Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Minimal Rumah Sakit yang bertujuan untuk menjamin kualitas pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit dengan tujuan akhirnya adalah memberikan kepuasan
pasien sehingga memberikan keuntungan finansial seperti biaya yang lebih rendah
pada setiap kasus, menurunkan efek samping, tingkat retensi karyawan yang lebih
dirawat di rumah sakit setidaknya mengalami satu medication error (ME) per
hari. Program Patient Safety dan sistem layanan berkualitas telah dikembangkan
dalam rangka menghambat terjadinya ME. Salah satu metode untuk mengurangi
pengurangan waste secara terus menerus yang awalnya dilakukan oleh industri
1
2
yang dibayar oleh rumah sakit untuk mengatasi ME, beban moral staf rumah sakit
dan hilangnya kepercayaan dari masyarakat adalah biaya tambahan yang harus
ditanggung. Oleh karena itu sangat penting bahwa rumah sakit menjadi agresif
finansial menjadi masalah besar bagi rumah sakit saat ini. Jika rumah sakit seperti
rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah. Dengan mengurangi persentase non-
value added work melalui pendekatan Lean (system) kualitas rumah sakit dapat
RSUD Prambanan merupakan rumah sakit kelas C yang berdiri tahun 2010,
Berawal dari rumah sakit kelas D, RSUD Prambanan telah berhasil meningkatkan
kinerja fisik dan keuangan selama lima tahun terakhir. Melalui wawancara dengan
Direktur RSUD Prambanan, pada tahun 2014, RSUD Prambanan memperoleh dana
gedung baru yang terletak 900 meter di sebelah utara rumah sakit yang berdiri
3
sekarang. Dalam merancang desain gedung baru diperlukan masukan baik dari
segi manajerial dan pelayanan dalam mendukung tercapainya visi rumah sakit
perkembangan jumlah kunjungan pasien dari tahun ke tahun, terutama pada tahun
Tahun 2015, jumlah kunjungan pasien pada IRJ meningkat dari tahun 2012 sebesar
11.922; tahun 2013 sebesar 16.488; tahun 2014 sebesar 18.546; dan tahun 2015
sebesar 22.524 pasien. Meskipun terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien pada
IRJ, penambahan jumlah tenaga kesehatan atau kapasitas ruangan merupakan opsi
yang tidak mudah dilakukan. Penambahan kapasitas ruangan tanpa diikuti oleh
kesehatan (health-care team) dan dapat berdampak negatif pada kualitas pelayanan
pasien berupa peningkatan waktu tunggu pelayanan, dan pengurangan waktu tatap
muka dengan dokter, apoteker ataupun dengan tenaga kesehatan yang lain. Untuk
menguji area yang mungkin terjadi delay pada suatu klinik urologi dan menemukan
bahwa >40% dari waktu yang dihabiskan di klinik terbuang sia sia pada proses
Instalasi rawat jalan juga sering menjadi poin masuk awal dan utama bagi
pasien saat masuk dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena klinik rawat
4
Pengalaman mereka dapat memiliki dampak yang signifikan pada, apakah pasien
disediakan. Karena pelayanan rawat jalan memainkan peran penting dalam sistem
dalam Lean dapat digunakan untuk memberikan kualitas tinggi dan biaya
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, waktu tunggu pelayanan rawat jalan
harus kurang dari atau sama dengan enam puluh menit (60’), dengan nilai indeks
kepuasan pasien minimal sebesar 90%. Waktu tunggu rata – rata pelayanan di IRJ
RSUD Prambanan pada tahun 2015 sebesar 60 menit dengan nilai indeks
kepuasan pasien sebesar 85,09%. Waktu tunggu masih memenuhi standar akan
Mengapa waktu tunggu penting? Jika dilihat dari sudut pandang penyedia
(Evidence Based Medicine) adalah metode terbaik untuk menjamin pelayanan yang
berkualitas. Akan tetapi, dari sudut pandang pasien berbeda, pasien menganggap
pelayanan kesehatan memenuhi standar kualitas apabila baik dari penyedia layanan
dan lingkungan dapat menyediakan pelayanan yang penuh kasih dan peduli,
dan waktu yang tidak lama (Feddock dkk., 2010) dalam (Duska dkk., 2015).
Pasien menempatkan nilai negatif yang signifikan pada pelayanan dengan waktu
tunggu yang lama, dan nilai negatif tersebut akan berdampak negatif pada skor
kepuasan pasien (Duska dkk., 2015). Nilai kepuasan pasien untuk pelayanan
RSUD Prambanan pada tahun 2015 sebesar 85,09%, masih kurang dari nilai
standarnya sebesar 90%. Kepuasan pasien merupakan salah satu standar yang
diukur secara berkala sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
(KMK Nomor 129 Tahun 2008). Pengukuran kepuasan pasien penting untuk
menyediakan dasar pembuktian untuk mengukur outcome dari pasien, dokter, dan
45% dari waktu konsultan dalam penelitian tersebut dihabiskan dalam melakukan
lain pencarian data klinis dan kebingungan karena catatan tidak lengkap. Salah
ketidakpuasan pasien, biaya yang lebih tinggi, dan konsekuensi klinis yang
outcome klinis yang buruk (Fontanarosa dkk., 2007) dalam (LaGanga, 2011).
Yang juga menyebabkan biaya lebih tinggi adalah pasien yang memiliki janji
sejumlah 14.000 janji yang tidak dipenuhi dalam satu tahun, dan menyebabkan
darurat, klinik rawat jalan, klinik endoskopi, dan ruang operasi. Banyak rumah
sakit yang telah mengadopsi Lean dalam organisasi mereka misalnya Virginia
segi finansial (Skeldon dkk., 2014). Lean juga dapat menghilangkan gerakan yang
tidak perlu dalam rumah sakit, mengurangi waktu tunggu, peningkatan kepuasan
rumah sakit pada saat ini, mengidentifikasi value dan waste dalam aktivitas
keadaan Future State setelah perbaikan dilakukan. Masukan dari analisis tersebut
dapat digunakan oleh manajemen rumah sakit dalam merancang rumah sakit baru
yang sesuai dengan konsep Lean Thinking dengan tujuan akhirnya adalah
dimulai dengan mendefinisikan tujuan dari proses (nilai bagi pelanggan), lalu
waktu tunggu, tenaga dan biaya). Kemudian mengatur karyawan dan organisasi
untuk mengelola proses pengiriman nilai tersebut. Pada intinya meletakkan lima
tahapannya
menghilangkan waste dari waktu tunggu, uang, dan energi dalam perawatan
kesehatan, sehingga dapat menciptakan sebuah sistem yang efisien, efektif, dan
B. Perumusan Masalah
Pada tahun 2018 RSUD Prambanan akan mulai membangun gedung rumah
sakit baru yang terletak 900 meter di sebelah utara rumah sakit yang berdiri saat ini.
Dalam merancang gedung baru, diperlukan analisis current state kondisi pelayanan
8
rumah sakit untuk dapat mengetahui aktivitas yang menambah nilai (value added
activity) dan yang tidak menambah nilai bagi pasien (non value added activity).
sakit dan berhasil meningkatkan kualitas pelayanan melalui reduksi waktu tunggu
non value added activity (Smith dkk., 2011), mengurangi lead time dan biaya
1. Bagaimanakah proses aliran pasien rawat jalan di Instalasi Rawat Jalan (IRJ)?
C. Keaslian Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Hospital.
2. Bagi peneliti
E. Tujuan Penelitian