Professional Documents
Culture Documents
2 Sintaksis
1.
Kalimat Tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat, yaitu terdiri dari satu subjek, satu
predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan keterangan. Contoh:
Kakak berlari.
Pak Arman makan bakso.
Pak Arman makan bakso di kantin.
Kalimat Majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini
terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu
dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya
terdapat pada anak kalimat. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda,
sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang
digunakannya.
Kalimat Berita adalah suatu jenis kalimat yang isinya berupa informasi atau peristiwa yang dipaparkan.
Kalimat ini berfungsi untuk menyampaikan informasi kepada para pembaca atau pendengarnya agar
mereka mengetahui informasi atau peristiwa yang sedang terjadi. Kalimat berita sendiri terdiri dari
beberapa macam bentuk yaitu, kalimat berita langsung, kalimat berita tak langsung, kalimat berita
positive, dan kalimat berita negatif.
Kalimat Tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi berupa jawaban
dari yang ditanya atau penguatan sesuatu yang telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya diucapkan
dengan intonasi menaik pada suku kata akhir. Dalam bentuk tulis ditandai dengan tanda tanya (?).
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna memerintah atau meminta seseorang
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur atau penulisnya.
LK 3.3 WACANA
1. Jelaskan syarat sebuan wacana yang baik
Topik
Sebuah wacana mengungkapkan satu bahasan atau gagasan. Gagasan tersebut akan diurai, membentuk
serangkaian penjelasan tetapi tetap merujuk pada satu topik. Sehingga topik yang diangkat atau yang
dimaksud memberikan suatu tujuan.
Kohesi dan Koherensi
Sebuah wacana biasanya ditata secara serasi dan ada kepaduan antara unsur yang satu dengan yang
lain dalam wacana (kohesi), sehingga tercipta pengertian yang baik (koherensi).
Proporsional
Prosorsional yang dimaksud ialah keseimbangan dalam makna yang ingin dijabarkan dalam wacana,
atau makna yang terdapat dalam wacana, ialah seimbang.
Tuturan
Tuturan yang dimaksud adalah pengungkapan suatu topik yang ada dalam wacana. Baik tutur tulis atau
tutur lisan. tuturan kaitannya menjelaskan suatu topik yang terdapat dalam wacana dengan tetap
adanya kohesi dan koherensi yang proporsional di dalamnya.
LK 3.4 Semantik
1. Uraikan apa saja yang menjadi bidang garapan semantic!
Semantik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna. Semantik berkaitan dengan hubungan
antara unsur bahasa seperti kata-kata, ungkapan, tanda, dan simbol - dan apa yang dimaksud sebagai makna
didalamnya.
Studi formal tentang semantik berhubungan dengan banyak bidang penelitian dalam ilmu bahasa lainnya,
termasuk leksikologi, sintaks, etimologi dan lain-lain.
Semantik berbanding kontras dengan sintaksis, yang merupakan ilmu bahasa tentang kombinasi satuan
bahasa (tanpa mengacu pada maknanya). Misalnya dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa kata, maka
semantik akan mempelajari arti kata-kata tersebut sementara sintaksis akan mempelajari mana di antara kata
tersebut yang merupakan subyek, predikat atau obyek dalam kalimat tersebut.
Semantik mempelajati makna pada kata dan juga tentang hubungan antara kata, termasuk homonim (kata
dengan ejaan sama tapi arti beda), sinonim (kata dengan arti sama), dan antonim (kata dengan arti
berlawanan).
Semantik berhubungan dengan etinologi atau ilmu bahasa yang mempelajari tentang asal usul kata. Dalam
mencari makna suatu kata, selain perlu diperhatikan makna dari pengguaan sehari hari juga perlu
diperhatikan makna kata dari penggunaan sebelumnya di bahasa lain. Misalnya kata "bakso" yang dalam
penggunaan sehari-hari berarti makanan berkuah dengan bola daging, berhubungan dengan etimologinya
dati bahasa-bahasa Tionghoa, dimana "bak" adalah daging dan "so" adalah digiling. Sehibgga secara harfiah
berarti daging yang digiling lalu dibentuk bulat.
3.
Berbicara berfungsi untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
Berbicara berfungsi untuk memotivasi orang lain agar bersikap dan berbuat sesuatu.
Berbicara berfungsi untuk membicarakan sesuatu permasalahan dengan topik tertentu.
Berbicara berfungsi untuk menyampaikan pendapat, amanat, atau pesan.
Berbicara berfungsi untuk saling menyapa atau sekedar untuk mengadakan kontak.
Berbicara berfungsi untuk membicarakan masalah dengan bahasa tertentu.
Berbicara berfungsi sebagai alat penghubung antar daerah dan budaya
4.
Pengetahuan
Semakin luas pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang maka semakin kaya perbendaharaan kata
yang dapat memberikan dorongan seseorang berbicara lebih lancar.
Pengalaman
Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh seseorang akan menyebabkan seseorang itu
terbiasa menghadapi segala sesuatunya. Orang yang sering berbicara didepan umum akan
berbicara lancar dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun.
Intelegensi
Orang yang intelegensinya rendah biasanya kurang lancar dalam berbicara dan perbendaharaan
bahasa yang baik.
Kepribadian
Sifat dan karakteristik orang akan membedakan dalam hal Ia berbicara. Orang yang mempunyai
sifat pendiam, pemalu, tidak percaya diri biasanya kurang lancar dalam hal berbicara.
Biologis
Misal seseorang mempunyai kelumpuhan organ bicara, sehingga timbuh kelainan-kelainan, seperti:
a. Sulit mengatakan kata desis (lisping), karena ada kelainan pada rahang, bibir, atau gigi.
b. Berbicara tidak jelas (slurring), yang disebabkan oleh bibir, rahang dan lidah yang tidak aktif.
c. Berbicara ragu-ragu, gagap disebabkan tidak biasa berbicara dengan orang banyak.
2. Wawancara
Menentukan topik wawancara.
Menentukan narasumber/ responden.
Menyusun daftar pertanyaan (dengan memperhatikan kelengkapan isi (5W + 1H).
Melakukan wawancara dengan bahasa yang santun, baik, dan benar.
Mencatat pokok-pokok informasi berdasarkan jawaban narasumber. (Dapat menggunakan alat
perekam sebagai alat bantu).
Menulis laporan hasil wawancara.
3. Ceramah
1. Menentukan tema.
Tema merupakan pokok pikiran atau dasar cerita yang sangat penting dalam sebuah teks atau naskah
pidato. Sebelum mulai membuat naskah pidato, tema harus sudah ditentukan terlebih dahulu. Cara-
cara untuk menentukan tema sudah dibahas dalam topik sebelumnya.
2. Menuliskan bagian pendahuluan.
a. Menuliskan salam pembuka.
b. Menuliskan sapaan hormat dan ucapan terima kasih.
c. Menuliskan ucapan syukur.
d. Menuliskan apa yang akan dibahas dalam pidato/ceramah/khtotbah.
3. Menuliskan bagian isi pidato.
a. Menuliskan pembahasan umum dari tema pidato/ceramah/khotbah.
b. Menuliskan pembahasan inti atau khusus yang akan berhubungan juga dengan tema utama.
4. Menuliskan bagian penutup.
a. Menuliskan simpulan dari keseluruhan isi naskah pidato/ceramah/khotbah.
b. Menuliskan permintaan maaf atas kekurangan dalam penyampaian serta isi pidato.
c. Menuliskan salam penutup.
4. Diskusi
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
2. Menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan
3. Menetapkan masalah yang akan dibahas
4. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi
LK 5.1 Berpikir Refektif Keterampilan Membaca dan Pembelajarannya
1. Pengetian membaca!
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis
2. Faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca permulaan!
1) Faktor fisiologis, ialah faktor yang mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis (misalnya cacat otak)
dan jenis kelamin.
2) Faktor intelektual, faktor ini merupakan faktor terpenting dalam masalah kesiapan membaca. Karena faktor
tersebut merupakan angka rata-rata perkembangan mental yang banyak tingkatannya, maka kaitannya
dengan faktor-faktor lainnya sangat jelas.
3) Faktor lingkungan, faktor ini mencakup dua hal yang mempengaruhi kemampuan membaca seseorang
siswa yaitu:
a. Latar belakang dan pengalaman anak dirumah, pada faktor ini yang paling utama adalah kondisi anak
dirumah. Anak tidak akan menemukan kendala dalam membaca, jika anak tinggal didalam lingkungan yang
harmonis dan orangtua memahami sang anak.
b. Faktor sosial ekonomi, faktor ini mempengaruhi kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosial
ekonomi siswa semakin tinggi pula kemampuan verbal siswa.
4) Faktor psikologis, faktor ini mencakup :
a. Motivasi.
b. Minat.
c. Kematangan sosial dan emosi.
d. Penyesuaian diri. (Farida Rahim, 2007: 16).
3. Metode yang digunakan untuk mengajar membaca permulaan!
1. Metode Abjad (Alphabet)
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf
secara alphabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut
abjad. Untuk beberapa kasus, anak susah membedakan huruf-huruf b, d, p, q atau n, u, m, w. untuk itu guru
melatihkan huruf-huruf tersebut berulang-ulang atau dengan cara member warna yang berbeda.
Setelah tahapan itu siswa diajak untuk mengenal suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf
yan sudah dikenalnya.
Contoh : b dan a dibaca ba
C dan a dibaca ca
Sehingga dua suku kata tersebut dibaca menjadi “baca”.
Memegang Pensil
Pembelajaran diawali dengan sikap duduk yang benar. Duduk menghadap meja belajar, ke dua tangan di
letakan di atas meja. Posisi kursi dirapatkan dengan meja belajar, tetapi tidak mengganggu posisi duduk anak
(misalnya menjepit). Setelah anak dapat duduk dengan tenang, pembelajaran selanjutnya adalah memegang
pensil dengan benar, jika di perhatikan murid sekarang banyak yang tidak benar cara memegang pensil. Cara
memegang pensil yang benar adalah menjepit atau meletakan di atas jari tengah dan di jepit dengan ibu jari
dan jari telunjuk dan dipegang dengan lemas. Dengan demikian tangan dapat memegang dengan santai,
bukan di genggam atau di jepit dengan tiga jari dan diletakkan di jari manis. setelah anak dapat memegang
pensil dengan benar, latihlah :
Menggerakan pensil diawang-awang dengan lemas, gerakan keawang-awang ini terus menerus dilakukan
sehingga tangan anak benar-benar lemas.
Latihan kedua adalah membuat garis tegak di kertas dari atas ke bawah sepanjang kolom garis kertas. latihan
ini dibuat berulang-ulang sampai seluruh siswa dapat melakukan dengan benar. suruhlah siswa mengulangi
pekerjaannya.
Latihan ketiga membuat garis miring, dari kiri atas kekanan bawah dan sebaliknya.
Latihan keempat membuat garis lurus dari kiri kekanan dan sebaliknya.
Latihan kelima membuat garis lengkung ke dalam dan keluar serta membuat dua garis lengkung yang
dipertemukan.
Setelah anak telah bisa melakukan latihan 1 smapai 7, maka anak telah siap untuk latihan menulis huruf.
Huruf yang dimaksud di sini adalah huruf kecil. Seperti diketahui huruf ini memiliki ciri sendiri yang berbeda
dengan huruf besar uatau kapital, namun latihan masih diperlukan.
Lembar ini berisi huruf yang telah diajarkan dalam pembelajaran membaca permulaan misal huruf a, b, c dan
d. berilah tanda panah sebagai tanda menulis huruf.
Kelima langkah tersebut harus di ulang-ulang, jika huruf baru diajarkan. Jangan lupa setiap mengajarkan huruf
baru berarti jumlah huruf yang dikuasai anak bertambah. Latihan menulis haruslah meliputi huruf-huruf lama
yang telah di ajarkan.