You are on page 1of 3

Eritropoiesis

Proses pembentukan eritrosit (sel darah merah), karena eritrosit tidak dapat membelah diri
untuk mengganti sendiri jumlahnya, sel tua yang pecah harus diganti oleh sel baru yang di
produksi di pabrik eritrosit yaitu sum-sum tulang, yaitu jaringan lunak yang sangat seluler
yang mengisi rongga internal tulang.

Selama perkembangan intrauterus eritrosit mula-mula dibentuk di yolksac, dan kemudian


oleh hati dan limpa hingga sum-sum tulang terbentuk dan mengambil alih produksi eritrosit
secara eksklusif. Proses eritropoiesis dipengaruhi dan dirangsang oleh hormon eritropoietin.
Eritropoietin yaitu hormon untuk stimulus utama yang dapat merangsang produksi sel darah
merah dalam keadaan oksigen yang rendah, dan merupakan suatu glikoprotein dengan berat
molekul kira-kira 34000 untuk memperkuat produksi sel darah merah sampai hipoksia
mereda.
Regulasi

1. ginjal akan mendeteksi penurunan kapasitas darah mengangkut O2


2. Jika O2 yang disalurkan ke ginjal berkurang, ginjal akan menyekresikan eritropoietin
ke dalam darah
3. Eritropoietin merangsang eritropoiesis oleh sum-sum tulang
4. Tambahan eritrosit di dalam sirkulasi meningkatkan kemampuan darah mengangkut
O2
5. Peningkatan kemampuan darah mengangkut O2 menghilangkan rangsang awal yang
meicu sekresi eritropoietin.
RBC Life cycle

1. Sel darah merah hidup hanya sekitar 120 hari, sel darah yang sudah mati/ ruptur akan
di fagositosis oleh makrofag
2. Kemudian bagian heme dan globin pada hemoglobin akan berpisah/terbagi
3. Globin akan dipecah menjadi amino acid, yang dapat digunakan kembali untuk
mensintesis protein lain.
4. Iron akan di removed dari bagian heme dalam bentuk Fe3+ yang mana dia akan
berikatan dengan plasma protein transferin. Dimana dia itu merupakan transporter
untuk fe3+ di dalam aliran darah
5. Fe3+ akan lepas dari transferin dan melekat pada iron storage protein yang disebut
feritin.
6. Pada saat release dari tempat penyimpanan , Fe3+ akan berikatan kembali dengan
transferin.
7. Fe3+ dan transferin saling berikatan kemudian di bawa ke red bone marrow, dimana
fe3+ dia merupakan prekursor dari RBC, kemudian diambil melewati receptor-
mediated endositosis digunakan untuk sintesis hemoglobi.
8. Eritropoiesis di red bone marrow  produksi sel darah merah yang mana akan masuk
ke sirkulasi.
9. Ketika iron di removed dari heme, bagian non iron dari heme akan dirubah jadi
biliverdin, dan kemudan menjadi billirubin
10. Bilirubin akan masuk ke darah dan diangkut ke liver
11. Dalam liver, bilirubin dilepaskan olleh sel-sel hati ke empedu, yang mana melewati
usus kecil dan kemudian ke usus besar.
12. Di usus besar bakteri merubah bilirubin menjadi urobilinogen
13. Beberapa urobilinogen di absorpsi kembali ke dalam darahdiubah menjadi
urobilindan di ekskresikan dalam urin
14. Kebanyakan urobilinogen di eliminasi dalam feces dalam bentuk pigmen coklat yang
disebut sterobilin yang memberikan characteristic warna feces.

You might also like