You are on page 1of 31

AUDITING

REGULASI AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA

Disusun oleh:

Kelompok 3
Septian Yudhianto (MAT21727)
Theo Ardhianto Hesti Putera (MAT21733)
Ryan Alberto Sinaga (MAT21740)
Fidelia Salsabila (MAT21756)

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
I. Overview Regulasi Akuntan Publik Di Indonesia
Jasa asurans merupakan jasa yang digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi dan berpengaruh secara luas dalam era globalisasi yang memiliki peran
penting dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta
meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.
Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa
asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu
pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, profesi
Akuntan Publik memiliki peranan yang besar dalam mendukung perekonomian
nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi
dalam bidang keuangan. Akuntan Publik mengemban kepercayaan masyarakat
untuk memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas. Dengan demikian,
tanggung jawab Akuntan Publik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya
atas laporan atau informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan
atau informasi keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik merupakan
undang-undang yang khusus mengatur profesi Akuntan Publik. Tujuan dari
disahkannya undang-undang ini adalah untuk memberikan perlindungan dan
kepastian hukum bagi masyarakat dan profesi akuntan publik. Selain Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2011, regulasi tentang Akuntan Publik juga diatur di dalam
Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) sebagai
turunan dari Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Tabel
di bawah ini menjelaskan tentang rerangka Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011
tentang Akuntan Publik di Indonesia:

1
ATURAN PELAKSANAAN
BAB BAGIAN OVERVIEW PASAL
DAN KETERANGAN
I. Ketentuan • Menjelaskan terminologi yang
Umum digunakan di dalam undang-
undang, seperti: definisi
Akuntan Publik, definisi
Asosiasi Akuntan Publik, dan
lain-lain;
• Wilayah kerja Akuntan Publik
meliputi seluruh wilayah
NKRI.
II. Jenis Jasa 1. Jenis Jasa; • Jenis jasa yang diberikan oleh ➢ Pasal 10 dan Pasal 11 PP Nomor
2. Pembatasan Akuntan Publik adalah jasa 20 Tahun 2011:
Pemberian asurans (meliputi: audit, reviu, ✓ waktu: maksimal 5 tahun
Jasa. dan jasa asurans lainnya) dan berturut-turut;
jasa lainnya; ✓ jenis entitas auditee: industri
• pembatasan pemberian jasa di Pasar Modal, Bank Umum,
audit atas informasi keuangan Dana Pensiun, Perusahaan
historis. Asuransi/Reasuransi, atau
BUMN.
Pemberian kembali dapat
dilakukan setelah 2 tahun tidak
memberikan jasa audit terhadap
auditee yang sama.
III. Perizinan 1. Umum • Seluruh jenis perizinan ➢ Pasal 3 dan Pasal 4 PMK Nomor
Akuntan (meliputi diberikan oleh Menteri 154 Tahun 2017 menjelaskan
Publik siapa yang Keuangan; teknis pemberian izin untuk
memberikan • Jasa Asurans hanya dapat menjadi Akuntan Publik;
izin, berapa diberikan oleh Akuntan Publik ➢ Pasal 5 PMK Nomor 154 Tahun
lama izin yang telah memperoleh izin; 2017 menjelaskan teknis
berlaku, dan • untuk memperoleh izin pemberian izin untuk menjadi
perlakuan Akuntan Publik, seseorang Akuntan Publik Asing;
bila izin harus memenuhi 8 syarat sesuai ➢ Pasal 6 dan Pasal 7 PMK Nomor
sudah Pasal 6 UU Nomor 5 Tahun 154 Tahun 2017 menjelaskan
berakhir); 2011; teknis perpanjangan izin;
2. Perizinan • Perizinan (kecuali izin ➢ Pasal 8 - 10 PMK Nomor 154
Akuntan penghentian sementara) Tahun 2017 menjelaskan teknis
Publik; diberikan melalui Keputusan perizinan penghentian
3. Perizinan Menteri Keuangan; sementara pemberian jasa
Akuntan • Terdapat 2 terminologi yang asurans;
Publik perlu dicatat, yaitu: Izin Tidak ➢ Pasal 11 PMK Nomor 154
Asing; Berlaku dan Izin Dicabut. Tahun 2017 menjelaskan teknis
4. Perpanjanga perizinan pengunduran diri
n Izin; sebagai Akuntan Publik;
5. Penghentian ➢ Pasal 29 PMK Nomor 154
Sementara, Tahun 2017 menjelaskan jangka

2
Pengunduran waktu penerbitan izin-izin oleh
Diri, Tidak Menteri Keuangan.
Berlakunya
Izin;
IV. Kantor 1. Bentuk • Akuntan Publik dalam ➢ timetest Akuntan Publik berikat
Akuntan Usaha; memberikan jasanya wajib dalam KAP adalah: 6 bulan;
Publik (KAP) 2. Pendirian melalui KAP; ➢ Pasal 12 – 17 PMK Nomor 154
dan • bentuk usaha wajib Tahun 2017 menjelaskan
Pengelolaan; menunjukkan: independensi ketentuan teknis terkait KAP
3. Rekan Non- dan tanggung jawab yang dan Cabang KAP;
Akuntan melekat pada diri Akuntan ➢ Asas Domisili terpenuhi
Publik; Publik; apabila: Pemimpin
4. Tenaga • penggunaan asas domisili; KAP/Cabang KAP berdomisili
Kerja di dalam provinsi yang sama
Profesional atau di kabupaten/kota yang
Asing; berbatasan langsung dengan ibu
5. Pendirian kota provinsi yang sama·
Cabang dengan domisili KAP atau
KAP; cabang KAP.
6. Izin
Pendirian
Cabang
KAP;
7. Pencabutan
Tidak
Berlakunya
Izin Usaha
KAP;
8. Pencabutan
Tidak
Berlakunya
Izin
Pendirian
Cabang
KAP;
V. Hak, 1. Hak Akuntan • hak atas: imbalan jasa, ➢ Pasal 34 – 36 PMK Nomor 154
Kewajiban, Publik; perlindungan hukum, dan Tahun 2017 menjelaskan
dan Larangan 2. Kewajiban informasi yang berkaitan ketentuan teknis terkait
Akuntan dengan jasa yang diberikan; laporan-laporan yang wajib
Publik dan • Akuntan Publik bertanggung dibuat oleh Akuntan Publik
KAP; jawab atas jasa yang diberikan; dan KAP;
3. Larangan • Kewajiban menjaga ➢ Pasal 38 PMK Nomor 154
Akuntan independesi dan bebas dari Tahun 2017 menjelaskan
Publik dan benturan kepentingan dalam ketentuan teknis terkait
KAP. memberikan jasa asurans terminologi “Benturan
Kepentingan”.

3
VI. Pengguna • Menggunakan nama ➢ Pasal 15 PMK Nomor 154
an Nama seorang/beberapa Akuntan Tahun 2017 menjelaskan
Kantor Publik yang merupakan rekan ketentuan teknis terkait
Akuntan dalam KAP bersangkutan; penggunaan nama KAP.
Publik
VII. Kerja 1. Kerja sama • Kerja sama antar KAP wajib ➢ Pasal 21 – 28 PMK Nomor 154
Sama Antar- antar KAP; dilakukan melalui Organisasi Tahun 2017 menjelaskan
Kantor 2. Kerja sama Audit Indonesia (OAI); ketentuan teknis terkait kerja
Akuntan KAP dengan • OAI dibentuk menggunakan sama antar KAP dan kerja
Publik KAP Asing akta pendirian di hadapan sama KAP dengan
(KAPA) Notaris (sifatnya KAPA/OAA.
atau berkelanjutan);
Organisasi • OAI wajib didaftarkan kepada
Audit Asing Menteri Keuangan;
(OAA). • Hal yang sama juga berlaku atas
kerja sama KAP dengan
KAPA/OAA.
VIII. Biaya • biaya dikenakan untuk: ➢ Penerimaan Biaya Perizinan
Perizinan memperoleh izin Akuntan merupakan Penerimaan Negara
Publik; memperpanjang izin Bukan Pajak (PNBP).
Akuntan Publik; memperoleh
izin usaha KAP; memperoleh
izin pendirian cabang KAP;
memperoleh persetujuan
pencantuman nama KAPA atau
OAA bersama-sama dengan
KAP; dan memperoleh
persetujuan pendaftaran KAPA
atau OAA.
IX. Asosiasi • hanya ada satu Asosiasi ➢ Pasal 2 – 5 PP Nomor 20 Tahun
Akuntan Akuntan Publik di Indonesia; 2011 mengatur tentang
Publik • Ditetapkan melalui Keputusan ketentuan sertifikasi profesi
Menteri Keuangan; Akuntan Publik;
• berwenang: menyusun dan ➢ Pasal 6 – 7 PP Nomor 20 Tahun
menetapkan SPAP, 2011 mengatur tentang
menyelenggarakan ujian ketentuan pendidikan
profesi akuntan publik, berkelanjutan Akuntan
menyelenggarakan pendidikan Publik;
profesional berkelanjutan, ➢ Pasal 8 – 9 PP Nomor 20 Tahun
melakukan reviu mutu bagi 2011 mengatur tentang
anggotanya. ketentuan penyusunan dan
penetapan Standar
Profesional Akuntan Publik
(SPAP);

4
X. Komite Profesi • Komite Profesi Akuntan Publik ➢ Ketentuan teknis terkait Komite
Akuntan dibentuk untuk meningkatkan Profesi Akuntan diatur di dalam
Publik transparansi dan akuntabilitas PP Nomor 84 Tahun 2012.
profesi dalam pembinaan,
pemberdayaan, dan
pengawasan untuk melindungi
kepentingan masyarakat.
XI. Pembinaa 1. Pembinaan • Pembinaan dilakukan melalui ➢ Pasal 39 – 47 PMK Nomor 154
n dan dan penetapan kebijakan terkait Tahun 2017 menjelaskan
Pengawasan Pengawasa SPA, ujian sertifikasi profesi ketentuan teknis terkait
oleh Menteri Akuntan Publik, dan pengawasan oleh Menteri
Keuangan pendidikan profesional Keuangan terhadap Akuntan
terhadap berkelanjutan; Publik, KAP, dan Cabang
Akuntan • Pengawasan dilakukan melalui KAP;
Publik, pemeriksaan terhadap Akuntan ➢ Pasal 48 – 49 PMK Nomor 154
KAP, dan Publik, KAP, dan Cabang KAP. Tahun 2017 menjelaskan
Cabang ketentuan teknis terkait Daftar
KAP; Orang Tercela.
2. Pembinaan;
3. Pengawasan.
XII. Sanksi • Dikenakan terhadap ➢ Pasal 50 – 57 PMK Nomor 154
Administratif pelanggaran ketentuan Tahun 2017 menjelaskan
administratif terhadap Pasal 4, ketentuan teknis terkait sanksi
Pasal 8 ayat (4), Pasal 9 ayat administratif.
(4), Pasal 13, Pasal 17, Pasal
19, Pasal 25, Pasal 27, Pasal
28 ayat (1), Pasal 29 ayat (1),
Pasal 30 ayat (1), Pasal 31,
Pasal 32, Pasal 34 ayat (3) dan
ayat (4), Pasal 35 ayat (5) dan
ayat (6), atau Pasal 51 ayat (4)
dan ayat (5).
XIII. Ketentuan • diatur di dalam Pasal 55 – 57 ➢ tidak ada aturan turunannya.
Pidana UU Nomor 5 Tahun 2011;
• Sanksi berupa penjaran dan
denda (non-subsider).
XIV. Kedaluwa • tuntutan atau gugatan ➢ tidak ada aturan turunannya;
rsa Tuntutan kedaluwarsa apabila telah ➢ khusus untuk pelanggaran atas
Atau Gugatan lewat 5 (lima) tahun terhitung Pasal 55 UU Nomor 5 Tahun
sejak tanggal laporan hasil 2011.
pemberian jasa.

5
II. Sekilas Tentang Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Pasal 25 Ayat (1) Huruf a UU Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
menyatakan, ”Akuntan Publik wajib berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan
Publik yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.” Pasal 43 Ayat (2) undang-undang
yang sama juga menyebutkan, “Menteri Keuangan menetapkan hanya 1 (satu)
Asosiasi Profesi Akuntan Publik untuk menjalankan kewenangan sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-Undang ini.”
Dikutip dari laman https://iapi.or.id/Iapi/about/sejarah, Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) atau Indonesian Institute of Certified Public Accountants (IICPA),
mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang, dimulai dari didirikannya
Ikatan Akuntan Indonesia di tahun 1957 yang merupakan perkumpulan akuntan
Indonesia yang pertama. Perkembangan profesi dan organisasi Akuntan Publik di
Indonesia tidak bisa dipisahkan dari perkembangan perekonomian, dunia usaha dan
investasi baik asing maupun domestik, pasar modal serta pengaruh global. Secara
garis besar tonggak sejarah perkembangan profesi dan organisasi akuntan publik di
Indonesia memang sangat dipengaruhi oleh perubahan perekonomian negara pada
khususnya dan perekonomian dunia pada umumnya.
Pada tahun 2011, terbit Keputusan Menteri Keuangan Nomor
443/KMK.01/2011 tentang Penetapan IAPI sebagai Asosiasi Profesi Akuntan
Publik. Melalui Keputusan Menteri Keuangan tersebut, IAPI diakui sebagai
organisasi yang berwenang melaksanakan Ujian Profesi Akuntan Publik,
penyusunan dan penetapan Standar Profesional dan Etika Akuntan Publik (SPAP),
serta menyelenggarakan Program Pendidikan Berkelanjutan, sekaligus Reviu Mutu
Akuntan Publik. IAPI memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi:
1. Mewujudkan Akuntan Publik yang berintegritas, berkualitas, berkompetensi dan
berstandar internasional.
2. Mendorong pertumbuhan dan independensi profesi Akuntan Publik.
3. Mewujudkan lingkungan internal dan eksternal profesi yang sehat dan kondusif
bagi profesi Akuntan Publik.
4. Menjaga martabat profesi Akuntan Publik dan kepercayaan publik.

6
5. Melindungi kepentingan publik dan Akuntan Publik.
6. Mendorong terwujudnya good governance di Indonesia.
Misi:
1. Menyediakan Sumber Daya Manusia profesi akuntan yang memiliki kompetensi
sesuai standar global melalui proses rekrutmen anggota.
2. Menyediakan Standar Profesi Akuntan Publik dan Kode Etik yang berstandar
internasional.
3. Mendorong peningkatan kualitas jasa profesi Akuntan Publik melalui penguatan
kelembagaan Kantor Akuntan Publik.
4. Mendorong peningkatan praktik tata kelola yang baik di bidang perekonomian
dan pengelolaan negara, termasuk pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas
pelaporan informasi keuangan.

III. Pembentukan, Persyaratan, Mata Ujian dan Pendaftaran CPA


Ujian Profesi Akuntan Publik yang juga disebut “CPA of Indonesia Exam”
diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia berdasarkan UU RI Nomor
5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dalam rangka untuk meyakinkan
ketersediaan sumber daya manusia profesi Akuntan Publik yang memiliki
kompetensi dan keahlian profesional yang dilandasi nilai-nilai, etika dan perilaku
profesional sesuai standar internasional. CPA of Indonesia Exam terbagi dalam tiga
tingkat, yaitu: Ujian Tingkat Dasar, Ujian Tingkat Profesional dan Ujian penilaian
kompetensi rekan perikatan audit. CPA of Indonesia Exam mengadopsi
International Education Standards yang diterbitkan International Federation of
Accountants (IFAC).Pemegang sertifikat tertentu dari IAPI berhak mendapatkan
ASEAN Chartered Professional Accountant (ACPA) sesuai ketentuan yang berlaku
dalam Mutual Recognition Arrangement - ASEAN Economic Community.

Ujian Tingkat Dasar


Ujian tingkat dasar adalah ujian yang bersifat “entry exam” Ujian Profesi
Akuntan Publik. Pada ujian ini seseorang akan diuji kemampuan dan pengetahuan
dasarnya pada bidang akuntansi, auditing, keuangan dan bisnis sehingga diharapkan

7
memiliki konsep dan pemahaman yang memadai untuk melanjutkan ujian pada
tingkat profesional dan ujian tingkat penilaian kompetensi rekan perikatan audit.
Seseorang yang telah menyelesaikan ujian ini diekspektasikan memiliki
kompetensi dasar berupa kemampuan untuk menjelaskan, membedakan, dan
menerapkan konsep dasar bidang tersebut, serta kemampuan analisis dan evaluasi
untuk menyelesaikan masalah yang sederhana, tidak ambigu dan tidak kompleks
Peserta yang telah lulus ujian ini akan mendapatkan sertifikat “Associate Certified
Public Accountant of Indonesia” (A-CPA).
Ujian Tingkat Profesional
Ujian pada tingkat ini peserta akan diuji pengetahuan dan kompetensi bidang
akuntansi, auditing, keuangan dan bisnis pada tingkat kemampuan intermediate,
sehingga secara profesional mampu untuk menyelesaikan masalah secara mandiri
dengan supervisi minimal. Peserta akan diuji untuk mendemonstrasikan
kemampuan dan kompetensinya dalam menyelesaikan masalah yang cukup
kompleks dan ambigu, pada area tertentu yang memerlukan professional judgment
pada tingkat menengah. Selain kemampuan teknis bidang akuntansi, auditing,
keuangan dan bisnis, seseorang yang mengikuti ujian pada tingkat ini harus
mendemonstrasikan keahlian profesionalnya dalam penerapan pengetahuan untuk
pemecahan masalah yang dilandasi dengan pemahaman yang baik tentang etika
profesi, menunjukkan nilai-nilai dan perilaku profesional yang baik. Untuk
dinyatakan telah menyelesaikan pada tingkat ini, peserta harus telah memiliki
pengalaman kerja yang relevan pada bidang akuntansi, auditing, keuangan dan
bisnis minimal 3 tahun. Ujian ini ditujukan untuk mendapatkan seseorang yang
telah memiliki kompetensi memadai untuk menjalankan peran sebagai auditor
profesional pada KAP atau peran lain yang relevan. Peserta yang telah
menyelesaikan ujian ini dan memenuhi semua persyaratan akan mendapatkan
sertifikat “Certified Public Accountant” (CPA).
Ujian Penilaian Kompetensi Rekan Perikatan Audit
Ujian pada tingkat lanjutan ini ditujukan mendapatkan seseorang yang memiliki
kompetensi yang memadai untuk berperan sebagai Akuntan Publik. Pada ujian ini,
sebelumnya peserta harus telah menyelesaikan ujian tingkat profesional dan

8
pengalaman pada bidang audit dan asurans atas informasi keuangan. Pada ujian
tingkat ini peserta harus mendemontrasikan kemampuan untuk mengintegrasikan
pengetahuan pada berbagai bidang akuntansi, keuangan, auditing, bisnis dan area
lain yang relevan dalam rangka melaksanakan audit untuk memberi opini atas
laporan keuangan yang dilandasi dengan kemampuan berupa keahlian profesional
dan nilai - nilai, etika dan perilaku profesional. Pada ujian tingkat ini peserta mampu
untuk melakukan problem solving secara mandiri pada situasi yang sangat
kompleks dan ambigu, yang memerlukan penerapan profesional judgment level
tinggi. Peserta yang menyelesaikan ujian tingkat lanjutan akan mendapatkan Surat
Tanda Lulus Ujian Profesi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang
- Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

Persyaratan Peserta Ujian CPA


Persyaratan peserta ujian CPA dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ujian tingkat
dasar, ujian tingkat professional, dan penilaian kompentensi partner (untuk
mendapatkan izin akuntan publik).
Ujian tingkat dasar memiliki persyaratan sebagai berikut:
1. Lulusan D4/S1/S2/S3 jurusan akuntansi
2. Untuk mahasiswa tingkat akhir dapat mengikuti ujian namun jika lulus
ujian, sertifikat akan diberikan saat lulus pendidikan D4/S1
Ujian tingkat professional memiliki syarat seperti dibawah ini:
1. Lulusan D4/S1/S2/S3 jurusan akuntansi
2. Lulus ujian tingkat dasar
3. Memiliki pengalaman kerja bidang akuntansi atau audit minimal tiga tahun
Penilaian kompetensi partner memiliki syarat ujian sebagai berikut:
1. Lulusan D4/S1/S2/S3 jurusan akuntansi
2. Lulus ujian CPA
Memiliki pengalaman kerja bidang audit melalui KAP minimal 1000 jam

9
Mata Ujian CPA
Mata ujian CPA juga dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ujian tingkat dasar, ujian
tingkat profesioal, dan penilaian kompetensi partner.
Ujian tingkat dasar memiliki beberapa mata ujian yang harus ditempuh, antara lain:
▪ Pengantar auditing dan asurans
▪ Akuntansi dan pelaporan keuangan
▪ Pengantar ekonomi makro dan mikro
▪ Pengantar manajemen, perpajakan, dan hukum bisnis
▪ Akuntansi biaya, manajemen keuangan dan sistem informasi
Ujian tingkat profesional memiliki syarat mata ujian sebagai berikut:
▪ Audit, asurans dan etika profesi
▪ Akuntansi dan pelaporan keuangan lanjutan
▪ Akuntansi manajemen, manajemen keuangan dan teknologi informasi
▪ Strategi bisnis dan perpajakan lanjutan
▪ Manajemen resiko, tata kelola dan pengendalian internal
Penilaian kompetensi partner melalui mata ujian:
▪ Auditing dan assurance lanjutan
▪ Wawancara

Cara Pendaftaran Peserta Ujian CPA


1. Melakukan pendaftaran atau registrasi secara online pada website IAPI
untuk menjadi Peserta CPA of Indonesia Exam
2. Membuat akun peserta pada secara online pada website IAPI
3. Peserta harus mengisi dengan lengkap seluruh data yang diperlukan dan
diminta dalam profil peserta, upload dokumen, dan mata ujian yang akan
diikuti
4. Membayar biaya pendaftaran dan segera lengkapi halaman Konfirmasi
Pembayaran pada akun peserta.
5. Seluruh persyaratan di atas harus dipenuhi dalam waktu 10 hari kerja sejak
akun peserta dinyatakan aktif. Apabila lewat waktu, maka akun peserta akan
terhapus secara otomatis.

10
IV. Kantor Akuntan Publik (KAP)
Kantor akuntan publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan
izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan
jasanya.
Bidang jasa KAP meliputi:
1. Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan
keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas
pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan
jasa audit serta atestasi lainnya.
2. Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi,
keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi.
Dalam hal pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan, KAP hanya dapat
melakukan paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut.

Bentuk Usaha
KAP dapat berbentuk usaha:
a. Perseorangan
b. Persekutuan perdata
c. Firma
d. Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik,
yang diatur dalam Undang-Undang

Penggunaan Nama KAP


• KAP yang berbentuk usaha perseorangan harus menggunakan nama dari
Akuntan Publik yang mendirikan dan mengelola KAP tersebut
• KAP yang berbentuk usaha selain bentuk usaha perseorangan harus
menggunakan nama salah seorang atau beberapa Akuntan Publik yang
merupakan Rekan pada KAP tersebut. KAP hanya dapat mencantumkan
kata "dan Rekan" atau "& Rekan" dalam hal KAP tidak menggunakan nama
seluruh Akuntan Publik yang merupakan Rekan pada KAP

11
• Dalam hal nama Akuntan Publik lebih dari 1 (satu) kata, nama KAP harus
menggunakan paling sedikit 1 (satu) kata yang merupakan bagian dari nama
lengkap Akuntan Publik dimaksud
• KAP dapat menggunakan nama Akuntan Publik yang telah meninggal dunia
sebagai nama atau bagian nama KAP sepanjang mendapat persetejuan
tertulis yang disahkan dengan Akta Notaris dari ahli waris Akuntan Publik
yang meninggal dunia tersebut
• KAP dapat menggunakan nama Akuntan Publik yang telah mengundurkan
diri sebagai Akuntan Publik sebagai nama atau bagian nama KAP sepanjang
mendapat persetjuan tertulis yang disahkan dengan Akta Notaris dari yang
bersangkutan

Persyaratan Permohonan Izin Usaha Kantor Akuntan Publik


Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan
usaha perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha
KAP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha yang berdomisili
di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Pribadi untuk KAP yang berbentuk
usaha perseorangan
• Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku
• Mempunyai paling sedikit 2 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan
formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah setara Diploma III
dan paling sedikit 1 orang diantaranya berijazah sarjana
• Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang
memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan paling kurang
mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu
• Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP
• Membuat surat pernyataan dengan bermeterai cukup bagi bentuk usaha
perseorangan, dengan mencantumkan paling sedikit:

12
o Alamat Akuntan Publik
o Nama dan domisili kantor
o Maksud dan tujuan pendirian kantor
Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan-persyaratan
di atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Memiliki NPWP KAP
• Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris
• Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang
akuntan publik
• Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin
Rekan dan Rekan yang akuntan publik
• Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan
salah satu Rekan menjadi Pemimpin Rekan
• Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP
• KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di
seluruh wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan

Pendirian Cabang Kantor Akuntan Publik


Suatu Cabang KAP hanya dapat didirikan dan dikelola oleh KAP yang
berbentuk usaha selain berbentuk perseorangan. Cabang KAP sebagaimana
dimaksud dipimpin oleh 1 (satu) orang Akuntan Publik yang berkewarganegaraan
Indonesia yang merupakan Rekan pada KAP yang bersangkutan dan berdomisili
sesuai dengan domisili cabang KAP. Pemimpin cabang KAP tidak boleh dirangkap
oleh pemimpin cabang lain pada KAP yang bersangkutan; atau pemimpin KAP
yang bersangkutan. Izin pendirian cabang KAP diberikan oleh Menteri. Syarat
untuk mendapatkan izin pendirian cabang KAP sebagai berikut:
• Mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha cabang, yang
berdomisili di wilayah Negara
• Kesatuan Republik Indonesia
• Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Badan cabang KAP

13
• Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa
di bidang akuntansi
• Membuat kesepakatan tertulis dari seluruh Rekan mengenai pendirian
cabang yang disahkan oleh notaris

Kerja Sama Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan Kantor Akuntan


Publik Asing
KAP dapat melakukan kerja sama dengan KAP. KAP yang melakukan kerja
sama dengan KAP Asing dapat mencantumkan nama KAP Asing bersama-sama
dengan nama KAP setelah mendapat persetujuan Menteri. Kerja sama antara KAP
dengan KAP Asing dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang dibuat oleh dan
di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia yang paling sedikit memuat:
a. Bidang jasa audit atas informasi keuangan historis
b. Penggunaan metodologi yang disepakati bersama antara KAP Asing
dengan KAP
c. Bagian tanggung jawab perdata KAP Asing
d. Kerja sama bersifat berkelanjutan

Pencabutan dan Tidak Berlakunya Izin Usaha Kantor Akuntan Publik


Izin usaha KAP dicabut dalam hal:
a. Pemimpin KAP mengajukan permohonan pencabutan izin usaha KAP
b. KAP dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha KAP
c. Izin Akuntan Publik pada KAP yang berbentuk perseorangan dicabut
d. Izin seluruh Rekan Akuntan Publik pada KAP dicabut
e. Domisili KAP berubah
f. Terdapat dokumen palsu atau yang dipalsukan atau pernyataan yang tidak
benar yang diberikan pada saat mengajukan permohonan izin usaha KAP
Izin usaha KAP dinyatakan tidak berlaku dalam hal:
a. Izin Akuntan Publik pada KAP yang berbentuk perseorangan dinyatakan
tidak berlaku
b. Izin seluruh Rekan Akuntan Publik pada KAP dinyatakan tidak berlaku

14
V. Praktik, Hak, Kewajiban dan Larangan bagi Akuntan Publik dan KAP

Jenis Jasa Akuntan Publik


Akuntan Publik memberikan tiga jenis jasa asurans, meliputi:
a. Jasa audit atas informasi keuangan historis atau lebih dikenal dengan
istilah Audit Umum (General Audit) atas laporan keuangan, yaitu untuk
memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
suatu entitas
b. Jasa reviu atas informasi keuangan historis yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan terbatas kewajaran penyajian informasi keuangan
historis tersebut dan kesimpulannya dinyatakan dalam bentuk pernyataan
negatif
c. Jasa asurans lainnya, seperti evaluasi atas kepatuhan terhadap peraturan
dan perundangan, evaluasi atas kepatuhan terhadap pengendalian intern,
pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif, dan penerbitan comfort
letter untuk penawaran umum (IPO)
Jasa asurans adalah jasa yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bagi
pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan dan non
keuangan berdasarkan suatu kriteria. Jasa tersebut hanya dapat diberikan oleh
Akuntan Publik sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2011 tentang Akuntan Publik. Selain jasa asurans, Akuntan Publik dapat
memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan
manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Jasa Akuntan Publik dan KAP

Jasa
Jasa Asurans Lainnya

Asurans - Akuntansi
Audit atas LK Reviu atas LK - Keuangan
Lainnya - Manajemen, dll.

15
Pembatasan Pemberian Jasa Audit
Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis oleh Akuntan Publik
dan/atau KAP terhadap suatu entitas dibatasi paling lama lima tahun buku berturut-
turut. Entitas yang dimaksud adalah:
a. Industri di sektor Pasar Modal
b. Bank Umum
c. Dana Pensiun
d. Perusahaan Asuransi/Reasuransi
e. Badan Usaha Milik Negara
Pembatasan tersebut juga berlaku bagi Akuntan Publik yang merupakan Pihak
Terasosiasi, yaitu Akuntan Publik yang tidak menandatangani laporan auditor
independen namun terlibat langsung dalam pemberian jasa, misalnya Akuntan
Publik yang merupakan partner in charge dalam suatu perikatan audit.
Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa audit atas informasi keuangan
historis setelah dua tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut.

Tahun ke-1 2 3 4 5 6 7

Diperkenankan untuk memberikan jasa audit secara berturut-turut Masa Jeda

Penghentian Jasa Asurans untuk Sementara Waktu, Pengunduran Diri


dan Tidak Berlakunya dan Dicabutnya Izin Akuntan Publik
a. Penghentian Jasa Asurans untuk Sementara Waktu
Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan penghentian jasa asurans
untuk sementara waktu atau disebut dengan Cuti Profesi. Persetujuan atas
permohonan Cuti Profesi ditetapkan oleh Kepala Pusat Pembinaan Profesi

16
Keuangan (PPPK) atas nama Menteri Keuangan. Jangka waktu Cuti Profesi
dapat diberikan paling lama sampai berakhir masa berlakunya izin.
Permohonan harus diajukan secara tertulis kepada Menteri Keuangan c.q.
Kepala PPPK, dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Menyampaikan alasan, jangka waktu, dan alamat selama menjalani
Cuti Profesi.
2. Menyampaikan fotokopi bukti keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan
Publik yang masih berlaku.
3. Menyampaikan surat rekomendasi dari Asosiasi Profesi Akuntan
Publik.
4. Menyampaikan surat rekomendasi dari Pemimpin KAP bagi KAP yang
berbentuk selain perseorangan.
5. Telah melunasi kewajiban pembayaran denda, dalam hal Akuntan
Publik yang bersangkutan dikenai sanksi administratif berupa denda.
6. Telah menyelesaikan perikatan profesional. Akuntan Publik.
Dinyatakan telah menyelesaikan seluruh perikatan profesional apabila
telah menerbitkan laporan pemberian jasa, mengundurkan diri dari
perikatan dengan pertimbangan yang sesuai dengan SPAP,
mengundurkan diri dari perikatan dan telah menyelesaikan kewajiban
kepada entitas atas pengunduran dirinya, atau telah melimpahkan
perikatan kepada Akuntan Publik dan/atau KAP yang lain dengan
persetujuan entitas.
Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan persetujuan pengaktifan
kembali sebelum masa Cuti Profesi berakhir kepada Menteri Keuangan.
Persetujuan ditetapkan oleh Kepala PPPK atas nama Menteri Keuangan.
Permohonan persetujuan pengaktifan kembali sebelum Cuti Profesi berakhir
diajukan secara tertulis kepada Menteri Keuangan c.q. Kepala PPPK, dengan
persyaratan telah mengikuti Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL) paling
sedikit 40 SKP dalam dua tahun terakhir.
Akuntan Publik yang sedang menjalani Cuti Profesi wajib berhimpun dalam
Asosiasi Profesi Akuntan Publik dan/atau menjaga kompetensi melalui PPL.

17
b. Pengunduran Diri
Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai
Akuntan Publik. Persetujuan atas permohonan pengunduran diri ditetapkan oleh
Menteri Keuangan. Permohonan pengunduran diri diajukan secara tertulis kepada
Menteri Keuangan u.p. Kepala PPPK, dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Menyampaikan dokumen asli surat izin Akuntan Publik
2. Menyampaikan surat pernyataan bermeterai menyatakan bahwa tidak
sedang menjalani pemeriksaan oleh Menteri Keuangan, tidak sedang
dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin oleh Menteri
Keuangan, akan menyimpan kertas kerja paling singkat lima tahun sejak
penerbitan laporan pemberian Jasa atau melimpahkan penyimpanan kertas
kerja kepada KAP
3. Telah menyelesaikan perikatan profesional
4. Menyampaikan surat keterangan dari Asosiasi Profesi yang menyatakan
bahwa Akuntan Publik yang bersangkutan tidak sedang menjalani reviu
oleh Asosiasi Profesi

c. Tidak Berlakunya dan Dicabutnya Izin Akuntan Publik


Izin Akuntan Publik dinyatakan tidak berlaku apabila:
1. Akuntan Publik meninggal dunia
2. Izin Akuntan Publik tidak diperpanjang

Izin Akuntan Publik dicabut dalam hal yang bersangkutan:


1. Mengajukan permohonan pengunduran diri
2. Dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin
3. Dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun
atau lebih
4. Dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap berdasarkan
ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik

18
5. Berada dalam pengampuan (curatele)
6. Menyampaikan dokumen palsu atau yang dipalsukan atau pernyataan yang
tidak benar pada saat pengajuan permohonan izin Akuntan Publik

Hak Akuntan Publik


Akuntan Publik berhak untuk memperoleh imbalan jasa, memperoleh
perlindungan hukum sepanjang telah memberikan jasa sesuai dengan SPAP, dan
memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan
pemberian jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk jasa audit atas laporan keuangan, misalnya, imbalan jasa berdasarkan
kesepakatan antara Akuntan Publik dengan entitas kliennya yang tertuang dalam
Surat Perikatan. Kebijakan imbalan jasa tersebut berpedoman pada Peraturan
Pengurus IAPI Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penentuan Imbalan Jasa Audit
Laporan Keuangan.
Kewajiban Akuntan Publik dan KAP
a. Akuntan Publik wajib:
1. Berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan
2. Berdomisili di wilayah NKRI dan bagi Akuntan Publik yang menjadi
pemimpin KAP atau pemimpin cabang KAP wajib berdomisili sesuai
dengan domisili KAP atau cabang KAP dimaksud
3. Mendirikan atau menjadi Rekan pada KAP dalam jangka waktu 180
(seratus delapan puluh) hari sejak izin Akuntan Publik yang
bersangkutan diterbitkan atau sejak mengundurkan diri dari suatu KAP
4. Melaporkan secara tertulis kepada Menteri Keuangan dalam jangka
waktu paling lambat 30 hari sejak menjadi Rekan pada KAP,
mengundurkan diri dari KAP; atau merangkap jabatan yang tidak
dilarang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik
5. Menjaga kompetensi melalui pelatihan profesional berkelanjutan

19
6. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, dan mempunyai integritas
yang tinggi

Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib:


1. Melalui KAP
2. Mematuhi dan melaksanakan SPAP dan kode etik profesi, serta
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan jasa yang
diberikan
3. Membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut.
Akuntan Publik bertanggung jawab atas jasa yang diberikan.

b. KAP atau cabang KAP wajib:


1. Mempunyai paling sedikit dua orang tenaga kerja profesional
pemeriksa di bidang akuntansi
2. Mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha
3. Memiliki dan menjalankan sistem pengendalian mutu
4. Memasang nama lengkap kantor pada bagian depan kantor
KAP yang berbentuk usaha perseorangan harus menggunakan nama dari
Akuntan Publik yang mendirikan dan mengelola KAP tersebut. KAP yang
berbentuk usaha harus menggunakan nama salah seorang atau beberapa
Akuntan Publik yang merupakan Rekan pada KAP tersebut.
c. KAP yang mempunyai Rekan warga negara asing dan/atau mempekerjakan
warga negara asing wajib menugaskan Rekan dan/atau pegawai dimaksud
untuk menyusun dan menjalankan program pengembangan profesi akuntan
publik dan/atau dunia pendidikan akuntansi secara cuma-cuma.
d. KAP wajib menyampaikan secara lengkap dan benar paling lambat pada
setiap akhir bulan April kepada Menteri Keuangan:
1. laporan kegiatan usaha dan laporan keuangan untuk tahun takwim
sebelumnya
2. laporan program dan realisasi tahunan program pengembangan profesi
akuntan publik dan/atau dunia pendidikan akuntansi bagi KAP

20
e. KAP wajib melaporkan secara tertulis kepada Menteri Keuangan:
1. Perubahan susunan Rekan
2. Perubahan pemimpin KAP dan/atau pemimpin cabang KAP
3. Perubahan domisili pemimpin KAP dan/atau pemimpin cabang KAP
4. Perubahan alamat KAP
5. Berakhirnya kerja sama dengan KAP Asing (KAPA) atau Organisasi
Audit Asing (OAA)
6. Pencabutan izin KAPA yang melakukan kerja sama dengan KAP oleh
otoritas negara asal KAPA
7. Pembubaran OAA yang melakukan kerja sama dengan KAP
f. Dalam memberikan jasa asurans, Akuntan Publik dan KAP wajib menjaga
independensi serta bebas dari benturan kepentingan. Benturan kepentingan,
diantaranya apabila:
1. Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi mempunyai kepentingan
keuangan atau memiliki kendali yang signifikan pada klien atau
memperoleh manfaat ekonomis dari klien
2. Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi memiliki hubungan
kekeluargaan dengan pimpinan, direksi, pengurus, atau orang yang
menduduki posisi kunci di bidang keuangan dan/atau akuntansi pada
klien
3. Akuntan Publik memberikan jasa asurans dan jasa lainnya dalam
periode yang sama atau untuk tahun buku yang sama
g. Akuntan Publik dan/atau Pihak Terasosiasi wajib menjaga kerahasiaan
informasi yang diperolehnya dari klien. Kewajiban tersebut dikecualikan
apabila digunakan untuk kepentingan pengawasan oleh Menteri Keuangan.
Menteri Keuangan wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya
dari Akuntan Publik dan/atau Pihak Terasosiasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

21
Larangan bagi Akuntan Publik dan KAP
a. Akuntan Publik dilarang:
1. Memiliki atau menjadi Rekan pada lebih dari satu KAP;
2. Merangkap sebagai:
a) Pejabat negara
b) Pimpinan atau pegawai pada lembaga pemerintahan, lembaga
negara, atau lembaga lainnya yang dibentuk dengan peraturan
perundang-undangan
c) Jabatan lain yang mengakibatkan benturan kepentingan
3. Memberikan jasa asurans untuk jenis jasa pada periode yang sama yang
telah dilaksanakan oleh Akuntan Publik lain, kecuali untuk
melaksanakan ketentuan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya
4. Memberikan jasa dalam masa pembekuan izin
5. Memberikan jasa melalui KAP yang sedang dikenai sanksi
administratif berupa pembekuan izin
6. Memberikan jasa selain jasa yang sudah ditetapkan melalui KAP
7. Melakukan tindakan yang mengakibatkan kertas kerja dan/atau
dokumen lain yang berkaitan dengan pemberian jasa tidak dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya
8. Menerima imbalan jasa bersyarat (imbalan jasa yang ditetapkan yang
nilai imbalan jasa dimaksud ditentukan berdasarkan kondisi-kondisi
tertentu, misalnya berdasarkan jenis opini yang akan diberikan)
9. Menerima atau memberikan komisi (imbalan dalam bentuk uang atau
barang atau bentuk lainnya yang bertujuan untuk memperoleh perikatan
jasa)
10. Melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau
memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan
Larangan merangkap jabatan sebagai pimpinan atau pegawai pada lembaga
pemerintahan, lembaga negara, atau lembaga lainnya yang dibentuk
dengan peraturan perundang-undangan, dikecualikan bagi Akuntan Publik
yang merangkap sebagai pimpinan atau pegawai pada lembaga pendidikan

22
bidang akuntansi dan lembaga yang dibentuk dengan undang-undang untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk kepentingan profesi di
bidang akuntansi.
b. KAP dilarang:
1. Melakukan kerja sama dengan KAPA atau OAA yang telah melakukan
kerja sama dengan KAP lain
2. Mencantumkan nama KAPA atau OAA yang status terdaftar KAPA
atau OAA tersebut pada Menteri Keuangan dibekukan atau dibatalkan
3. Memiliki Rekan non-Akuntan Publik yang tidak terdaftar pada Menteri
Keuangan
4. Membuka kantor dalam bentuk lain, kecuali bentuk kantor cabang
5. Membuat iklan yang menyesatkan
c. Akuntan Publik dan/atau KAP dilarang mempekerjakan atau menggunakan
jasa Pihak Terasosiasi yang tercantum pada daftar orang tercela dalam
pemberian jasa. Daftar orang tercela merupakan daftar yang memuat nama-
nama orang yang dinyatakan tercela oleh otoritas tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan, misalnya oleh Menteri Keuangan dan OJK

VI. Pengenaan Sanksi, Pembinaan dan Pengawasan terhadap Akuntan


Publik dan KAP

Pengenaan Sanksi Administratif


Menteri Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif kepada
Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP atas pelanggaran ketentuan
administratif. Pelanggaran ketentuan administratif sebagaimana dimaksud berupa
pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan
Publik.
Sanksi administratif dapat berupa rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban
tertentu, peringatan tertulis, pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas
tertentu, pembatasan pemberian jasa tertentu, pembekuan izin, pencabutan izin;

23
dan/atau denda. Denda dapat diberikan tersendiri atau bersamaan dengan
pengenaan sanksi administratif lainnya. Penerimaan denda merupakan
Penerimaan Negara Bukan Pajak.
No. Jenis Pelanggaran Jenis Sanksi Administratif
Pelanggaran terhadap UU No. 5 Tahun 2011
Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang
KAP yang melakukan pelanggaran
terhadap Pasal 13 ayat (1), Pasal 13
ayat (2), Pasal 13 ayat (3), Pasal 19, Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban
a.
Pasal 25 ayat (1) huruf d, Pasal 30 ayat tertentu
(1) huruf f, Pasal 32, Pasal 34 ayat (3),
atau Pasal 34 ayat (4).

Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang


KAP yang melakukan pelanggaran
terhadap Pasal 13 ayat (4), Pasal 17, Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban
b. Pasal 25 ayat (1) huruf e, Pasal 27, tertentu atau peringatan tertulis
Pasal 30 ayat (1) huruf a, Pasal 31,
Pasal 35 ayat (5), atau Pasal 35 ayat (6).

Akuntan Publik, KAP, dan/atau


cabang KAP yang melakukan
pelanggaran terhadap Pasal 9 ayat (4),
Pasal 25 ayat (1) huruf a, Pasal 25 ayat
(1) huruf b, Pasal 25 ayat (1) huruf c,
Pasal 25 ayat (1) huruf f, Pasal 25 ayat
c. (2) huruf a, Pasal 28 ayat (1), Pasal 29 Peringatan tertulis atau pembekuan izin
ayat (1), Pasal 30 ayat (1) huruf b, Pasal
30 ayat (1) huruf c, Pasal 30 ayat (1)
huruf e, Pasal 30 ayat (1) huruf h, Pasal
30 ayat (1) huruf i, Pasal 51 ayat (4),
atau Pasal 51 ayat (5).

Akuntan Publik yang melakukan


pelanggaran terhadap Pasal 30 ayat (1)
d. Pembekuan izin atau pencabutan izin
huruf d.

Akuntan Publik yang melakukan Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban


pelanggaran terhadap Pasal 25 ayat (2) tertentu, peringatan tertulis, pembatasan
e. huruf b, Pasal 25 ayat (2) huruf c, atau pemberian jasa kepada suatu jenis entitas
Pasal 30 ayat (1) huruf g. tertentu, pembatasan pemberian jasa tertentu,
pembekuan izin, atau pencabutan izin
Akuntan Publik yang mengajukan
f. Denda
perpanjangan izin hingga masa berlaku

24
No. Jenis Pelanggaran Jenis Sanksi Administratif
izin berakhir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (4).
KAP yang melakukan pelanggaran
terhadap batas waktu penyampaian
laporan kegiatan usaha dan/atau
g. laporan keuangan sebagaimana Denda
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) huruf
a.

Pelanggaran terhadap PP No. 20 Tahun 2015


Akuntan Publik yang melakukan Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban
a.
pelanggaran terhadap Pasal 6 ayat (1). tertentu atau peringatan tertulis
Akuntan Publik yang melakukan Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban
b. pelanggaran terhadap Pasal 6 ayat (2). tertentu dan/atau denda.

Akuntan Publik yang melakukan


c. pelanggaran terhadap Pasal 11 atau Peringatan tertulis atau pembekuan izin.
Pasal 15 ayat (3).
Ketentuan teknis mengenai pengenaan sanksi administratif diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan.

Ancaman Sanksi Pidana


a. Akuntan Publik yang melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi,
dan/atau memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan; atau
dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan
data atau catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang
berkaitan dengan jasa asurans yang diberikan sehingga tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak yang berwenang
dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan pidana denda paling
banyak Rp300.000.000,00. Pihak Terasosiasi yang melakukan perbuatan
tersebut juga dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan pidana
denda paling banyak Rp300.000.000,00.
b. Setiap orang yang memberikan pernyataan tidak benar atau memberikan
dokumen palsu atau yang dipalsukan untuk mendapatkan atau memperpanjang
izin Akuntan Publik, dan/atau untuk mendapatkan izin usaha KAP atau izin
pendirian cabang KAP dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun
dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00.

25
c. Setiap orang yang bukan Akuntan Publik, tetapi menjalankan profesi Akuntan
Publik dan bertindak seolah-olah sebagai Akuntan Publik, dipidana dengan
pidana penjara paling lama enam tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00. Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh korporasi, pidana
yang dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 dan paling banyak Rp3.000.000.000,00. Dalam hal
korporasi tidak dapat membayar denda, pihak yang bertanggung jawab dipidana
dengan pidana penjara paling singkat dua tahun dan paling lama enam tahun.

Akuntan Publik yang melakukan perbuatan pidana di atas dibebaskan dari


tuntutan pidana apabila perbuatan yang dilakukan telah lewat dari lima tahun
terhitung sejak tanggal laporan hasil pemberian jasa. Akuntan Publik dibebaskan
dari gugatan terkait dengan pemberian jasa apabila perbuatan pidana di atas yang
dilakukan telah lewat dari lima tahun terhitung sejak tanggal laporan hasil
pemberian jasa.

Pembinaan dan Pengawasan terhadap Akuntan Publik dan KAP


Menteri Keuangan berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
Akuntan Publik, KAP, dan cabang KAP. Dalam melakukan pembinaan dan untuk
melindungi kepentingan publik, Menteri Keuangan berwenang:
a. Menetapkan peraturan atau keputusan yang berkaitan dengan pembinaan
Akuntan Publik, KAP, dan cabang KAP
b. Menetapkan kebijakan tentang SPAP, ujian profesi akuntan publik, dan
pendidikan profesional berkelanjutan
c. Melakukan tindakan yang diperlukan terkait dengan:
1. SPAP
2. Penyelenggaraan ujian sertifikasi profesi akuntan public
3. Pendidikan profesional berkelanjutan

Dalam melakukan pengawasan, Menteri Keuangan melakukan pemeriksaan


terhadap Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP. Menteri Keuangan

26
dapat menunjuk pihak lain untuk dan atas nama Menteri Keuangan untuk
melakukan pemeriksaan. Dalam melakukan pemeriksaan, Menteri Keuangan
berwenang untuk:
a. Meminta keterangan, informasi dan/atau dokumen kepada Pihak
Terasosiasi
b. Meminta keterangan, informasi dan/atau dokumen kepada asosiasi
profesi

Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP dilarang menolak atau


menghindari pemeriksaan dan menghambat kelancaran pemeriksaan. Akuntan
Publik, KAP, dan/atau cabang KAP yang diperiksa wajib memperlihatkan dan
meminjamkan kertas kerja, laporan dan dokumen lainnya serta memberikan
keterangan yang diperlukan termasuk kertas kerja yang berkaitan dengan
nasabah penyimpan dan simpanannya pada bank. Pemeriksaan hanya
dilakukan untuk memperoleh keyakinan atas kepatuhan Akuntan Publik, KAP,
dan cabang KAP terhadap peraturan yang mengatur Akuntan Publik, serta
SPAP.

27
Referensi:

Institut Akuntan Publik Indonesia. (n.d.). Institut Akuntan Publik Indonesia.


Retrieved from https://iapi.or.id/
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN PENGURUS NOMOR 1
TAHUN 2016 TENTANG RECOGNITION OF PRIOR LEARNING BAGI
SEORANG YANG MENEMPUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
SEBAGAI WAIVER ATAS BEBERAPA MATA UJIAN PADA UJIAN
PROFESI AKUNTAN PUBLIK, Pub. L. No. 1 (2016). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN PENGURUS NOMOR 2
TAHUN 2016 TENTANG PENENTUAN IMBALAN JASA AUDIT
LAPORAN KEUANGAN, Pub. L. No. 2 (2016). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN PENGURUS NOMOR 3
TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN
PROFESIONAL BERKELANJUTAN TERSTRUKTUR BERBASIS
PENILIAIAN, Pub. L. No. 3 (2016). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN PENGURUS NOMOR 5
TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UJIAN TINGKAT LANJUT
PADA UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK, Pub. L. No. 5 (2016).
Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN ASOSIASI NOMOR 2
TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN ANGGOTA
DEWAN PENGURUS DAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PERIODE 2017 - 2021,
Pub. L. No. 2 (2017). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN ASOSIASI NOMOR 3
TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN
PUBLIK, Pub. L. No. 3 (2017). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN ASOSIASI NOMOR 4
TAHUN 2017 TENTANG REVIU MUTU, Pub. L. No. 4 (2017). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN ASOSIASI NOMOR 5

28
TAHUN 2017 TENTANG UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK, Pub. L.
No. 5 (2017). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN ASOSIASI NOMOR 6
TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKAT PENGALAMAN PRAKTIK
BIDANG AUDIT DAN ASURANS, Pub. L. No. 6 (2017). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN DEWAN PENGURUS
NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE SMALL AND MEDIUM
SIZED PRACTICES, Pub. L. No. 5 (2017). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018
TENTANG PADUAN INDIKATOR KUALITAS AUDIT PADA KANTOR
AKUNTAN PUBLIK, Pub. L. No. 4 (2018). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN ASOSIASI NOMOR 3
TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGADUAN DAN
INVESTIGASI, Pub. L. No. 3 (2018). Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. PERATURAN ASOSIASI NOMOR 4
TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN DAN SANKSI, Pub. L. No. 4 (2018).
Indonesia.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2015). Profesi Akuntansi
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. PERATURAN OTORITAS JASA
KEUANGAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGGUNAAN
JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN, Pub. L. No. 13 (2017).
Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI
AKUNTAN PUBLIK, Pub. L. No. 84 (2012). Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PRAKTIK
AKUNTAN PUBLIK, Pub. L. No. 20 (2015). Indonesia.

29
Pemerintah Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155 TAHUN 2017 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 55
TAHUN 2017 TENTANG PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA
BAGI AKUNTAN DAN AKUNTAN PUBLIK, Pub. L. No. 155 (2017).
Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG PRINSIP
MENGENALI PENGGUNA JASA BAGI AKUNTAN DAN AKUNTAN
PUBLIK, Pub. L. No. 55 (2017). Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KEUANGAN
REPULIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2017 TENTANG
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN AKUNTAN PUBLIK, Pub. L. No.
154 (2017). Indonesia.

30

You might also like