Professional Documents
Culture Documents
Abstrak. Pertumbuhan tanaman di tunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat
balik. Pertambahan ukuran dan berat kering dari suatu organisme mencerminkan bertambahnya
protoplasma,yang tejadi karena ukuran sel maupun jumlahnya bertambah. Tujuan dilakukannya praktikum
kali ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan kacang hijau di daerah gelap dan terang serta untuk
mengetahui kondisi tanaman kacang hijau pada daerah gelap dan terang. Metode yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah ditanam biji kacang hijau pada 2 polybag yang berbeda. Masing-masing 10 biji
dalam setiap polybag dan ditandai dengan lidi yang telah diberi kertas label. Kemudian diletakkan pada
tempat yang gelap dan terang. Diamati pertumbuhannya selama 21 hari. Hasil yang diperoleh pada
praktikum kali ini diperoleh dimana pertumbuhan kacang hijau pada daerah gelap lebih cepat
dibandingkan dengan daerah terang dan kondisi tanaman kacang hijau di daerah gelap terlihat batang
dan daunnya berwarna kekuningan dan tidak sehat dan lebih panjang sedangkan pada daerah yang
terkena cahaya matahari tanaman walaupun tumbuhnya lebih lambat namun batang dan daunnya
berwarna hijau dan sehat.
T5
30
T6
T7
20
T8
T9
10
T10
0
0 3 6 9 12 15 18 21
Hari ke-
T5
8
T6
6 T7
T8
4
T9
2 T10
0
0 3 6 9 12 15 18 21
Hari ke-
Keterangan: berat jenis awal tempat terang yang tertiggi ada pada T3 yaitu 0,9 gr
Keterangan: berat jenis akhir tanaman tertinggi terdapat pada T10 yaitu 0,2 gr
T5
30
T6
T7
20
T8
T9
10
T10
0
0 3 6 9 12 15 18 21
Hari ke-
T5
4
T6
3 T7
T8
2
T9
1 T10
0
0 3 6 9 12 15 18 21
Hari ke-
0.3
0.2
0.1
0
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10
Kecambah ke-
Keterangan: berat jenis awal tempat gelap yang tertiggi ada pada T7 yaitu 0,7 gr
0.06
0.04
0.02
0
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10
Kecambah ke-
Keterangan: berat jenis akhir tanaman tertinggi terdapat pada T8 yaitu 0,14 gr
Setelah dilakukan percobaan pengaruh kacang hijau yang diletakkan ditempat gelap
cahaya pada pertumbuhan tanaman diperoleh tinggi tnamannya sangat panjang sekali namun
hasil dimana pada tanaman kacang hijau yang lemah ini dikarenakan hormon auksin yang
ditanam dalam 2 polybag yang diletakkan di 2 berkerja sangat ktif ditempat gelap [5].
daerah yang berbeda yaitu di daerah gelap dan Pada grafik menunjukkan tinggi tunas pada
daerah terang atau terkena cahaya. Pada tempat gelap lebih panjang dibandingkan tempat
kacang hijau yang di letakkan pada daerah terang. Sedangkan jumlah daun pada tempat
gelap tidak terkena cahaya kacang hijau tumbuh terang lebih banyak dibandingkan tempat gelap.
dengan cepat pada hari ke-3 kacang hijau telah Dan berat jenis awal pada tanaman beratnya
mengalami perkecambahan dan terus tumbuh konstan namun ketika ditimbang kembali setelah
hingga hari ke-15 hinngga mencapai 53,5 cm. diberi perlakuan maka berat jenis akhir tanaman
Sedangkan pada kacang hijau yang diletakkan yang diletakkan ditempat gelap lebih berat
pada daerah terang atau terkena cahaya dibandingkan ditempat terang hal ini sesuai
matahari lebih lambat dalam pertumbuhannya dengan literatur Salisbury (1992) bahwa tinggi
dimana pada hari ke-3 masih belum ada kacang tunas tanaman pada tempat terang lebih rendah
yang mengalami perkecambahan, baru pada dan berisi dibandingkan tempat gelap karena
hari ke-6 kacang hijau mulai berkecambah hormon auksin yang bekerja pada empat gelap
hingga terus tumbuh pada hari ke-21 kacang membuat tanaman mengalami etiolasi dan
hijau mencapai 32 cm. Kacang hijau yang mengakibatkan tanaman pada tempat terang
berada di daerah terang walau terhitung lambat jumlah daunnya menjadi lebih banyak daripada
dalam pertumbuhan namun kondisi tanaman tempat gelap. Hal ini karena pada tempat terang
kacang hijau terlihat sehat dengan batang dan lebih banyak menerima cahaya membuat
daun yang berwarna hijau, berbeda dengan tanaman lebih produktif dalam melakukan
kacang hijau pada daerah gelap batang dan fotosintesis. Ketika dihitung berat jenis akhirnnya
daun tanaman kacang merah berwarna tanaman yang diletakkan ditempat gelap lebih
kekuningan dan tidak sehat, batang juga terlihat besar berat jenisnya dibandingkan ditempat
layu tidak tegak. Menurut (Purves, 2004) terang. Hal ini dikarenakan hormon auksin yang
Hormon pada tumbuhan yang mempengaruhi bekerja pada tempat gelap lebih banyak
pertumbuhan tanaman adalah hormon auksin mengakibatkan volume tumbuhan lebih besar
sebagai jaringan penghasil pada tunas apikal, namun tidak sehat. [3]
daun muda embrio dalam sel merangsang Faktor-faktor yang Mempengaruhi
perpanjangan sel batang dan merangsang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
pertumbuhan sel akar, diffrensiasi, perhubungan, secara umum dipengaruhi oleh faktor luar
dominasi tunas apikal, pekembangan bakal (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor
buah, fototropisme dan gravitropisme. Sehingga dalam (internal) dapa berupa gen dan hormone
tumbuhan. Adapun faktor luar (eksternal) dapat Biology. 7th ed. Sunderland. Sinauer
berupa suhu lingkungan, cahaya matahari, Associates, Inc. & W. H Freemand and
kelembapan/kadar air dan nutrisi [5]. Compan
Adapun fungsi dari polybag untuk tempat
pertumbuhan biji, kertas label dan lidi untuk
menandai biji yang diukur, sprayer untuk
menyemprot tanaman agar tidak layu,
hygrometer untuk mencatat suhu dan
kelembapan udara, penggaris untuk mencatat
pertumbuhan tanaman, kacang hijau sebagai
objek pengamatan, erlenmeyer untuk merendam
biji yang akan ditanam
Faktor kesalahan yang terjadi yaitu tumbuhan
yang diamati sering mati sebelum waktu
pengamatan selesai sehingga data yang diambil
harus diulang kembali dari awal penanaman.
Kesimpulan
Hasil yang diperoleh pada praktikum kali ini
diperoleh dimana pertumbuhan kacang hijau
pada daerah gelap lebih cepat dibandingkan
dengan daerah terang dan kondisi tanaman
kacang hijau di daerah gelap terlihat batang dan
daunnya berwarna kekuningan dan tidak sehat
dan lebih panjang sedangkan pada daerah yang
terkena cahaya matahari tanaman walaupun
tumbuhnya lebih lambabt namun batang dan
daunnya berwarna hijau dan sehat.
Referensi
[1] Anggarwulan dan Solicatun,. 2007. Kajian
Klorofil dan Karotenoid Plantago Major L
dan Phaseolus vulgaris L sebagai
Bioindikator Kualitas Udara. Biodiversitas.
VIII(4): 279-282.
[2] Campbell, N.A, J.B Reece, & L.G. Mitchel.
2003. Biologi. Edisi ke-5. Terj.dari
Biology.5th Jakarta: Erlangga.
[3] Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi
Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
[4] .Setiari dan Nurchayati. 2009. Eksplorasi
Kandungan Klorofil pada Beberapa
Sayuran Hijau. Bioma. XI(1): 6-10.
[5] Purves, W.K., D.Sadava, G.H Orians, &
H.C. Heller. 2004. Life: The Science of
LAMPIRAN
Cara Kerja