You are on page 1of 5

ACARA I

KALORIMETRI

A. TUJUAN
Tujuan praktikum Fisika Dasar Acara I ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menentukan nilai kapasitas panas jenis (c) suatu larutan
tertentu dengan menggunakan Asas Black.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan alat kalorimetri.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan manusia tidak lepas dari
konsep panas atau kalor. Banyak peralatan rumah tangga dibuat dengan
menggunakan konsep-konsep kalor. Perpindahan kalor adalah perpindahan
energi yang terjadi pada benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah hingga tercapainya kesetimbangan panas (Rokhimi dan Pujayanto,
2015).
Bila dua benda yang suhunya berbeda disentuhkan, maka energi
panas pada benda mengalir dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda
yang suhunya lebih rendah. Kalor benda yang suhunya lebih tinggi akan
berkurang, dan kalor benda yang suhunya lebih rendah bertambah. Untuk dua
benda yang memiliki massa dan jenis yang sama, benda dengan suhu lebih
tinggi akan memiliki jumlah kalor yang lebih besar daripada benda dengan
suhu lebih rendah (Sukarmin, 2009).
Kalor adalah perpindahan energi yang melintasi batas sistem
berdasarkan perubahan suhu antara sistem dan lingkungannya (Serway dan
John, 2010). Kalor adalah energi yang mengalir dari benda dengan suhu yang
lebih tinggi ke benda dengan suhu yang lebih rendah karena perbedaan suhu
itu sendiri (Cutnell dan Kenneth, 2010).
Nilai kalor adalah jumlah energi yang dilepaskan pada proses
pembakaran persatuan volume atau persatuan massanya. Nilai kalor
ditentukan berdasarkan hasil pengukuran dengan kalorimeter dilakukan
dengan pembakaran bahan dan udara pada temperatur normal, sementara itu
dilakukan pengukuran jumlah kalor yang terjadi sampai temperatur dari gas
hasil pembakaran turun kembali ke temperatur normal (Tazi dan Sulistiana,
2011).
Panas dapat dipindahkan dengan tiga cara, yaitu konduksi, konveksi,
dan radiasi. Konduksi adalah perpindahan panas dengan cara energi molekul
langsung berpindah dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin,
molekul energi yang lebih besar memindahkan sebagian energi ke molekul
yang lain yang berenergi lebih sedikit. Konveksi adalah perpindahan panas
dengan pergerakan sekelompok molekul di dalam bahan cair. Radiasi adalah
perpindahan panas dengan cara pemancaran yang memindahakan energi
panas dengan gelombang elektromagnet (Earle, 1969).
Nilai rata-rata usaha luar atau pertukaran energi antara sistem dan
sekelilingnya karena pertukaran energi individual yang terjadi sebagai hasil
tumbukan antara molekul-molekul sistem dan molekul-molekul sekelilingnya
disebut kalor (Q). Kalor terdiri dari sejumlah besar bilangan sangat kecil,
usaha luar, individual, dimana tidak dapat dinyatakan sebagai suatu gaya
ratar-rata dikali pergeseran rata-rata. Hukum ke nol termodinamika
menyatakan bahwa jika dua sistem yang setimbang termal, yaitu tidak ada
pertukaran panas antara kedua sistem, kedua sistem tersebut harus memiliki
suhu yang sama (Alonso dan Edward, 1994).
Karena kalor bersesuaian dengan usaha, kalor dinyatakan dalam
Joule. Akan tetapi, kalor juga sering dinyatakan dalam sebuah satuan yang
disebut kalori yang definisinya dengan 1 kalori akan didapatkan 4,186 Joule
(Cutnell dan Kenneth, 2010). Kalor adalah energi yang mengalir antara
sebuah sistem dengan lingkunganya dikarenakan perbedaan temperatur pada
keduanya (Resnick et al., 2002).
Jika benda dipanaskan maka benda tersebut mendapat tambahan
tenaga berbentuk kalor dan menyebabkan sejumlah akibat, yaitu berubah
wujud, berubah dimensi atau memuai, dan suhunya bertambah. Kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu benda bergantung pada beberapa faktor,
yaitu massa benda, jenis benda, dan kenaikan suhu (Yanti dkk., 2014).
Saat suhu pada benda homogen dengan massa m bertambah sebesar
ΔT, harus mengaliri kalor sebesar Q ke benda homogen tersebut. Jika ditulis
dalam rumus akan menjadi Q = m c ΔT (Levin dan Weil, 1966). Kapasitas
kalor C didefinisikan sebagai jumlah energi yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu sebesar 1oC. Dari definisi tersebur dapat diketahui bahwa
energi Q menghasilkan perubahan suhu sebesar ΔT, sehingga jika dinyatakan
dalam rumus akan menjadi C = Q/ΔT (Crummett dan Arthur, 1994).
Kapasitas panas jenis adalah bahan dasar dari termofisika dan
termodinamika dari bahan-bahan pangan. Kapasitas panas jenis langsung
berhubungan dengan suhu dari fungsi termodinamika dasar dan sangat
diperlukan untuk menghitung perbedaan dari fungsi-fungsi antara suhu-suhu
yang berbeda (Alakali et al., 2012).
Kalor jenis C adalah besar kalor Q yang dibutuhkan untuk mengubah
suhu sistem sebanding dngan massa m sistem dan perubahan suhu ΔT, dapat
𝑄
dinyatakan dalam rumus menjadi C = . Besar kalor jenis air pada
𝑚 𝛥𝑇
keadaan standar dengan suhu 15oC dan tekanan 1 atm adalah c = 1000
kal/kgoC (Giancoli, 1998).
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang
dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan sebagai berikut:
a. Jika dua buah benda yang berbeda suhunya dicampur, maka benda
yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu
akhirnya akan sama (tetap).
b. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor
yang dilepas benda panas.
c. Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan
kalor yang diserap apabila dipanaskan.
Dari ketiga asas tersebut, dapat ditarik kesimpulan berupa jumlah kalor yang
dilepaskan sama dengan jumlah kalor yang diterima (Yanti dkk., 2014).
Kalor jenis dan metode konduktivitas termal digunakan dalam
pengukuran desain mesin yang mencakup proses termal dari produk
pertanian. Dalam bahan pertanian, suhu dan kelembaban sangat
mempengaruhi kalor jenis dan konduktivitas termal dikarenakan besar kalor
jenis dan konduktivitas termal air (Akhijahani dan Jalal, 2013).
Kalorimetri adalah pengukuran panas dan energi dalam. Pengukuran
seperti ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam
kalorimetri. Banyak bidang yang menggunakan kalorimetri untuk mengukur
panas atau kalor seperti bidang ilmu fisika, biologi, dan kimia yang
berhubungan dengan panas (Lars dan Xie, 2008).
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuantitas
panas, menentukan kapasitas panas, dan panas jenis suatu zat. Kalorimeter
memiliki dinding ganda yang terdiri atas bejana logam tipis dan permukaan
luarnya diberi lapisan nikel untuk mengurangi kehilangan panas akibat
radiasi. Bejana ini mempunyai harga kapasitas panas yang diketahui dan
mempunyai tutup berlubang dimana dapat dimasukkan termometer dan alat
pengaduk (Sukarmin, 2009).
Kalor jenis dari minyak dan lemak berguna untuk menentukan
perilaku saat proses teknologi yang berbeda sebagaimana minyak dan lemak
bervariasi komposisi kimia dan suhunya (Alakali et al., 2012).

C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Kalorimeter
b. Termometer
c. Timbangan digital
d. Pemanas air atau kompor
e. Gelas kimia atau beaker glass
f. Sendok
2. Bahan
a. Air
b. Larutan garam
c. Larutan kopi
d. Tissue
3. Cara Kerja

Penimbangan kalorimeter+thermometer
50 gr larutan
kopi
Pemasukkan ke dalam gelas beker
50 gr larutan
garam

Pengukuran suhu larutan

Pemasukkan ke dalam kalorimeter

50 ml air
mendidih Pemasukkan ke dalam gelas
beker

Pengukuran suhu (70˚C, 75˚C, 80˚C)

Pemasukkan ke dalam kalorimeter

Pengadukan

Pengukuran suhu larutan campuran

Pengulangan percobaan sebanyak 3 kali

Gambar 1. 1 Diagram Alir Percobaan Kalorimetri

You might also like