You are on page 1of 9

ACARA I

PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK


INDIVIDU POHON

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat ukur kayu.
2. Mengukur diameter pohon atau poles yang telah ditentukan dengan menggunakan
beberapa jenis alat ukur dan membandingkan hasilnya.
3. Menaksir tinggi pohon atau poles dengan beberapa alat ukur tinggi dan
membandingkan hasilnya.

II. DASAR TEORI


Pertumbuhan merupakan pertambahan dimensi dari satu atau lebih individu dalam
suatu tegakan hutan pada periode waktu tertentu. (Husch et al.1972); (Vanclay 1994).
Setiap pohon mengalami dua bentuk pertumbuhan yang berbeda, yaitu pertumbuhan
vertikal atau tinggi dan pertumbuhan horizontal atau diameter. Pertumbuhan tinggi dan
diameter menyebabkan terjadinya perubahan ukuran dan bentuk pohon yang pada gilirannya
sangat menentukan dalam pendugaan volume pohon maupun tegakan. Pengembangan metode
pendugaan potensi hutan, termasuk di dalamnya pendugaan model hubungan antara
karakteristik individual pohon seperti tinggi dan diameter telah banyak dilakukan. Berbagai
fungsi yang menyatakan hubungan tinggi dan diameter telah banyak dipelajari dan diteliti.
(Husch et al.1972); (Huang et al. 2000);( Newton dan Amponsah 2007); Adame, et al.
(2008).
Meskipun demikian, penelitian-penelitian tentang pertumbuhan dan hubungan antara
karakteristik pohon masih terus dilakukan karena tidak ada satupun model atau formula yang
sesuai untuk semua jenis pohon. Selain itu, pertumbuhan suatu pohon dipengaruhi oleh
kemampuan genetiknya dalam berinteraksi dengan faktor lingkungan seperti iklim, tanah dan
topografi serta kemampuan berkompetisi dalam memperoleh makanan dan ruang tumbuh.
Jadi setiap jenis atau kelompok jenis pohon dapat mempunyai pertumbuhan dan ukuran
batang yang berbeda sebagai akibat dari interaksi faktor-faktor tersebut (Husch et al.1972);
(Huang et al. 2000).
. Inventarisasi hutan merupakan suatu kegiatan mengumpulkan data dan informasi
tentang sumberdaya hutan, potensi kekayaan hutan serta lingkungannya secara lengkap yang
mencakup survei mengenai status dan keadaaan fisik hutan, flora dan fauna, sumberdaya
manusia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan. (Defri yoza, 2017).
Inventarisasi sumber daya hutan di lakukan untuk mengetahui atau
menduga potensi kayu dan hasil hutan lainnya dengan menggunakan teknik inventarisasi
SDH. Potensi kayu atau tegakan ini berhubungan dengan volume pohon atau tegakan.
Volume diperoleh dengan melakukan pengukuran dimensi pohon berdiri atau
tegakan & pengukuran dimensi pohon rebah (batang).
Pengukuran dimensi pohon meliputi :
 Pengukuran Diameter pohon
 Pengukuran Tinggi pohon dan volume pohon
 Pengukuran Bidang Dasar pohon
Pengukuran dimensi pohon tersebut harus dilakukan dengan cermat
agar diperoleh taksiran volume pohon yang akurat yaitu taksiran volume yang mendek
ati volume yang sebenarnya( Anonim 1998)
Kualitas taksiran volume ini tergantung beberapa faktor yaitu :
 Tingkat akurasi yang diinginkan
 Karakteristik pohon
 Metode pengukuran
 Alat yang digunakan
 Kondisi saat pengukuran dimensi pohon
 Persamaan / rumus yang digunakan untuk menghitung volume
Diameter adalah panjang garis lurus antara dua titik pd lingkaran yg melalui titik pusat.
Hubungannya dgn keliling: d = k/π. Utk pohon berdiri, diameter diukur pd “setinggi dada”
(diameter at breast height, dbh):
Ketentuan dalam pengukuran diameter pohon:
1. Diukur pada ketinggian 1,30 m dari pangkal pohon atau setinggi dada (dbh).
2. Diukur 2 kali (kecuali phiband) yaitu pada diameter terkecil dan
yang tegak lurus pengukuran pertama.
3. Satuan : centimeter bulat (pembulatan ke bawah).
4. Pohon berbanir : diameter diukur pada ketinggian 20 cm di atas ujung banir.
5. Pohon dengan perakaran tinggi (mangrove): diameter diukur pada 1,3 m di
atas batas akar.
6. Pohon dengan percabangan besar di bawah 1,3 m, diameternya di hitung
2 diameter.
7. Untuk pohon miring, diameter diukur tegak lurus pada 1,3
m dari pangkal pohon mengikuti kemiringan pohon.
8. Pengukuran diameter pada bidang miring, dilakukan pada 1,3 m pada
sisi sebelah atas bidang miring.
Dalam pengukuran dimensi pohon, volume pohon sangat penting dan diperlukan dalam
kegiatan inventarisasi hutan. Volume pohon juga dapat menduga tegakan dengan
menggunakan tabel tegakan maupun ditentukan denga beberapa penduga-penduga volume
dengan inventore hutan, keuntungannya jelas memungkinkan dari pengukuran terperinci pada
sejumlah terbatas dari p[ohin yang secara bijaksana dipilih dalam areal hutan, penaksiran
volume pohon yang objektif terdiri dari jumlah pohon yang lebih banyak.
Dalam penaksiran volume pohon yang masih berdiri ,seluruhnya hanya dapat dilakukan
dengan pengukuran-pengukuran secara tidak langsung (Loetsch dan Haller, 1964).
Oleh karena bentuk pohon brvariasi menurut jenis atau kelompok jenis dan dari satu
lokasi kelokasi lainnya, maka dalam penyusunan perangkat pendugaan volume perlu
memperhatikan karakteristik tersebut. Perangkat pendugaaan volume pohon yang bersifat
umum untuk berbagai jenis dan lokasi hutan dapat meneyebabkan hasil dugaan yang kurang
teliti tidak akurat sehingga informasi massa tegakan yang dihailkan bisa under atau over
estimate (Wongsoetjitro, 1980).
Luas bidang dasar tegakan juga mempunyai arti penting dalam inventore tegakan yang
menggunakan sampling titik. Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model atau rumus
maupun tabel) adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan pengelolahan hutan.
Salah satu jenis data yang diperlukan dalam perencanaan pengelolahan hutan ialah dengan
potensi atau masa tegakan. Pengumpulan data masa tegakan dilakukan melalui kegiatan
inventarisasi yang selalu melibatkan pendugaan volume pohon per pohon. Oleh sebab itu,
dalam setiap kegiatan pengelolahan hutan dituntut tersedianya perangkat pendugaan volume
pohon (Simon, 2007).
III. ALAT DAN BAHAN
 Alat pengukur diameter pohon berdiri :
1. Kaliper
2. Diameter tape (Phi band)
3. Pita meter
4. Spiegel Relaskop
 Alat pengukur tinggi pohon berdiri :
1. Christen Hypsometer
2. Clinometer
3. Haga-altimeter
 Bahan :
1. Pohon Selatan Gedung B Fakultas Kehutanan UGM
2. Tallysheet
IV. CARA KERJA
Penggunaan Alat Ukur
1. Mempelajari alat-alat ukur yang sudah disediakan.
2. Mempelajari prinsip kerja dan cara penggunaannya.
3. Mempraktekkan prosedur kerja untuk masing-masing alat.
4. Mempelajari kekurangan dan kelebihan masing-masing alat ukur kayu.
Pengukuran Karakteristik Pohon
1. Mengukur diameter pohon atau poles setinggi dada (dbh) untuk setiap pohon
dengan menggunakan pita meter.
2. Mengulangi pengukuran diameter untuk pohon yang sama dengan
menggunakan kaliper, phi band, dan spiegel relaskop.
3. Membandingkan hasil pengukuran dengan uji statistik (Uji t untuk data
berpasangan).
4. Mentaksir tinggi pohon atau poles untuk setiap pohon/poles dengan
menggunakan haga-altimeter.
5. Mengulangi pentaksiran tinggi pohon yang sama dengan menggunakan Christen
Hypsometer dan Suunto Clinometer.
6. Membandingkan hasil pengukuran dengan anova satu arah.
7. Mengukur tinggi pohon total, tinggi pangkal tajuk, dan tinggi pada lebar tajuk
maksimum.
Mengukur Mengukur Membandingkan hasil
diameter pohon diameter untuk pengukuran dengan uji
setinggi dada pohon yang sama statistik (Uji t untuk data
(dbh) dengan dengan berpasangan).
menggunakan menggunakan
pita meter kaliper, phi band,
dan spiegel
relaskop.

Mengulangi Mentaksir tinggi


Membandingkan hasil
pentaksiran tinggi pohon atau poles
pengukuran dengan anova pohon yang sama untuk setiap
satu arah. dengan pohon/poles
menggunakan dengan
Christen menggunakan
Hypsometer dan haga-altimeter.
Suunto
Clinometer.

Mengukur tinggi pohon


total, tinggi pangkal tajuk,
dan tinggi pada lebar tajuk
maksimum.
• Adame, P., del Río, M., and Cañellas, I. 2008. A mixed nonlinear height-diameter
model for pyrenean oak (Quercus pyrenaica Willd.). Forest Ecology and
Management 256, 88-98.
• Huang, S., Price, D., and Titus, S.J. 2000. Development of ecoregion-based height-
diameter models for white spruce in boreal forests. Forest Ecology and
Management 129, 125-141.
• Husch, B., Miller, C.I. and Beers, T.W. 1972. Forest Mensuration. Second
Edition. The Ronald Press Company. New York.
• Husch B, Beers T, Kershaw JA. 2003. Fores Mensuration. New Jersey. Jhon wiley
and Son.
• Newton, P. F., and Amponsah, I. G. 2007. Comparative evaluation of five height-
diameter models developed for black spruce and jack pine stand-types in terms of
goodness-of-fit, lack-of-fit and predictive ability. Forest Ecology and
Management 247, 149-166.
• Tim dosen. 2007. Modul Praktikum Inventarisasi Sumberdaya Hutan.Bogor.IPB.
• Vanclay, J.K. 1994. Modelling Forest Growth and Yield, Applications to Mixed
Tropical Forests. CAB INTERNATIONAL, Wallingford. UK.
• Yoza, Defri. 2017.INVENTARISASI JENIS-JENIS POHON DI HUTAN WISATA
DUMAI . Ilmu-ilmu kehutanan 1, 53-54.

You might also like