You are on page 1of 9

KEMISKINAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran sosiologi

Guru mata pelajaran:

Oleh: Ambar Anggraini

Kelas: X IIS.2

MADERASAH ALIYAH NEGERI 2 OGAN KOMERING ILIR

Tahun Ajaran 2018/2019


Kata pengantar

puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini dapat saya selesaikan.

Sholawat serta salam dihaturkan kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW
yang selalu dinanti-nantikan syafa’atnya kelak di yaumul qiyamah.

Sebagai pemakalah saya menyadari banyak terdapat kesalahan serta kekurangan


dalam makalah ini. Oleh karena itu keritik dan saran sangat saya harapkan.

Dan saya berharap makalah yang sangat sederhana ini bisa bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya pemakalah sendiri. AAMIINN.

Surya Adi, 07 Maret 2019

Ambar Anggraini
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang masalah


b. Rumusan masalah

BAB II PEMBAHASAN

a. Kemiskinan

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan
b. saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan pada masalah-masalah


sosial yang sulit untuk dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri. Masalah ini
membanjiri berbagai rubik di kawasan Indonesia. Salah satu masalah tersebut ialah keadilan
sosial yan belum merata, keadilan sosial dalam negara ini baru bisa dirasakan oleh
masyarakat-masyarakan kalangan atas dan belum benar-benar dirasakan oleh masyarakat
keseluruhan, masih banyak kesenjangan sosial yang terjadi.

Pada kenyataan inilah sebagai bukti kurangnya pengamalan rumusan pancasila sila
ke-5 yang berbunyi ‘’keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indinesia’’ yang harusnya tidaklah
terjadi kesenjangan-kesenjangan sosial terutama dalam hal kesejahtraan rakyat.

B. Rumusan masalah
1) Apa yang dimaksud kemiskinan ?
2) Apakah permasalaha yang meliputinya ?
3) Bagaimana solusi permasalahan tersebut ?
BAB II

PEMBAHASAN

Pembahasan inti dalam makalah ini ialah ‘’keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia’’ yang tercantum dalam rumusan pancasila sila ke-5.

A. KEMISKINAN

Masalah kemiskinan merupakan masalah yang cukup sacral sebagai penyebab


kesenjangan social seperti keterlantaran bahkan ketertinggalan.

Seperti yang disebutkan diatas kemiskinan ialah tidak cukupnya terhadap pemenuhan-
pemenuhan kebutuhan primer, ini berarti bahwa pengentasan kemiskinan dapat dilakukan
jika si miskin diberikan pemberdayaan ekonomi, budaya, dan politik sebagai kebutuhan
sekunder sehingga si miskin pun mempunyai kebebasan untuk memilih dan
mengekspresikan kemampuan diri, serta mendapatkan keadilan.1

Sebenarnya dalam UUD 1945 terdapat konsepsi keadilan agar pemerintah Indonesia
memajukan kesejahtraan umum mencerdaskan bangsa. Serta termuat dalam pasal 33 ayat
1-3 serta pasal 34, tentang kesejahtraan sosial.

Pasal 33

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasa atas asa kekeluargaan.


2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai pemerintah.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

UUD 1945 adalah sebagai salah satu wujud kekayaan konstitusi kita karena
tercantumkannya prinsip-prinsip pokok pengelolaan ekonomi bagi Indonesia merdeka. Di
satu sisi pencantuman prinsip-prinsip ini mempunyai nilai. Tidak banyak Negara di dunia
sempat merumuskan ciri pokok kebijakan ekonomi dalam konstitusi masing-masing.
Hebatnya lagi rumusan tersebut diusun dalam suasana gening, perang asia timur raya.
Namun, disisi lain, materi didalam pasal 33UUD15 itu memunculkan bat berkepanangan
hingga sekarang. Sejujurnya, karena rumusan pasal 33 tidak clear cut dan kurang oprasional,
akan selalu muncul beragam tafsir dan keraguan di pihak pengambil kebijakan.

Pasal 34

Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.

Tapi, kenyataan yang kita lihat pada saat ini di jalanan dan di pelosok-pelosok negeri
Indonesia tercinta ini masih banyaknya para fakir dan orang-orang miskin serta anak-anak
yang terlantar. Ini sebagai bukti belum adanya perwujudan terhadap UUD 1945 pasal 34.
Dan masih perlu adanya koreksi terhadap pemerintahan tetapi juga perlu koreksi terhadap
rakyat.

Keadilan yang tidak merata di Indonesia ini terjadi karena belum adanya pengamalan
secara perfect terhadap konsep keadilan itu sendiri seperti yan terkandung dalam pancasila
sila ke-5. Belum ditambah lagi penyakit-penyakit yang lain seperti budaya korupsi. Korupsi
merupakan salah satu penyakit kronis yang menggrogoti bangsa Indonesia ini. Maka
takheran jikalau sumber daya di Indonesia hanya bisa dirasakan orang-orang berjasa dan
berdasi saja.

Sebenarnya untuk mengatasi masalah kesenjangan social tersebut dalam bidang


ekonomi semenjak zaman orde baru pemerintah telah mengeluarkan UU tentang
penanaman modal asing, untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan
memberikan persyaratan dan peraturan-peraturan yang lebih ringan dan menarik pada
infestor dibandingkan dengan kebijakan sebelumnya. Dan hasil pertumbuhan ekonomi
meningkat sangat tajam. Namun, dibalik kemajuan ekonomi kesenjangan social semakin
terasa bagi sekelompok kecil masyarakat. Dengan munculnya gejala monopoli hampir
seluruh perusahaan produksi dikuasai oleh golongan atas serta usaha-usaha kecil semakin
sulit untuk menggambarkan usaha mereka. Kesenjangan social ini tidak hanya mengganggu
perekonomia rakyat kalangan bawah tetapi juga menyebabkan perekonomian rakyat
mengalami proses kemiskinan.

Jika pemerintah berkomitmen mengabdi untuk rakyat sebagai pelayan rakyat,


berpedoman dan berpegang teguh terhadap pancasila dan udang-undang maka
kesejahtraan dan kemakmuran adalah harga mati yang pasti diperoleh. Walaupun bukan
penyebab satu-satunya. Tak bisa dipungkiri bahwa kebijakan anggaran pemerintah sangat
penting dalam mengubah wajah kemiskinan dan kesenjangan.2

Untuk mengatasi permasalahan kesenjangan dan keadilan social perlu perhatian yang
khusus dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar terciptanya
kesejahtraan rakyat akan tetapi daam misi ini tidak hanya menitik beratkan peranan
pemeritah , perlu juga kesadaran dari seluruh masyarakatkarena penyebab terjadinya
kesenjangan social yang meliputi kemiskinan, keterlantaran, serta keterbelakangan dan lain
sebagainya, bukan hanya karena pemerintahnya saja tapi justru peran masyarakatnya
sendiri memiliki peran tak kalah pentingnya

Pemenuhan sarana pendidikan juga penting dalam berperan menciptakan kesejahtraan


bangsa. Pendidikan yang baik dapat menciptakan generasi yang baik pula. Namun, hal
tersebut perlu dukungan fasilitas pula. Dan masyarakat yang tidak mampu berhak menerima
bantuan atau beasiswa gratis. Sehingga terciptanya keadilan social antara rakyat miskin dan
golongan atas yang sama-sama merasakan hangatnya bangku pendidikan. Dan perlu
menanamkan nilai-nilai pancasila yang mendalam sehingga pancasila tidak hanya dipahami
sila 1-5 tetapi perlinya penghayatan dan pengamalan yang mendalam.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keadilan dapat diartikan adanya persamaan dan saling menghargai orang lain. Dan
kesenjangan social diartikan ketidak samaan asas untuk memanfaatkan atau mendapatkan
sumber daya yang ada.

Namun keadilan social yang ditujukan untuk sekuruh masyarakat Indonesia ini semakin
mengalami pergeseran makna dan keadilan yang benar-benar keadilan belum pernah
dirasakan oleh keseluruhan. Sehingga terciptalah kesenjangan-kesenjangan social yang
meliputi kemiskinan, keterlantaran, keterbelakangan, serta kurangnya pendidikan banyak
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

B. SARAN

Dalam hal ini masih harus terus adanya kinerja pemerintah dan harus benar-benar
memperhatikan masalah social yang terjadi dimasyarakat. Sehingga perlu perhatian khusus
akan tetapi dalam hal ini tidak hanya menitik beratkan peran pemerintah saja. Perlu juga
adanya kesadaran tersendiri dari masyarakat agar terciptanya keadilan dan kesejahtraan
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Soelaeman, M Munandar. Ilmu social dasar teori dan konsep ilmu social. Bandung:

Eresco.1991

Notonegoro. Pancasila secara ilmiah popular. Jakarta: Pantjuran tudjuh.1980

Ms Bakry, Noor. Orientasi Filsafat Pancasila. Yogyakarta: liberty.1997

Rais M. Amien DKK. Kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia. Yogyakarta: aditya media.

1995

Ali, As’ad Said. Negara Pancasila, jalan kemaslahatan berbangsa. Jakarta: LP3ES. 2009

You might also like