat gen kayu hitam
di dalam tubuh mereka yang terletak pada kromosom ketiga dan lokus
70,7 cM. Mempunyai sayap yang normal dan mata yang normal. Secara
normal gen kayu hitam bertanggung jawab untuk membangun pigmen
yang memberi warna pada lalat buah normal. Jika gen kayu hitam ini
cacat, maka pigmen yang hitam ini dapat menyebabkan badan pada lalat
menjadi hitam semua.
3. White-Eyes
Lalat ini mempunyai mata putih seperti lalat orange-eyed, mereka
juga mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen putih.
Tetapi di lalat ini, gen putih secara total cacat, sehingga tidak
menghasilkan pigmen merah sama sekali. Mempunya mutasi dikromosom
nomor satu dan lokus 1,5 cM.
4. Taxy
Lalat ini mempunyai sayap yang membentang ke samping sebesar 75
derajat karena mempunyai cacat pada kromosom nomor 3 dan lokus 91,0
cM.
5. Vestigial
Sayap-sayap lalat ini pendek. Sayap lalat ini tidak bisa terbang.
Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu vestigial
gen, pada kromosom nomor 2 dan lokus 47 cM.
D. Subkultur
Subkultur adalah teknik perpindahan lalat dari media lama ke media baru.
Sebelum melakukan subkultur harus menyiapkan lalat drosophila dengan cara
meletakan botol penangkap lalat berisi medium kultur pisang atau tape.
Setelah ditunggu kurang lebih 24 jam makan akan masuk sejumlah lalat ke
dalam botol tersebut lalu segera tutup dengan sumbatnya. Selanjutnya
lakukan pemindahan lalat secara langsung dari botol kultur lama ke botol
kultur baru tanpa melalui pembiusan dengan cara meletakan botol kultur baru
di atas botol kultur lama dengan posisi terbalik. Tujuan subkultur yaitu
mencegah kontaminasi, meremajakan kultur, memperbanyak lalat dan
memperbaharui nutrisi.

E. Isolasi Betina Virgin


Isolasi betina virgin adalah proses isolasi pupa untuk mendapatkan lalat
Drosophila betina yang virgin. Lalat Drosophila betina mencapai umur
matang kelamin dalam waktu 12 hingga 18 jam sehingga kemungkinan besar
dapat melakukan pembuahan. Selain itu, lalat Drosophila betina juga
mempunyai kantung penyimpan sperma untuk menyimpan sperma dari lalat
jantan di dalam tubuhnya dan sperma yang disimpan itu dapat digunakan
untuk melakukan pembuahan sendiri dalam jangka waktu yang panjang.
Karena alasan itulah maka dilakukan isolasi terhadap lalat Drosophila betina
yang akan digunakan untuk percobaan penyilangan antara dua strain yang
berbeda. Isolasi betina virgin dilakukan dengan cara keluarkan semua lalat
dewasa (imago) dari botol kultur yang sudah banyak mengandung pupa,
jangan sampai ada yang tertinggal satupun, pindahkan dua pupa ke dalam
sedotan plastik transparan menggunakan pinset secara hati-hati, lalu tutuplah
kedua ujung sedotan dengan busa. Setelah dipindahkan kita amati selama
beberapa hari untuk melihat penetasan pupa. Individu betina virgin adalah
betina yang sama sekali belum pernah dibuahi oleh induk jantan. Individu
semacam ini diperlukan untuk penyilangan anatara dua strain yang berbeda.
Lalat betina dapat menyimpan dan memakai sperma suatu pembuahan dalam
jangka waktu yang panjang sehingga individu betina untuk kepeluan
penyilangan tersebut harus berupa betina virgin.
Hasil yang didapatkat setelah diamati selama kurang lebih seminggu,
maka didapatkan hasil dihari ketiga lalat drosophila yang diisolasi menetas.
Lalat drosophila yang menetas adalah lalat jantan dan setelah beberapa hari
lalat tersebut mati. Hal ini menunjukan suatu kegagalan dalam melakukan
isolasi betina virgin. Sementara itu, menurut Lindsley (1968) bahwa yang
harusnya terjadi adalah setelah menetas lalat Drosophila sp. tidak cepat mati
dan lalat yang didapatkan haruslah betina, yang artinya isolasi lalat
Drosophila sp. betina virgin berhasil (Lindsley, 1968).
DAFTAR PUSTAKA

Borror., 1998. Pengenalan Pelajaran Serangga 8th edition. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Demerec, M. 1996. Drosophila Guide. Washington DC: Carnegie Institution of


Washington.

Lindsley, D. L. 1968. Genetic Variation of Drosophila Melanogaster.


Washington: Carnegie institution of Washington publication.

You might also like