You are on page 1of 14

AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018.

Hlm 67-80

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi dalam


Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi
Khoirul Anam
Kepala Instalasi Hukum dan Kemitraan Rumah Sakit dr. Dradjat Prawiranwgara, Serang
Email: khoirulanam31@gmail.com

Abstract
One health worker doing health efforts is a dental nurse. The authority of dental nurses to
perform their work is the legal authority (rechtsbevoegheid). Legal authority is the authority
possessed by a health worker to perform his work, so on the basis of authority, this is the dental nurse
entitled to conduct treatment in accordance with the field of expertise. In this case, dental nurses
have authority in the form of duty as dental nurse and dental duty of dentist and also from legislation
in certain circumstance, based on Regulation of Minister of Health of Republic of Indonesia Number
20 Year 2016 about Permission and Practice of Dental and Oral Therapist Practice, that the dental
nurse enters the nursing staff. Thus, dental nurses have authority in performing medical acts on the
basis of legislation and delegation of some of the authority of the dentist. The research that is done
is using. Sociological juridical research method (social-legal approach), this study was conducted in
Salatiga City, Central Java Province. This type of data in scientific papers is in the form of primary
data and secondary data is supported by tertiary data. The result of this research is the authority of
dental nurse in doing the effort of nursing health service has two authority that is the authority of
attribution and authority of delegation. Sanctions that can be given to dentists and dental nurses can
be disciplinary, administrative, civil and criminal sanctions.
Keywords : jurisdiction, dental therapist, attribution and delegation

Abstrak
Salah satu tenaga kesehatan yang melakukan upaya kesehatan adalah perawat gigi.
Kewenangan perawat gigi untuk melakukan pekerjaannya adalah kewenangan hukum
(rechtsbevoegheid). Kewenangan hukum yaitu kewenangan yang dimiliki oleh seorang tenaga
kesehatan untuk melakukan pekerjaannya, sehingga atas dasar kewenangan, inilah perawat gigi
berhak melakukan pengobatan sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam hal ini perawat gigi
memiliki kewenangan yang berupa tugas pokok sebagai perawat gigi dan tugas limpah dari dokter
gigi maupun dari peraturan perundang-undangan dalam keadaan tertentu, berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Terapis Gigi dan Mulut, bahwa perawat gigi masuk dalam tenaga keperawatan. Dengan
demikian, perawat gigi memiliki kewenangan dalam melakukan tindakan medik atas dasar peraturan
perundang-undangan dan pelimpahan sebagian kewenangan dokter gigi. Penelitian yang dilakukan
yaitu menggunakan. Metode Penelitian yuridis Sosiologis (social-legal approach), penelitian ini
dilakukan di Kota Salatiga, Propinsi Jawa Tengah. Jenis data dalam karya tulis ilmiah ini berupa data
primer dan data sekunder di dukung dengan data tersier. Hasil dari penelitian ini adalah kewenangan
perawat gigi dalam melakukan upaya pelayanan kesehatan keperawatan memiliki dua kewenangan
yaitu kewenangan atribusi dan kewenangan delegasi. Sanksi yang bisa diberikan kepada dokter gigi
maupun perawat gigi bisa berupa sanksi disiplin, administrasi, perdata dan pidana.
Kata kunci: kewenangan hukum, Terapis gigi, atribusi dan delegasi.

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi 67
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

PENDAHULUAN “Tenaga kesehatan adalah setiap


Upaya pelayanan kesehatan yang orang yang mengabdikan diri
dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah dalam bidang kesehatan serta
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan memiliki pengetahuan dan/atau
kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang keterampilan melalui pendidikan
dilakukan oleh pemerintah dan/atau di bidang kesehatan yang untuk
masyarakat yang semula dititikberatkan pada jenis tertentu memerlukan
upaya kuratif penderita berangsur-angsur kewenangan untuk melakukan
berkembang ke arah keterpaduan antara upaya kesehatan”.
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif1.
Tenaga kesehatan memberikan pelayanan Definisi di dalam Pasal 1 angka 6
kesehatan sesuai dengan standar profesi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
medik, standar pelayanan dan sesuai dengan Tentang Kesehatan sama dengan Pasal 1 angka
kewenangannya, apa bila tenaga kesehatan 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan Nomor 32 tahun 1996 Tentang Tenaga
kewenangannya maka tenaga kesehatan Kesehatan. Berdasarkan Pasal 1 angka 6
tersebut melanggar salah satu standar profesi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tenaga kesehatan, karena di dalam standar Tentang Kesehatan dan Pasal 1 angka 1
profesi terdapat kewenangan masing-masing Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
tenaga kesehatan. Nomor 32 tahun 1996 Tentang Tenaga
Kewenangan tenaga kesehatan dalam Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan
memberikan pelayanan kesehatan merupakan jenis tertentu untuk dapat melakukan upaya
kewenangan hukum2. Berdasarkan ilmu kesehatan memerlukan kewenangan, salah
hukum administrasi negara, kewenangan yang satunya perawat gigi.
bersumber dari peraturan perundang-undangan Ketentuan lebih lanjut tentang
di peroleh melalui tiga cara yaitu atribusi, pelimpahan kewenangan tindakan medik
delegasi dan mandat. Mengenai atribusi, terbatas di bidang kedokteran gigi ini diatur
delegasi dan mandat, H.D. Van Wijk dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
mendefinisikan sebagai berikut: Indonesia Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007
1) Atribusi adalah pemberian wewenang Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
pemerintah oleh pembuat Undang- Kedokteran, pada Pasal 15 yang isinya sebagai
Undang kepada organ pemerintah. berikut:
2) Delegasi adalah pelimpahan (1) Dokter dan dokter gigi dapat
wewenang pemerintah dari satu organ memberikan pelimpahan suatu
pemerintah kepada organ pemerintah tindakan kedokteran atau
lainnya. kedokteran gigi kepada perawat,
3) Mandat adalah terjadi ketika organ bidan atau tenaga kesehatan
pemerintah mengizinkan tertentu lainnya secara tertulis
kewenangannya dijalankan oleh organ dalam melaksanakan tindakan
lain atas namanya3. kedokteran atau kedokteran gigi.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 (2) Tindakan kedokteran atau
Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 1 angka kedokteran gigi sebagaimana
6 mengatur: dimaksud pada ayat (1) harus
sesuai dengan kemampuan dan

1 2
Soewono,H., 2005, Batas Pertanggungjawaban Wila Chandrawila Supriadi, 2001, Hukum Kedokteran,
Hukum Malpraktik Dokter Dalam Transaksi Bandung : Mandar Maju, hal. 52.
3
Terapeutik, Surabaya, Srikandi, Hal. 16-17. Ridwan, 2003, Hukum Administrasi Negara, Cetakan
II, Jakarta, UII press, Hal. 73-74.

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


68 dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

kompetensi yang dimiliki dan surat tanda registrasi dan/atau surat


dilaksanakan sesuai ketentuan izin praktik.
peraturan perundang-undangan. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud
(3) Pelimpahan wewenang kepada pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
perawat, bidan atau tenaga lainnya berlaku bagi tenaga kesehatan yang
dalam keadaan tertentu dimana diberi kewenangan oleh peraturan
pelayanan kesehatan sangat perundang-undangan.
dibutuhkan dan tidak terdapat Pada Pasal 73 Ayat (3) tersebut terlihat
dokter dan dokter gigi di tempat bahwa ada tenaga kesehatan yang diberi
tersebut diatur lebih lanjut dengan kewenangan oleh peraturan perundang-
Peraturan Menteri . undangan, pada penjelasan Pasal 73 ayat (3)
Berdasarkan Peraturan Menteri disebutkan bahwa:
Kesehatan Nomor 512 Tahun 2007 tersebut, “Tenaga kesehatan dimaksud
maka dokter gigi dapat memberikan sebagian antara lain bidan dan perawat
kewenangannya kepada perawat gigi yang yang diberi kewenangan untuk
diberikan secara tertulis dan harus sesuai melakukan tindakan medik sesuai
dengan kemampuan pendidikan, dengan peraturan perundangan-
kompetensinya serta sesuai dengan ketentuan undangan”.
peraturan perundang-undangan. Pada ayat (3) Berdasarkan Undang-Undang Nomor
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512 29 Tahun 2004 Pasal 73 Ayat (3) menunjukkan
Tahun 2007, disebutkan bahwa dalam keadaan bahwa perawat gigi yang diberi kewenangan
tertentu dimana pelayanan kesehatan sangan untuk melakukan tindakan medik terbatas di
dibutuhkan dan tidak ada dokter gigi akan bidang kedokteran gigi, dan di dalam
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri, Permenkes Nomor 512 Tahun 2007 Pasal 15
sejauh penelitian ini dilakukan belum ada ada sebagian kewenangan dokter gigi yang
peraturan menteri yang mengatur tentang hal dapat dilimpahkan kepada perawat gigi,
ini. sehingga ke dua peraturan ini tidak
Tindakan medik yang dilakukan oleh bertentangan.
perawat gigi, dengan berlakunya Undang- Peraturan perundang-undangan yang
Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang mengatur tentang kewenangan perawat gigi
Praktik kedokteran, disebutkan pada Pasal 73 dalam melakukan tindakan medik terbatas
sebagai berikut: dalam bidang kedokteran gigi adalah Peraturan
(1) Setiap orang dilarang Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
menggunakan identitas berupa gelar 20 Tahun 2016 tentang Izin dan
atau bentuk lain yang menimbulkan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan
kesan bagi masyarakat seolah-olah Mulut. Apabila dilihat dari bentuknya,
yang bersangkutan adalah dokter Peraturan Menteri Kesehatan ini tidak
atau dokter gigi yang telah memiliki termasuk dalam peraturan perundang-
surat tanda registrasi dan/atau surat undangan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal
izin praktik. 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
(2) Setiap orang dilarang 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
menggunakan alat, metode atau cara Perundang-Undangan, namun demikian
lain dalam memberikan pelayanan apabila merujuk pada Pasal 7 ayat (4) Undang-
kepada masyarakat yang Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
menimbulkan kesan seolah-olah Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
yang bersangkutan adalah dokter disebutkan:
atau dokter gigi yang telah memiliki ”Jenis Peraturan Perundang-
undangan selain sebagaimana

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi 69
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

dimaksud pada ayat (1), diakui dokter gigi senior lebih percaya kepada
keberadaannya dan mempunyai perawat gigi senior dari pada dokter gigi yang
kekuatan hukum mengikat baru lulus (fresh graduate) dalam hal
sepanjang diperintahkan oleh melakukan tindakan-tindakan medik di sarana
Peraturan Perundang-undangan pelayanan kesehatan.
yang lebih tinggi”. Setiap orang yang diberi kewenangan
haruslah bertanggung jawab. Bertanggung
Dalam Pasal 8 ayat (1) Undang- jawab terhadap risiko yang kemungkinan
Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang timbul yang mengakibatkan terjadinya
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan kerugian kepada pihak lain. Tanggung jawab
disebutkan: sebagaimana juga risiko adalah sesuatu yang
”Jenis Peraturan Perundang- bersifat laten. Jika resikonya timbul dan terjadi
undangan selain sebagaimana tuntutan, maka barulah persoalan tanggung
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) jawab dan kewenangan juga akan muncul ke
mencangkup peraturan yang permukaan. Tuntutan hukum dari pihak lain
ditetapkan oleh Majelis dalam hal ini pasien dapat disebabkan oleh
Permusyawaratan Rakyat dan malpraktik atau penyimpangan dari
Dewan Perwakilan Rakyat pelaksanaan tugasnya serta kurang
Dewan Perwakilan Daerah, menghormati hak pasien. Di sisi lain
Mahkamah Agung, Mahkamah masyarakat semakin tinggi tingkat
Konstitusi, Badan Pemeriksa pengetahuan dan kesadaran hukumnya.
Keuangan, Bank Indonesia, Demikian pula Undang-Undang telah
Menteri, kepala badan, lembaga, mewadahi perlindungan pasien sehingga
atau komisi yang setingkat yang kecenderungan masyarakat untuk melakukan
dibentak oleh undang-undang tuntutan akibat penyimpangan tindakan dari
atau pemerintah atas perintah tenaga kesehatan semakin tinggi pula.
undang-undang, Dewan Dalam praktik sehari-hari berdasarkan
Perwakilan Rakyat Daerah pengamatan dan pengalaman peneliti selama
Provinsi, Gubernur, Dewan bekerja di Puskesma dan Dinas Kesehatan,
Perwakilan Rakyat Daerah dokter gigi atau perawat gigi secara umum
Kabupaten/Kota, belum dapat memahami tentang tugas limpah
Bupati/Walikota, Kepala Desa dari dokter gigi kepada perawat gigi dalam
atau yang setingkat”. melakukan tindakan medik terbatas dalam
bidang kedokteran gigi, khususnya di Kota
Pelaksanaan Peraturan Menteri Salatiga. Pemahaman tentang tugas limpah
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 antara dokter gigi dan perawat gigi belum
Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Praktik Terapis Gigi dan Mulut, belum bisa yang berlaku. Ada sebagian dokter gigi yang
dilaksanakan dengan baik dan masih banyak memahami tugas limpah ini adalah
permasalahan antara lain seorang perawat gigi kewenangan perawat gigi, ada lagi yang
merasa bahwa dengan adanya Surat Keputusan memahami bahwa tugas limpah ini adalah
Menteri Kesehatan ini mereka dapat kewenangan dokter gigi sehingga perawat gigi
melakukan tindakan medik dengan bebas, di untuk melakukan kewenangan ini harus izin
lain pihak dokter gigi pun merasa bahwa kepada dokter gigi. Demikian juga perawat
semua perawat gigi bisa diberi sebagian gigi dalam memahami tugas limpah ini juga
kewenangannya untuk melakukan tindakan berbeda-beda, ada yang memahami tugas
medik terbatas di bidang kedokteran gigi. limpah ini menjadi kewenangan perawat gigi
Dalam keadaan yang lebih parah lagi seorang sehingga mereka boleh melakukan tindakan

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


70 dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

medik terbatas di bidang kedokteran gigi tanpa METODE PENELITIAN


harus izin secara tertulis dari dokter gigi, ada Penelitian yang dilakukan yaitu
juga yang tidak mengetahui apa yang menggunakan Metode Penelitian yuridis
dilakukan apakah tindakan keperawatan atau Sosiologis (social-legal approach) dimana
tindakan medik terbatas di bidang kedokteran penelitian dengan analisis pendekatan dengan
gigi. menekankan pada aspek yuridis dan sekaligus
Pemahaman yang berbeda-beda juga membahas aspek-aspek sosial yang
terjadi antara dokter gigi dan perawat gigi melingkupi gejala hukum tertentu, dalam hal
tentang tindakan medik terbatas dalam bidang ini adalah implementasi kewenagan perawat
kedokteran gigi ini juga dalam hal siapa yang gigi dalam melakukan tindakan medik
bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan menurut Peraturan Menteri Kesehatan
perawat gigi dalam melakukan tindakan medik Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
terbatas ini. Ada yang memahami bahwa yang tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
bertanggung jawab adalah perawat gigi karena Terapis Gigi dan Mulut setelah berlakunya
dia yang melakukan tindakan ini ada juga yang Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
berpendapat bahwa yang bertanggung jawab Tentang Praktik Kedokteran.
adalah dokter gigi karena yang bertanggung Penelitan ini dilakukan di 3 atau 50%
jawab di poli gigi dan mulut di Puskesmas Puskesmas induk di Kota Salatiga. Pemilihan
adalah dokter gigi. Berdasarkan penjelasan di ke tiga Puskesmas ini berdasarkan kriteria
atas maka perlu adanya kajian yang lebih sebagai berikut memiliki dokter gigi dan
mendalam tentang kewenangan perawat gigi perawat gigi yang telah berstatus pegawai
dalam melakukan tindakan medik terbatas negeri sipil, jumlah kunjungan pasien setiap
menurut Peraturan Menteri Kesehatan hari rata-rata diatas 10 pasien. Puskesmas
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 pertama memiliki 2 dokter gigi dan 3 perawat
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik gigi, Puskesmas ke dua memiliki 1 dokter gigi
Terapis Gigi dan Mulut di Puskesmas Kota dan 1 perawat gigi, Puskesmas ke tiga
Salatiga. memiliki 3 dokter gigi dan 2 perawat gigi.
Dari penjelasan di atas maka penulis Puskesmas pertama dan ke tiga yang memiliki
tertarik melakukan penelitian tentang lebih dari satu dokter gigi dan perawat gigi
pelaksanaan kewenangan perawat gigi dalam maka di pilih satu dokter gigi dan perawat gigi
melakukan tindakan medik terbatas dalam dengan kriteria yang paling lama bekerja di
bidang kedokteran gigi di Puskesmas di kota Puskesmas.
Salatiga dengan judul ”Tanggung Jawab dan Kewenangan perawat gigi jenjang
Kewenangan Perawat Gigi Dalam Melakukan diploma III dalam melakukan tindakan medik
Tindakan Medik Kedokteran Gigi” terbatas menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Dari uraian latar belakang di atas, maka di Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
susun perumusan masalah mengenai tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
kewenangan perawat gigi dalam melakukan Terapis Gigi dan Mulut setelah berlakunya
tindakan medik menurut Peraturan Menteri Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tentang Praktik Kedokteran.
Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Jenis data dalam karya tulis ilmiah ini
Praktik Terapis Gigi dan Mulut setelah berupa data primer dan data sekunder di
berlakunya Undang-Undang Nomor 29 Tahun dukung dengan data tersier. Data primer
2004 tentang Praktik Kedokteran serta adalah data yang diperoleh peneliti dari
pertanggungjawaban atas kesalahan yang penelitian secara langsung di lapangan. Dalam
dilakukan oleh perawat gigi dalam melakukan hal ini dilakukan dengan cara observasi,
tindakan medik. wawancara dan daftar pertanyaan kepada para
responden yang ada di puskesmas, Dinas

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi 71
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

Kesehatan Kota Salatiga dan pengurus berdasarkan pengetahuan yang


organisasi profesi PDGI untuk dokter gigi atau dimilikinya4.
PPGI untuk perawat gigi di Kota Salatiga. Data Secara umum perawat gigi termasuk
sekunder adalah data yang diperoleh dari dalam bidang profesi perawat profesional
kepustakaan dan data-data yang menunjang yang termasuk dalam bidang keperawatan.
penelitian. Data sekunder berupa data tentang Sehingga dengan demikian perawat gigi
jumlah dokter gigi dan perawat gigi yang setara dengan bidan dan perawat umum hal
bekerja di Dinas Kesehatan Kota Salatiga, data ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
jumlah penduduk, data jumlah dan susunan kesehatan Nomor 1035/Menkes/SK/
organisasi profesi dokter gigi dan data jumlah IX/1998 Tentang Perawat Gigi.
dan susunan organisasi profesi perawat gigi. Ada beberapa pengertian dari perawat
Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang gigi yang dapat dijadikan dasar yaitu:
memberikan petunjuk maupun penjelasan 1. Berdasarkan Surat Keputusan
terhadap bahan hukum primer dan sekunder, Menteri Kesehatan Nomor 1035
contohnya adalah kamus dan ensiklopedia. Tahun 1998 Tentang Perawat Gigi
Dalam karya tulis ilmiah bidang ilmu dinyatakan:
hukum analisis data berupa analisis data “Perawat gigi adalah setiap orang yang
kualitatif menggunakan peraturan yang ada telah mengikuti dan menyelesaikan
dan teori hukum. Penyajian data diberikan pendidikan perawat gigi yang telah
secara deskriptif. diakui oleh pemerintah dan lulus ujian
sesuai dengan persyaratan yang
KERANGKA KONSEPTUAL berlaku”.
1. Perawat gigi 2. Berdasarkan Peraturan Menteri
Perawat (Nurse) berasal dari Bahasa Kesehatan Republik Indonesia
Latin yaitu kata nutrix yang berarti Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin
merawat atau memelihara. Kata ini dan Penyelenggaraan Praktik
pertama kali digunakan oleh Ellis dan Terapis Gigi dan Mulut adalah:
Hartly dalam Jumadi, yang menjelaskan “Perawat gigi adalah setiap orang
pengertian dasar seorang perawat yaitu yang telah lulus pendidikan perawat
seseorang yang berperan dalam merawat gigi sesuai dengan peraturan
dan memelihara, membantu dan perundang-undangan yang
melindungi seseorang karena sakit, cidera berlaku”.
dan proses penuaan. Pengertian ini banyak Dari pengertian di atas dapat
digunakan perawat, meskipun pengertian disimpulkan, perawat gigi adalah setiap
ini belum mencangkup perkembangan orang yang telah lulus pendidikan perawat
peran dan fungsi perawat dewasa ini. gigi yang diakui oleh pemerintah dan
Organisasi Keperawatan Sedunia atau sesuai dengan perundang-undangan yang
International Council of Nurse atau berlaku. Perawat gigi yang menjalankan
disingkat dengan ICN mengadopsi definisi tugasnya di saranan pelayanan kesehatan
perawat dari Virgina Hendersen yang di seluruh Indonesia harus mempunyai
merumuskan fungsi perawat yaitu SIPG dan SIK sesuai dengan Peraturan.
melaksanakan pengkajian pada individu Peraturan yang dimaksud yaitu Peraturan
sehat maupun sakit, dimana segala Menteri Kesehatan Republik Indonesia
aktivitas yang dilakukan berguna untuk Nomor 20 Tahun 2016 tentang Izin dan
kesehatan dan pemulihan kesehatan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan
Mulut merupakan salah satu profesi

4
La OdeJumadi G., 1999, Pengantar Keperawatan
Profesional,Cetakan 1, Jakarta, EGC, Hal. 14-15.

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


72 dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

kesehatan yang melaksanakan pelayanan mulut. Peraturan Menteri Kesehatan


asuhan kesehatan gigi dan mulut secara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
profesional dan di dalam melaksanakan tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
tugasnya perawat gigi memiliki Terapis Gigi dan Mulut digunakan sebagai
kewenangan hukum yang di dapat dari pedoman dalam menjalankan profesi
peraturan perundang-undangan yang secara baik dengan tujuan sebagai berikut:
berlaku. a. Memberikan pelayanan asuhan
Perawat gigi merupakan bagian kesehatan gigi sesuai dengan tujuan,
integral dari keperawatan. Menurut hasil fungsi, dan wewenang yang
lokakarya Keperawatan Nasional tahun dimilikinya.
1983, keperawatan adalah suatu bentuk b. Memberikan perlindungan kepada
pelayanan profesional yang merupakan perawat gigi dari tuntutan hukum.
bagian integral dari pelayanan kesehatan c. Memberikan perlindungan kepada
yang didasarkan pada ilmu dan kiat masyarakat dari malpraktik perawat
keperawatan, berbentuk bio-psiko-sosial- gigi.
spiritual yang komprehensif, ditujukan Kemampuan inti dari seorang perawat gigi
kepada individu, keluarga, masyarakat sebagai berikut:
baik yang sakit maupun sehat dan a. Mampu menyuluh dalam upaya
mencakup seluruh siklus hidup manusia. meningkatkan derajat kesehatan
Berdasarkan definisi di atas, dapat kita gigi dan mulut.
ketahui bahwa keperawatan merupakan b. Mampu melakukan pelatihan kader
bentuk pelayanan yang diberikan kesehatan gigi.
berdasarkan ilmu dan kaidah c. Mampu membuat dan menggunakan
5
keperawatan . media komunikasi upaya
Secara khusus ketentuan untuk perawat pencegahan penyakit gigi.
gigi antara lain termuat di dalam Surat d. Mampu melakukan pemeriksaan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik gigi dan mulut.
Indonesia Nomor e. Mampu menginstruksikan tehnik
284/Menkes/SK/IV/2006 Tentang menyikat gigi yang baik.
Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan f. Mampu melakukan skalling,
Gigi dan Mulut. Asuhan kesehatan gigi melakukan pembersihan plak
dan mulut adalah pelayan kesehatan gigi ekstrinsik staining dan kalkulus dan
dan mulut yang terencana ditunjukkan mampu melakukan topical aplikasi.
kepada kelompok tertentu yang dapat g. Mampu melakukan fissure sealant
diikuti dalam kurun waktu tertentu dan mampu memelihara kesehatan
diselenggarakan secara gigi dan mulut pasien umum rawat
berkesinambungan untuk mencapai inap6.
kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
Perawat gigi menjadi ujung tombak 2. Teori Pelimpahan Wewenang.
pembangunan kesehatan gigi Indonesia Dalam Teori Pelimpahan Wewenang
dan sebagai sumber daya manusia (sering juga disebut dengan kewenangan)
kesehatan gigi yang mempunyai peran adalah suatu tindakan hukum yang diatur
sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang dan diberikan kepada suatu jabatan
merupakan barisan terdepan dalam aspek berdasarkan peraturan perundang-
promotif dan preventif pelayanan gigi undangan yang berlaku mengatur jabatan

5 6
Sri Praptianingsih, 2006, Kedudukan Hukum Perawat Pakpahan, N., 2008, Standar profesi Perawat Gigi,
Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit, http://www.rohukor.depkes.go.id /?art=26&set=0.
Edisi 1, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Hal. 25.

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi 73
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

yang bersangkutan7. Kewenangan jawab dan tanggung gugat


memiliki kedudukan penting dalam kajian beralih kepada yang diberi
hukum negara dan hukum administrasi limpahan wewenang tersebut
negara, begitu pentingnya kewenangan ini, atau beralih pada degelaris9.
sehingga F.A.M Stroink dan J.G Berdasarkan keterangan di atas,
Steenbeek menyebutnya sebagai konsep tampak bahwa kewenangan yang diperoleh
inti dalam hukum tata negara dan hukum secara atribusi itu bersifat asli yang berasal
administrasi negara8 dari peraturan perundang-undangan,
Menurut Lutfi kewenangan yang sah dengan kata lain organ pemerintahan
bila ditinjau dari segi sumber dari mana memperoleh kewenangan secara langsung
kewenangan itu lahir atau diperoleh, maka dari pasal tertentu dalam suatu peraturan
terdapat tiga kategori kewenangan yaitu: perundang-undangan, jadi dalam atribusi ,
1) Kewenangan atribusi atau penerima wewenang dapat menciptakan
kewenangan asli atau wewenang baru atau memperluas
kewenangan yang tidak dibagi- wewenang yang sudah ada dengan
bagikan kepada siapapun. tanggung jawab intern dan ekstern. Pada
Dalam kewenangan atribusi ini delegasi tidak ada penciptaan wewenang,
pelaksananya dilakukan sendiri yang ada hanya pelimpahan wewenang dari
oleh pejabat atau badan pejabat yang satu kepada pejabat yang
tersebut yang tertera dalam lainnya, sehingga tanggungjawab yuridis
peraturan dasarnya. Adapun tidak lagi berada pada pemberi delegasi
terhadap kewenangan atribisi (delegans) tetapi beralih pada penerima
mengenai tanggung jawab dan delegasi (delegaris). Sementara pada
tanggung gugat berada pada mandat penerima mandat (mandataris)
pejabat atau pada badan hanya bertindak dan atas nama pemberi
sebagaimana tertera dalam mandat (mandans), tanggung jawab akhir
peraturan dasarnya. keputusan yang diambil oleh penerima
2) Kewenangan mandat, mandat tetap berada pada pmberi mandat.
merupakan kewenangan yang Hal ini karena pada dasarnya penerima
bersumber dari proses atau mandat ini bukan pihak lain dari pemberi
prosedur pelimpahan dari mandat10.
pejabat atau badan yang lebih
tinggi kepada pejabat atau 3. Tindakan medik
badan yang lebih rendah. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
3) Kewenangan delegasi, Kesehatan Republik Indonesia Nomor 666
merupakan kewenangan yang Tahun 2007 Tentang Klinik Rawat Inap
bersumber dari pelimpahan Pelayanan Medik Dasar, yang dimaksud
suatu organ pemerintah kepada dengan pelayanan medik adalah pelayanan
organ lain dengan dasar kesehatan individual yang dilandasi ilmu
peraturan perundang- klinik (clinical science), merupakan upaya
undangan. Berbeda dengan kesehatan perorangan yang meliputi aspek
kewenangan mandat, dalam primer (promotif dan preventif), sekunder
kewenangan delegasi tanggung meliputi deteksi dini pengobatan serta

7 9
Habib Hadji, 2008, Hukum notaris indonesiaTafsir Lutfi Effendi, 2004, Pokok-pokok Hukum
Tematik Terhadap UU no. 30 Tahun 2004 Tentang Administrasi, Cetakan III, Malang, Bayumedia, Hal.
jabatan Notaris, Refika Aditama, Bandung, Hal. 77. 77-79.
8 10
Ridwan HR, 2013, Hukum Administrasi Negara, Raja Ridwan HR, 2013, Hukum Administrasi Negara, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 99. Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 105-106.

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


74 dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

pencegahan cacat dan tersier berupa dokter atau dokter gigi terhadap
rehabilitasi medik yang secara maksimal pasien”.
dilakukan oleh dokter, dokter gigi termasuk
dokter keluarga. Tugas pokok memberikan pelayanan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah kesehatan berupa asuhan keperawatan dan
Nomor 32 Tahun 1996 disebutkan bahwa didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
tenaga kesehatan adalah salah satunya dan secara komprehensif, hal ini sesuai
terdiri dari tenaga medik dan tenaga dengan Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 4
keperawatan. Di dalam peraturan tersebut Keputusan Menteri Pendayagunaan
dijelaskan lebih lanjut bahwa tenaga medik Aparatur Negara Nomor
terdiri dari dokter atau dokter gigi, 94/KEP/M.PAN/II/ tahun 2001 Tentang
sedangkan tenaga keperawatan terdiri dari Jabatan Fungsional Perawat dan Angka
bidan dan perawat, dalam hal ini sesuai Kreditnya ditetapkan:
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Pasal 1 ayat (2) :
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 “Pelayanan keperawatan adalah
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik pelayanan kesehatan yang
Terapis Gigi dan Mulut menyatakan bahwa didasarkan pada ilmu dan kiat
perawat gigi merupakan salah satu jenis keperawatan yang mencangkup
tenaga kesehatan dalam kelompok biopsikososio spiritual yang
keperawatan. Dalam hal ini tenaga medik komprehensif, ditujukan kepada
terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, individu, keluarga, kelompok dan
dokter gigi non spesialis atau dokter gigi masyarakat, baik sakit maupun
spesialis maka dari pembagian tersebut sehat yang meliputi peningkatan
tindakan medik juga dapat dikelompokkan derajat kesehatan, pencegahan
menjadi dua yaitu tenaga medik dasar dan penyakit, penyembuhan dan
tenaga medik spesialistik, dimana tindakan pemulihan kesehatan dan
medik dasar dilakukan oleh dokter umum menggunakan pendekatan proses
dan dokter gigi non spesialis. Dari keperawatan”
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pasal 4
tindakan medik adalah suatu tindakan yang “Tugas pokok perawat adalah
dilakukan oleh dokter terhadap pasien memberikan pelayanan
berupa preventif, diagnosis, terapeutik dan keperawatan berupa asuhan
rehabilitasi11. keperawatan/kesehatan kepada
Tindakan medik atau tindakan individu, keluarga, kelompok, dan
kedokteran lebih lanjut diatur di Peraturan masyarakat dalam upaya
Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun 2008 kesehatan, pencegahan penyakit,
Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, penyembuhan penyakit, dan
pada Pasal 1 angka 3 yaitu: pemulihan serta pembinaan peran
”Tindakan kedokteran atau serta masyarakat dalam rangka
kedokteran gigi yang selanjutnya kemandirian di bidang
disebut tindakan kedokteran adalah keperawatan/kesehatan”.
suatu tindakan medik berupa
preventif, diagnostik, terapeutik atau Berdasarkan Keputusan Menteri
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
94/KEP/M.PAN/II/ tahun 2001 Tentang

11
Soewono,H., 2005, Batas Pertanggungjawaban
Hukum Malpraktik Dokter Dalam Transaksi
Terapeutik, Surabaya, Srikandi, Hal. 17.

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi 75
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

Jabatan Fungsional Perawat dan Angka kewajiban dan disebut subyek hukum.
Kreditnya, tindakan keperawatan lebih Demikian juga tenaga kesehatan
bersifat komprehensif, menyangkut khususnya perawat gigi dan dokter gigi,
pelayanan bio-psikologi, sosial dan dalam melakukan suatu tindakan harus
spiritual. Perawat menangani masalah bertanggung jawab sebagai subyek hukum
secara fisik, psikologi seperti keyakinan yang pengemban hak dan kewajiban.
untuk sembuh, menumbuhkan rasa Tindakan atau perbuatan tenaga
optimis dan percaya diri pasien, serta kesehatan sebagai subyek hukum dalam
perasaan dihargai. Perawat juga pergaulan masyarakat, dapat dibedakan
memenuhi aspek sosial seperti perasaan antara tindakan sehari-hari yang tidak
dibutuhkan, dicintai dan diperhatikan. berkaitan dengan profesi, dan tindakan
Sementara pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan profesinya. Begitu
spiritual dapat berupa memotivasi pasien juga dalam tanggung jawab hukum
untuk melakukan ibadah, membimbing seorang perawat gigi, dapat tidak
pasien untuk bersabar12. berkaitan dengan profesi, dan dapat pula
Dari pengertian di atas sudah jelas merupakan tanggung jawab hukum yang
bahwa tindakan medik hanya dapat berkaitan dengan pelaksanaan profesinya.
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi hal Perbuatan dokter yang tidak berkaitan
ini sangat berbeda dengan tindakan dengan pelaksanaan profesi yang
keperawatan yang dilakukan oleh seorang menimbulkan tanggung jawab hukum
perawat. Tindakan keperawatan lebih antara lain: menikah, melakukan
mengutamakan tindakan kebutuhan perjanjian jual-beli, membuat wasiat dan
jasmani dan psikologis dari seorang sebagainya. Perbuatan tenaga kesehatan
pasien atau klien. yang tidak berkaitan dengan pelaksanaan
profesinya ini, pada umumnya juga bisa
4. Tanggung jawab hukum tenaga dilakukan oleh setiap orang yang bukan
kesehatan tenaga kesehatan.
Dalam pergaulan hidup manusia, setiap Tanggung jawab hukum yang timbul
hari manusia itu selalu melakukan berkaitan dengan pelaksanaan profesi
perbuatan-perbuatan untuk memenuhi tenaga kesehatan merupakan tanggung
kepentingannya. Segala perbuatan jawab hukum yang harus dipenuhi dokter
manusia yang secara sengaja dilakukan yang pada dasarnya meliputi 3 (tiga)
oleh seseorang untuk menimbulkan hak- bentuk pertanggungjawaban yaitu:
kewajiban dinamakan perbuatan hukum13. 1. Bidang hukum administrasi yang
Ada juga yang mengartikan perbuatan terdapat di Undang-Undang Nomor
hukum adalah perbuatan subyek hukum 29 tahun 2004 Tentang Praktik
yang ditujukan untuk menimbulkan akibat Kedokteran, Undang-Undang
hukum yang sengaja dikehendaki oleh Nomor 36 tahun 2009 Tentang
subyek hukum14. Kesehatan, Surat Keputusan Menteri
Dalam pengertian hukum tanggung Kesehatan Nomor 1392 Tahun 2001
jawab berarti keterikatan. Setiap manusia Tentang Registrasi dan Izin Perawat
mulai dari saat ia dilahirkan sampai saat ia Gigi.
meninggal dunia mempunyai hak dan 2. Bidang hukum pidana, terdiri dari:

12 13
Sri Praptianingsih, 2006, Kedudukan Hukum Perawat Kansil, 1989, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit, Hukum Indonesia, Cetakan 8, Jakarta, Balai Pustaka,
Edisi 1, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Hal. 30-31. Hal. 119.
14
Sudikno M, 1986, Mengenal Hukum, Yogyakarta,
Liberty, Hal. 42.

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


76 dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

a. Kitab Undang-Undang Hukum Berdasarkan pengertian kompetensi di


Pidana. atas unsur-unsur ilmu pengetahuan,
b. Ketentuan Pidana dalam ketrampilan dan nilai-nilai diperoleh selama
Undang-Undang Nomor 36 pendidikan. Kewenangan perawat gigi, terlihat
tahun 2009 Tentang Kesehatan. bahwa kompetensi yang diperoleh selama
c. Ketentuan Pidana dalam pendidikan belum ada disebutkan tindakan
Undang-Undang Nomor 29 medik terbatas dalam bidang kedokteran gigi
tahun 2004 Tentang Praktik sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi
Kedokteran. yang diperoleh oleh perawat gigi tidak sesuai
3. Bidang hukum perdata, terdiri dari: dengan kewenangan atribusi yang terlihat
a. Buku III BW tentang Hukum dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Perikatan. Nomor 378 Tahun 2007 Tentang Standar
b. Undang-Undang Nomor 8 tahun Profesi Perawat Gigi maupun sesuai dengan
1999 Tentang Perlindungan ketentuan hukum yaitu Peraturan Menteri
Konsumen15. Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan
PEMBAHASAN Praktik Terapis Gigi dan Mulut. Untuk
Perawat gigi selain memiliki menyikapi hal tersebut seharusnya kurikulum
kewenangan juga dalam memberikan pendidikan yang diberikan harus mengacu
pelayanan keperawatan harus sesuai dengan kepada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
kompetensi yang diperoleh selama pendidikan, 378 Tahun 2007 Tentang Standar Profesi
menurut Keputusan Konsil Kedokteran Perawat Gigi yang dipersyaratkan sehingga
Indonesia (KKI) Nomor 23 tahun 2006 sesuai dengan kewenangan perawat gigi.
Tentang Pengesahan Standar Kompetensi Perawat gigi memilki kewenangan
Dokter Gigi, yang dimaksud dengan untuk melakukan pelayanan kesehatan apa bila
kompetensi adalah seperangkat kemampuan mereka telah memilki surat izin dari
profesional yang meliputi penguasaan ilmu pemerintah16. Hal ini sesuai dengan Undang-
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
(knowledge, skill dan attitude), dalam Kesehatan Pasal 23 ayat (3) yang berbunyi,
melaksanakan tugas profesionalnya. dalam menyelenggarakan pelayanan
Berdasarkan tingkatan pendidikan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki
yang ada maka kemampuan, keilmuan dan izin dari pemerintah.
sikap profesionalnya juga berbeda-beda. Tanggung jawab hukum yang timbul
Beban tugas dan kewenangannya juga berkaitan dengan pelaksanaan profesi tenaga
berbeda-beda sehingga tidak semua perawat kesehatan merupakan tanggung jawab hukum
gigi mampu menerima pelimpahan wewenang yang harus dipenuhi dokter yang pada
dari dokter gigi dalam mengerjakan tindakan dasarnya meliputi 3 (tiga) bentuk
medik terbatas. Sampai penelitian ini pertanggungjawaban yang pertama hukum
dilakukan belum ada peraturan perundang- administrasi yang termuat dalam Undang-
undangan yang mengakomudasi perbedaan Undang Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktik
jenjang pendidikan di keperawatan gigi dan Kedokteran, Undang-Undang Nomor 36 tahun
tidak semua perawat gigi memilki kemampuan 2009 Tentang Kesehatan, Surat Keputusan
yang sama, padahal kemampuan pendidikan Menteri Kesehatan Nomor 1392 Tahun 2001
mereka tidak sama. Tentang Registrasi dan Izin Perawat Gigi.
Kedua hukum pidana, terdiri dari; Kitab

15 16
Isfandyarie. A., 2006, Tanggung Jawab Hukum dan Wila Chandrawila Supriadi, 2001, Hukum
Sanksi bagi Dokter Buku I, Cetakan 1, Jakarta, Prestasi Kedokteran, Bandung, Mandar Maju, hal. 52.
pustaka, Hal. 5-6.

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi 77
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

Undang-Undang Hukum Pidana, Undang- Penerapan Surat Keputusan Menteri


Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan Nomor 1392 Tentang Registrasi
Kesehatan, Undang-Undang Nomor 29 tahun dan Izin Kerja Perawat Gigi seorang perawat
2004 Tentang Praktik Kedokteran. Ketiga gigi bisa melakukan tindakan asuhan
hukum perdata, terdiri dari; Buku III BW keperawatan gigi dan mulut serta tindakan
tentang Hukum Perikatan. medik terbatas dalam bidang kedokteran gigi
Berdasarkan ilmu hukum administrasi berdasarkan pelimpahan dari dokter gigi.
negara pada kewenangan delegasi, tanggung Kewenangan mandiri dilakukan oleh perawat
jawab dan tanggung gugat beralih kepada yang gigi tanpa harus ada pelimpahan dari dokter
diberi limpahan wewenang atau beralih kepada gigi, karena secara hukum perawat gigi
delegaris17. Pelimpahan wewenang yang memilki kewenangan atribusi untuk
dilakukan oleh dokter gigi memberikan melakukan tindakan tersebut. Kewenangan
pelimpahan wewenang kepada perawat gigi mandiri dari perawat gigi adalah tindakan
sesuai dengan kemampuan pendidikan, keperawatan kedokteran gigi dan dalam
kompetensi dan standar profesi yang dimiliki keadaan tertentu dimana tidak ada dokter gigi
oleh perawat gigi. Hal ini sesuai dengan dan tenaga perawat sangat dibutuhkan maka
Peraturan Menteri Kesehatan Republik tindakan medik terbatas dalam bidang
Indonesia Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 kedokteran gigi menjadi wewenang dari
Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik perawat gigi. Dalam melakukan tindakan yang
Kedokteran, pada Pasal 15 yang berbunyi menjadi kewenangan mandiri perawat gigi
sebagai berikut: tanggung jawab ada di perawat gigi dan
(1) Dokter dan dokter gigi dapat tanggung gugat bisa dilakukan secara
memberikan pelimpahan suatu tanggung renteng.
tindakan kedokteran atau Tugas limpah yang diberikan oleh
kedokteran gigi kepada perawat, dokter gigi kepada perawat gigi harus
bidan atau tenaga kesehatan dilakukan secara tertulis dan pelimpahan ini
tertentu lainnya secara tertulis telah dilakukan sesuai dengan kemampuan
dalam melaksanakan tindakan pendidikan dan standar profesi perawat gigi
kedokteran atau kedokteran gigi. maka apabila ada tuntutan hukum di bidang
(2) Tindakan kedokteran atau pidana maka yang bertanggung jawab adalah
kedokteran gigi sebagaimana perawat gigi yang melakukan tindakan
dimaksud pada ayat (1) harus tersebut. Berdasarkan hukum pidana barang
sesuai dengan kemampuan dan siapa yang berbuat maka dia yang bertanggung
kompetensi yang dimiliki dan jawab, sehingga pelimpahan wewenangan
dilaksanakan sesuai ketentuan secara delegasi maka tanggung jawab dan
peraturan perundang-undangan. tanggung gugat beralih kepada yang diberi
limpahan wewenang atau kepada delegaris.
Pada Pasal 15 ayat (2) disebutkan Sehingga apabila di dalam melakukan
bahwa apabila dokter gigi dengan sengaja pelayanan kesehatan diduga ada malpraktik
melakukan pelimpahan sebagian maka tanggung jawab atas keselahan yang
wewenangnya secara delegasi yang tidak dilakukan berpindah kepada perawat gigi.
sesuai dengan batas kewenangan perawat gigi Adapun tanggung gugat bisa dilakukan
maka akan mendapatkan sanksi disiplin, tanggung renteng mulai dari perawat gigi,
administrasi, perdata dan pidana karena Kepala Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota
melanggar peraturan perundang-undangan. Salatiga sampai Walikota Salatiga.

17
Ridwan, 2010, Hukum Administrasi Negara, Jakarta,
Rajawali Press, hal. 109.

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


78 dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

Pelimpahan sebagian wewenang adanya dugaan kesalahan dalam pelaksanaan


dokter gigi kepada perawat gigi apabila terjadi pelayanan kesehatan. Sanksi yang bisa
kesalahan dalam proses pelimpahan maka diberikan kepada dokter gigi maupun perawat
yang bertanggung jawab dan tanggung gugat gigi bisa berupa sanksi disiplin, administrasi,
adalah yang memberi limpahan. Kesalahan ini perdata dan pidana.
bisa terjadi misalnya pelimpahan dilakukan
secara tidak tertulis, tidak sesuai kemampuan, DAFTAR PUSTAKA
pendidikan dan standar profesi perawat gigi. Admosudirjo,S. P, 1995, Hukum Administrasi
Kenyataan dilapangan selama pengamatan Negara, Cetakan 10, Jakarta, Ghalia
yang dilakukan oleh peneliti dan dari data-data Indonesia
yang dikumpulkan pelimpahan wewenang ini Habib Hadji, 2008, Hukum notaris
tidak pernah dilakukan secara tertulis hal ini indonesiaTafsir Tematik Terhadap UU
didasarkan juga data dilapangan bahwa tidak no. 30 Tahun 2004 Tentang jabatan
ditemukan data tentang pelimpahan sebagian Notaris, Refika Aditama, Bandung
wewenang secara tertulis dari dokter gigi Isfandyarie. A., 2006, Tanggung Jawab
kepada perawat gigi tetapi perawat gigi Hukum dan Sanksi bagi Dokter Buku I,
melakukan tindakan medik terbatas di bidang Cetakan 1, Jakarta, Prestasi pustaka
kedokteran gigi. Kansil, 1989, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Indonesia, Cetakan 8, Jakarta,
PENUTUP Balai Pustaka.
Kewenangan tenaga kesehatan dalam La OdeJumadi G., 1999, Pengantar
memberikan pelayanan kesehatan merupakan Keperawatan Profesional,Cetakan 1,
kewenangan hukum18. Menurut van Wijk, Jakarta, EGC
F.A.M. Stroink dan J.G. Steenbeek dalam Lutfi Effendi, 2004, Pokok-pokok Hukum
Ridwan menyebutkan bahwa hanya ada dua Administrasi, Cetakan III, Malang,
cara organ pemerintahan dalam hal ini perawat Bayumedia
gigi yang bekerja di Puskesmas memperoleh Pakpahan, N., 2008, Standar profesi Perawat
wewenang, yaitu atribusi dan delegasi19. Gigi,http://www.rohukor.depkes.go.id.
Berdasarkan penjelasan di atas maka Ridwan, 2010, Hukum Administrasi Negara,
kewenangan perawat gigi dalam melakukan Jakarta, Rajawali Press.
upaya pelayanan kesehatan keperawatan Soewono,H., 2005, Batas
memiliki dua kewenangan yaitu kewenangan Pertanggungjawaban Hukum
atribusi dan kewenangan delegasi. Malpraktik Dokter Dalam Transaksi
Kewenangan yang diperoleh baik secara Terapeutik, Surabaya, Srikandi.
atribusi maupun delegasi harus sesuai dengan Sri Praptianingsih, 2006, Kedudukan Hukum
standar profesi tenaga kesehatan tersebut. Hal Perawat Dalam Upaya Pelayanan
ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Kesehatan di Rumah Sakit, Edisi 1,
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Jakarta, Raja Grafindo Persada,
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Sudikno M, 1986, Mengenal Hukum,
Terapis Gigi dan Mulut. Yogyakarta, Liberty,
Proses pelimpahan wewenang yang Wila Chandrawila Supriadi, 2001, Hukum
dilakukan oleh dokter gigi kepada perawat gigi Kedokteran, Bandung : Mandar Maju.
di Puskesmas sebagai subyek hukum tentunya
ada konsekuensi–konsekuensi hukum yang
berlaku, terutama bila wewenang yang
dilakukan menimbulkan dampak negatif atau
18 19
Wila Chandrawila Supriadi, 2001, Hukum Ridwan, 2010, Hukum Administrasi Negara, Jakarta,
Kedokteran, Bandung, Mandar Maju, hal. 52. Rajawali Press, hal. 105.

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi 79
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 67-80

Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat Gigi


80 dalam Melakukan Tindakan Medik Kedokteran Gigi

You might also like