Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sifat sayuran diantaranya adalah cepat layu dan busuk akibat kurang
cermatnya penanganan lepas panen. Untuk memperpanjang masa simpannya dapat
dilakukan dengan berbagai pengawetan, misalnya acar, sauerkraut, sayuran asin,
kerupuk, dan lain-lain. Tujuan pengawetan sayur ini untuk memperpanjang daya
simpan sayuran yang mudah busuk dan rusak. Salah satu produk makanan hasil
proses fermentasi adalah kimchi, yang merupakan makanan tradisional Korea
berupa suatu jenis asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas.
Kimchi dibuat dari beraneka ragam bahan dari sawi putih dan lobak dicampur
bawang putih, cabai merah, ppalgangochu), daun bawang, cumi-cumi, tiram atau
makanan laut lain, jahe, garam, dan gula. Kimchi dibuat dari berbagai jenis sayuran
sehingga mengandung kadar serat makanan yang tinggi, namun rendah kalori.
Fermentasi telah lama digunakan dalam pengolahan bahan makanan secara
tradisional, dan merupakan salah satu cara pemrosesan dan bentuk pengawetan
makanan tertua. Fermentasi merupakan cara untuk memproduksi berbagai produk
yang menggunakan mikroba melalui aktivitas metabolisme. Fermentasi dapat
terjadi karena adanya aktivitas mikroba pada substrat organik yang sesuai.
Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan akibat
pemecahan kandungan bahan pangan tersebut, sehingga memungkinkan makanan
lebih bergizi, lebih mudah dicerna, lebih aman, dapat memberikan rasa yang lebih
baik dan memberikan tekstur tertentu pada produk pangan. Fermentasi juga
merupakan suatu cara yang efektif dengan biaya rendah untuk mengawetkan,
menjaga kualitas dan keamanan makanan.
1. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari Praktikum Teknologi Pengawetan Pangan Acara I ini adalah
:
a. Bagaimana pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap derajat keasaman
kimchi?
b. Bagaimana pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap karakteristik
sensoris kimchi (warna, tekstur, kenampakan, dan rasa)?
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum Acara I Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap
Derajat Keasaman dan Karakteristik Sensoris Kimchi adalah :
a. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap
keasaman kimchi
b. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap
karakteristik sensoris kimchi
B. Tinjauan Pustaka
Kimchi merupakan makanan fermentasi dari Korea dengan penggaraman,
dicampur dengan berbagai macam bahan dan difermentasikan selama waktu yang telah
ditentukan pada suhu ambien. Karakteristik dari kimchi berbeda tergantung dari
keberagaman kimchi itu sendiri. Macam kimchi tergantung dari bahan mentah yang
digunakan, metode proses pembuatan, bumbu-bumbu yang digunakan, lokalitas dan
properti fungsional dari kimchi (Ick, 2003).
Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu komoditas
hortikultura sayuran daun yang banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya enak,
mudah didapat, dan budidayanya tidak terlalu sulit. Tanaman sawi banyak mengandung
vitamin dan gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dalam setiap 100 gram
bobot segar sawi mengandung 2,3 g protein; 0,3 g lemak; 4,0 g karbohidrat; 220 mg
Ca; 38 mg P; 6,4 g vitamin A; 0,09 mg vitamin B; 102 mg vitamin C; serta 92 g air.
Dalam kurun waktu tahun 2007 - 2011 rata-rata konsumsi sayuran sawi naik sebesar
2,19% (Pardosi, 2014).
Jahe (Zingiber officinale Roscoe, Zingiberacae) merupakan salah satu tanaman
obat yang penting dimana terdapat dibanyak negara seperti India, China, Asia Tenggara,
Meksiko dan bagian dunia yang lain. Jahe telah dikonsumsi masyarakat seluruh dunia
sebagai rempah-rempah dan agen flavor dari zaman kuno. Tanaman jahe pada
umumnya mempunyai tinggi 1-3 ft dan mempunyai berbagai macam kandungan kimia
yang berbeda seperti amaldehida, gingerol, shogaol, paradol dan yang lainnya. Jahe
juga mempunyai manfaat yang luar biasa untuk tubuh untuk mengobati berbagai
macam penyakit. Jahe diseluruh dunia mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Penyimpanan dari jahe sendiri juga memerlukan atmosfer yang hangat dan lembab
(Ghosh, 2011).
Garam yang dikenal sehari-hari dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan
senyawa kimia yang bagian utamanya adalah Natrium Klorida (NaCl) dengan zat-zat
pengotor yang terdiri dari CaSO4, MgSO4, MgCl2 dan lain-lain. Garam dapat diperoleh
dengan tiga cara, yaitu penguapan air laut dengan sinar matahari, penambangan batuan
garam dan dari sumur air garam. Garam hasil tambak berbeda-beda dalam
komposisinya, tergantung pada lokasinya. Proses produksi garam di Indonesia pada
umumnya dilakukan dengan metode penguapan air laut dengan bantuan sinar matahari
(Rositawati, 2013).
Garam dipergunakan manusia sebagai salah satu metode pengawetan pangan
yang pertama dan masih dipergunakansecara luas untuk mengawetkan berbagai macam
makanan. Garam digunakan secara luas dalam pengawetan produk-produk sayuran
seperti mentimun, kubis dan bawang.garam memberi sejumlah pengaruh bila
ditambahkan pada jaringan tumbuh-tumbuhan yang segar. Garam akan berperan
sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme pencemar tertentu (Buckle, 2010).
Bakteri Asam Laktat merupakan kelompok bakteria yang menghasilkan asam
laktat melalui fermentasi karbohidrat. Mikroba tersebut banyak digunakan pada
produksi dari produk makanan fermentasi, seperti yoghurt, keju, sauerkraut, dan sosis.
Bakteri Asam Laktat yang hidup juga merupakan probiotik yang dapat memberi
manfaat untuk kesehatan inangnya dengan meningkatkan keseimbangan dari sistem
pencernaannya. Pada umumnya, probiotik dapat mengurangi level serum kolesterol,
meningkatkan fungsi saluran pencernaan, meningkatkan sistem imun dan menurunkan
resiko kanker usus besar (Lee, 2013).
Pengawetan makanan merujuk pada beberapa teknik yang digunakan untuk
mencegah makanan dari kebusukan. Metode dari pengawetan sendiri meliputi
pengalengan, pengeringan, dan pengeringan beku, iradiasi, pasteurisasi, pengasapan,
dan penambahan zat aditif kimia. Pengawetan makanan menjadi komponen sangat
penting dari industri makanan karena sedikit orang makan makanan yang diproduksi
dari yang ditanam mereka sendiri, dan konsumen mengharapkan untuk dapat
mendapatkan dan mengkonsumsi makanan diluar dari musimnya (Olurankinse, 2014).
Pada proses pengolahan pangan, seringkali ditambahkan bahan-bahan kimia
baik alami maupun sintetis. Penambahan bahan-bahan kimia tersebut terkadang
merupakan faktor krusial seperti penambahan garam, asam dan gula atau hanya
merupakan bahan tambahan makanan saja seperti penambahan antioksidan. Garam
biasa ditambahkan pada proses penglahan pangan tertentu. Penambahan garam tersebut
bertujua untuk mendapatkan kondisi tertentu yang memungkinkan enzim atau
mikroorganisme yang tahan garam (halotoleran) beraksi menghasilkan produk makanan
dengan karakteristik tertentu (Estiasih, 2009).
C. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Praktikum acara I Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Derajat
Keasaman dan Karakteristik Sensoris Kimchi di laksanakan pada hari Kamis, tanggal
19 November 2015 pada pukul 13.00-15.00 WIB yang bertempat di Laboratorium
Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Baskom
2) Blender bumbu
3) Peniris
4) Pisau
5) Plastik wrap
6) Sendok the
7) Toples kaca
b. Bahan
1) Air
2) Bawang putih 7 siung
3) Bubuk cabe merah 20 gram
4) Garam
5) Gula pasir 0,5 sdt
6) Jahe 2 jari
7) Kecap ikan 10 sdm
8) Larutan garam 20%
9) Sawi putih
10) Vetsin 0,5 sdt
3. Cara Kerja
a. Persiapan Sayuran
Gambar 1.1 Diagram Alir Persiapan Sayuran
b. Persiapan Bumbu
Bawang putih 7 siung
dan kecap ikan 10
sdm
c. Pembuatan Kimchi
Gambar 1.3 Diagram Alir Proses Pembuatan Kimchi
4. Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian yang digunakan dalam praktikum Teknologi
Pengawetan Pangan Acara 1 Pembuatan Kimchi adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan dua faktor, yaitu pengaruh suhu dan lama penyimpanan kimchi.
Perlakuan yang digunakan dalam praktikum dilakukan dengan dua kali ulangan
sampel dan dua kali ulangan analisa. Data yang diperoleh kemudian di catat dan
dianalisa. Variasi fermentasi pada kimchi dapat dilihat pada Tabel 1.1
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A., R. A. Edwards., G. H. Fleet and M. Wootton. 2010. Ilmu Pangan. UI-
Press. Jakarta.
Codex Standard for Kimchi (Codex STAN 223-2001).
Desrosier, Norman W. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. UI-Press. Jakarta.
Estiasih, Teti dan Kgs Ahmadi. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Bumi Aksara.
Malang.
Ghosh, A. K., S. Banerjee., H. I. Mullick and J. Banerjee. 2011. Zingiber Officinale: A
Natural Gold. International Journal of Pharma and Bio Sciences, Vol. 2.
Ick, Mheen Tae. 2003. Kimchi Fermentation and Characteristics Of The Related Lactic
Acid Bacteria. Information Analysis. South Korea.
Karovicova, J and Z. Kohajdova. 2003. Lactic Acid Fermented Vegetable Juice.
Horticulture Science (Prague).
Kumar, K. P. Sampath., Debjit Bhowmik., Chiranjib., Pankaj Tiwari and Rakesh
Kharel. 2010. Allium sativum and its health benefits: An overview. Journal of
Chemical and Pharmaceutical Research. Vol. 2, No. 1.
Lee, KiBeom., Ho-Jin Kim and Eun-Jung Lee. 2013. Mixed Cultures of Kimchi Lactic
Acid Bacteria Show Increased Cell Density and Lactate Productivity. African
Journal of Biotechnology, Vol. 12. No. 25.
Nam, Young-Do., Ho-Won Chang, Kyoung-Ho Kim, Seong Woon Roh and Jin-Woo
Bae. 2009. Metatranscriptome analysis of lactic acid bacteria during kimchi
fermentation with genome-probing microarrays. International Journal of Food
Microbiology.
Olurankinse, C. A. 2014. Strategis for Sustainable Food Processing and Preservation.
Journal of Environmental Science, Toxicology and Food Technology, Vol. 8.
Pardosi, Andri H., Irianto dan Mukhsin. 2014. Respon Tanaman Sawi terhadap Pupuk
Organik Cair Limbah Sayuran pada Lahan Kering Ultisol.Prosiding Seminar
Nasional Lahan Suboptimal. Palembang.
Rositawati, Agustina Leokristi., Citra Metasari Taslim dan Danny Soetrisnanto. 2013.
Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam
Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2. No. 4.
Surimiman. 2012. Kimchi Making for Dummies. Sony Park. South Korea.
Wadamori, Yukiko., Leo Vanhanen and Geoffrey P. Savage. 2014. Effect of Kimchi
Fermentation on Oxalate Levels in Silver Beet (Beta vulgaris var. cicla). Food
Journal, Vol. 3.
LAMPIRAN
Gambar 1.1 Sawi yang Direndam Air Garam