Professional Documents
Culture Documents
A. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum sanitasi acara II “Sanitasi Udara dan Ruang”
adalah :
1. Mengetahui jumlah koloni dan densitas mikroorganisme yang terdapat
pada udara
2. Mengetahui jumlah koloni dan densitas mikroorganisme yang terdapat
pada ruangan
B. Tinjauan Pustaka
Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai
pemelihara kesehatan. Sedangkan sanitasi menurut WHO adalah upaya
pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin
menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi
perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia. Sanitasi
juga dapat dikatakan sebagai suatu cara untuk mencegah berjangkitnya
suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber.
Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan
pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan (Iswadi, 2014).
Prosedur sanitasi bertujuan untuk memproduksi makanan dengan
aman dan sehat dengan mencegah kontaminasi makanan. Perusahaan harus
menjaga kebersihan ruang kerja juga dengan staf dan peralatan yang
kontak langsung dengan makanan. Pemerikasaan kebersihan dapat
dilakukan secara visual untuk memastikan kondisi kebersihan peralatan.
Pembersihan peralatan dapat menggunakan desinfektan untuk membunuh
mikroba (Utami dkk., 2016).
Kontaminasi adalah suatu kondisi terjadinya percampuran/
pencemaran terhadap sesuatu oleh unsur lain yang memberikan efek
tertentu yang biasanya berdampak buruk. Komponen yang menyebabkan
terjadinya kontaminasi sangat beragam, baik itu benda mati ataupun
mahluk hidup. Kontaminan yang berasal dari benda mati misalnya
senyawa kimia dan kotoran. Sedangkan kontaminan yang berasal dari
mahluk hidup misalnya mikroba (Susilowati dan Shanti, 2001).
Ada 2 macam cara perhitungan jumlah mikroba/bakteri, yaitu
perhitungan secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan jumlah
mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara
keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan perhitungan
jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara
keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan
jumlah mikroba yang hidup saja (Volk dan Wheeler, 1993).
Teknik dilusi atau pengenceran dengan larutan fisiologis sangat
penting di dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua metode
perhitungan jumlah sel mikroba mempergunakan teknik ini, seperti TPC
(Total Plate Count) atau Angka Lempeng Total (ALT). Teknik pour plate
(lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media
agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri. Kelebihan teknik ini
adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada media
agar. Pada cara ini dilakukan pengenceran dengan menggunakan sejumlah
botol pengencer yang diisi aquadestilata steril. Agar cair didinginkan dan
baru kemudian dituangkan ke cawan petri. Setelah agar membeku cawan
dieramkan selama 24 – 48 jam (37oC). Lempengan yang digunakan dalam
perhitungan bakteri ialah lempengan yang mengandung 30 – 300 koloni
(Gouveia dan Maria., 2015).
C. Metodologi
1. Alat
a. Bunsen
b. Cawan Petri
c. Cotton Bud
d. Karet Gelang
e. Kertas Payung
f. Korek
g. Penggaris
h. Pipet Volume 1 ml
i. Propipet
j. Rak Tabung Reaksi
k. Tabung Reaksi
l. Tissue
m. Vortex
2. Bahan
a. Air
b. Alkohol
c. Larutan Garam Fisiologis
d. Media Agar
e. Lantai Kotor
f. Lantai di Lap Alkohol
g. Lantai Lap Basah
h. Udara Kamar mandi
i. Udara Kantin
j. Udara Masjid
3. Cara kerja
a. Sanitasi Udara
15 ml PCA
Perhitungan densitas
Pengenceran 3x
1 ml sampel Pengambilan
Penutupan
Perhitungan densitas
Benson. 2001. Microbiological Application Lab Manual, 8th ed. The McGraw-
Hill Companies. California
BPOM. 2014. Pengujian Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Pusat Pengujian Obat dan
Makanan Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia.
Dewi, Meylisa Mutiara. 2016. Uji angka kapang/khamir (akk) dan angka lempeng
total (alt) pada jamu gendong temulawak di pasar Tarumanegara
Magelang. Jurnal Sanata Dharma University 35-36.
Dwidjoseputro, D. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Fais. 2009. Metode penanaman. Universitas Junda. Bogor.
Fauzi, dkk., 2017. Sterilisasi dan Macam-macamnya. Lembaga Sumber Daya
Informasi, IPB, Bogor.
Florez, Ana Belen., dan Baltasar Mayo. 2015. Diversity and Dinamics of
Antibiotic Resistant Bacteria in Cheese as Determined by PCR Denaturing
Gradient Gel Electrophorensis. International Journal of Food
Mincrobiological 2(4) : 63-69.
Gandjar, I., I. R. Koentjoro, W. Mangunwardoyo, & L. Soebagya. 1992. Pedoman
Praktikum Mikrobiologi Dasar.
Gouveia., Adelita A.V.I dan Maria A. Nicoletti. 2015. Influence of The Sampling
Technique on Microorganism Detection in The Monitoring of Flat
Surfaces. Latin America Journal of Pharmacy 34(1): 146-152.
Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek. Gramedia.
Jakarta.
Iswadi, Samingan dan Hendra Yulisman. 2014. Identifikasi Jenis Bakteri Udara di
Ruangan Bersistem HVAC. Jurnal Biotik 3(4) : 288-293.
Jutono, J., Soedarsono, S., Hartadi, S., Kabirun, S., Suhadi, D., Soesanto.
1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen
Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
Madigan, M. T., J. M. Martinko, D. A. Stahl, D. P. Clark. 2011. Brock Biology Of
Microorganisms. 13th ed. Benjamin Cummings Publishing. San Francisco.
Natsir, Muhammad Halima., Eko Widodo., dan Osfar Sjofjan. 2017. Industri
Pakan Ternak. UB Press. Malang.
Rachmawan, Obin. 2001. Modul Keahlian Tekhnologi Hasil Pertanian
Penanganan Susu Segar. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Jakarta.
Rully, R. 2008. Biologi Insekta Entomologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sekulska, M. Steryjakowska dkk. 2007. Micobiological Quality of Indoor Air in
University Rooms. Polish Journal of Environment Study 16(4) : 623-632.
Sihite R. 2009. Sanitation & Hygiene. Penetbit SIC. Surabaya.
Suriadi, Husaini dan Linie Marlinae. 2016. Hubungan Hygine Sanitasi dengan
Kualitas Bakteriologis Depot Air Minum (DAM) di Kabupaten Balangan.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 15(1) : 28-35.
Suriawiria, U. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Penerbit Angkasa. Bandung.
Susilowati, Ari dan Shanti Listyawati. 2001. Keanekaragaman Jenis
Mikroorganisme Sukber Kontaminan Kultur In Vitro di Sub Lab Biologi
Laboratorium MIPA Pusat UNS. Jurnal Biodiversitas 2(1) : 110-114.
Syamsuri. 1992. Biologi Umum Perguruan Tinggi . Pustaka Tama. Jakarta
Tortora, G. J., B. R. Funke & C. L. Case. 2010. Microbiology: An introduction,
10th ed. Benjamin & Cummings. California.
Utami, Sartika Putri., Ema Mulyawati., dan Dayinah Herman Soebandi. 2016.
Perbandingan Daya Anti Bakteri Disinfektan Instrumental Preparasi
Saluran Akar Natrium Hipoklorit 5,23% Glutaraldehid terhadap Bakteri
Bacillus Subtilis. Jurnal Mikrobiologi 7 (2) : 151-156.
Volk, W.A and M.F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid 1.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Wibowo, Ari Purno Wahyu dan Rian Andrivani. 2016. Perhitungan Julah Bakteri
Escherecia coli dengan Pengolahan Melalui Metode Thresholding dan
Counting Morphology. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan 2(3) :
235-243.
Yassin., M.F dan S. Almoqatea. 2010. Assesment of Airbone Bacteria and Fungi
In an Indoor and Outdoor Environment. International Journal of
Environment Science Technology 7(3) : 535-544.
LAMPIRAN
1. Perhitungan
Kelompok 12 (Masjid) :
Densitas mikroba/jam/m2
= Rata-rata koloni dari 2 cawan x (60 menit/30 menit) x (10.000 cm2 / luas
cawan cm2 )
= [(76+83)/2] x (60/30) x (10.000/56,72)
= 28.032,4401 densitas mikroba/jam/m2
2. Dokumentasi