You are on page 1of 8

ACARA II

DINAMIKA FLUIDA

A. TUJUAN
Tujuan praktikum Fisika Dasar Acara II ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menghitung besar debit saluran dengan pendekatan luas
penampang (A) dan laju aliran (v).
2. Mahasiswa dapat mengetahui faktor koreksi atau correction factor (Cf)
dari sistem ukur yang digunakan.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Fluida mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Fluida merupakan material yang mengalir. Air termasuk material
fluida karena kemampuan air untuk mengalir. Selain air, gas juga mempunyai
kemampuan untuk mengalir. Contoh gas yang mengalir yaitu angin yang
merupakan udara, campuran dari gas-gas terutama oksigen dan nitrogen,
yang mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain (Cutnell dan Kenneth,
1989). Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus-menerus jika
terkena tegangan geser. Sekecil apapun tegangan geser itu, fluida akan
berubah bentuk (Streeter dan Benjamin, 1993).
Tiga keadaan umum dari materi adalah padat, cair, dan gas. Benda
padat memiliki bentuk dan ukuran yang tetap. Benda padat tidak langsung
berubah bentuk dan volumenya saat terkena gaya yang besar. Benda cair
tidak memiliki bentuk yang tetap tetapi mengikuti bentuk wadah yang
ditempati. Benda cair akan mengalami perubahan yang signifikan jika diberi
gaya yang besar. Gas tidak memiliki bentuk dan volume yang tetap, gas akan
menyebar dan mengisi wadah yang ditempati. Zat cair dan gas tidak
mempertahankan bentuk yang tetap dan akan mengikuti bentuk wadah yang
ditempati, dan keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir maka zat cair
dan gas sering disebut sebagai fluida (Giancoli, 1998). Air yang digolongkan
sebagai fluida merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Dalam
kehidupan sehari-hari, air merupakan komponen yang harus tersedia sebagai
komponen utama maupun sebagai komponen pendukung (Siahaan dan
Tekad, 2013). Fluida yang mengalir disekitar benda padat akan membuat
benda tersebut mengalami suatu keadaan dimana akan terjadi separasi atau
pemisahan aliran dan gaya tahanan (Subagyo, 2012).
Fluida tidak mampu menahan tegangan geser tanpa berubah bentuk.
Fluida ideal didefinisikan sebagai fluida yang tidak viskous yaitu fluida yang
tidak memiliki tegangan geser (Olson dan Steven, 1990). Pengkajian fluida
dibagi menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis
memfokuskan kajian pada fluida yang diam, sedangkan fluida dinamis
memfokuskan kajian pada fluida yang bergerak. Ada beberapa tipe aliran
fluida yaitu aliran fluida yang tetap dan tidak tetap, aliran fluida yang dapat
dimampatkan dan tidak dapat dimampatkan, aliran fluida yang kental dan
tidak kental, aliran fluida bisa berputar dan yang tidak bisa berputar (Cutnell
dan Kenneth, 1989).
Fluida yang dalam keadaan diam memiliki sifat-sifat yang diminati
yaitu kerapatan, kompresibilitaas, kapilaritas, dan tekanan uap. Sedangkan
pada fluida yang bergerak memiliki sebuah sifat lagi yaitu viskositas (Olson
dan Steven, 1990). Fluida memiliki beberapa macam aliran, yaitu aliran
steady atau laminer (berlapis-lapis), aliran viskous, dan aliran turbulen.
Aliran steady atau laminer merupakan aliran dimana fluida yang mengalir
membuat lintasan tanpa mengalami persilangan. Aliran viskous merupakan
aliran dimana ada friksi internal dalam fluida. Sedangkan aliran turbulen
merupakan aliran dimana diletakkan sebuah roda dalam aliran fluida dan roda
tersebut berputar, maka terdapat turbulensi dalam aliran tersebut (Sarojo,
2014).
Pengukuran aliran fluida mempunyai tujuan untuk mengetahui pipa
irigasi, misalnya jika lebih rendah dari debit normal mengindikasikan
perlunya perbaikan atau adanya kebocoran (Sood et al., 2013). Rumus dasar
perhitungan aliran fluida adalah Q = v. A dimana Q adalah debit aliran fluida
yang diukur, v adalah kecepatan, dan A adalah luas penampang. Jika ingin
mengetahui besarnya luas penampang maupun diameter pipa yang
digunakan, sebelumnya harus diketahui dahulu debit dan kecepatan. Begitu
juga sebaliknya, jika ingin mengetahui debit maka harus diketahui dahulu
kecepatan dan luas penampang atau diameter pipa yang dipakai untuk
mengalirkan fluifa (Ballanco, 2007).
Debit aliran fluida merupakan perhitungan yang digunakan untuk
mengetahui kecepatan aliran fluida Q = V/t yang kemudian dari persamaan
kontinuitas didapatkan rumus Q = Av sehingga untuk mencari kecepatan
aliran dapat digunakan rumus v = Q/A. Debit aliran dipengaruhi oleh
kecepatan aliran, luas penampang, dan waktu (Malau dan Tekad, 2012).

C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Beban
b. Ember atau penampung
c. Model saluran
d. Pelampung
e. Penggaris
f. Set pompa beserta selang
g. Stopwatch
2. Bahan
a. Air
3. Cara kerja

Gambar 2. 1 Rangkaian Alat untuk Percobaan Dinamika Fluida


Alat

Penyusunan

Rangkaian

Air Penampungan Air Pengukuran

Volume dan waktu


tertentu
Panjang lintasan Luas penampang
Pengukuran pelampung dan saluran
waktu tempuh

Debit output
saluran Pembagian

Kecepatan aliran

Pengukuran

Debit aliran

Pencatatan

Data

Pengulangan

Gambar 2. 2 Diagram Alir Percobaan Dinamika Fluida


ACARA V
GAYA DAN DAYA

A. TUJUAN
Tujuan praktikum Fisika Dasar Acara V ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mempelajari gaya gesek dan koefisien yang timbul
pada roda kendaraan.
2. Mahasiswa dapat mempelajari daya yang dibutuhkan untuk
menggerakkan suatu benda.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Gaya merupakan suatu dorongan atau tarikan terhadap sebuah benda.
Gaya tidak selalu menyebabkan benda bergerak. Gaya dilambangkan
memiliki arah yang digambarkan seperti vektor, dan memiliki besar. Gaya
dapat digambarkan pada diagram dengan tanda panah seperti vektor. Arah
tanda panah tersebut merupakan arah dorongan atau tarikan (Giancoli, 1998).
Hukum Newton Kedua menyatakan bahwa suatu gaya yang bekerja
pada suatu benda sebanding dengan massa benda dan percepatannya,
sehingga jika ditulis dalam bentuk rumus akan menjadi F = ma. Rumus
tersebut menjadi dasar untuk memahami sifat benda yang bergerak yaitu gaya
yang merupakan penyebab dan percepatan yang merupakan dampak (Koes H.
dan Prabowo, 2001).
Hukum Newton Ketiga menyatakan bahwa bila suatu benda
memberikan gaya pada benda lainnya, maka benda akan menimbulkan gaya
yang sama besar tetapi dengan arah yang berlawanan terhadap benda yang
pertama (Koes H. dan Prabowo, 2001). Saat benda diam maupun bergerak di
atas permukaan dengan menggunakan gaya-gaya pada benda, gaya ini sering
disebut gaya normal dan gaya gesek. Suatu benda berinteraksi secara
langsung dengan permukaannya atau dua benda berinteraksi secara langsung
antara satu dengan yang lainnya, terdapat gaya yang disebut gaya kontak.
Gaya normal dan gaya gesek merupakan gaya kontak (Young et al., 1996).
Gesekan merupakan saat dimana benda bergerak atau akan bergerak
di atas permukaan, ada komponen lain yang berada paralel dengan
permukaan itu (Cutnell dan Kenneth, 1989). Gaya gesek adalah gaya yang
terdapat pada dua benda yang saling bergesekan dan arah gaya gesek dari
masing-masing benda berlawanan dengan arah gerak relatif benda. Rumus
umum gaya gesek dapat ditulis ƒ =µ N (Koes H. dan Prabowo, 2001).
Gaya lain yang ada saat benda bergerak di atas permukaan disebut
gaya gesek kinetik. Besar gaya gesek kinetik biasanya bertambah saat gaya
normal juga bertambah. Rumus dasar gaya gesek kinetik dapat ditulis ƒk =µk
N dimana ƒk merupakan gaya gesek kinetik, µk merupakan koefisien gaya
gesek kinetik, dan N merupakan gaya normal. Gaya gesek juga ada saat
benda diam. Saat sebuah benda coba digerakkan tetapi tetap diam, hal ini
dikarenakan permukaan mempunyai gaya gesek yang besarnya sama dan
berlawanan arah dengan gaya yang diberikan terhadap benda. Gaya gesek
yang terjadi dalam peristiwa tersebut disebut gaya gesek statis. Gaya gesek
statis dapat ditulis dengan rumus ƒs =µs N dimana ƒs merupakan gaya gesek
statis, dan µs merupakan koefisien gaya gesek statis (Young et al., 1996).
Terdapat gaya gesek dan koefisien gesek yang merupakan parameter
penting dalam bantalan geser (sliding bearings). Tergantung dari berapa
banyak proporsi panas dalam celah oil film dari nilai gaya gesek (Frycz dan
Andrzej, 2011). Bila suatu benda berada pada aliran udara, maka akan terjadi
gesekan atu gaya geser. Gesekan yang terjadi adalah antara partikel-partikel
udara dengan permukaan benda yang dilaluinya, maka kecepatan tiap-tiap
lapisan berkurang karena adanya gaya hambat (Poernomo dan Satwiko,
2009).
Koefisien gesek berada pada nilai terbesar saat mengerem awal dan
perlahan berkurang seiring dengan waktu. berkurangnya koefisien gesek
karena dekomposisi dari komponen organik dalam bahan pembuatan rem.
Tetapi koefisien gesek dapat bertambah kembali karena pembentukan
karbonisasi lokal di permukaan (Talib et al., 2007).
Minyak yang digunakan pada mesin mobil untuk mengurangi gesekan
antara bagian-bagian yang bergerak, tanpa adanya gaya gesek mobil juga
tidak dapat bergerak karena tidak ada gesekan antara ban dengan jalanan
(Young et al., 1996). Sedangkan material gesekan pada sistem rem otomotif
mempunyai peran penting untuk performa rem yang efektif dan aman
(Wannik et al., 2012).
Daya dikembangkan dari sistem yang diartikan sebagai hasil bagi dari
usaha yang dilakukan dan waktu. Daya dapat ditulis dengan rumus P = W/t
dimana P merupakan daya atau power, W merupakan usaha yang dilakukan,
dan t merupakan waktu. Usaha didapatkan dari suatu gaya yang bergerak
sejauh s. Usaha dapat dijabarkan menjadi W = F.s dimana F adalah gaya, dan
s adalah jarak yang ditempuh (Levin dan Weil, 1966).

C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Landasan kasar
b. Landasan licin
c. Sebuah unit kendaraan
d. Tali ringan
e. Beban tambahan
2. Bahan
-
3. Cara kerja

Gambar 5. 1 Rangkaian Alat untuk Percobaan Gaya dan Daya

Alat

Penyiapan landasan luncur

Penentuan alat ukur

Penyiapan

Mb (kg): 0,15; 0,175; 0,2


Percobaan
Mk (kg): 1,5 dan 2
Pencatatan hasil percobaan

Pengulangan

Pencatatan hasil percobaan

Gambar 5. 2 Diagram Alir Percobaan Gaya dan Daya

You might also like