Professional Documents
Culture Documents
TAHUN 2015
Skripsi
OLEH :
ACHMAD CHUSANUDIN
NIM: 108101000059
1436 H/2015M
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Abstrak
Kebakaran adalah suatu hal yang sangat tidak diinginkan yang dapat menyebabkan
penderitaan dan malapetaka. Kebakaran dapat mengakibatkan banyak kerugian seperti korban
jiwa, kerugian material, hilangnya lapangan kerja dan kerugian lain yang tidak langsung. Ada
beberapa hal yang bisa berpotensi menimbulkan kebakaran, yaitu adanya korsleting listrik,
adanya peralatan dapur, dan karena kelalaian manusia. Kasus kebakaran terjadi di beberapa
Universitas antara lain Universitas Indonesia Fakultas Teknik pada Tahun 2001 dan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Tahun 2014, Universitas Riau tahun 2010, STIE Perbanas tahun
2006.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, alat ukur penelitian
ini berupa penilaian kelayakan sistem proteksi kebakaran bangunan gedung UIN syarif
Hidayatullah Jakarta dengan metode check-list dan lembar wawancara. Kemudian hasilnya
dibandingkan dengan beberapa standar acuan seperti Permen PU no 26 tahun 2008 dan Standar
Nasional Indonesia (SNI).
Penelitian ini menghasil data bahwa tingkat pemenuhan sarana Proteksi Aktif di gedung
rektorat UIN syarif Hidayatullah Jakarta sebesar 64% . Nilai tingkat pemenuhan 64% ini
memiliki arti bahwa cukup baik artinya terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi sarana proteksi
aktif yang tidak sesuai dengan standar acuan yang berlaku.
Saran yang dapat direkomendasikan adalah melengkapai sarana proteksi aktif seperti
pengadaan sistem sprinkler yang belum terdapat pada gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Serta senantiasa melakukan pemeliharaan rutin terhadap saran proteksi aktif yang sudah
ada. Sehingga sarana yang ada akan senantiasa siap guna dan pakai.
v
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
Abstract
Fire is a very undesirable things that can cause distress and disaster. Fire may result
in fatalities, material damages, loss of jobs and other indirect losses. There are several things
that could potentially a fire, the electrical short circuit, the kitchen equipment, and due to
human negligence. Fire cases occurred at several universities, Faculty of Engineering
University of Indonesia in 2001, Faculty of Social and Political Sciences in 2014, University
of Riau in 2010, and STIE Perbanas in 2006.
This study used descriptive quantitative methods with assessing the feasibility of
building fire protection systems at Rectorate Building State Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta with a check-list and interview sheet. Then the results are compared
with some standards as Permen PU No. 26 2008 and the Indonesian National Standard
(SNI).
This study found that level of compliance of active protection facility in rectorate
building State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta is 64%. This level means that it
has quite good (attached but there is a small part installation active protection facility is
incompatible with the applicable standards).
Researcher recomended UIN Jakarta to complete the active protection facility such as
the procuring the sprinkler system and always do routine maintenance of active protection
facility existing ones. So it always be ready to use.
vi
Kata Pengantar
Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberi kekuatan kepada penulis,
SAW yang telah membawa ajaran kebenaran yang terang yaitu Islam dan
1. Kedua orang tua penulis Bapak Durori dan Ibu Marsinah terimakasih
Masyarakat.
vii
dan masukan serta kebaikan dalam bimbingannya kepada penlis
8. Nur Najmi Laila (kak Ami) dan kak Septi yang telah membantu
10. Ikwan, Hasim, Rifda, Sapi, Ali, dan keluarga besar PMII Ciputat yang
11. Mas Aqso, Mas Basit, Mas Tanwir, Mas Ilham, Mas Angger, yang
12. Rekan- rekan mahasiswa dan segenap pihak yang telah berperan aktif
keberkahan.
datangnya dari penulis selaku manusia yang dhaif, sehingga saran dan kritik
viii
dari pembaca sangat penulis harapkan demi terciptanya perbaikan dimasa
datang.
Penulis
ix
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Achmad Chusanudin
Tempa/tanggal lahir : Kebumen 21 September 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : RT 01/03 dusun Simo, Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia
No. telepon : 08979591685
Email : chusanudin@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1996 – 2002 : SDN 3 Jogosimo Kebumen
2002 – 2005 : MTs Mafatihul Huda Jogosimo Kebumen
2005 – 2008 : MA Al Azhar kota Banjar
2008 - Sekarang : S1 Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2008-2009 : Staf Departemen Agama BEMJ Kesmas
2. 2009-2010 : Ketua Departemen Keagamaan BEMJ Kesmas
3. 2010-2011 : Ketua Departemen Pengembangan Masyarakat PAMI
Jakarta Raya
4. 2012- 2014 : Bendahara Umum PMII Cabang Ciputat
5. 2014- 2015 : Ketua Umum PMII Cabang Ciputat
viii
Daftar Isi
ABSTRAK ...................................................................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ix
ix
2.2.2 Pemeriksaan, Pemeliharaan dan Pengisian Ulang APAR ............................................ 16
BAB V HASIL................................................................................................................................. 43
5.1 Gambaran Umum Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................... 43
5.2 Sarana Proteksi Aktif Kebakaran Di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta .................................................................................................................................. 45
5.2.3 APAR.......................................................................................................................... 55
5.3 Rata-rata tingkat pemenuhan sarana proteksi aktif di gedung Rektorat ................................. 63
x
BAB VI PEMBAHASAN................................................................................................................ 64
6.2 Sistem Proteksi Aktif Kebakaran Di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....... 65
7.2.1 Saran untuk Pengelola Gedung Rektorat UINSyarif Hidayatullah Jakarta .................... 86
Lampiran-lampiran ......................................................................................................................... 91
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.10 Tingkat Pemenuhan APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan Permen PU No. 26/PRT/M/2008 tahun 2015.......................... 58
Tabel 5.11 Tingkat Pemenuhan Hidran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000................................................. 62
Tabel 5.12 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi Aktif di Gedung Rektorat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarat tahun 2015.............................................................. 63
xii
BAB I
PENDAHULUAN
mengancam keselamatan jiwa dan harta benda (Sagala et al, 2013). Salah satu
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kebakaran yaitu karena sifat
bahaya kebakaran, kurang hati menggunakan alat dan bahan yang dapat
peristiwa alam terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari, letusan gunung
berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan. Kebakaran karena penyalaan sendiri
seperti kebakaran di gudang bahan kimia dimana bahan bereaksi dengan udara, air
dan juga bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar atau meledak. Kebakaran
asuransi, hilangkan jejak kejahatan, dan lainnya (UPT K3L ITB, n.d).
dan kerugian lain yang tidak langsung. Dampak kebakaran akan lebih luas lagi
apabila terjadi pada objek vital. Kebanyakan kasus kebakaran terjadi adalah di
1
2
tempat kerja. Karena semua unsur yang dapat memicu kebakaran terdapat
kejadian tersebut tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk menghadapi
Kasus kebakaran gedung sering terjadi akibat energi listrik yang kontak
lain Universitas Indonesia Fakultas Teknik pada Tahun 2001 dan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Tahun 2014 (Iqbal, 2014); Universitas Riau (UNRI) tahun
2010 (Yuli, 2010); STIE Perbanas (Setiawan, 2006), Serta beberapa gedung
bertingkat lainnya seperti gedung Bank IFI Tahun 2009 (Priliawiti, 2009); gedung
Polda Jatim Tahun 2014 (Andriansyah, 2014); Wisma Kosgoro Tahun 2015
(Ferdianto, 2015); Bank Cimb Niaga Tahun 2015 (Firmansyah, 2015). Kebakaran
pada gedung tersebut dipicu karena adanya korsleting listrik atau hubungan arus
pendek.
kurang memadai, sumber daya manusia yang tidak dipersiapkan, atau hambatan
kerugian yang didapat jika terjadi kebakaran. Sumber daya manusia yang ada juga
(Depnakertrans, n.d).
3
pendidikan dimana didalamnya terdapat aset aset negara yang perlu dijaga dan
diamankan. Di gedung ini terdapat ruang pejabat Universitas yang sangat penting
untuk menjalankan roda pendidikan. Ruang pejabat Universitas mulai dari rektor,
wakil rektor, kepala biro AAK dan pejabat lainnya. Terdapat juga ruang rapat,
rektorat serta dapur. Di dalam gedung rektorat ini terdapat banyak faktor yang
standar seperti APAR, Hidran, dan detektor. Hanya ada dua APAR di pos
satpam, sedangkan untuk hidran hanya ada di halaman. Tidak terdapat hidran di
dalam gedung. Kesemuanya belum dilaksanakan cek ulang sehingga tidak tahu
terkait keaktifannya. Dengan risiko yang besar rektorat tidak memiliki sistem
proteksi kebakaran yang baik, sehingga besar kemungkinan apabila terjadi bahaya
terjadinya kebakaran. Terdapatnya aliran listrik, adanya dapur serta adanya bahan
bahan yang mudah terbakar seperti kertas, kayu serta bahan lainnya. Kesemua ini
bahaya kebakaran, haruslah terdapat sarana proteksi aktif kebakaran. Hal ini dapat
deteksi kebakaran serta alarm kebakaran, alat pemadam api ringan yang dapat
digunakan ketika ada kejadian kebakaran kecil. Kesemua alat ini haruslah dicek
Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari tiga lantai masih memerlukan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan
sarana proteksi aktif kebakaran yang baik dan sesuai dengan standar yang
berlaku.
Ruang lingkup penelitian ini yaitu penelitian yang meliputi elemen sarana
APAR dan hidran. Penelitian ini dilakukan di gedung Rektorat UIN Syarif
kebakaran yang efektif dan siap guna. Selain itu juga, penelitian ini dilakukan
dengan melihat secara langsung kondisi actual sarana proteksi aktif kebakaran.
berlaku seperti Permen PU No. 26 Tahun 2008 dan SNI (Standar Nasional
Indonesia).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebakaran
potensial dan terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
Ketenagakerjaan, kebakaran adalah api yang tidak dikehendaki, boleh jadi api
adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari
suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Bahan
bakar dapat berupa bahan padat, cair atau uap/gas akan tetapi bahan bakar yang
terbentuk uap dan cairan biasanya lebih mudah menyala (Depnakertrans, n.d).
Dalam kebakaran, asap dan gas menjadi pembunuh utama. Korban dapat
mengalami keracunan akut atau kronik dalam kebakaran karena menghirup gas
beracun seperti gas CO, HCN, Pb dan Benzene yang dapat mengakibatkan
8
9
maka nyala api akan berkembang menjadi lebih besar sehingga api
pada suatu saat kurang lebih sekitar 3-10 menit atau setelah
e. Full fire : Nyala api akan membara dan bisa disebut dengan
mencapai 600-1000°C.
10
untuk media (bahan) pemadam yang tepat dan sesuai bagi suatu kelas
tersebut akan lebih mudah, cepat dan lebih tepat dalam pemilihan media
berikut :
b. Kelas B : Seperti bahan cairan dan gas tak dapat terbakar dengan
sendirinya diatas cairan pada umunya terdapat gas, dan gas ini yang
dapat terbakar. Pada bahan bakar cair ini suatu bunga api kecil
cairan ini adalah mudah mengalir dan menyalakan api ketempat lain.
mana sebenarnya kelas C ini tidak lain kebakaran kelas A dan kelas B
listrik.
sodium, lithium, dan potassium. Pada kebakaran jenis ini perlu dengan
secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun
otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti sprinkler, pipa tegak
12
dan slang kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan kimia,
kebakaran tingkat awal dan dapat dioperasikan oleh satu orang. Tabung
saat tuas tabung ditekan. Ciri utama dari tabung ini yaitu adanya
petunjuk tekanan (pressure gauge) pada bagian atas tabung. Bila jarum
b. Tipe Catridge
Ciri-ciri dari tabung ini adalah adanya tabung kecil/ catridge yang
berisi gas penekan yang terletak dibagian bawah tuas. Pada saat akan
digunakan maka tuas tabung harus dipukul terlebih dahulu agar jarum
yang ada pada bagian bawah tuas melubangi catridge, sehingga gas
13
akan keluar dan mengisi seluruh tabung. Gas inilah yang akan menjadi
mudah dijangkau dan siap dipakai dan selalu tersedia saat terjadi
d. Lemari tempat APAR harus tidak dikunci, kecuali bila APAR tersebut
kecuali jika APAR yang ada di dalam lemari tersebut dapat digunakan
e. APAR harus tampak jelas dan tidak terhalangi. Dalam ruangan yang
besar, dan dalam lokasi tertentu terdapat penghalang visual yang tidak
khusus.
benar.
sehingga ujung atas APAR tingginya tidak lebih dari 1,5 m di atas
Dalam hal apapun pada perletakan APAR harus ada jarak antara
label lain harus tidak boleh ditempatkan pada bagian depan dari
tidak berlaku untuk label asli manufaktur, label yang secara spesifik
k. Alat pemadam api yang dipasang dalam lemari atau dinding yang
n. APAR yang berisi hanya air biasa, hanya dapat diproteksi terhadap
Khlorida tidak boleh digunakan pada APAR jenis baja tahan karat.
pemeliharaan APAR.
perkakas dari jenis yang cocok, bahan isi ulang, pelumas, dan
h. Arsip harus dipelihara melalui etiket atau label yang ditempelkan pada
APAR, lewat daftar simak inspeksi yang dipelihara pada arsip atau
tidak lebih dari 1 tahun, pada waktu pengujian hidrostatik, atau jika
elektronik.
pengisian ulang harus diganti dengan APAR yang sesuai untuk jenis
pemeliharaan.
l. Semua APAR yang dapat diisi ulang harus diisi ulang setelah setiap
Hidran halaman adalah alat yang dilengkapi dengan slang dan mulut
Menurut jenisnya hidran dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu tipe
bejana kering (dry barrel) dan bejana basah (wet barret fire hydrant). Pada
yang di dalamnya terdiri dari rak slang, slang nozel, dan katup slang.
1. Kotak Slang
kebakaran.
mata.
tidak jauh dari area panel kaca dan harus disusun sehingga alat
lainnya.
20
2. Slang
dipasang dengan panjang yang tidak lebih dari 30 m (100 ft) sesuai
digunakan.
3. Rak Slang
slang 40 mm (1½ inci) harus dipasang dengan rak yang terdaftar atau
terdaftar.
5. Label
mm (1½ inci ) atau lebih kecil harus dibuatkan label dengan tulisan
pemakaiannya.
21
6. Sambungan Slang
kebakaran bermula.
yaitu :
bisa dilihat atau didengar. Penempatan alarm kebakaran ini biasanya pada
22
koridor atau gang-gang dan jalan dalam bangunan atau suatu instalasi.
dalam lemari atau kotak alarm (break glass). Jika kaca pecah, maka
tombol akan aktif dan segera mengeluarkan sinyal alarm dan mengaktifkan
akan bereaksi.
kebisingan normal.
5. Pada semua lokasi panel kontrol dan panel bantu harus terpasang
alarm kebakaran.
10. Panel kontrol harus mampu membantu kerja detektor dan alarm
adalah sistem deteksi. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi terjadinya api
ada dalam suatu api yaitu adanya asap, nyala dan panas. Alat detektor
a. Detektor Asap
daya hantar listrik. Detektor ini mendeteksi adanya asap dengan melihat
detektor asap dikelompokkan atas dua jenis yaitu jenis ionisasi dan
photoelectric.
b. Detektor Panas
(rate of rise).
c. Detektor Nyala
sinar ini dapat dideteksi oleh sensor yang terpasang dalam detektor.
d. Detektor Gas
26
dilakukan pengetesan :
c. Detektor yang telah dicat di lapangan, jika tidak merata adalah dari
diperhatikan diantaranya:
sirkit yang mengawali suatu unit kontrol alarm kebakaran harus didaftar
manufaktur.
sesuai dengan standar ini dan pelaksanaannya harus dihadiri wakil dari
mekanis.
28
langit-langit kecuali hal itu sudah pernah diuji dan terdaftar (“listed”)
i) Detektor harus dipasang pada seluruh daerah bila disyaratkan oleh standar
yang berlaku atau oleh instansi yang berwenang. Setiap detektor yang
secara periodik.
langit-langit yang diturunkan dan sub bagian lainnya dan ruang yang dapat
dijangkau dan di dalam semua lemari tanam, saf lif, tangga tertutup, saf
“dumb waiter”, dan pelongsor (chute). Daerah yang tidak dapat dimasuki
yang mengandung bahan mudah terbakar harus dibuat dapat dimasuki dan
terbuka atau teras dan penutupnya, dan ruang di bawah lantai yang dapat
proteksi hanya daerah terseleksi saja, daerah yang disebutkan itu harus
jaringan, dan sambungan individu dibuat ke dan dari terminal untuk sinyal
n) Apabila warna keseluruhan dari suatu detektor sama dengan tanda kode
warna yang disyaratkan untuk detektor itu, salah satu susunan berikut,
dipakai warna yang kontras dan mudah dilihat setelah pemasangan, harus
dibicarakan
klasifikasi hunian.
sprinkler, kecuali ruang tertentu yang telah mendapat izin dari pihak
b. Kamar Kakus
api.
gambar yang berukuran sama dan harus memuat denah tiap lantai.
b. Alamat.
f. Potongan gedung.
t. Jenis penggantung.
v. Slang kebakaran.
Berita acara serah terima harus dibuat dan ditanda tangani oleh
32
pekerjaan.
dapat hadir pada waktu pengujian dan ijin pengujian telah diberikan,
7. Air laut atau air lain yang mengandung bahan kimia yang dapat
8. Jarak minimum antara dua kepala sprinkler tidak boleh kurang dari 2
dari plat logam dengan lebar 200 mm dan tinggi 150 mm dan apabila
9. Jarak antara dinding dan kepala sprinkler dalam hal sistem bahaya
kebakaran ringan tidak boleh melebihi 2,3 m dan dalam hal sistem
langit, maka jarak kepala sprinkler dan dinding tidak boleh melebihi
1,5 m.
kebakaran, system sprinkler, APAR dan Hidran. kerangka teori dapat dilihat
dibawah ini:
Gambar. 2.5
Kerangka Teori: (Permen PU No. 20 Tahun 2009; Permen PU No. 26 Tahun
2008; SNI 03 3985 2000; SNI 03 3989 2000; dan SNI 03 1745 2000)
BAB III
sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian
kebakaran baik manual atau otomatis. Sarana proteksi kebakaran aktif terdiri
Dalam penelitian ini elemen proteksi aktif yang ada di Gedung Rektorat
berdasarkan tabel tingkat penilaian audit kebakaran yang dilakukan oleh Saptaria
dari penelitian ini yaitu tingkat ketersediaan dan keefektifan sarana proteksi aktif
Alarm kebakaran
Detektor kebakaran SNI-03-3985-2000
Tingkat
Pemenuhan
Hidran SNI 03 1745 2000 Terhadap
Standar
34
35
No Istilah Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
ukur
1 Alarm Tingkat pemenuhan elemen Observasi Check list, Presentase Ordinal
kebakaran pendeteksian kebakaran dan kuisioner, dan 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisa memiliki
pada Alarm kebakaran yang Wawancara kamera tingkat kesesuaian antara >80% - 100%
terdapat di gedung rektorat 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisa
berdasarkan SNI -03-3985- memiliki tingkat kesesuaian antara 60% - 80%
2000 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisa
memiliki tingkat kesesuaian <60%
4. Tidak : apabila tidak sesuai sama sekali 0% .
(Saptaria et al tahun 2005)
2 Detektor Tingkat pemenuhan elemen Observasi Cheklist dan Presentase Ordinal
pendeteksian kebakaran, wawancara kuisioner, 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisa memiliki
perancangan detector, dan kamera tingkat kesesuaian antara >80% - 100%
pemasangan, serta dokumen 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisa
pemeliharaan detektor memiliki tingkat kesesuaian antara 60% - 80%
kebakaran yang terdapat di 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisa
gedung rektorat memiliki tingkat kesesuaian <60%
berdasarkan SNI -03-3985- 4. Tidak : apabila tidak sesuai sama sekali 0%
2000 (Saptaria et al tahun 2005)
3 APAR Tingkat pemenuhan elemen Observasi Cheklist dan Presentase Ordinal
pemasangan, pemeliharaan wawancara kuisioner, 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisa memiliki
serta pemakaian APAR dan meteran, tingkat kesesuaian antara >80% - 100%
yang terdapat di gedung dokumen timbangan, 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisa
rektorat berdasarkan Permen dan kamera memiliki tingkat kesesuaian antara 60% - 80%
PU Nomer 26 tahun 2008 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisa
memiliki tingkat kesesuaian <60%
4. Tidak : apabila tidak sesuai sama sekali
(Saptaria et al tahun 2005)
36
No Istilah Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
ukur
4 Hidran Tingkat pemenuhan elemen Observasi Cheklist dan Presentase Ordinal
pemasangan, penggunaan Wawancara kuisioner, 1. Baik : apabila seluruh elemen yang dianalisa memiliki
serta pemeliharaan Hidran dan kamera, tingkat kesesuaian antara >80% - 100%
yang terdapat di gedung dokumen meteran 2. Cukup : apabila seluruh elemen yang dianalisa
rektorat berdasarkan SNI- memiliki tingkat kesesuaian antara 60% - 80%
03-1745-2000 3. Kurang : apabila seluruh elemen yang dianalisa
memiliki tingkat kesesuaian <60%
4. Tidak : apabila tidak sesuai sama sekali 0%
(Saptaria et al tahun 2005)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, alat ukur penelitian ini
dengan metode check-list dan lembar wawancara. Data yang terkumpul akan
Juni 2015.
diperoleh dari hasil observasi terhadap alat proteksi aktif kebakaran yang ada
dilapangan. Data primer ini meliputi keadaan aktual alat proteksi aktif
Hidran. Data primer ini diambil dengan cara wawancara dan observasi
38
39
2. Membuat check list tiap-tiap sarana proteksi aktif yang ada seperti
2).
5. Check list APAR mempunyai tiga belas elemen standar sesuai dengan
6. Check list Hidran mempunyai tiga belas elemen standar sesuai dengan
proteksi aktif
12. Menarik simpulan dari perbandingan tersebut yaitu baik, cukup baik,
Tabel 4.1
Tingkat Penilaian Audit Kebakaran
penilaian dalam bentuk keterangan yaitu Sesuai, bila item yang dilihat pada
Kurang, bila sebagian besar elemen tidak memenuhi item pada peraturan
42
pembanding. Tidak sesuai, bila semua elemen yang diteliti tidak memenuhi
HASIL PENELITIAN
selatan tepatnya di Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat Tangerang Selatan Banten. UIN
Syarif Hidayatullah sendiri berdiri pada lahan seluas 65.870m2. Gedung rektorat
memiliki tinggi bangunan 3 lantai. Dimana setiap lantai terdiri dari berbagai ruang yaitu:
Lantai 1 Gedung Rektorat terdiri dari ruang toilet, gudang rumah tangga, bagian
kerjasama dan kelembagaan, ruang wakil rektor bidang kerjasama, internasional office,
lobi rektorat, information center, pusat pengembangan bisnis, pusat studi gender dan
anak, puskumham, dapur, kantor berita UIN dan toilet. Denah lantai 1 seperti pada
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KORIDOR
14
Keterangan : 1.Toilet, 2.Gudang rumah tangga, 3. Bagian kerjasama dan kelembagaan, 4. Ruang wakil rektor bidang
kerjasama, 5.Internasional office, 6. Lobi rektorat, 7. Lorong rektorat, 8. Information center, 9. Pusat pengembangan
bisnis, 10. Pusat studi gender dan anak, 11. Puskumham, 12. Dapur, 13. Toilet, 14.Kantor berita UIN
Gambar 5.1 Denah Lantai 1 Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
43
44
Lantai 2 gedung rektorat terdiri dari ruang toilet, ruang rektor, ruang wakil rektor
dua, lobi, ruang sidang utama, unit layanan pengadaan, ruang wakil rektor satu, ruang
kepala biro AAK, ruang wapat wakil rektor satu, dapur dan toilet. Denah lantai 2 seperti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KORIDOR
Keterangan : 1. Toilet, 2. Ruang rektor, 3.Ruang wakil rektor dua, 4. Lobi, 5. Ruang sidang utama, 6. Unit layanan
pengadaan, 7. Ruang wakil rektor satu, 8.Ruang kepala biro AAK, 9. Ruang wapat wakil rektor satu, 10. Dapur, 11.
Toilet.
Gambar 5.2 Denah Lantai 2 Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lantai 3 gedung rektorat terdiri dari lembaga penjamin mutu, satuan pengawas
internal, meeting room, mushola, lobi lantai 3, ruang PPM, pusat penelitian, dan dapur.
1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan: 1. Lembaga penjamin mutu, 2. Satuan pengawas internal, 3. Meeting room, 4. Lobi lantai 5. Mushola, 6.
Ruang PPM, 7. Pusat penelitian, 8. Dapur
Gambar 5.3 Denah Lantai 3 Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
45
Sarana proteksi aktif di gedung Rektorat terdiri dari Alarm kebakaran, detektor
Alarm kebakar an (gambar 5.4) di gedung rektorat berupa sirine kebakaran yang
panel di pos satpam lantai 1. Jika alarm ini berbunyi, maka dari pusat kontrol panel akan
langsung dapat menunjukan lokasi dari adanya kebakaran. Sistem alarm kebakaran di
gedung rektorat mempunyai alat pengeras yang melingkupi seluruh lantai. Di lantai satu
terdapat dua bel alarm yang berada pada sayap kanan dan sayap kiri. Di lantai dua juga
terdapat dua bel alarm yang terdapat di sayap kanan gedung dan sayap bagian kiri
gedung. Lantai tiga terdapat dua bel alarm yang posisinya serupa dengan di lantai satu
dan dua. Penempatan ini sangat memungkinkan untuk menyebarkan suara alarm
keseluruh ruangan gedung rektorat sehingga seluruh karyawan gedung mengetahui akan
adanya kebakaran.
Gambar 5.4 Alarm Kebakaran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2015
46
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari enam bel alarm kebakaran yang terdapat di gedung
rektorat, 83% (lima buah) berada dalam kondisi baik. Satu buah berada dalam kondisi
kurang.
Tabel 5.1
Gambaran Alarm Kebakaran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2015
Syarif Hdayatullah Jakarta (tabel 5.2), secara peletakan ada satu buah dalam kondisi
kurang berada di gedung rektorat lantai satu di depan ruang information center dan lima
Tabel 5.2
Gambaran Peletakan Sarana Bel Alarm Kebakaran di Gedung Rektorat
UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta tahun 2015
gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat tergambarkan bahwa alarm di
47
gedung rektorat masih berfungsi, tetapi peneliti tidak bisa membuktikan secara langsung
fungsi alarm tersebut. Hal ini dikarenakan belum adanya izin dari pemangku kebijakan.
Selain itu, pada waktu penelitian keadaan kantor rektorat masih hari kerja, sehingga
kebakaran.
Selain itu juga sistem alarm di gedung rektorat dilengkapi dengan kontrol panel
yang berada di pos satpam lantai satu. Panel control (gambar 5.5) ini dapat menunjukan
lokasi kebakaran jika alarm berbunyi. Berdasarkan wawancara dengan teknisi dan
komandan satpam panel ini masih berfungsi dapat menunjukan asal lokasi kebakaran
jika terjadi kebakaran. Tetapi terkait fungsi peneliti tidak bisa membuktikan sendiri. Hal
Semua bagian ruangan di gedung rektorat dapat dijangkau oleh sistem alarm
petugas teknis, alarm ini dapat didengar ke seluruh ruangan. Tetapi terkait fungsi
peneliti tidak bisa membuktikan sendiri. Hal ini dikarenakan dapat mengganggu
48
aktivitas bekerja. Gedung rektorat sendiri tidak pernah mengalami kejadian kebakaran,
rektorat terkait kondisi aktual sistem alarm kebakaran di gedung rektorat. Ada beberapa
elemen yang peneliti ambil dari Standar Nasional Indonesia terkait persyaratan umum
sistem alarm kebakaran untuk gedung. Tabel 5.3 berikut ini menunjukkan hasil checklist
tingkat pemenuhan sarana alarm kebakaran di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah
pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan
Tabel 5.3
Tingkat Pemenuhan Sarana Alarm Kebakaran Di Gedung Rektorat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000
No SNI 03-3985-2000 Kondisi Aktual Persentase Sesuai/tidak
sesuai
1 Alarm berbunyi khas Alarm kebakaran di gedung 83,3% Sesuai
hingga mudah dikenal rektorat dapat berbunyi seperti
sebagai alarm kebakaran suara bel. Tetapi peneliti tidak
melakukan pengecekan fungsi
tersebut.
2 Pada semua lokasi panel Terdapat panel control dan 83,3% Sesuai
control dan panel bantu terdapat juga alarm kebakaran
terpasang alarm pada panel control
kebakaran. (gambar 5.2)
3 Semua bagian ruangan Semua bagian ruangan dapat 83,3% Sesuai
dalam bangunan harus dijangkau oleh sistem alarm
dapat dijangkau oleh kebakaran dengan tingkat
sistem alarm kebakaran kekerasan bunyi. Tetapi peneliti
dengan tingkat kekerasan tidak melakukan pengecekan
bunyi alarm. fungsi tersebut
4 Panel control dapat Panel control dapat menunjukan 83,3% Sesuai
menunjukkan asal lokasi asal lokasi kebakaran. Pada
kebakaran panel control ini akan menyala
49
Lanjutan Tabel 5.3
Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 86,6%. Sehingga menurut penilaian berdasarkan tabel
tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan Saptaria et al (2005), maka
dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuainnya adalah sesuai dengan Standar Nasional
Detektor kebakaran (gambar 5.6) yang terdapat digedung rektorat adalah detektor
asap. Berdasarkan hasil wawancara penentuan jenis detektor ini dipilih agar dapat
mendeteksi kebakaran secara dini, maksudnya sebelum terjadinya api, ketika keluar asap
maka sudah dapat diketahui bahwa terdapat kebakaran dititik tersebut. Walaupun belum
pernah terjadi kebakaran sistem detektor kebakaran ini berfungsi dengan baik.
50
Gambar 5.6 Detektor Kebakaran di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2015
Berdasarkan wawancara sarana detektor kebakaran di gedung rektorat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan detektor kebakaran yang terhubung dengan panel
kontrol. Hal ini guna membantu sarana detektor dengan sarana panel control serta alarm
kebakaran. Sarana detektor kebakaran di gedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah juga
memputnyai persyaratan awal yaitu berupa gambaran rancangan awal pemasangan yaitu
di asbuilt drawing. Tetapi peneliti tidak bisa melihat dokumen tersebut dikarenakan
terproteksi dari gangguan mekanis. Hal ini berdasarkan wawancara dengan petugas
teknisi. Hal ini seperti detektor di toilet lantai satu yang rusak dikarenakan adanya orang
rektorat terpasang diseluruh ruangan. Selain itu juga detektor di gedung rektoat terkait
Berikut ini (tabel 5.4) gambaran kondisi detektor di gedung rektorat UIN Syarif
Table 5.4
Gambaran Detektor di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2015
No Kategori Jumlah Persentase
1 Baik 44 100 %
2 Cukup baik 0 0%
3 Kurang 0 0%
4 Tidak 0 0%
Dari tabel 5.4 diatas memperlihatkan kondisi detektor di gedung rektorat dengan
memperlihatkan masih adanya ruangan yang tidak terdapat detektor yaitu information
Tabel 5.5
Gambaran Detektor di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2015
Berikut ini gambaran penempatan detektor disetiap ruangan (tabel 5.6). Dari
Tabel 5.6 diketahui bahwa detektor digedung rektorat berjumlah 44 buah detektor.
Detektor di gedung rektorat mendapatkan nilai 87,5 % . Nilai ini menurut Saptaria et al
Table 5.6
Gambaran Pemenuhan Detektor di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2015
Tabel 5.7 berikut ini hasil tingkat pemenuhan sarana detektor kebakaran di
2000 tentang Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan
Hidayatullah Jakarta sebesar 85,6%. Nilai ini menurut Saptaria et al tahun 2005
mempunyai arti Baik. Artinya sarana detektor di gedung rektorat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sudah sesuai dengan peraturan standar yang berlaku yaitu SNI-03-
3985-2000.
Tabel 5.7
Tingkat Pemenuhan Sarana Detektor Kebakaran di Gedung Rektorat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000
5.2.3 APAR
Hasil pengamatan Alat Pemadam Api Ringan di gedung rektorat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (tabel 5.8) menunjukkan terdapat enam buah APAR. Dua buah
APAR ini diletakan di pos satpam lantai satu. Sedangkan 4 APAR diletakan di ruang
teknisi. Hal ini dikarenakan masih proses pengisian ulang APAR. Selain itu juga APAR
gedung rektorat memiliki klasifikasi tipe ABC. Hal ini difungsikan untuk memadamkan
Tabel 5.8
Gambaran APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2015
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas, dapat diambil arti bahwa sarana APAR digedung
rektorat memiliki 6 APAR. Empat APAR dalam kondisi Kurang, dua APAR dalam
Tabel 5.9
Rincian Pemenuhan APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2015
APAR diletakan di pos satpam dikarenakan factor keamanan dari orang yang tidak
bertanggung jawab. Sehingga akan lebih aman jika diletakan di pos satpam.
APAR (Gambar 5.7) di gedung rektorat ini terpelihara dalam keadaan penuh dan
siap untuk dioperasikan. APAR sendiri digedung rektorat baru selesai dilaksanakan isi
ulang. Sehingga keadaan APAR masih full dan siap dioperasikan. Berdasarkan observasi
diketahui peletakan APAR jelas dan tidak terhalangi untuk yang 2 APAR di gedung
rektorat. Sedangkan untuk yang 4 APAR di gedung teknisi tidak terlihat karena berada
di ruang tertutup dan masih belum dipindahkan ke gedung rektorat. APAR di gedung
rekotrat juga mempunyai intruksi pemakaian APAR yang berada di depan bagian
APAR.
57
Gambar 5.7 APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2015
Jakarta tidak terdapat label pemeliharan. Hal ini dikarenakan pemeliharaan dicatat
dengan menggunakan buku pencatatan ketika dilakukan pemeriksaan oleh pihak petugas
Pemeliharaan ini dilakukan untuk jangka waktu kira-kira 30 hari. Setelah itu hasil dari
pemeriksaan di catat di buku. Buku pemeliharaan ini disimpan oleh petugas teknis.
Berdasarkan observasi pada APAR di gedung rektorat tidak terdapat label atau
kartu yang memuat bulan, tahun dilakukan pemeliharaan serta identitas pemeriksa. Hal
Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dibandingkan dengan Permen PU nomor 26 tahun 2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan
saptaria et al (2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuainnya adalah Kurang
tetapi ada sebagian besar instalasi yang tidak sesuai dengan persyaratan.
Tabel 5.10
Tingkat Pemenuhan APAR di Gedung Rektorat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan Permen PU No.
26/PRT/M/2008
12 Setiap APAR mempunyai kartu atau label Tidak Terdapat kartu 0% Tidak sesuai
yang dilekatkan dengan kokoh yang pada APAR
menunjukkan bulan dan tahun
dilakukannya pemeliharaan
Pada label pemeliharaan terdapat pada label tidak 0% Tidak Sesuai
13 identifikasi petugas yang melakukan terdapat nama petugas
pemeliharaan. yang melakukan
pemeliharaan
5.2.4 Hidran
dua buah. Satu buah diletakan di sayap kanan gedung rektorat di dekat bagian akademik.
Sedangkan hidran yang satu berada di sayap kiri gedung dekat dengan Fakultas Dirasah
Islamiyah. Keadaan hidran ini berada dekat dengan jalur utama mobil. Hal ini
memungkinkan untuk membantu mobil damkar masuk jika terjadi kebakaran, sehingga
terbuka agar mudah dijangkau siapa saja dan langsung dapat memadamkan. Kotak
hidran dicat warna merah dan tidak terkunci, menurut responden hal diatas dilakukan
agar apabila terjadi kebakaran, para pengguna gedung dapat dengan mudah menemukan
Dari dua hidran halaman yang ada di gedung rektorat, hanya satu yang memiliki
selang kebakaran dan nozel, sedangkan hidran yang satu hanya mempunyai selang dan
tidak terdapat nozel. Menurut informasi yang didapat pada saat wawancara nozel yang
berada pada kotak hidran diambil orang yang tidak bertanggung jawab.
gedung rektorat hanya digunakan untuk menyimpan perlatan kebakaran seperti slang
dan nozel. Selain itu juga kotak hidran tertulis dengan jelas tulisan”HYDRANT” dengan
cat warna yang mencolok warna merah. Sambungan hidran tidak terhalang serta slang
kebakaran siap untuk digunakan. Dari hasil observasi lapangan ini bisa diambil
61
kesimpuan bahwa poin dari sarana hidran terkait slang kebakaran dan hidran tampak
Selain itu, ditemukan kotak hidran yang hanya berisi slang kebakaran, tetapi
tidak terdapat nozel. Sehingga poin ini tidak sesuai dengan standar yang berlaku, yang
Gambar 5.9 Isi Hidran Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2015
Berikut ini hasil dari tingkat pemenuhan sarana hidran di gedung rektorat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dibandingkan dengan SNI -03-1745-2000 tentang tata cara
perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (lihat tabel 5.11).
62
Tabel 5.11
Tingkat Pemenuhan Hidran di Gedung Rektorat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan SNI 03-3985-2000
Dari tiga belas persyaratan mengenai hidran menurut SNI 03-3985-2000 , ada
10 persyaratan telah terpenuhi dan mendapatkan nilai scoring 80,7%. Nilai scoring
tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai Hidran yang sesuai dibandingkan dengan
jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit
tentang kebakaran yang dilakukan saptaria et al (2005), maka dapat ditarik kesimpulan
5.3 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi Aktif di Gedung Rektorat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Nilai rata-rata tingkat pemenuhan sarana proteksi aktif ini diambil dari nilai
yang didapatkan pada masing – masing sarana seperti alarm kebakaran, detektor
Tabel 5.12
Rata-rata Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi Aktif di Gedung
Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarat tahun 2015
Maka berdasarkan tabel 5.12 diatas, rata-rata kesesuaian sarana proteksi aktif di
gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu 76,3% adalah cukup baik
artinya terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi sarana proteksi aktif yang tidak sesuai
PEMBAHASAN
tetapi hanya mengacu pada beberapa elemen saja, hal ini disebabkan karena terdapat
beberapa elemen yang tidak bisa dibandingkan karena tidak adanya informasi
mengenai elemen tersebut, Selain itu keterbatasan waktu dan biaya penelitian juga
Dalam melakukan pengecekan terhadap fungsi alat proteksi aktif kebakaran, peneliti
tidak dapat melakukan pengecekan terkait fungsi alat proteksi aktif kebakaran karena
belum adanya kebijakan dari penanggung jawab gedung rektorat UIN Syarif
64
65
Hidayatullah Jakarta
persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
kebakaran, serta kesiapan dan kesiagaan sistem proteksi aktif maupun pasif. Sarana
2005).
Sarana proteksi aktif yang terdapat di gedung Rektorat UIN Jakarta meliputi
Alarm kebakaran, Detektor kebakaran, APAR dan Hidran. Dengan sistem proteksi
aktif yang baik, pihak rektorat dapat memberikan keamanan kepada penghuni
ataupun karyawan rektorat dapat menjalankan aktivitas secara nyaman dan tidak
khawatir dengan bahaya kebakaran yang dapat terjadi. Sampai dengan penelitian ini
dilakukan, belum pernah terjadi kasus kebakaran di gedung rektorat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2005 dalam audit kebakaran puslitbang PU nilai 76,3 % mempunyai arti bahwa
nilainya adalah cukup baik artinya terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi sarana
Sarana proteksi aktif di gedung rektorat UIN Jakarta sudah terpasang, tetapi
masih ada sebagian kecil instalasi sarana proteksi aktif yang belum sesuai standar
yang berlaku, diantaranya sarana alarm kebakaran di gedung rektorat terdapat bel
alarm yang rusak kaca lampu alarmnya, detektor kebakaran belum terpasang semua
rektorat masih belum optimal dalam hal penempatan, jumlah dan pemeliharaan.
Hidran di gedung rektorat yang tidak memiliki intruksi pemakaian serta salah satu
Kekurangan instalasi yang belum terpasang atau sesuai dengan standar ini
dapat menimbulkan dampak yang serius jika terjadi kebakaran. Seperti Alarm
kebakaran karena tidak pernah kejadian kebakaran dan belum dilakukan pemeriksaan
kebakaran juga dapat mengalami kemacetan jika sudah lama tidak dilakukan
pemeriksaan dan uji coba. Sehingga ini dapat menimbulkan gagalnya pendeteksian
dini kebakaran. Ruangan yang tidak terpasang detektor jika terjadi kebakaran dapat
yang masih kurang dan penempatan APAR yang tidak berada disetiap lantai dapat
67
membuat kebakaran menjalar lebih cepat dan pemadaman membutuhkan waktu lama.
Ketika terjadi kebakaran hidran yang tidak ada nozelnya juga kurang efektif dalam
fasilitas dan aset yang dimiliki oleh UIN Syarif Hidayatullah, kerugian jiwa, materi,
Alarm dan detektor kebakaran akan dapat melindungi penghuni gedung atau
karyawan rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adanya detektor dan alarm
kebakaran yang baik, penghuni dapat segera mengetahui jika terjadi kebakaran
dengan cepat dan tentu dapat mengambil langkah cepat dan tepat. Hal ini didukung
dengan tersedianya APAR dalam jumlah yang cukup dan penempatan yang ada
disetiap lantai akan dapat menambah cepatnya respon tanggap darurat kebakaran.
keuntungan karena dengan deteksi dan alarm kebakaran yang baik, pihak rektorat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat segera mengetahui bila terjadi kebakaran dan
rektorat dari kebakaran. Bila kebakaran terjadi pastinya akan merusak fasilitas dan
aset rektorat yang berada dalam gedung. Meskipun ada kerugian jika terjadi
kebakaran, akan lebih kecil kerugiannya jika terpasang detektor dan alarm kebakaran.
68
kebakaran secara rutin, memasang detektor kebakaran di setiap ruangan yang belum
disetiap lantai dan menyediakan nozel untuk hidran yang tidak terdapat nozel.
tentang evaluasi keandalan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung studi
kasus gedung kantor bupati indragiri hilir mendapatkan hasil bahwa hasil perhitungan
didapat nilai persentase sistem proteksi aktif yaitu sebesar 82,60 %, nilai ini
mempunyai arti bahwa keandalan sistem proteksi aktif di gedung kantor bupati dalam
kondisi baik. Atau sudah sesuai dengan persyaratan standar. Namun ada beberapa
elemen yang belum yaitu adanya petunjuk pemakaian APAR. Selain penelitian
gedung surya dumai group dan bank tabungan negara kota pekanbaru mendapatkan
hasil bahwa 74.13 % artinya keandalan sistem keselamatan gedung tersebut cukup
artinya ada beberapa elemen yang belum terpenuhi yaitu elemen perawatan sarana
proteksi aktif di gedung surya dumai group dan BTN. Penelitian yang sama juga
dilakukan oleh Budi Laksiito terkait evaluasi penerapan sistem proteksi kebakaran
pada bangunan rumah sakit studi kasus rs soeharso Surakarta mendapatkan hasil
bahwa 92,77 %. Artinya sarana proteksi kebakaran baik atau sesuai dengan standar
69
yaitu sudah terdapat alarm kebakaran, detektor kebakaran, APAR dan Hidran serta
rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
karena menggunakan metode penilaian yang sama. Untuk melihat sarana proteksi
aktif kebakaran digedung rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta perlu dilakukan
penilaian elemennya seperti sarana alarm kebakaran, detektor kebakaran, APAR, dan
hidran. Untuk lebih lengkapnya akan dibahas sarana proteksi aktif di gedung rektorat
sebagai berikut:
melanjutkan ke fasilitas lain terkait, dan lain-lain. Suatu sistem alarm kebakaran
Semua bagian ruangan dalam bangunan harus dapat dijangkau oleh sistem
alarm kebakaran dengan tingkat kekerasan bunyi alarm yang khusus untuk
ruangan tersebut. Alarm kebakaran harus dipasang untuk ruang khusus di mana
suara – suara dari luar tidak dapat terdengar. Sarana alarm luar harus dipasang
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan pula sebagai penuntun cara masuk
bagi anggota pemadam kebakaran dari luar. Untuk menghindari alarm yang tidak
normal, uap air, debu atau uap, listrik atau pengaruh mekanis. (Permen PU,
2008).
yang melingkupi seluruh lantai. Di lantai satu terdapat dua bel alarm yang berada
pada sayap kanan dan sayap kiri. Di lantai dua juga terdapat dua bel alarm yang
terdapat di sayap kanan gedung dan sayap bagian kiri gedung. Lantai tiga
terdapat dua bel alarm yang posisinya serupa dengan di lantai satu dan dua.
86,6%. Nilai skoring tersebut berasal dari hasil penjumlahan data mengenai
kesesuainnya adalah sesuai dengan SNI 03-3985-2000 dan masuk dalam kategori
baik.
71
Dalam standar ini dijelaskan bahwa sistem alarm harus mempunyai bunyi
irama yang khas sehingga dapat dikenali sebagai suara alarm kebakaran. Selain
itu juga, sistem alarm di gedung rektorat mempunyai panel control yang
sistem proteksi kebakaran telah sesuai dengan elemen persyaratan. Alarm ini
masih berfungsi walaupun dalam faktanya tidak pernah terjadi kasus kebakaran.
Dalam gedung rektorat terdapat satu bel alarm yang dalam kondisi kurang.
Bel alarm ini berada di lantai satu didepan ruang information center. Bel alarm
yang kurang ini dapat mengakibatkan jika terjadi kebakaran tidak berfungsi
ataupun macet. Sehingga kejadian kebakaran akan lama dalam hal respon
terhadap petugas yang ada. Dampak yang lebih besar lagi dari adanya kebakaran
dapat menimbulkan rusaknya fasilitas dan aset yang dimiliki oleh UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta serta korban jiwa, materi dan menimbulkan kerugian social
72
karena terjadi kasus kebakaran dimungkinkan citra UIN akan menurun dimata
masyarakat.
Hal ini harus senantiasa dijaga serta dilakukan perbaikan pada alarm di
lantai satu di depan ruang information center, dan dilakukan inspeksi lebih rutin
lagi. Mengingat tidak pernah ada kejadian kebakaran, sehingga perlu dilakukan
secara teratur.
Berdasarkan hasil wawancara Penentuan jenis detektor ini dipilih agar dapat
keluar asap maka sudah dapat diketahui bahwa terdapat kebakaran dititik
kebakaran pada bangunan gedung. Ada beberapa elemen yang digunakan untuk
%. Nilai scoring tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai elemen check list
kesesuainnya adalah baik atau terpasang sesuai persyaratan dengan SNI 03-3985-
2000.
peraturan standar yang berlaku meliputi seluruh detektor terdaftar dalam panel
kontrol. Hal ini memungkinkan untuk melanjutkan kerja detektor. Detektor asap
bekerja tergantung kepada masuknya asap kedalam kamar pengindera atau sinar
cahaya. Ketika konsentrasi yang cukup telah ada, pengoperasian akan dapat
tergantung pada tabiat/pembawaan dari api. Api yang panas akan mendorong
asap sampai ke langit-langit secara cepat. Ketika detektor beroperasi maka akan
Selain itu, ada beberapa ruangan di gedung rektorat yang tidak terpasang
dengan detektor yaitu ruang information center, puslitpen dan lobi lantai 3. Hal
ini dapat mengakibatkan jika terjadi kebakaran akan lama dalam respon tanggap
jiwa, materi dan kerugian social. Menurut Burke tahun 2008 beliau mengatakan
dalam bukunya fire protection and system and response bahwa detektor harus
dipasang disetiap lantai dan idealnya dipasang di seluruh ruangan di setiap lantai.
rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum sesuai dan efektif untuk
periodik dari menurunnya fungsi dan dari korosi. Fungsi detektor ini dicek
atau tidak. Detektor diperlukan pemeliharaan secara periodik dari kotoran atau
Detektor kebakaran harus dibersihkan dua atau tiga kali dalam satu tahun
atau setelah detektor itu berfungsi karena terkena asap. Setiap unit detektor harus
pengetesan sekurang kurangnya satu kali satu tahunnya. Tes ini dilakukan
dengan praktis dengan cara menghembuskan asap dari rokok, ataupun pipa. Atau
asap yang lain. Dan setiap hasil rekaman disimpan untuk menjamin bahwa
Hidayatullah Jakarta.
b. Dokumen hasil inspeksi yang tidak disimpan dalam kurun waktu lima
tahun.
membuat penurunan rata-rata jumlah kematian dan cedera serius 80%. Selain itu
Sehingga jika ada detektor yang tidak tercatat dibuku akan ketahuan detektor
disimpan dengan rapi. Hal ini karena mengingat bagus dan tidaknya detektor
dan pemeliharaan. Selain itu, jika detektor tidak dipelihara dengan baik,
Menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh budi laksito tahun
2014. Mendapatkan hasil bahwa sarana detektor di gedung rumah sakit dr suroso
Saran yang dapat dilakukan oleh pengelola gedung rektorat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yaitu dengan cara memasang ruangan yang belum terdapat
detektor (information center, puslitpen dan lobi lantai 3), melakukan inspeksi,
terpasang tapi ada sebagian besar instalasi yang tidak sesuai dengan persyaratan.
buah. Dua buah berada di pos satpam lantai satu gedung rektorat. Empat buah
terdapat 2 APAR dalam kondisi cukup baik. Sedangkan empat APAR dalam
kondisi kurang.
c. APAR diletakkan di tempat yang terlihat mata, mudah dijangkau dan siap
dipakai.
Jakarta adalah ABC. Hal ini mempunyai arti bahwa APAR ini efektif untuk
memadamkan kebakaran yang berasal dari kayu, kertas, minyak dan kebakaran
yang berasal dari korsleting listrik (Fergusson, 2005). Syarat ini juga sesuai
dengan pendapat Ramli tahun 2010, bahwa dalam pemilihan APAR, hal yang
menjadi pertimbangan adalah APAR yang tersedia sesuai dengan jenis resiko
sehingga dapat digunakan setiap saat. Menurut Furness dan Mucket (2007)
78
APAR harus secara akif dilakukan monitoring. Guna menjamin apar tersebut
tersedia, cocok, terinspeksi dan tes dari manufaktur terkait. Meliputi pengecekan
tahunan dan inspeksi dari orang yang kompeten. Sebagai tambahan, apar harus di
inspeksi secara periodik untuk memastikan apar terletak di tempat yang tepat,
keadaan penuh dan kondisi yang baik. dan di uji oleh orang yang berkompeten
APAR di gedung rektorat terdapat di pos satpam sehingga mudah dilihat dan
dijangkau oleh satpam. Tetapi hanya berjumlah dua buah. Sedangkan empat
buah APAR masih terdapat di ruang teknisi. Hal ini dikarenakan belum
ditempatkan disetiap lantai dan dapat dilihat oleh penghuni gedung rektorat. Hal
ini dimungkinkan guna mengambil langkah tepat dan cepat ketika terjadi
kebakaran. Sehingga orang yang pertama melihat api atau kejadian kebakaran
Dampak dari kurangnya APAR yang berada di gedung rektorat yang belum
terpasang pada setiap lantai ini yaitu apabila terjadi kebakaran akan memerlukan
waktu lama dalam hal tanggap darurat kebakaran. Sehingga api akan membesar
sehingga dapat merusak fasilitas atau asset gedung rektorat UIN Syarif
dan pengisian ulang harus dilakukan oleh petugas yang terlatih, mempunyai
manual perawatan menyeluruh, alat perkakas dari jenis yang cocok, bahan
bagian atau bagian yang khusus terdaftar untuk digunakan dalam APAR. Selain
itu juga arsip harus dipelihara melalui etiket atau label yang ditempelkan pada
APAR, lewat daftar simak inspeksi yang dipelihara pada arsip atau lewat
Perawatan Bangunan Gedung, catatan inspeksi bulanan berisi alat pemadam api
ringan yang diinspeksi, tanggal dan paraf personil yang melakukan, harus
dimuat dalam label (tag) pemeliharaan yang dilekatkan pada alat pemadam
sadar dan faham akan penempatan apar dan terlatih dalam menggunakan dan
80
mampu dalam semua tipe dan ukuran apar. Sehingga dalam hal ini, pihak
Dampak dari tidak adanya label pemeliharaan ini dapat membuat APAR
dengan baik dan staf yang berkepentingan tidak dapat mengetahuinya dan untuk
Ferguson (2005) APAR harus diberi label sehingga pengguna dapat dengan cepat
efektif.
proses perawatan komponen APAR ini. Pemeliharaan APAR yang baik dan cara
pemasangan yang sesuai dengan standar serta desainya merupakan kunci dari
terhadap APAR yang ada digedung rektorat. Dengan cara membuatkan label
pada APAR
menyebutkan bahwa APAR di gedung kantor bupati Indragiri Hilir masih kurang
dapat dilakukan dengan cara membuat APAR lebih efektif lagi dengan cara
melakukan pemeliharaan dengan cara memberikan label pada APAR. Selain itu
juga menambahkan jumlah APAR serta meletakan APAR disetiap lantai. Selain
itu untuk APAR yang berada di ruang teknisi lebih baik diletakan di gedung
rektorat
6.2.4 Hidran
dilengkapi dengan slang dan mulut pancar (nozzle) untuk mengalirkan air
Hidran yang terdapat di gedung rektorat dilengkapi dengan slang (fire hose) yang
sayap kanan dan sayap kiri gedung rektorat. Hal ini dapat memungkinkan
perlindungan terhadap kebakaran lebih mudah. Selain itu juga hidran yang
berada di gedung rektorat berada dekat dengan jalur mobil. Sehingga dalam
ada sebelas persyaratan telah terpenuhi dan mendapatkan nilai scoring 80,7%.
Nilai scoring tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai hidran yang sesuai
82
(2005), maka dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuainnya adalah baik atau
lemari hidran di cat dengan warna yang menyolok mata, Setiap sambungan slang
dan kotak hidran tidak terhalang, slang kebakaran dilekatkan dan siap untuk
kebakaran dan jarak hidran dengan sepanjang akses mobil pemadam kebakaran ≤
kebakaran. Selain itu juga tidak adanya intruksi yang jelas, akan menyusahkan
Hidran dalam gedung rektorat ada yang tidak terdapt nozel. Hal ini
dikarenakan hilang. Kehilangan nozel oleh orang yang tidak bertanggung jawab
akademika untuk saling menjaga fasilitas kampus terutama sarana proteksi akatif
kebakaran.
83
Perawatan hidran ini bermaksud supaya hidran bekerja dengan baik dan
terpelihara serta slang dan nozel tertata rapi. Selain itu hidran yang berisi slang
dan nozel ini harus terpelihara dan harus memiliki rak slang yang mengatur tata
Dampak dari tidak tersedianya nozel pada hidran di gedung rektorat, serta
aset yang dimiliki UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, kebakaran juga
sakit dr. M. Djamil padang. Mendapatkan hasil bahwa Hidran yang terdapat di
dalam gedung telah sesuai standar tata cara pemasangan hidran (SNI 03-
1745-1989). Namun pada gedung RRI Penyakit Dalam terdapat box hydrant
yang masih kosong yang belum terisi selang air. Sedangkan untuk gedung
lainnya terdapat box hydrant yang lengkap dengan isinya, tetapi kondisinya
Saran yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola gedung rektorat yaitu
untuk melengkapi sarana hidran yang berada di samping gedung rektorat (depan
Fakultas Dirasah Islamiyah) dengan nozel guna mempermudah jika ada kejadian
kebakran. Selain itu juga membuat intruksi pemakaian hidran serta melakukan
pemeliharaan hidran.
BAB VII
7.1 Simpulan
a) Alarm kebakaran di gedung rektorat sudah baik atau sesuai dengan standar
SNI.
b) Detektor di gedung rektorat sudah baik atau sesuai dengan standa SNI.
c) APAR di gedung rektorat kurang atau terpasang tetapi ada sebagian besar
d) Hidran di gedung rektorat cukup baik atau terpasang tetapi ada sebagian
kecil instalasi yang tidak sesuai persyaratan SNI 03-3985-2000 yaitu tidak
terdapat nozel, tidak terdapat intruksi pemakaian dan tidak terdapat tulisan
85
86
7.2 Saran
Jakarta
baik.
pada APAR.
air.
DAFTAR PUSTAKA
Andriansyah, Mochammad. 2015. Gedung Reskrim Polda Jatim Terbakar, Berkas Kasus Ludes.
Diakses dari http://www.merdeka.com/peristiwa/gedung-reskrim-polda-jatim-terbakar-
berkas-kasus-ludes.html diakses pada tanggal 1 agustus 2015 pukul 14.00 WIB
Badan Standarisasi Nasional SNI 03 3989 2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan
Pemasangan Sistem Springkler Otomatik untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung.
Badan Standarisasi Nasional SNI 03 3985 2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan
dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya
kebakaran pada Bangunan Gedung.
Badan Standarisasi Nasional SNI 03 1745 2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan
Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung.
Budiman, n.d. Penelitian Kesehatan Jilid 1.
Burke, Robert. 2008. Fire Protection Systems And Response. New York. CRC Group
Denoël, François. 2007. Fire Safety and Concrete Structures. Brussels. FEBELCEM Federation
of Belgian Cement Industry
Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI. (n.d.). Pengawasan K3
Penanggulangan Kebakaran. Jakarta.
Ferdianto, Riky. 2015. Ruang Kerja Ketua Kosgoro Hayono Isman Ikut Terbakar. Diakses dari
http://metro.tempo.co/read/news/2015/03/09/214648502/ruang-kerja-ketua-kosgoro-
hayono-isman-ikut-terbakar pada tanggal 1 agustus 2015 pukul 14.00. WIB
Ferguson et al, 2005. Fundamentals of Fire Protection for the Safety Professional. Oxford.
Government Instituts
Firmansyah, Wahab. 2015. Dini Hari, Si Jago Merah Amuk Bank CIMB Niaga. diakses dari
http://metro.sindonews.com/read/988915/170/dini-hari-si-jago-merah-amuk-bank-cimb-
niaga-1428959198 pada hari jum’at 31 juli 2015 pukul 11.30 WIB.
Furness, Andrew dan Mucket, Martin. 2007. Introduction to Fire Safety Management.
Burlington UK
Harjanto, et al. 2011. Manajemen Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun sebagai Upaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan. Pusat Teknologi
Bahan Bakar Nuklir – BATAN
Hesna, Yervi. et al. 2009. Evaluasi penerapan sistem keselamatan kebakaran pada bangunan
gedung rumah sakit dr. M. Djamil padang. Jurnal. Universitas Andalas
89
Huang, Kai. 2009. Population and Building Factors That Impact Residential Fire Rates in
Large U.S. Cities,
Iqbal, Muhammad. 2014. Office Boy Jadi Saksi Tunggal Kasus Kebakaran Gedung C Fisip UI.
Diakses dari http://news.detik.com/berita/2459989/office-boy-jadi-saksi-tunggal-kasus-
kebakaran-gedung-c-fisip-ui pada hari jum’at 31 juli 2015 pukul 11.35
Kennedy dan traister. 2002. Low Voltage Wiring , Security/Fire Alarm Systems. New York
Laksito, Budi. 2014. Evaluasi Penerapan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Rumah
Sakit (Studi Kasus RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta). Jurnal. Universitas
Sebelas Maret Solo.
Muhadi. 2009. Pencegahan Resiko Kebakaran Gedung: Peran dan Tindakan Pusat Layanan
Kebakaran dan Pertolongan Département Rhone. Tesis. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Noegroho, Ary. 2004. Peran Desain Sistem Proteksi Aktif sebagai Faktor Dalam Meningkatkan
Keandalan Bangunan Tinggi Perkantoran Terhadap Bahaya Kebakaran. thesis.
Universitas Indonesia.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan
Dan Perawatan Bangunan Gedung
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Priliawito, Eko. 2009.Gedung Bank IFI Pusat Terbakar. Diakses dari
http://metro.news.viva.co.id/news/read/66612-gedung_bank_ifi_pusat_terbakar pada
tanggal 31 juli 2015 pukul 11.35 WIB
Ramachandran. 2003. The Economics of Fire Protection. New York
Ramli, Soehatman. 2010. Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian Rakyat
Safriandi, et al. 2013. Analisa Keandalan Sistem Keselamatan Bangunan Terhadap Bahaya
Kebakaran (Studi Kasus Gedung Surya Dumai Group Dan Bank Tabungan Negara
Kota Pekanbaru). Jurnal. Universitas Riau
Saptaria, Erry et al. 2005. Pedoman Teknis Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran bangunan
Gedung. Bandung: Puslitbang Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan PU,
Departemen Pekerjaan Umum
Saut, Sagala et al. 2013. Analisis Upaya Pencegahan Bencana Kebakaran di Permukiman Padat
Perkotaan Kota Bandung, Studi Kasus Kelurahan Sukahaji, Jurnal
Trikomara, Rian et al. 2012. Evaluasi Keandalan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan
Gedung (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir). Jurnal. Universitas Riau
UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan. n.d. Modul Keselamatan,
Kesehatan dan Kenyamanan Kerja di Gedung, Institut Teknologi Bandung.
90
Wibowo, Tejo. 2001. Pengaruh Implementasi Inspection dan Maintenance System Terhadap
Perlindungan Asset Bangunan dari Kebakaran pada Bangunan Tinggi Perkantoran di
DKI Jakarta. Thesis, Universitas Indonesia.
Yudha, Setiawan. 2006. Kebakaran Kampus Perbanas Diduga Akibat Arus Pendek . Diakses
dari http://tempo.co.id/hg/jakarta/2006/01/24/brk,20060124-72840,id.html pada tanggal
31 juli 2015 pukul 11.35 WIB
Yuli, 2010. Ada 4 Ledakan Saat Kampus UNRI Terbakar. Diakses dari
http://regional.kompas.com/read/2010/09/27/06154533/Ada.4.Ledakan.Saat.Kampus.U
NRI.Terbakar pada tanggal 31 juli 2015 pukul 11.35 WIB
Lampiran 1