You are on page 1of 12

ACARA IV

LEMAK

A. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Analisa Pangan Acara IV “Lemak” adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami analisa kadar lemak bahan dengan
menggunakan metode soxhlet.
2. Mahasiswa mampu menentukan kadar Wet Basis lemak dengan metode
soxhlet.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Lemak dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan metode ekstraksi
beruntun dalam alat soxhlet, mempergunakan pelarut lemak seperti petroleum
benzene atau eter. Bahan makanan yang ditentukan kadar lemaknya dipotong-
potong dan dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam alat soxhlet untuk
diekstraksi. Ekstraksi dilakukan beberapa jam dengan dipanaskan, setelah
selesai cairan diuapkan, residu yang tertinggal ditimbang dengan teliti.
Persentase lemak terhadap berat jumlah asal bahan sampel dapat dihitung dan
kadar lemak sampel dinyatakan dalam gram persen (Sediaoetama, 1985).
Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan
bagian terbesar dari kelompok lipida.Trigliserida ini merupakan senyawa hasil
kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak.Lemak dan
minyak dalam dunia biologi dikenal sebagai salah satu bahan penyusun dinding
sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul.Dalam bidang gizi lemak dan
minyak merupakan sumber biokalori yang cukup tinggi yaitu 9 kilo kalori
setiap gramnya. Juga merupakan sumber asam-asam lemak tak jenuh essensial
dan sumber alamiah vitamin-vitamin yang terlarut dalam minyak yaitu vitamin
A,D, E, dan K. Dalam teknologi makanan, minyak dan lemak memegang
peranan yang cukup penting. Secara umum lemak diartikan sebagai trigliserida
yang dalam suhu ruang berbentuk padat (Sudarmadji dkk, 2010).
Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di
alam.Perbedaan antara keduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik pada
suhu kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair.
Perbedan titik cair dari lemak disebabkan karena perbedaan jumlah ikatan
rangkap, panjang rantai karbon, bentuk cis atau trans yang terkandung di dalam
asam lemak tidak jenuh. Lemak adalah salah satu komponen makanan
multifungsi yang sangat penting untuk kehidupan. Selain memiliki sisi positif,
lemak juga mempunyai sisi negatif terhadap kesehatan Fungsi lemak dalam
tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari membran sel, mediator
aktivitas biologis antar sel, isolator dala menjaga keseimbangan suhu tubuh,
pelindung organorgan tubuh serta pelarut vitamin A, D, E, dan K. Penambahan
lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan
menjadi lembut serta gurih.Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua
kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9
Kkal/gram lemak yang dikonsumsi.Komponen dasar lemak adalah asam lemak
dan gliserol yang diperoleh dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun
senyawa lipid lainnya.Asam lemak pembentuklemak dapat dibedakan
berdasarkan jumlah atom C (karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah
ikatanrangkap serta letak ikatan rangkap. Berdasarkan struktur kimianya, asam
lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA) yaitu
asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang
memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak tidak jenuh (unsaturated
fatty acids), dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA)
memiliki 1 (satu) ikatan rangkap, dan Poly Unsaturated FattyAcid (PUFA)
dengan 1 atau lebih ikatan rangkap (Sartika, 2008).
Istilah lemak (hewani maupun nabati) digunakan sebagai sinonim lipid
dalam makanan untuk nutrisi manusia.Penambahan lemak selain penyediaan
energi juga meningkatkan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak dan
meningkatkan efisiensi konsumsi energi.Istilah lemak dan minyak mengacu
pada pada trigliserida dari beberapa profil asam lemak.Lemak dan minyak
adalah ester dari gliserol, yang bewujud padat pada lemak dan cair pada
minyak dalam suhu ruang.Lipid adalah zat terlarut dalam pelarut organik
(kloroform, ether dan benzene) dan tidak larut dalam air.Lipid sederhana
adalah ester asam lemak dan alkohol tertentu terutama gliserol dan kolestrol.Ini
dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu trigliserida, steroid dan lilin
(Lara dan Baiao,2005).
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak
larut dalam air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut
organik seperti eter dan kloroform.Sifat ilmiah inilah yang membedakannya
dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya
(Wilbraham dan Michael, 1992).Lipid adalah penyusun jaringan tumbuhan dan
hewan yang larut dalam larutan berpolaritas rendah, seperti kloroform, karbon
tetraklorida, dietil eter, dan benzena (Petrucci dkk, 2008).Minyak dan lemak
digunakan untuk memasok energi. Dimakan lemak bersumber dari tanaman
(juga dikenal sebagai minyak nabati) dan hewan.Perbedaan antara lemak
hewani dan nabati adalah bahwa lemak hewan mengandung minyak nabati
mengandung phytosterols cholesterols sementara. Perbedaan lain adalah asam
lemak tak jenuh yang lebih rendah konten dalam lemak hewan dibandingkan
dengan yang di minyak nabati (Iswarin dan Beni, 2012).
Ekstraksi soxhlet dapat digunakan untuk menentukan persen kadar
lemak dalam kentang goreng. Namun, lipid tidak dapat secara efektif di
ekstraksi dengan etil eter dari makanan lembab karena pelarut tidak dapat
dengan mudah menembus jaringan makanan basah. Eter,yang higroskopis,
menjadi jenuh dengan air dan tidak efisien untuk ekstraksi lipid.Pengeringan
makanan pada suhu tinggi tidak diinginkan karena beberapa lipid menjadi
terikat dengan protein dan karbohidrat, dan terikat lipid tidak mudah
diekstraksi dengan pelarut organik.Hal ini diperlukan untuk menambahkan
natrium sulfat atau agen pengeringan lainnya untuk sampel (Swaile,
2000).Metode soxhlet termasuk metode yang biasa digunakan untuk
memisahkan lemak atau minyak dari bahan padat.Metode soxhlet sering
digunakan karena termasuk metode yang murah. Pada proses ini digunakan
pelarut organik yang akan memisahkan lemak atau minyak dengan cara
destilasi. Untuk ekstraksi larutan, minyak atau lemak akan dibedakan menjadi
lemak kasar dan lemak basah (Banat et al, 2013).
Kerusakan pada lemak atau minyak dapat terjadi karena proses oksidasi
oleh oksien dari udara terhadap asam lemak tidak jenuh dalam lemak atau
minyak yang terjadi selama proses pengolahan atau penyimpanan. Asam lemak
tidak jenuh semakin reaktif terhadap oksigen dengan bertambah jumlah ikatan
rangkap pada rantai molekul.Oksidasi spontan asam lemak tidak jenuh
didasarkan pada ikatan rangkap sehingga terbentuk peroksida
(Panagan dkk, 2011).
Kerusakan lemak dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
Pertama penyerapan bau. Lemak bersifat mudah menyerap bau, apabila bahan
pembungkus dapat menyerap lemak dan lemak akan teroksidasi oleh udara
sehingga rusak dan berbau. Bau dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap
oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang mengakibatkan seluruh lemak
menjadi rusak. Kedua hidrolisis. Dengan adanya air maka lemak dapat
terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak.Reaksi ini dipercepat oleh asam,
basa, dan enzim-enzim. Ketiga oksidasi dan ketengikan. Molekul-molekul
lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh mengalami oksidasi
dan menjadi tengik(Winarno, 2004)
Benzena dikenal dengan nama C6H6adalah senyawa kimia organik yang
merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang
manis. Dibandingkan dengan heksana, benzena biasanya menghasilkan
jumlah mutlak yang lebih besar, akan tetapi mengandung fraksi lilin, serta
albumin dan zat warna dalam jumlah lebih besar. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa heksana lebih banyak digunakan untuk mengekstraksi
minyak bunga bernilai tinggi, sedangkan benzena digunakan untuk
mengekstraksi minyak yang mempunyai nilai yang lebih rendah (Hadi, 2012).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Alat Ekstraksi Mikrosoxhlet
b. Desikator
c. Kertas saring
d. Loyang
e. Timbangan analitik
f. Oven
g. Penjepit Stainless Steel
2. Bahan
a. Kacang gude
b. Petrolium Benzene
3. Cara kerja
a. Menetukan Kadar Lemak Kacang Gude

Kertas saring

Pengovenan selama 30 menit pada suhu 105oC

Pendiaman di desikator selama 15 menit

Penimbangan

Oatbits, Bisukuat, Richeese


Penumbukan hingga halus
coklat, Tango coklat

Penimbangan masing-masing 2 gram

Pembungkusan sampel dengan keras saring bebas lemak

Pengovenan keras saring + sampel selama 2 jam

Pendiaman di desikator selama 15 menit

Pemasangan alat ekstraksi mikrosoxhlet

Petrolium benzene Penuangan melalui lubang alat penndingin

Pengekstraksian sampel selama 15 sirkulasi

Pengeluaran sampel dari alat ekstraksi mikrosoxhlet

Pengeringan

Pengovenan selama 3 jam pada suhu 105oC

Pendiaman di desikator selama 15 menit

Penimbangan sampel

Penghitungan kadar lemak

Gambar 3.1 Diagram Alir menentukan Kadar Lemak


D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3.1 Penetuan Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet
Berat Berat %
Berat Lemak
Sebelum Sesudah lemak
Kel Sampel awal total
Soxhlet Soxhlet kasar
(gram) (gram)
(gram) (gram) (wb)
1, 2, 3 Oatbits 2,0294 2,6269 2,279 17,3 4,9293
4, 5 Biskuat coklat 2,0059 2,5679 2,304 13,1 2,0954
6, 7, 8 Richeese Coklat 2,0267 2,6460 2,234 20,3 2,0289
9, 10 Tango Coklat 2,0232 2,6402 2,312 16,2 3,2394
Sumber : Laporan sementara
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam zat pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena,
kloroform dan sebagainya. Lemak akan berbentuk padat pada suhu ruang.
Lemak tersusun atas rantai hidrokarbon panjang berantai lurus, bercabang, atau
membentuk struktur siklis. Lemak esensial merupakan prekursor pembentukan
hormon tertentu seperti prostaglandin, lemak juga berperan sebagai penyusun
membran yang sangat penting untuk berbagai tugas metabolisme, lemak juga
dapat melarutkan berbagai vitamin, yaitu vitamin A, D, E dan K.
(Sudarmadji dkk, 2010). Lemak tersusun dari tiga elemen dasar yaitu karbon,
hidrogen dan oksigen. Secara kimiawi, lemak merupakan bagian dari lipida,
yang merupakan ester asam lemak dan gliserol. Gliserol mempunyai tiga gugus
hidroksi yang masing-masing mengikat (melalui ikatan ester) atu molekul asam
lemak, sehingga satu molekul lemak terdiri atas satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak (Muchtadi, 2014).
Metode Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut
semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi
selama 5 sampai dengan 10 menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel
kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui
berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini
menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran.
Walaupun begitu, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada
metode kontinu (Nielsen, 2010). Prinsip metode soxhletasi ialah ekstraksi
menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi
ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin
balik. Dalam metode ini sampel dikeringkan, digiling menjadi partikel kecil
dan ditempatkan dalam sebuah bidal selulosa berpori. Bidal ditempatkan dalam
ruang ekstraksi yang digantung di atas sebuah labu kimia yang mengandung
pelarut dan di bawah kondensor labu dipanaskan dan pelarut menguap dan
bergerak naik ke kondensor di mana diubah menjadi suatu cairan yang menetes
ke ruang ekstraksi yang mengandung sampel. Ruang ekstraksi dirancang
sehingga ketika pelarut sekitarnya sampel melebihi tingkat tertentu meluap dan
menetes kembali ke dalam labu mendidih. Pada akhir proses ekstraksi, yang
berlangsung beberapa jam, labu mengandung pelarut dan lemak akan dihapus.
Dalam beberapa perangkat corong memungkinkan untuk memulihkan pelarut
pada akhir ekstraksi setelah menutup kran antara corong dan ruang ekstraksi.
Pelarut dalam labu kemudian diuapkan dan massa yang tersisa lipid diukur.
Persentase lemak dalam sampel awal kemudian dapat dihitung
(Swaile, 2000). Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still
pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid,
syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser
(pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Ahmad et al, 2010).
Cara kerja ekstraksi lemak yaitu sampel yang sudah dihaluskan,
ditimbang dan kemudian dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan
dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan
kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan
dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan
tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti fosfolipid, sterol,asam
lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak ikut terekstrak
sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan kadar lemak
ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu
didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu
diisi dengan pelarut anhydrous (Banat et al,2013). Thimble yang sudah terisi
sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet disambungkan
dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak dan ditempatkan pada alat
pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet.
Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan.
Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan selama beberapa jam
tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak
kandungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses ekstraksi
lemak dilakukan. Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet
menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar
kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair,
kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble,
larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi,
sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga
pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan
selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan
melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Ahmad et al,2010).
Pada percobaaan analisa kadar lemak menggunakan 4 sampel yang
berbeda yaitu oatbits, biskuat, richeese coklat dan tango coklat. Diketahui
bahwa % lemak kasar (wb) pada oatbits adalah 17,3%, % lemak kasar (wb)
pada biskuat adalah 13,1%, % lemak kasar (wb) pada richeese coklat adalah
20,3%, % lemak kasar (wb) pada tango coklat adalah 16,2%. Jika berdasarkan
syarat nutu biskuit SNI 01-2973-1992 besarnya kadar lemak minimal 9,5%.
Pada hasil praktikum didapatkan hasil lemak total pada oatbits adalah 4,9293
gram sedangkan pada nutrition fact adalah 5 gram (oatbits dalam takaran 28,5
gram), lemak total pada biskuat coklat adalah 2,0954 gram sedangkan pada
nutrition fact adalah 2 gram (biskuat coklat dalam takaran 16 gram). Lemak
total pada richeese nabati coklat adalah 2,0289 gram sedangkan pada nutrition
fact adalah 2 gram (richeese nabati coklat dalam takaran 10 gram). Lemak total
pada tango coklat adalah 3,2394 gram sedangkan pada nutrition fact adalah 4
gram (tango coklat dalam takaran 20 gram). Jadi karena semua sampel antara
hasil praktikum dan nutrition fact hanya terdpat perbedaan yang sangat sedikit
maka bisa dikatakan bahwa percoban tersebut sudah sesuai dengan teori.
Fungsi dari lemak sendiri yaitu untuk penyimpanan energi dan transpor,
struktur membran, kulit pelindung, komponen dinding sel, penyampai
kimia(Page dan Soendoro, 1987).
Keuntungan dari metode soxhlet yaitu ekstraksi menggunakan soxhlet
dengan pelarut cair merupakan salah satu metode yang paling baik digunakan
dalam memisahkan senyawa bioaktif dari alam. Cara ini memiliki beberapa
kelebihan dibanding yang lain antara lain sampel kontak dengan pelarut yang
murni secara berulang, kemampuan mengekstraksi sampel lebih tanpa
tergantung jumlah pelarut yang banyak. Karena bagaimanapun, dengan alasan
toksisitas, prosedur obat dan pengobatan harus menekan penggunaan pelarut
dalam proses farmasetis. Penggunaan pelarut juga dapat mempengaruhi
kinetika kristalisasi dan morfologi kristal dari produk. Metode soxhlet ini
dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan
larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga
pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan
meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian dari
metode soxhlet yaitu tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan
tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas
karena akan terjadi penguraian, harus dilakukan identifikasi setelah penyarian,
dengan menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya,
pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap (Rais, 2014).
Keuntungan menggunakan petrolium benzene pada ekstraksi
lemakyaitu petroleum benzenemelarutkan lemak pada bahan karena lemak
hanya dapat larut pada pelarut organik non polar. Selain itu, petroleum benzena
mempunyai titik didih yang cukup rendah sehingga pelarut mudah diuapkan
tanpa menggunakan suhu tinggi pada proses pemurnian dan jika diuapkan tidak
tertinggal dalam minyak, tidak larut dalam air, bersifat inert sehingga tidak
bereaksi dengan komponen (Hadi, 2012). Sifat-sufat benzene yaitu massa
molekul 78,12g/mol, momen dipol (μ)= 0D, titik didih 80,1°C, titik leleh
5,5°C, density 0,879 g/ml. Benzene melarutkan 0,06 air pada 20°C dan air
melarutkan benzena 0,07% pada suhu yang sama. Benzena membentuk
azeotrop biner dengan air pada titik didih 69,2°C dan mengandung 91,2%
benzena. Benzena juga membentuk azeotrop terner dengan air dan etanol
dengan titik didih 64,8°C, mengandung 18,5% etanol, 7,4% air dan 74,1%
benzena (Ibrahim dan Marham, 2013).
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar lemak pada
bahan pangan yaitu jumlah asam lemak dan gliserol yang menyusun. Semakin
tinggi asam lemak dan gliserol yang dimiliki maka kandungan lemaknya pun
akan semakin tinggi pula. Faktor lainnya yaitu proses pengolahan, jika
pengolahan bahan yang mengandung lemak tidak sesuai proses pengolahannya
dapat menyebabkan kandungan lemak pada bahan tersebut rusak atau bahkan
hilang. Kerusakan pada lemak atau minyak dapat terjadi karena proses oksidasi
oleh oksigen dari udara terhadap asam lemak tidak jenuh dalam lemak atau
minyak yang terjadi selama proses pengolahan atau penyimpanan. Asam lemak
tidak jenuh semakin reaktif terhadap oksigen dengan bertambah jumlah ikatan
rangkap pada rantai molekul. Selain itu ada pula proses-proses pada
pengolahan yang bisa memberikan pengaruh terhadap kandungan lemak bahan
seperti penambahan zat atau pemisahan. Ada pula cara ekstraksi untuk
menganalisa juga bisa mempengaruhi terhadap kandungan lemak dari bahan
pangan itu sendiri. Perlu mengetahui kadar lemak suatu bahan sebelum
dilakukan proses pengolahan karena dapat menentukan melting point, angka
penyabunan,sifat sensoris dan fisik pada bahan olahan serta untuk analisa
seperti penentuan kualitatif untuk pemurnian lebih lanjut. Penentuan tingkat
kemurnian minyak ini sangat berhubungan erat dengan kekuatan daya simpan,
kandungan asam lemak bebas, bilangan peroksida, tingkat ketengikan dan
kadar air. Selain itu juga untuk mengetahui sifat fisis dan kimiawi yang
mencirikan sifat minyak tertentu seperti ikatan rantai jenuh dan tidak jenuh
asam lemak penyusunya, titik leleh, titik asap, angka Reichert-Meissel, angka
polenske dan panjang rantai (Sudarmadji dkk, 2010).
Hal yang harus diperhatikan saat analisis metode soxhlet adalah
praktikan harus tetap menjaga kestabilan jalannya pendingin air, suhu
pemanasan, dan konsentrasi pelarut organik yang dipakai. Maka dari itu
diharapkan perlu adanya ketelitian yang tinggi karena pada suhu tertentu
pelarut organik akan keluar dari kondensor dan menimbulkan bahaya terbakar
(Ahmad et al, 2010).
Fungsi mengetahui kandungan lemak suatu bahan dalam industri
pangan, yaitu dapat mengetahui jumlah energi, pembentukan jaringan adipose,
asam-asam lemak esensial, dan vitamin yang larut dalam lemak.Dengan
mengetahui kadar lemak tersebut, saat proses pembuatan ataupun pengoahan
makanan bisa tahu seberapa lemak yang akan digunakan. Mengetahui jumlah
energi, yaitu lemak dipecah dalam tubuh oleh proses oksidasi, dan energi
dibebaskan. 1 gram lemak menyediakan 38 kJ (9 kcal). Kelebihan lemak, yang
tidak segera diperlukan untuk energi, disimpan dalam jaringan adipose. Asam-
asam lemak esensial, yaitu senyawa ini harus tersedia pada lemak dalam
susunan makanan, karena senyawa-senyawa itu tidak dapat disintesis dalam
tubuh. Asam-asam lemak esensial tersebut meliputi asam-asam linoleat,
linolenat dan arakidonat, yang pernah disebut vitamin F. Vitamin yang larut
dalam lemak, yaitu lemak-lemak tertentu dalam susunan makanan membantu
memberi jaminan akan tercukupinya suapan vitamin A, D dan E, yang larut
dalam lemak (Gaman dan Sherington, 1981).

E. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum Analisa Pangan Acara III “Lemak” adalah
sebagai berikut :
1. Metode Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut
semikontinu.Prinsip metode soxhletasi ialah ekstraksi menggunakan pelarut
yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan
jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
2. Kadar lemak %wb dari oatbits adalah 17,3%;biskuat 13,1%; richeese coklat
20,3%; tango coklat 16,2% sedangkan lemak total dari oatbits adalah 4,9293
gram, biskuat 2,0954 gram, richeese coklat 2,0289 gram, tango coklat
3,2394 gram.

You might also like