You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA 1
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS

Disusun oleh:
Nama : Septina Isnaning
NIM : 17/409656/PN/15044
Golongan : A4
Nama Asisten : Sabda Aprilliana Budiatmadja
Tri Widianto
Hanifah Luthfi Aliyah

SUB-LABORATORIUM ILMU TANAMAN


LABORATORIUM MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
I. PENDAHULUAN
Laju fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan oleh tumbuhan berdaun hijau
atau berklorofil. Proses tersebut tidak lepas dari adanya pengaruh faktor internal maupun
eksternal. Faktor internal antara lain, hormone, gen, enzim, dan umur. Sedangkan faktor
eksternal antara lain, suhu, intesitas cahaya, warna cahaya, nutrisi, kelembaban udara dan pH.
Pada praktikum Dasar- Dasar Fisiologi Tumbuhan acara 1 yang berjudul “Pengaruh
Faktor Lingkungan terhadap Laju Fotosintesis” bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor
lingkungan antara lain intensitas cahaya, warna cahaya, dan suhu terhadap laju fotosintesis.
Pada praktikum ini menggunakan tumbuhan air yaitu Hydrilla verticillata.
Peningkatan kadar oksigen tumbuhan air dalam air melalui proses fotosintesis dapat
dikatakan efektif. Dalam proses fotosintesis Karbondioksida diserap dan melepaskan oksigen
ke dalam air. Proses fotosintesis memiliki manfaat yang penting dalam akuakultur antara lain,
menyediakan sumber bahan organik bagi tumbuhan itu sendiri serta sumber oksigen yang
digunakan oleh semua organisme (Puspitaningrum dkk, 2012).
Fotosintesis menjelaskan suatu proses yang kompleks mengenai konversi energy sinar
matahari. Dalam prosesnya, organisme autotrof mengkonversi senyawa organik dan energi
cahaya menjadi senyawa organik. Fotosintesis dapat diartikan sebagai reaksi reduksi-oksidasi
yang dikendalikan oleh energi cahaya yang diserap oleh klorofil, dimana karbohidrat dan
oksigen akan dihasilkan melalui pengkonversian karbondioksida dan air. Konversi tersebut
terbagi menjadi dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap (Abdurrachman dkk, 2013).
Fotosintesis menghasilkan oksigen yang berfungsi untuk berperan dalam proses biologi
(Tanaka & Makino, 2009).
II. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum dasar-dasar fisiologi tumbuhan acara 1 yang berjudul “Pengaruh Faktor
Lingkunagan Terhadap Laju Fotosintesis” dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Februari 2019 di
Sub-Laboratorium Ilmu Tanaman, Laboratorium Manajemen Produksi Tanaman, Departemen
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah timbangan untuk menimbang berat Hidrylla
verticillata; stopwatch sebagai penjaga selang waktu tertentu dalam tahap untuk mengetahui
banyaknya oksigen yang dihasilkan oleh Hydrilla verticillata; erlenmeyer sebagai tempat air
dan serangkaian Hydrilla verticillata yang telah tempatkan pada salah satu ujung pipet; pipet
volume 5 mL untuk tempat air dan Hydrilla verticillata; sungkup dengan penerus cahaya
berbeda digunakan untuk membedakan spectrum warna cahaya yang diserap oleh klorofil;
sungkup dengan warna bening, merah, kuning, hijau, dan ungu; tripot digunakan untuk
penopang erlenmeyer ketika dipanaskan; termometer untuk mengukur suhu; plat asbes
digunakan sebagai alas erlenmeyer saat dipanaskan; lampu spritus berfungsi sebagai sumber
panas; dan gelas piala volume 1 liter berfungsi sebagai wadah. Bahan yang digunakan
adalah Hydrilla verticillata seberat 2 gram, alumunium foil berfungsi sebagai penutup agar
oksigen yang dihasilkan oleh Hydrilla verticillata terfokus pada pipet, air sebagai media
fotosintesis Hydrilla verticillata.
Pada sub acara A yaitu mengamati pengaruh Intesitas cahaya terhadap laju
fotosintesis. Alat tambahan yang dibutuhkan berupa sungkup dengan penerusan cahaya
berbeda. Langkah kerjanya antara lain erlenmeyer disiapkan; diisi dengaan air sampai batas
leher; ganggang pada pipet dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah ganggang dimasukkan
ke dalam erlenmeyer, mulut erlenmeyer ditutup dari atas menggunakan aluminium foil. Diberi
sungkup sesuai dengan perlakuan intesitas cahaya. Perlakuan intensitas cahaya meliputi
100%, 75%, 50%. 25%, dan 0%. Selanjutnya dilakukan langkah kerja sesuai dengan petunjuk
umum acara fotosintesis.
Pada sub acara B yaitu mengamati pengaruh cahaya warna terhadap laju fotosintesis.
Alat tambahan yang dibutuhkan berupa sungkup warna bening, merah, kuning, hijau, dan
biru. Langkah kerjanya antara lain erlenmeyer disiapkan; diisi dengaan air sampai batas leher;
ganggang pada piprt dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah ganggang dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer, mulut erlenmyer ditutup dari atas menggunakan aluminium foil. Diberi
sungkup sesuai dengan perlakuan warna cahaya. Selanjutnya dilakukan langkah kerja sesuai
dengan petunjuk umum acara fotosintesis.
Pada sub acara C yaitu mengamati pengaruh suhu terhadap laju fotosintesis. Alat
tambahan yang dibutuhkan berupa 5 termometer, 3 tripot, 3 plat asbes, 3 lampu spiritus, 5
gelas piala volume 1 liter. Langkah kerjanya antara lain erlenmeyer disiapkan; diisi dengaan
air sampai batas leher ; ganggang pada pipret dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Setelah
ganggang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, mulut erlenmyer ditutup dari atas menggunakan
aluminium foil. Erlenmeyer tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala. Perlakuan suhu
meliputi 5°C, 15°C, 25°C, 35°C, dan 45°C. untuk perlakuan 5°C dan 15°C, gelas piala diisi
dengan es. Perlakuan 35°C dan 45°C gelas piala diisi dengan air, diletakkan diatas tripot dan
plat asbes, kemudian dipanaskan dengan lampu spiritus. Sedangkan untuk suhu 25°C
perlakuan tergantung dari suhu air. Pegukuran suhu dilakukan pada air di dalam Erlenmeyer,
dengan selalu mengaduk-aduk airnya. Selanjutnya dilakukan langkah kerja sesuai dengan
petunjuk umum acara fotosintesis.
Rancangan percobaan yang digunakan pada acara ini adalah CRD. Variabel yang
diamati adalah oksigen yang dihasilkan oleh Hydrilla verticillata. Analisis yang digunakan
pada sub bab acara A dan B adalah analisis regresi dan data ditampilkan dalam bentuk kurva
(sub bab acara A dengan regresi kuadratik dan acara B dengan regresi linier). Sedangkan sub
bab acara C dengan analisis ANOVA dan di uji lanjut dengan menggunakan LSD (Least
Significant Different) dengan taraf kepercayaan 95 %. Untuk menampilkan data digunakan
diagram batang.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Pengaruh Suhu terhadap Laju Fotosintesis

Volume O2 (mL g-1 jam-1)


Suhu Rerata
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

5oC 0 0 0 0

15oC 0 0 0 0

25oC 0 0,05 0,05 0,03

35oC 0,09 0,04 0,04 0,06

45oC 0,17 0,17 0,09 0,15

Tabel 3.2 Pengaruh Warna Cahaya terhadap Laju Fotosintesis

Volume O2 (mL g-1 jam-1)


Sungkup Rerata
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

Bening 0,2 0 0,2 0,13

Merah 1,6 0 0 0,53

Kuning 1 0 0 0,33

Hijau 0,4 0 0,6 0,33

Biru 0,4 0,2 0,2 0,26

Tabel 3.3 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Laju Fotosintesis

Volume O2 (mL g-1 jam-1)


IntensitasCahaya Rerata
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

0% 0 0,1 0 0,03

25% 0,2 0,2 0,1 0,1667

50% 0,2 0 0 0,067

75% 0,4 0 0 0,133

100% 0 0 0 0
B. Pembahasan

Fotosintesis menjelaskan suatu proses yang kompleks mengenai konversi energy sinar
matahari. Dalam prosesnya, organisme autotrof mengkonversi senyawa anorganik (CO2 dan
H2O) menjadi senyawa organik (karbohidrat) dengan bantuan cahaya matahari. Fotosintesis
dapat diartikan sebagai reaksi reduksi-oksidasi yang dikendalikan oleh energi cahaya yang
diserap oleh klorofil, dimana karbohidrat dan oksigen akan dihasilkan melalui
pengkonversian karbondioksida dan air. Konversi tersebut terbagi menjadi dua tahap, yaitu
reaksi terang dan reaksi gelap (Abdurrachman dkk, 2013). Menurut Hidayati dkk (2011)
dalam persamaan kimia, reaksi fotosintesis digambarkan sbb:
6CO₂ + 12H₂O → C6 H12O6 + 6O2 + 6H2O
Klorofil merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi laju fotosintesis dan
pigmen utama yang terdapat dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel sel tanaman yang
terdiri dari membran luar, membran dalam, ruang antar membran dan stroma. Permukaan
membran internal (tilakoid) yang akan membentuk granum yaitu kantong pipih yang pada
posisi tertentu akan bertumpukan dengan rapi membentuk struktur. Seluruh granum yang
terdapat pada kloroplas disebut grana. Tilakoid yang memanjang dan menghubungkan
granum satu dengan yang lain di dalam stroma dikenal dengan istilah lamela. Rongga atau
ruang dalam kloroplas dan berisi air beserta garam-garam yang terlarut dalam air disebut
stroma. Klorofil terdapat di dalam ruang tilakoid (Ai & Banyo, 2011).

Gambar 3.1 Struktur Kloroplas beserta bagian-bagiannya (Ai & Banyo, 2011)
Pada tahap reaksi terang terjadi di dalam membran fotosintesis, energy cahaya yang
dikonversi menjadi energy kimia yang terdiri dari NADPH₂ dan ATP. Kemudian pada tahap
reaksi gelap terjadi di dalam stroma, NADPH₂ dan ATP yang dimanfaatkan sebagai reduktor
biokimia utnutk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat (Abdurrachman dkk, 2013).

Gambar 3.2 Skema Mekanisme Fotosintesis (Abdurrachman dkk, 2013)

Tanaman tingkat tinggi terbagi menjadi dua macam klorofil yaitu klorofil a
(C55H72O5N4Mg) berwarna hijau tua dan klorofil b (C55H70O6N4Mg) berwarna hijau muda.
Klorofil a dan klorofil b sangat kuat menyerap cahaya di bagian merah (600- 700 nm), dan
sangat sedikit menyerap cahaya hijau (500-600 nm). Perbandingan kedua macam klrofil ini
dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.3 Tabel Perbandingan Pigmen Klorofil a dan Klorofil b (Ai & Banyo, 2011)

Gambar 3.4 Struktur Klorofil a dan Klorofil b (Ai & Banyo, 2011)

Sedangkan karotenoid menyerap cahaya berwarna biru sehingga spektrum cahaya


matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Klorofil b dan karotenoid menyerap energi
yang kemudian diteruskan kepada klorofil a untuk digunakan dalam proses fotosintesis fase I
(reaksi terang) yang terdiri dari fotosistem I dan II, demikian juga dengan klorofil-b. pada
Fotosistem II paling banyak terdapat klorofil a sedangkan pada Fotosistem I paling banyak
terdapat Klorofil b (Ai & Banyo, 2011).
Faktor abiotik yang dapat mempengaruhi laju fotosintesis antara lain seperti cahaya
matahari, suhu, konsentrasi CO2 dan status hara berpengaruh besar terhadap fotosintesis atau
serapan CO2, dan selanjutnya pada pertumbuhan serta produktivitas tanaman. Intensitas
cahaya yang kurang, suhu dan ketersediaan hara dapat mengakibatkan kondisi lingkungan
tumbuh mengalami penurunan fotosintesis atau serapan CO2 (Ceulmens & Sauger 1991).
Fotosintesis tanaman tidak hanya dipengaruh oleh lingkungan, tetapi juga pengaruh dari
umur dan posisi daun pada kanopi. Umur daun berhubungan dengan kandungan klorofil serta
plastisitas pembukaan stomata dimana kedua faktor tersebut turut menentukan besarnya
fotosintesis (Hidayati dkk, 2011)

Pengaruh Suhu Terhadap Laju


Fotosintesis
0.2
Volume O2 yang dihasilkan

y = 0.0001x2 - 0.0028x + 0.0126


0.1 R² = 0.9867
Prob t = 0.0294
(ml/g/jam)

0
0 10 20 30 40 50
-0.1
Suhu ( ̊C)

Gambar 3.5 Pengaruh Suhu terhadap Laju Fotosintesis

Berdasarkan kurva regresi diatas diperoleh nilai p-value sebesar 0,0294, R2 sebesar
0,9867. Nilai p-value memiliki nilai yang lebih kecil dari alfa (0,05) maka H0 ditolak
sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Dapat diartikan bahwa suhu
memiliki pengaruh terhadap laju fotosintesis.

LSD = 0.93
0.6 0.53 (a)
Volume O2 yang

0.33 (a) 0.33 (a)


(ml/g/jam)

0.4
dihasilkan

0.26 (a)
0.2 0.13 (a)

0
Bening Merah Kuning Hijau Biru
Warna Sungkup

Gambar 3.6 Pengaruh Warna Cahaya terhadap Laju Fotosintesis


Berdasarkan histogram diatas, analisis LSD diperoleh diatas diperoleh nilai p-value
sebesar 0,0294, R2 sebesar 0,9867. Nilai p-value memiliki nilai yang lebih kecil dari alfa
(0,05) maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Dapat
diartikan bahwa suhu memiliki pengaruh terhadap laju fotosintesis.
Panjang gelombang (kualitas cahaya) dapat mempengaruhi proses fisiologi tanaman
seperti laju fotosintesis. Umumnya pertumbuhan optimal terjadi apabila seluruh kisaran
spektrum cahaya tampak diberikan. Semakin panjang gelombangnya, maka energi yang
terkandung semakin kecil. Energi cahaya dari yang paling tinggi ke rendah berturut-turut
yaitu infra merah (IR), merah, oranye, kuning, hijau, biru, violet, ultra violet (UV)
(Sulistyaningsih dkk, 2005).

Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap


Laju Fotosintesis
0.2
Volume O2 yang dihasilkan

y = -4E-05x2 + 0.0039x + 0.0447


R² = 0.5596
0.15
Prob t = 0.7311
(ml/g/jam)

0.1

0.05

0
0 20 40 60 80 100 120
Intensitas Cahaya

Gambar 3.7 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Laju Fotosintesis

Berdasarkan kurva regresi diatas diperoleh nilai p-value sebesar 0,7311, R2 sebesar
0,5596. Nilai p-value memiliki nilai yang lebih besar dari alfa (0,05) maka H0 diterima
sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Dapat diartikan bahwa
intensitas cahaya tidak memiliki pengaruh terhadap laju fotosintesis.
C. PENUTUP
A. Kesimpulan
Intensitas cahaya matahari tidak berpengaruh pada laju fotosintesis namun keduanya
memiliki hubungan yang kuat. Spektrum cahaya tidak mempengaruhi fotosintesis. Suhu
sangat berpengaruh pada laju fotosintesis dan keduanya memiliki hubungan yang kuat.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, O., M. Mutiara, dan L. Buchori. 2013. Peningkata Karbondioksida dengan
Mikroalga (Chlorella vulgaris, Chlamy domonas sp., Spirullina sp. ) dalam Upaya
untuk Meningkatkan Kemurnian Biogas. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri 2(4):
212-216.
Ai, N. S., dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air
pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains 11( 2) : 166-173.
Hidayati, N., M. Reza, T. Juhaeti, dan M. Mansur. 2011. Serapan Karbondioksida (CO2 )
Jenis-Jenis Pohon di Taman Buah "Mekar Sari" Bogor, Kaitannya dengan Potensi
Mitigasi Gas Rumah Kaca. Jurnal Biologi Indonesia 7 (1): 133-145.
Puspitaningrum, M., M. Izzati, dan S. Haryanti. Produksi dan Konsumsi Oksigen Terlarut
oleh beberapa Tumbuhan Air. Produksi dan Konsumsi Oksigen 20 (1) : 47-55.
Sulistyaningsih, E., B. Kurniasih, dan E. Kurniasih. 2005. Pertumbuhan dan Hasil Caisin pada
berbagai Warna Sungkup Plastik Growth and Yield of Mustard Greens in Many
Convex Plastic Covers. Ilmu Pertanian 12(1) : 65 – 76.
Tanaka, A., and Makino A. 2009. Photosyntetic Research in Plant Sience. Jurnal of Plant Cell
Physiol 50(4) : 681-683.
LAMPIRAN

You might also like