You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan
podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.
Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000
m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba,
kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal
hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan anggota filum arthopoda di air dan di darat.
Hewan Arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik
selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang
merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi,
tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri
atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan,
kutikula akan mengalami pengelupasan.
Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum arthropoda yaitu tubuh simetri
bilateral, triploblastik selomata, terdiri atas segmen-segmen yang saling
berhubungan dibagian luar, dan memiliki tiga lapisan germinal (germlayers)
sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuh memiliki kerangka luar dan
dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu.
Setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada. Maka dari itu
penting dilakukan praktikum ini untuk mengamati atau mengidentifikasi fosil filum
antropoda secara langsung agar dapat melihat perbedaanya dan juga mengetahui
kelas atau jenisnya berdasarkan apa yang akan diamati pada bagian tubuh filum
antropoda dan sesuai dengan apa yang menjadi pencirinya. Filum ini dibagi
berdasarkan bentuk segmennya.
1.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah agar para praktikan dapat mendeskripsikan
fosil pada filum Antropoda yang ada dilaboratorium. Adapun tujuan dari praktikum
ini yaitu :
1. Praktikan dapat mengetahui ciri-ciri dan anatomi dari filum
Antropoda
2. Praktikan dapat mengetahui klasifikasi dari filum Arthopoda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Antropoda

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani “arthro-” yang berarti “sendi” atau
“ruas” dan “podos” yang berarti “kaki.” Hal ini mengacu pada ciri-ciri utama hewan
ini yang memiliki kaki beruas-ruas atau berbuku-buku. Selain itu Arthropoda juga
memiliki karakteristik lain, seperti memiliki rangka luar (eksoskeleton) dan tubuh
yang bersegmen-segmen. Anggota filum Arthropoda dapat ditemukan di hampir
semua habitat, dan hewan ini adalah hewan yang paling sukses. Ahli zoologi
mengestimasi setidaknya terdapat 1018 Arthropoda yang hidup di bumi, dan lebih
dari satu juta spesies telah dikenali (kebanyakan serangga). (Tentorku, 2016)
Arthropoda adalah hewan tak bertulang belakang yang memiliki tubuh beruas-
ruas atau bersegmen dan kaki yang bersendi. Arthropoda berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu arthros (sendi atau ruas) dan podos (kaki). (Widayati, 2009)
Menurut Widayati (2009), Ciri-ciri Filum Arthropoda antara lain :
1. Jumlah kaki mengalami modifikasi sesuai dengan kelasnya.
2. Tubuh simetri bilateral, bersegmen.
3. Memiliki perbedaan yang jelas antara caput, thorak, dan abdomen.
4. Beberapa bagian caput dapat bersatu.
5. Memiliki anggota gerak yang berpasangan dan juga bersegmen.
6. Tubuh dan kakinya terbagi 3 bagian.
7. Memiliki rangka luar yang terbuat dari zat kitin sehingga bagian tubuh
arthropoda menjadi kaku dan sangat kuat.
8. Hidup di tempat air tawar, laut dan darat
9. hidup secara bebas namun ada juga yang menjadi parasit pada hewan, manusia
maupun tumbuhan.
10. Termasuk filum yang terbesar anggotanya diantara spesies
Avertebrata/invertebrata
11. Alat pernafasan ada yang menggunakan insang, paru – paru, trakea
12. Terdapat beberapa jenis yang mengalami parthenogenesis.
13. Menggunakan alat ekskresi nefridium yang berpasangan.
14. menggunakan sistem saraf tangga tali
Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya, Arthropoda
diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu Crustacea, Myriapoda, Arachnida, dan
Insecta.

1. Kelas Crustacea

Gambar 2.1 Fosil Crustacea


Menurut Widayati (2009) Ciri-ciri Kelas Crustacea antara lain :
 Pada umumnya hidup di air laut, mulai dari pantai hingga di laut dalam.
Namun, ada juga yang hidup di air tawar dan di darat terutama di tempat-tempat
yang lembab.
 Tubuhnya memiliki kepala yang menyatu dengan dada, disebut
cephalothoraks.
 Cephalothoraks memiliki 5 pasang kaki dan terdapat 2 pasang antenna di
anterior.
 Abdomen mempunyai segmentasi yang jelas dan terdapat telson pada
ujungnya. Telson adalah suatu segmen terakhir tubuh Crustacea setelah abdomen,
membentuk ekor kipas. Ada yang menganggap bahwa telson adalah segmen
terakhir dari tagma abdomen, tetapi ada pula yang menganggap bahwa telson bukan
bagian dari tagma abdomen.
 Alat geraknya mengalami modifikasi, sesuai dengan fungsinya.
Contoh hewan dari Kelas Crustacea adalah udang windu (Penaeus monodon),
lobster (Panulirus humarus), dan kepiting bakau (Scylla cerata).

Gambar 2.2 Bagian tubuh Crustacea

2. Kelas Myriapoda

Gamabar 2.3 Fosil Myriapoda

Menurut Widayati (2009) Ciri-ciri Kelas Myriapoda antara lain :


 Semua anggotanya hidup di darat.
 Tubuhnya terdiri dari caput (kepala) yang memiliki sepasang antena, sepasang
mata, dan 2 atau 3 pasang rahang.
 Badannya terbagi ke dalam ruas-ruas dengan ukuran yang relatif sama, masing-
masing memiliki sepasang kaki.
 Kelas Myriapoda dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu Diplopoda dan Chilopoda.
2.1 Subkelas Diplopoda
Subkelas Diplopoda adalah hewan dari Kelas Myriapoda yang sering disebut
sebagai si kaki seribu (millipedes), karena memiliki jumlah kaki yang sangat
banyak. (Widayati, 2009)
Menurut Widayati (2009) Ciri-ciri Subkelas Diplopoda antara lain :
 Umumnya memiliki 30 pasang kaki atau lebih.
 Tubuhnya bulat memanjang (silindir), beberapa segmen menyatu, pada setiap
segmen terdapat 2 pasang kaki.
 Hidupnya sebagai herbivora, banyak dijumpai di bawah serasah, bebatuan, atau
di dalam tanah, dan selalu menghindar dari cahaya.
 Gerakannya sangat lambat dan jika ada getaran, tubuhnya akan melingkar
membentuk spiral atau bola.
 Pada kepalanya terdapat sepasang antena, dua pasang mata tunggal, dan alat
mulut tanpa taring bisa.
 Contoh hewan dari Subkelas Diplopoda adalah Polyxenus sp., Sigmoriasp.,
dan luwing (Spirobolus sp.).
2.2. Subkelas Chilopoda
Subkelas Chilopoda adalah hewan dari Kelas Myriapoda yang sering disebut
sebagai si kaki seratus (centipedes). (Widayati, 2009)
Menurut Widayati (2009) Ciri-ciri Subkelas Chilopoda antara lain :
 Tubuhnya terdiri atas kepala (caput) dan badan (abdomen), berbentuk pipih
dengan 15 pasang kaki atau lebih, dan beruas-ruas.
 Tiap ruas badan terdapat satu pasang kaki.
 Pada kepala terdapat 5 pasang antena yang panjang dan 2 pasang mata tunggal.
 Mulut dilengkapi sepasang taring bisa, yaitu modifikasi alat gerak dari segmen
tubuh yang pertama (kaki depan).
Contoh hewan dari Subkelas Chilopoda adalah kelabang atau lipan
(Scolopendra sp.) dan Lithobius forficatus. (Widayati, 2009)
3. Kelas Chelicerata

Gambar 2.4 Fosil Chelicerata


Menurut Widayati (2009) Ciri-ciri Kelas Chelicerata antara lain :
 Tubuh terbagi atas kepala yang menyatu dengan dada (cephalothoraks) dan
perut (abdomen).
 Bagian abdomen terdiri dari beberapa segmen, kadang-kadang cephalothoraks
dan abdomen menyatu.
 Pada cephalotoraks terdapat sepasang cheli cera (alat gerak pertama), sepasang
pedipalpus (alat gerak ke dua) yang berbentuk capit, dan 4 pasang kaki.
 Chelicerata tidak mempunyai antena.
 Kelas Chelicerata diklasifikasikan menjadi 3 ordo, yaitu Scorpionida
(kalajengking), Araneida (laba-laba), dan Acarina (kutu tungau atau caplak).

Gambar 2.5 Bagian tubuh Chelicerata


3.1 Ordo Scorpionida
Ordo Scorpionida merupakan anggota Arthropoda darat yang paling tua.
(Widayati, 2009)
Menurut Widayati (2009) Ciri-ciri Ordo Scorpionida antara lain :
 Memiliki pedipalpus yang berbentuk seperti catut yang besar.
 Memiliki chelisera yang kecil.
 Mempunyai sengat.
 Contohnya Ordo Scorpionida adalah Scorpio sp.
3.2. Ordo Araneida
Ordo Araneida adalah anggota Arthropoda yang mampu membentuk sarang
(jaring) dengan benang-benang sutera karena mempunyai spinneret. Spinneret
adalah organ yang terdapat di depan anus. Araneida juga memiliki karapaks
dibagian anterior. Contohnya Ordo Araneida adalah Argyope sp. (Widayati, 2009)
3.3. Ordo Acarina
Ordo Acarina adalah anggota Arthropoda yang ukuran tubuhnya kecil dan
tidak bersegmen-segmen, serta abdomennya bersatu dengan cephalothoraks.
Contoh Ordo Acarina adalah caplak (Dermacentor sp.) (Widayati, 2009)

Gambar 2.6 Caplak (Dermacentor occidentalis)


4. Kelas Insecta

Gambar 2.7 Kelas Insecta


Kelas Insecta adalah hewan dari Filum Arthropoda yang sering kita sebut
sebagai serangga. Kelas Insecta merupakan kelas dengan keanekaragaman tertinggi
di antara kelas-kelas yang lain. Penyebaran Insecta sangat luas, dari perairan hingga
puncak gunung, dari khatulistiwa hingga ke kutub. Jumlah spesiesnya juga cukup
banyak. Di dunia ini sedikitnya ditemukan 750.000 jenis yang dikelompokkan ke
dalam 100 suku dan 26 ordo. Cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari hewan-
hewan anggota kelas ini adalah Entomologi. (Widayati, 2009)
Menurut Widayati (2009)Ciri-ciri Kelas Insecta antara lain :
1. memiliki 3 pasang kaki, sehingga disebut juga heksapoda.
2. Tubuhnya terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, dada dan perut.
3. terdapat mata tunggal dan mata majemuk di kepalanya.
4. Pada bagian dada terbagi menjadi 3 ruas yaitu protoraks, mesotorak, dan
metatoraks.
5. kaki dan sayap terletak di bagian dada
6. kelas ini memiliki 3 pasang kaki.
7. memiliki sayap sepasang atau 2 pasang, beberapa insecta ditemukan tidak
bersayap
8. Ada yang hidup di darat, air tawar dan di laut.
9. Ukuran tubuhnya beragam mulai dari paling kecil beberapa mm dan sampai
yang besar berukuran beberapa cm.
10. tipe mulutnya beragam ada yang menghisap, menusuk mengisap serta ada yang
mengunyah.
11. Menggunakan trakea yang bercabang cabang sebagai alat pernafasan.
12. mengalami metamorfosis sempurna maupun tidak sempurna.
13. Menggunakan sistem saraf tangga tali.
14. Sistem peredaran darahnya terbuka dimana darah tidak memiliki pigmen
sehingga fungsinya hanya untuk mengedarkan zat makana saja.
15. Peredaran dan mengnakutan gas O2 dan Co2 menggunakan trakea.

Gambar 2.8 Kutu Buku (Lepisma saccharina)

Berdasarkan ada tidaknya sayap, Kelas Insecta dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu
Subkelas Apterygota dan Subkelas Pterygota. (Widayati, 2009)
1. Subkelas Apterygota (serangga tidak bersayap)
Ciri ciri anggota subkelas Apterygota dapat dilihat dari bagian tubuhnya yang
terdiri dari kepala, dada dan bagian perut yang kurang tegas. Hewan pada kelas ini
tidak mengalami metamorfosis. (Widayati, 2009)
a) Ordo Protura
Ciri ciri ordo protura adalah memiliki ukuran tubuh yang kecil berkisar hanya
1,5 mm saja, tidak memiliki sayap, tidak memiliki mata, tidak memiliki antena, kaki
pendek,mulutnya tipe penghisap dan hidup di darat pada tempat sampah yang
membusuk di bawah kulit batang, Contoh: Acerentulus sp. (Widayati, 2009)

b) Ordo Thysanura
Ciri ciri ordo thysanura adalah tubuhnya yang kecil hanya 30 mm panjangnya,
tidak memiliki sayap, memiliki antena panjang, kakinya 2 sampai 3 ruas, dapat
mencerna selulosa pada kayu/kertas dan hidup di darat. Contoh : Lepisma
saccharina (kutu buku). (Widayati, 2009)
c) Ordo Collembola
Ciri ciri ordo ini adalah memiliki tubuh yang kecil hanya 2-5 cm, tidak
memiliki sayap, panjang antena sedang, terdapat 1 ruas kaki, memiliki alat
tambahan untuk meloncat pada abdomennya. Memiliki tipe mulut pengunyah,
matanya majemuk, tidak mengalami metamorfosis dan suka hidup pada bawah
daun, lulut, batu. Contoh: Entomobrya laguna (ekor loncat), Papirus fuscus (kutu
kebun). (Widayati, 2009)
2. Subkelas Pterygota (serangga bersayap)
Ciri ciri kelas ini adalah bagian tubuhnya terdiri dari kepala, dada dan perut
yang sudah jelas dan juga mengalami metamorfosis sempurna dan metamorfosis
tidak sempurna. (Widayati, 2009)
Berikut ini adalah subkelas Pterygota
a. Ordo Orthoptera
Ciri ciri ordo orthoptera adalah bagian femur yang besar, dapat meloncat,
memiliki 2 pasang sayap depan yang lurus, kaku dan menyempit, sayap
belakangnya tipis seperti membran , ciri matanya tunggal atau majemuk, terdapat
antena sedang atau panjang, tipe mulut menggigit dan mengalami metamorfosis
tidak sempurna. Contoh: Valanga nigricornis (belalang), Gryllus sp (jangkrik),
Periplaneta americana sp (kecoa). (Widayati, 2009)
b) Ordo Dermaptera
Ciri cirinya memiliki tubuh yang berukuran kecil sampai besar, terdapat antena
yang panjang, memiliki sayap 2 pasang, Memiliki tipe mulut pengunyah dan
mengalami metamorfosis tidak sempurna, selalu hidup pada celah celah batu, suka
memakan daun atau sejenis insecta jenis lain. Contoh: Forficula auricularia.
(Widayati, 2009)
c) Ordo Isoptera
Ciri ciri ordo Isoptera yaitu tubuhnya lunak, kepalanya besar dan berkitin,
ukuran tubuh kecil sampai besar. Hidupnya secara koloni dalam bentuk yang besar,
bagian rahangnya besar dan menonjol, terdapat 2 pasang sayap yang ukurannya
sama panjang. Namun ketika beranjak dewasa sayapnya ditinggalkan. Hewan ini
juga mengalami metamorfosis tidak sempurna. Contoh: Reticuli termes (rayap kayu
dan tanah), Kolotermes sp (rayap kayu kering), Zootermes sp (rayap kayu basah),
Amitermes sp (rayap tanah kering), Macrotermes sp (rayap pembentuk rumah
tanah/termitarium). (Widayati, 2009)
d) Ordo Anoplura
Ciri ciri ordo anoplura adalah tidak memiliki sayap, bersifat ektoparasit pada
mamallia, tubuhnya pipih, kakinya pendek dan kuat, memiliki tipe mulut
penghisap, terdapat antena yang pendek tetapi tidak memiliki mata, bagian dada
bersatu. Mengalami metamorfosis sempurna. Contoh: Pediculus humanus capitis
(kutu rambut kepala), Pediculus humanus corporis (kutu rambut badan). (Widayati,
2009)
e) Ordo Homoptera
Ciri ciri ordo homoptera adalah memiliki sayap 2 pasang, bagian dasar sayap
tidak mengeras, memiliki tipe mulut penghisap dan makan cairan tumbuhan.
Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Contoh: Aphis medicaginis (kutu daun).
(Widayati, 2009)
f) Ordo Hemiptera
Ciri ciri ordo hemiptera adalah memiliki sayap 2 pasang dan ada juga yang
tidak memiliki sayap, memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap, makannya
adalah cairan tumbuhan atau hewan lain. mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Contoh Nilavarpata lugens (wereng), Laptocarixa acuta (walang sangit), Ranatrasp
(kalajengking air), Cimex lectularius (kutu busuk). (Widayati, 2009)
g) Ordo Odonata
Ciri ciri ordo odonanta adalah bagian kepala dapat digerakkan secara bebas,
memiliki mata faset yang beasr, memiliki sayap 2 pasang yang memanjang dan
transparan dengan venasi yang jelas. Pada bagian ujung abdomennya kecil dan
memanjang seperti ekor, mengalami metamorfosis tidak sempurna. Mengalami fase
nimfa di air tetapi ketika dewasa ia dapat terbang. Contoh: Aeshna sp (capung).
(Widayati, 2009)
h) Ordo Neuroptera
Ciri ordo neuroptera adalah memiliki tipe mulut pengunyah, matanya besar,
bagian abdomen sempit dan memanjang , memiliki sayap 2 pasang yang besar dan
bervensi seperti jala, mengalami metamorfosis sempurna. Contoh: Chrysopa
oculata (lalat bermata emas), Myrmeleon frontalis (undur-undur). (Widayati, 2009)
i) Ordo Lepidoptera
Ciri ciri ordo lepidoptera adalah memiliki 2 pasang sayap yang besar, memiliki
pola warna yang beraneka ragam. Memiliki antena yang panjang tetapi tergulung
di bawah kepala. memiliki tipe mulut penghisap. hewan ini mengalami
metamorfosis sempurna, Contoh Bombyx mori (kupu-kupu, kokonnya
menghasilkan ulat sutera), Attaus atlas (kupu-kupu ulat sutera), Potoparce sexta
(kupu tomat). (Widayati, 2009)
j) Ordo Diptera
Ciri ciri ordo diptera adalah memiliki 2 pasang sayap yang transparan dan
berpangkal di mesotorak, termasuk insecta kecil, memiliki tipe mulut penusuk,
penghisap dan penjilat. mengalami metamorfosis sempurna. Termasuk hewan
nocturnal yaitu hewan yang aktif di malam hari. Contoh Musca domestica (lalat
rumah), Drosophyla melanogaster (lalat buah), Tabanus sp (lalat kandang),
Anopheles sp (nyamuk Malaria), Aedes aygepti (nyamuk demam berdarah), Culex
sp. (Widayati, 2009)
k) Ordo Siphonoptera
Ciri ciri siphonoptera adalah insecta yang tidak memiliki sayap, dapat
melompat, bagian abdomen besar sementara kepala dan dada kecil. Memiliki tipe
mulut penusuk dan penghisap. Bersifat ektoparasit pada burung, reptil dan mamalia.
Hewan ini mengalami metamorfosis sempurna. Contoh: Pulex iritans (pinjal
manusia), Ctenocephalus canis (pinjal anjing), Ctenocephalus felis (pinjal kucing),
Xenopyllacheopsis (pinjal tikus). (Widayati, 2009)
l) Ordo Coleoptera
Ciri ciri coleoptera adalah memiliki sayap 2 pasang, dimana bagian sayap
depan heras sementara sayap belakangnya tipis layaknya membran, sayap ini akan
terlipat bila sedang istirahat. Mengalami metamorfosis yang sempurna. Contoh:
Necrophorus sp (kumbang sampah), Coccinela sp, Hippodamia sp (kumbang
predator hama tumbuhan), Lytta vesicatoria (kumbang Spanyol). (Widayati, 2009)
m) Ordo Hymenoptera
Ciri ciri hymenoptera adalah hidup secara berkoloni dan beberapa secara
soliter. memiliki sayap 2 pasang yang tipis seperti membran, memiliki tipe mulut
pengunyah dan penjilat, mengalami metamorfosis sempurna. Contoh: Apis indica,
Apis mellifera (lebah madu), Monomorium sp (semut hitam), Vespula maculate
(Jawa: tawon endas). (Widayati, 2009)

5. Trilobita

Gambar 2.9 Fosil Trilobita

Nama tilobita berasal dari kenampakkan binatang tersebut yang sangat khas
yang terdiri dari tiga bagian (three lobes), yaitu cephalon (kepala, thorax ( dada atau
perut) dan Pygadium (ekor). Selain itu, bila diamati ke arah samping tubuh trilobita
juga terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian tengah (central/axial lobe) dan bagian
pinggir (lateral lobes) dikedua sisi kanan dan kirinya. (Tim Asisten, 2019)
Karakteristik Trilobita :
 Merupakan antropod yang sudah punah
 Makhluk laut berukursn kecil yang berjalan didasar laut dan menyaring lumpur
untuk memperoleh makanan.
 Kebanyakan hidup dilaut dangkal dan benthic, tetapi ada beberapa yang
plangtonik seperti pada Ordo Agnostids.
 Muncul pada periode kambrian dan berlimpah pada era palozoic sebelum
kemudian punah. Trilobite yang terakhir muncul punah pada akhir permian
(250 juta tahun yang lalu)
 Terdiri dari 9 ordo, lebih dari 150 famili, sekitar 5000 genus dan lebih dari
15000 spesies.
 Ukurannya berkisaran antara 1mm – 72 cm.
 Kebanyakan trilobite mempunyai mata dan antema. Beberapa trilobite buta
karena hidup pada perairan yang sangat dalam. Matanya terbuat dari kalsit
berbentuk kristal kalsit.
 Trilobite dicirikan sebagai penentu umur zaman kambrium.
Fosil trilobite banyak ditemukan bersama dengan koral, crinoid, brachiopoda,
dan chephalopoda sehingga mereka hidup dilaut dangkal. Pertumbuhan
trilobitqdilakukan dengan cara molting dan sering meninggalkan jejak fosil seperti
burrow dan trail. (Tim Asisten, 2019)

2.4 Manfaat filum antropoda dalam bidang Geologi

Fosil dari filum Antropoda ini sangat khas hidup pada zaman dan lingkungan
tertentu, sehinggakehadirannya dalam batuan sangat membantu untuk penentuan
umur dan lingkungan pengendapan. (Tim Asisten, 2019)
BAB III
METODELOGI

3.1 Metode

Metode yang digunakan pada praktikum kedua mengenai protozoa dan bryozoa
ini yaitu pendeskripsian sampel fosil secara langsung di dalam laboratorium.

3.2 Tahapan Prosedur

Dengan menggunakan metode pendeskripsian terdapat langkah-langkah untuk


menunjang kegiatan tersebut. Adapun tahap-tahapan praktikum adalah sebagai
berikut :

3.2.1 Tahapan Pendahuluan

Pada tahapan ini, akan dilaksanakan asistensi acara yang dimana akan
diberikan materi singkat mengenai acara yang akan dipraktikumkan serta cara
pendeskripsian fosil. Akan diberikan juga tugas yang berdasarkan studi pustaka
atau literatur.

3.2.2 Tahapan Praktikum

Pada tahapan ini akan dilakukan responsi sebelum memulai praktikum


untuk diuji sejauh mana pengetahuan kita. Setelah itu, praktikum akan dimulai.
Sampel fosil akan diberikan kemudian sampel tersebut akan dideskripsikan pada
lembar kerja praktikum. Pada tahap ini kita akan menentukan taksonomi dari
sampel yang disediakan. Mementukan proses pemfosilannya, bentuk dari fosil itu,
komposisi kimia, umur, dan lingkungan pengendapan. Untuk proses pemfosilan
dan bentuk fosil kita bisa menetukannya dengan melihat karakteristik dari sampel
itu sendiri. Sementara komposisi kimia dan lingkungan pengendapannya bisa kita
ketahui dengan meneteskan HCL pada sempel. Sedangkan untuk umur telah tertulis
pada keterangan di sampel.

3.2.3 Analisa Data


Pada tahapan ini akan dilakukan analisis data yang telah diambil saat
praktikum. Kita akan melakukan secara rinci apa yang kita lakukan pada praktikum.
Untuk menunjang analisis data, akan diberi bimbingan oleh para asisten.

3.2.4 Pembuatan Laporan

Pada tahapan ini, laporan akan disusun berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan. Mulai dari bab 1 yang berisi pendahuluan, bab 2 dengan tinjauan
pustaka, bab 3 mengenai metode yang kita lakukan saat pembuatan laporan, bab 4
dengan pembahasan mengenai analisa kita pada sampel, bab 5 berisi penutup, serta
diakhiri dengan lampiran.

3.3 Flow Chart

Tahapan Pendahuluan

Tahapan Praktikum

Analisis Data

Pembuatan Laporan

Tabel 3.1 Flow Chart


3.4 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
 HCL
 Lembar kerja praktikum
 Buku penuntun
 Literatur
 Lap kasar dan lap halus
 Alat tulis menulis
DAFTAR PUSTAKA

Kontributor Tentorku, 2016, "Hewan Berkaki Beruas-ruas (Filum


Arthropoda)," Artikel Tentorku, https://www.tentorku.com/karakteristik-
filum-arthropoda/ (diakses pada 31 Mar 2019).
Paleontologi, Tim Asisten. 2019. Penuntun Praktikum Paleontologi. Gowa :
Universitas Hasanuddin Fakultas Teknik.
Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.

You might also like

  • Petrologi Batuan Beku
    Petrologi Batuan Beku
    Document25 pages
    Petrologi Batuan Beku
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 page
    Daftar Pustaka
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Mikro Acara 4
    Mikro Acara 4
    Document7 pages
    Mikro Acara 4
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Jurnal Acara 3
    Jurnal Acara 3
    Document12 pages
    Jurnal Acara 3
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Lampiran
    Lampiran
    Document16 pages
    Lampiran
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Bab 3
    Bab 3
    Document21 pages
    Bab 3
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Document5 pages
    Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document1 page
    Bab I
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Pengenalan Mikroskop Paleontologi
    Pengenalan Mikroskop Paleontologi
    Document8 pages
    Pengenalan Mikroskop Paleontologi
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document1 page
    Bab I
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Jadwal Piket
    Jadwal Piket
    Document2 pages
    Jadwal Piket
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Mikroskop
    Mikroskop
    Document6 pages
    Mikroskop
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • LAMPIRAN
    LAMPIRAN
    Document13 pages
    LAMPIRAN
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • JURNAL
    JURNAL
    Document14 pages
    JURNAL
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • JURNAL
    JURNAL
    Document12 pages
    JURNAL
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Jadwal Piket
    Jadwal Piket
    Document2 pages
    Jadwal Piket
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Jurnal Mikropal Saffa
    Jurnal Mikropal Saffa
    Document7 pages
    Jurnal Mikropal Saffa
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Jurnal Mikropal Saffa
    Jurnal Mikropal Saffa
    Document7 pages
    Jurnal Mikropal Saffa
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Mineral Optik Acara 1
    Mineral Optik Acara 1
    Document8 pages
    Mineral Optik Acara 1
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • JURNAL
    JURNAL
    Document12 pages
    JURNAL
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • JURNAL
    JURNAL
    Document14 pages
    JURNAL
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Lampiran
    Lampiran
    Document13 pages
    Lampiran
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • BAB I Ant
    BAB I Ant
    Document8 pages
    BAB I Ant
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • Acara 5 Mineral
    Acara 5 Mineral
    Document9 pages
    Acara 5 Mineral
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet
  • BAB I Ant
    BAB I Ant
    Document8 pages
    BAB I Ant
    Zahirah Saffanah
    No ratings yet