Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir
diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat
mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif
stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain
glukosa darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula dalam tubuh secara patologis
beberapa penyakit vaskuler. Kadar glukosa darah yang tinggi pada saat stroke
asam laktat akibat metabolisme glukosa secara anaerobic yang merusak jaringan
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 jumlah penyakit
seiring dengan bertambahnya umur penyakit stroke tidak hanya menyerang lanjut
usia saja. Penderita stroke sudah di mulai dari kelompok usia 15-24 tahun dengan
prevalensi 0,6%, usia 25-34 tahun sebanyak 1,4%, usia 35-44 tahun sebanyak
3,7%, usia 45-54 tahun sebanyak 14,2% dan usia 65-74 tahun sebanyak 45,3%.
stroke di kota cenderung lebih tinggi sebesar 12,6% dibandingkan dengan daerah
Prevalensi stroke non hemoragik di Jawa Tengah tahun 2014 sebesar 0,05%
lebih tinggi dari pada tahun 2013 yaitu 0,03%. Prevalensi tertinggi stroke non
fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh (global) berlangsung selama 24 jam
atau lebih dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
darah otak berupa obstruksi atau sumbatan yang menyebabkan hipoksia pada otak
dan tidak terjadi pendarahan. Stroke iskemik atau non hemoragik merupakan
stroke yang disebabkan karena terdapat sumbatan yang disebabkan oleh trombosis
(bekuan) yang terbentuk di dalam pembuluh otak atau pembuluh organ selain otak
(Latifa, 2016).
Stroke bisa disebabkan oleh aterosklerosis, sakit kepala, kraniotomi,
kolesterol dan epilepsi. Pada stroke trombosis atau metabolik maka otak
mengalami iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan
meluas setelah serangan pertama sehingga dapat terjadi edema serebral dan
peningkatan intrakranial (TIK) dan kematian pada area yang luas. Prognosisnya
tergantung pada daerah otak yang terkena dan luasnya saat terkena (Gofir, 2013).
arteri yang mengarah ke otak sehingga suplai darah ke otak berkurang yang
mempertahankan massa otot dan tonus otot. Melakukan mobilisasi dengan latihan
dan kontinyu (Potter&Perry, 2009). Latihan ROM secara dini dapat meningkatkan
mobilisasi sendi, mencegah terjadinya kekakuan sendi, memperlancar
lakukan ROM 2 kali perhari pada hari ketiga terdapat 17 responden mengalami
Gambiran.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk
menyusun karya tulis ilmiah melalui aplikasi terapi latihan (ROM) terhadap
keperawatan stroke.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
a. Rumah sakit
pasien stroke.
pasien.