Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
terbentuk secara anorganik serta memiliki komposisi kimia dan struktur atom.
Mineral merupakan zat yang membentuk batuan melalui agregasi dari beberapa
mineral yang membentuk batuan beku dari hasil evolusi magma meliputi
Batuan tertentu yang mengandung mineral kemudian pada suatu saat akan
tesebut dapat menjadi suatu zat yang memiliki nilai ekonomis. Bukan hanya
mineral yang dapat menjadi sesuatu yang ekonomis akan tetapi juga dapat berupa
biji (ore).
Nilai ekonomis dari suatu mineral dan biji merupakan salah satu kajian
dari endapan mineral. Endapan mineral merupakan salah satu disiplin ilmu dalam
kandungan air. Hal ini juga sangat berkaitan erat dengan ciri serta sifat fisik dan
kimia dari suatu mineral serta tekstur khusus yang dapat menjelaskan jenis suatu
endapan mineral. Maka dilaksanakanlah praktikum ini untuk mengetahui ciri fisik
dan tekstur khusus dari mineral yang terdapat dalam suatu deposit batuan sebagai
pengantar awal dalam pembahasan endapan mineral sebagai relasi antara materi
kepada mahasiswa tentang ciri dan sifat fisik mineral srta tekstur khusus yang
1. Praktikan mampu mengetahui tekstur khusus mineral dari sampel yang telah
diamati.
2. Praktikan mampu mengetahui jenis endapan mineral dari sampel yang telah
diamati.
1. Sampel mineral
3. Kamera
5. Pensil warna
7. Loop
Mineral bijih (ore mineral) adalah mineral yang mengandung logam, atau
suatu agregat mineral logam, yang dari sisi penambang dapat diambil suatu profit,
atau dari sisi ahli metalurgi dapat diolah/diekstrak menjadi suatu profit. Mineral
Deposit atau ore Deposit ; penggambaran secara geologi atau keterjadian dari
untuk dieksploitasi.
2.2 Mineral
pola yang sistimatis. Mineral dapat kita jumpai dimanamana disekitar kita, dapat
berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk
tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur
dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-
definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal
susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat,
kristalografi.
mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian
luar yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari
batuan, dengan mengambil “lithos” dari bahasa latin yang berarti batu, dan
“sphere” yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita
unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari
satu jenis unsur saja yaitu “Karbon”. Garam dapur yang disebut mineral halit,
terdiri dari senyawa dua unsur “Natrium” dan “Chlorit” dengan simbol NaCl.
tertentu.
dasar-dasar geologi atau “Geologi Fisik”, dimana batuan, yang terdiri dari
mineral, merupakan topik utama yang akan dibahas. Diatas telah dijelaskan bahwa
salah satu syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan
yang membentuk litosfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral-mineral yang
membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini telah
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama
adalah dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik
mineral adalah (1) bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna,
(5) kekerasan, (6) goresan, dan (7) kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui
analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal
Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk
mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang merupakan
perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya
didalam. Bentuk bentuk kristal antara lain adalah (gambar 3.1): Triklin, Monoklin,
mineral pembentuk batuan”, mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat
jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya,
melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan
oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut
4. Warna (color): Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk
dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak
ada warnawarna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur
mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna terang,
dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah
tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua
mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores
adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya.
Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras
(skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
6. Goresan pada bidang (streak): Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada
bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas.
7. Kilap (luster): Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari
permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap
Logam dan Kilap NonLogam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap
mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah.
1. Mineral Silikat
metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi
terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai
kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat
pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
ferromagnesium.
2. Mineral ferromagnesium
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
Olivine: dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27 –
3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang
sempurna. Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara
3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah
yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56° dan 124° yang sangat membantu
dalam cara mengenalnya. Biotite: adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang
dengan mudah dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga
paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir
dibagi dua, “albit” dan “anorthit”. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium,
mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu. BD. 2.57.
warna seperti asap atau “smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang
juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang
3. Mineral oksida
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral
oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka
juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah
besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2).
4. Mineral Sulfida.
unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng
dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang
mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS3), “chalcocite” (Cu2S),
Salah satu hal yang paling penting dalam mempelajari endapan epitermal,
hidrotermal dan batuan samping memakan waktu yang relatif lama. Akibatnya,
larutan menjadi encer dan netral yang menyebabkan silika akan larut. Silika
kuarsa ini diikuti oleh presipitasi emas dan menghasilkan urat-urat yang berlapis
yang setiap lapisan uratnya mewakili tahapan yang berbeda. Seperti yang
Tekstur ini dicirikan kuarsa kristalin yang memperlihatkan kilap lemak yang
mengindikasikan silika yang terbentuk pada suhu yang rendah dan umumnya
pada kedalaman yang dangkal di atas zona up flow dan kemungkinan menindih
daerah mineralisasi
2. Saccharoidal texture
Tekstur ini dicirikan oleh kumpulan butiran masif yang berwarna puith susu
3. Comb texture
4. Zone crystal
Tekstur ini merupakan kelompok dari lapisan atau kristal. Setiap kristal
memilki zona yang berwarna terang dan milky yang saling berselingan.
5. Colloform texture
(lonjong).
6. Crustiform texture
terhadap dinding urat dan dipertegas oleh adanya perbedaan pada komposisi
mineral dan warnanya. Tekstur ini terbentuk akibat dari pengisian rekahan
pada dinding bukaan secara berlapis dan berulang. Pada umumnya bentuk atau
Tekstur ini terbentuk akibat perubahan fase metastabil atau silika amorf.
1. Moss texture
2. Microplumose texture
Tekstur penggantian ini biasanya hadir akibat adanya perubahan pada komposisi
1. Mold texture
bentuk pipih.
berasal dari sisa cairan magma dari dalam bumi yang bergerak ke atas dan kaya
yang relatif tinggi. Akibat larutan hidrotermal bersifat sangat cair, larutan ini
logam yang membentuk endapan dalam bentuk urat. Kuarsa sebagai mineral yang
paling akhir terbentuk umunya hadir dan terendapkan dalam urat-urat ini yang
sering sekali dijumpai bersama dengan emas. Endapan hidrotermal (skarn, porfiri,
VMS, epitermal) dicirikan dengan adanya endapan tipe urat yang merupakan
daerah tempat mineralisasi bijih terjadi dan membentuk tubuh yang diskordan
lingkungan sedimen tertentu, baik dengan atau tanpa batuan dari organisme.
adapun yang termasuk andapan sedimenter yaitu banded iron formation, placer
3.1 Kuarsa
Mineral dengan nomor urut 1 dan nomor peraga EM 12 ini memiliki ciri-
ciri fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu antara lain, Warna yang terlihat dari
mineral ini dalam keadaan segar yaitu Putih dan dalam keadaan lapuk yaitu putih
putih. Kilap dari mineral ini yaitu kilap kaca. Mineral ini tidak memperlihatkan
kesan belahan. Adapun pecahan dari mineral ini yaitu conchoidal yang merupakan
pecahan dari suatu mineral yang menyerupai lapisan kulit bawang. Mineral ini
melalui suatu bidang yang rata. Kesan yang didapatkan ketika mineral dikenai
sinar atau yang biasa dikenal dengan kilap mineral yaitu menyerupai kaca
sehingga memiliki kilap kaca dengan kekerasan yaitu 7 skala Mohs (Rocks and
Mineral) Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh mineral ini ketika diberikan
tekanan adalah brittle yakni mudah rapuh dengan berat jenis atau perbandingan
berat mineral ketika berada di air dan ketika berada di udara adalah 2,65 gr/cm3
prismatik yakni memiliki bentuk seperti prisma serta sistem kristal hexagonal, dan
termasuk dalam golongan mineral silikat. Berdasarkan sifat fisik di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa nama mineral ini adalah Kuarsa, dengan jenis endapan
Hidrotermal.
bersuhu rendah (berkisar 2000 –4000C atau pada kondisi epitermal). Awalnya
Kemudian seiring dengan penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan
yang dilaluinya serta penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari
dapur magma dan pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu
kondisi tertentu sehingga membentuk tekstur yang tertentu pula. Pada mineral
kuarsa yang ditemukan ini memiliki tekstur yang berupa tekstur saccharoidal
Mineral kuarsa digunakan untuk alat optik, batu asah (gerinda) dan kaca.
Kuarsa juga sering digunakan dalam industri keramik dan sebagai bahan baku
Mineral dengan nomor urut 2 dan nomor peraga EM 1 ini memiliki ciri-
ciri fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu antara lain, Warna yang terlihat dari
mineral ini dalam keadaan segar yaitu Putih dan dalam keadaan lapuk yaitu putih
putih. Kilap dari mineral ini yaitu kilap kaca. Mineral ini tidak memperlihatkan
kesan belahan. Adapun pecahan dari mineral ini yaitu conchoidal yang merupakan
pecahan dari suatu mineral yang menyerupai lapisan kulit bawang. Mineral ini
melalui suatu bidang yang rata. Kesan yang didapatkan ketika mineral dikenai
sinar atau yang biasa dikenal dengan kilap mineral yaitu menyerupai kaca
sehingga memiliki kilap kaca dengan kekerasan yaitu 7 skala Mohs (Rocks and
Mineral) Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh mineral ini ketika diberikan
tekanan adalah brittle yakni mudah rapuh dengan berat jenis atau perbandingan
berat mineral ketika berada di air dan ketika berada di udara adalah 2,65 gr/cm3
prismatik yakni memiliki bentuk seperti prisma serta sistem kristal hexagonal, dan
termasuk dalam golongan mineral silikat. Berdasarkan sifat fisik di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa nama mineral ini adalah Kuarsa, dengan jenis endapan
Hidrotermal.
bersuhu rendah (berkisar 2000 –4000C atau pada kondisi epitermal). Awalnya
Kemudian seiring dengan penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan
yang dilaluinya serta penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari
dapur magma dan pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu
kondisi tertentu sehingga membentuk tekstur yang tertentu pula. Pada mineral
kuarsa yang ditemukan ini memiliki tekstur yang berupa tekstur comb yaitu
Mineral kuarsa digunakan untuk alat optik, batu asah (gerinda) dan kaca.
Kuarsa juga sering digunakan dalam industri keramik dan sebagai bahan baku
Mineral dengan nomor urut 3 dan nomor peraga EM 2 ini memiliki ciri-
ciri fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu antara lain, Warna yang terlihat dari
mineral ini dalam keadaan segar yaitu Putih dan dalam keadaan lapuk yaitu putih
putih. Kilap dari mineral ini yaitu kilap kaca. Mineral ini tidak memperlihatkan
kesan belahan. Adapun pecahan dari mineral ini yaitu conchoidal yang merupakan
pecahan dari suatu mineral yang menyerupai lapisan kulit bawang. Mineral ini
melalui suatu bidang yang rata. Kesan yang didapatkan ketika mineral dikenai
sinar atau yang biasa dikenal dengan kilap mineral yaitu menyerupai kaca
sehingga memiliki kilap kaca dengan kekerasan yaitu 7 skala Mohs (Rocks and
Mineral) Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh mineral ini ketika diberikan
tekanan adalah brittle yakni mudah rapuh dengan berat jenis atau perbandingan
berat mineral ketika berada di air dan ketika berada di udara adalah 2,65 gr/cm3
prismatik yakni memiliki bentuk seperti prisma serta sistem kristal hexagonal, dan
termasuk dalam golongan mineral silikat. Berdasarkan sifat fisik di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa nama mineral ini adalah Kuarsa, dengan jenis endapan
Hidrotermal.
bersuhu rendah (berkisar 2000 –4000C atau pada kondisi epitermal). Awalnya
Kemudian seiring dengan penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan
yang dilaluinya serta penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari
dapur magma dan pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu
kondisi tertentu sehingga membentuk tekstur yang tertentu pula. Pada mineral
kuarsa yang ditemukan ini memiliki tekstur yang berupa tekstur zoning yaitu
Mineral kuarsa digunakan untuk alat optik, batu asah (gerinda) dan kaca.
Kuarsa juga sering digunakan dalam industri keramik dan sebagai bahan baku
Mineral dengan nomor urut 4 dan nomor peraga EM 117 ini memiliki ciri-
ciri fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu antara lain, Warna yang terlihat dari
mineral ini dalam keadaan segar yaitu Putih dan dalam keadaan lapuk yaitu putih
putih. Kilap dari mineral ini yaitu kilap kaca. Mineral ini tidak memperlihatkan
kesan belahan. Adapun pecahan dari mineral ini yaitu conchoidal yang merupakan
pecahan dari suatu mineral yang menyerupai lapisan kulit bawang. Mineral ini
melalui suatu bidang yang rata. Kesan yang didapatkan ketika mineral dikenai
sinar atau yang biasa dikenal dengan kilap mineral yaitu menyerupai kaca
sehingga memiliki kilap kaca dengan kekerasan yaitu 7 skala Mohs (Rocks and
Mineral) Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh mineral ini ketika diberikan
tekanan adalah brittle yakni mudah rapuh dengan berat jenis atau perbandingan
berat mineral ketika berada di air dan ketika berada di udara adalah 2,65 gr/cm3
prismatik yakni memiliki bentuk seperti prisma serta sistem kristal hexagonal, dan
termasuk dalam golongan mineral silikat. Berdasarkan sifat fisik di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa nama mineral ini adalah Kuarsa, dengan jenis endapan
Hidrotermal.
bersuhu rendah (berkisar 2000 –4000C atau pada kondisi epitermal). Awalnya
Kemudian seiring dengan penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan
yang dilaluinya serta penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari
dapur magma dan pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu
kondisi tertentu sehingga membentuk tekstur yang tertentu pula. Pada mineral
kuarsa yang ditemukan ini memiliki tekstur yang berupa tekstur comb yaitu
Mineral kuarsa digunakan untuk alat optik, batu asah (gerinda) dan kaca.
Kuarsa juga sering digunakan dalam industri keramik dan sebagai bahan baku
Mineral dengan nomor urut 5 dan nomor peraga EM 3 ini memiliki ciri-
ciri fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu antara lain, Warna yang terlihat dari
mineral ini dalam keadaan segar yaitu Putih dan dalam keadaan lapuk yaitu putih
putih. Kilap dari mineral ini yaitu kilap kaca. Mineral ini tidak memperlihatkan
kesan belahan. Adapun pecahan dari mineral ini yaitu conchoidal yang merupakan
pecahan dari suatu mineral yang menyerupai lapisan kulit bawang. Mineral ini
melalui suatu bidang yang rata. Kesan yang didapatkan ketika mineral dikenai
sinar atau yang biasa dikenal dengan kilap mineral yaitu menyerupai kaca
sehingga memiliki kilap kaca dengan kekerasan yaitu 7 skala Mohs (Rocks and
Mineral) Tenacity atau sifat dalam yang dimiliki oleh mineral ini ketika diberikan
tekanan adalah brittle yakni mudah rapuh dengan berat jenis atau perbandingan
berat mineral ketika berada di air dan ketika berada di udara adalah 2,65 gr/cm3
prismatik yakni memiliki bentuk seperti prisma serta sistem kristal hexagonal, dan
termasuk dalam golongan mineral silikat. Berdasarkan sifat fisik di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa nama mineral ini adalah Kuarsa. dengan jenis endapan
Hidrotermal.
bersuhu rendah (berkisar 2000 –4000C atau pada kondisi epitermal). Awalnya
Kemudian seiring dengan penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan
yang dilaluinya serta penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari
dapur magma dan pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada suhu
kondisi tertentu sehingga membentuk tekstur yang tertentu pula. Pada mineral
kuarsa yang ditemukan ini memiliki tekstur yang berupa tekstur stockwork yaitu
tekstur mineral pada batuan yang saling berpotongan. Hal tersebut karena mineral
Mineral kuarsa digunakan untuk alat optik, batu asah (gerinda) dan kaca.
Kuarsa juga sering digunakan dalam industri keramik dan sebagai bahan baku
segar berwarna coklat kemerahan dan dalam keadaan lapuk berwarna kuning
keabu-abuan. Sampel ini pada saat dalam bentuk bubuk memiliki cerat coklat
kemerahan, pada saat terkena sinar memiliki kilap nonlogam dengan jenis kilap
tanah, belahan dari sampel ini tidak ada, pecahan dari sampel ini yaitu tidak
dijumpai pecahan, kekerasan dari sampel ini yaitu 5-5,5 Skala Mohs, memiliki
berat jenis 4 gr/cm3, sifat kemagnetan dari sampel ini yaitu diamagnetik artinya
tidak memiliki daya tarik sama sekali pada saat didekatkan dengan magnet,
derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opak karena tidak dapat meneruskan
cahaya, sifat dalam dari sampel ini yaitu brittle artinya mineral memiliki
kenampakan yang mudah hancur, bentuk mineral granular yaitu seperti granul
atau buitiran bulat-bulat, sistem kristal dari sampel ini yaitu tidak ada. Komposisi
kimia dari sampel ini yaitu tidak ada. Sampel mineral ini termasuk dalam
Akibat proses leaching ini , batuan yang tadinya kompak (padat) menjadi porous
dan batuan yang terbentuk disebut gossan. Mineral ini kemudian bereaksi dengan
bulat atau bundar seperti ginjal yang menyebar di permukaan batuan . Tekstur ini
terbentuk pada zona oksidasi endapan mineral besi atau mineral residu dan
terbentuk karena adanya proses disolusi batuan karbonat dan silica atau laterit.
Ukuran mineral yang berbeda-beda pada permukaan batuan terbentuk oleh zona
litoral lingkungan pengendapan danau atau laut sebagai hasil flokulasi hidroksida
hematite, prolusit, psilomelane, kalsit dan kuarsa. Limonit terdapat pada zona
oksidasi endapan besi, diproduksi oleh proses dekomposisi dari banyak mineral
besi, dan pada produk alterasi dari bijih besi khususnya sulfide.
baja, untuk cat, semen, industri dasar, flux pada peleburan logam nonferous,
sebagai katalisator, jig bed, untuk mobil, kapal, keretaapi, mesin-mesin, alat-alat
penguraian mineral setelah pelarutan pada batuan karbonat dan batuan sedimen
pada daerah subtropis. Besi mengalami hidrodidasi baik pada zona litoral, danau
3.7 Pirit
segar berwarna kuning kecoklatan dan dalam keadaan lapuk berwarna coklat.
Sampel ini pada saat dalam bentuk bubuk memiliki cerat coklat kehitaman, pada
saat terkena sinar memiliki kilap logam, belahan dari sampel ini tidak ada,
pecahan dari sampel ini yaitu tidak ada, kekerasan dari sampel ini yaitu 6-6,5
Skala Mohs, memiliki berat jenis 5,0-5,2 gr/cm3, sifat kemagnetan dari sampel ini
yaitu paramagnetik artinya memiliki daya tarik yang lemah pada saat didekatkan
dengan magnet, derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opak karena tidak dapat
meneruskan cahaya, sifat dalam dari sampel ini yaitu brittle artinya mineral
kristal dari sampel ini yaitu isometrik. Komposisi kimia dari sampel ini yaitu
FeS2. Sampel mineral ini termasuk dalam kelompok sulfida yaitu persenyawaan
antara unsur logam dengan unsur S. Berdasarkan deskripsi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa nama mineral ini yaitu Pirit, dengan jenis endapan
Hidrotermal.
Pirit dapat brasal dari batuan beku dalam, vulkanik, batuan sedimen
pada endapan batuan beku basa. Pirit terbentuk dari proses mineralisasi pada zona
berikatan dengan unsur S. Mineral ini memilki tekstur khusus Diseminasi yaitu
dengan spalerit dan galena dalam urat hidrotermal, dengan temperatur sedang
hingga rendah pada urat kuarsa. Menyebar dalam magma bersifat basa. Pirit
digunakan sebagai manufaktur dalam asam sulfur, serta salah satu sumber untuk
Sampel dengan nomor urut 08 dan nomor peraga EM 100 dalam keadaan
segar berwarna hijau dan dalam keadaan lapuk berwarna abu-abu. Sampel ini
pada saat dalam bentuk bubuk memiliki cerat coklat keabu-abuan, pada saat
terkena sinar memiliki kilap nonlogam jenis tanah, belahan dari sampel ini t ada,
pecahan dari sampel ini tidak rata atau uneven, kekerasan dari sampel ini yaitu
3,5-4 Skala Mohs, memiliki berat jenis 3,5-4 gr/cm3, sifat kemagnetan dari sampel
ini yaitu diamagnetik artinya tidak memiliki daya tarik sama sekali pada saat
didekatkan dengan magnet, derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opak karena
tidak dapat meneruskan cahaya, sifat dalam dari sampel ini yaitu brittle artinya
sistem kristal dari sampel ini yaitu monoklin. Komposisi kimia dari sampel ini
yaitu Cu2(CO3)(OH)2. Sampel mineral ini termasuk dalam kelompok oksida yaitu
maka dapat disimpulkan bahwa nama mineral ini yaitu Malasit. dengan jenis
endapan Hidrotermal.
Mineral Malasit biasa ditemukan pada zona oksidasi endapan tembaga,
yang terbentuk dari reaksi antara sulfida dengan karbonat. Terutama pada daerah
yang terdapat batugamping. Malasit terbentuk dari hasil larutan hidrotermal yang
Segregation yaitu tekstur dimana mineral sejenis bergabung atau tidak menyebar.
berharga dan dibuat untuk meja dan ornamen hias. Banyak juga digunakan
sebagai perhiasan seperti mata cincin atau kalung. Malasit juga digunakan sebagai
pigmen pewarna hijau dengan cara dihaluskan terlebih dahulu, atau sekarang tidak
banyak lagi digunakan. Malasit berguna juga sebagai bijih tembaga atau koleksi
para kolektor.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
sampel 2 memliki tekstur khusus comb dengan nama mineral kuarsa, sampel
memilki tekstur khusus diseminasi dengan nama mineral pirit dan sampel 8
2. Jenis endapan pada sampel 1 yaitu endapan hidrotermal, pada sampel 2 yaitu
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum ini yaitu sampel lebih
diperbanyak lagi dan alangkah baiknya kalau sampelnya sampel mineral lain yang
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi Edisi Pertama. Bogor: Graha Ilmu.
Rusman, Muh. Khairil. 2016. Geologi Dasar. Kendari: Universitas Halu Oleo.
Simon & Schuster's lnc, 1988. Rocks And Mineral. The American museum of
natural history, New York.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH :
YUSRIL
D061171014
GOWA
2019
L