You are on page 1of 8

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

AVERTEBRATA

Judul Praktikum : Identifikasi Spesimen Awetan Avertebrata (Filum:


Annelida, Gastrotricha, Gnathostomulida).
Tanggal Praktikum : 18 Maret 2019

Kelompok :3

Nama Anggota :

1. Fatimah Azzahra 11170161000011

2. Fakhri 11170161000007

3. Sumayya Hayati 11170161000003

4. Anisa Rehlitna P.G. 11170161000020

5. Bagas Widiarto A. 11170161000017

6. Hanifatul Hashina 11170161000009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
A. Tujuan
1. Menganalisis morfologi makhluk hidup
2. Mengklasifikasi awetan hewan berdasarkan filum
3. Mengamati berbagai macam jenis filum pada kingdom animalia

B. Landasan Pustaka
Annelus berarti cincin kecil. Biasanya disebut cacing yang bersegmen-segmen atau beruas-
ruas, tubuhnya, terdiri dari sederetan segmen sama (=metameric), artinya tiap segmen tersebiut
mempunyai organ tubuh seperti alat reproduksi, otot, pembuluh darah, dann sebagainya tetapi
segmen tersebut tetap berhubungan satu sama lain dan terkoordinasi. Terdapat selom yang besar
dan jelas, beberapa sistem organ seperti peredaran darah, sistem saraf telah berkembang dengan
baik ( Rusyana, 2013: 77).
Rongga tubuh antara saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan rongga tubuh yang
sebenarnya. Hewan ini mempunyai satu ruas pra-oral yang dinamakan prostomium. Sistem saraf
terdiri dari satu pasang ganglia pra-oral dorsal, otak, dan satu pasang benang saraf ventral khas
dengan satu pasang ganglia dalam setiap ruas. Kutikula bukan dari bahan kitin. Permukaan tubuh
ada yang dilengkapi dengan bulu-bulu kitin atau bulu kaku.
Annelida menguasai komunitas cacing yang hidup di pantai laut. Mereka dapat dikenal
dengan tubuhnya yang panjang dan gelang-gelang. Setiap gelang atau ruas terkait dengan satu
kompartemen atau ruang di dalam tubuhnya. Organ-organ yang sama terdapat di masing-masing
ruas.
Filum Annelida terdiri dari lima kelas, yakni: Kelas Chaetopoda, yakni cacing annelid yang
hidup di laut, air tawar dan di darat, dengan ruas-ruas tubuh yang kelihatan nyata, mempunyai
sekat antara ruas, bulu kaku, dan sebuah rongga tubuh; Kelas Archiannelida, cacing kecil tanpa
bulu kaku atau tanpa parapodia; Kelas Hirudinea, lintah, hidup di darat dan laut. Tubuhnya atas
bawah dengan sebuah prostomium dan 32 ruas tubuh, dua penghisap, satu mengelilingi mulut dan
lainnya di ujung belakang; tidak mempunyai bulu kaku maupun parapodia; hermafrodit dan rongga
tubuh sempit karena ditumbuhi sel-sel mesenkima. Lintah laut jarang dijumpai. Jika dijumpai
dimana pun jumlahnya sedikit. Mereka banyak terdapat pada hiu dan pari; Kelas Gephyrea, cacing
Annelida tanpa ruas, bulu-kaku dan parapodia dan rongga tubuh besar. Hewan ini mempunyai
larva trokofor; Kelas Myzostomaria, cacing parasite pada Echinodermata (Juwana dan
Romimohtarto, 2004: 162-163).
Gastrotika terdiri dari hewan-hewan air yang kecil seperti rotifer , tetapi tubuhnya pipih.
Hewan-hewan ini hidup diantara kotoran sisa dan ganggang. Tubuhnya tertutup sebagian atau
seluruhnya leh papan-papan, duri-duri atau kait-kait kaku. Bergerak dengan pertolongan dua baris
silia ventral. Sistem digesti terdiri dari tabung-tabung ekskresi yang melingkar. Sebuah sistem
perototan dan sebuah sistem saraf pada hewan-hewan itu. Gastrotika mungkin hemafrodit,
mungkin juga betina yang bersifat parthenogenesis tanpa adanya bentuk jantan ( Brotowidjoyo,
1989: 93).
Pertama kali dijelaskan pada tahun 1956, Gnathostomulida adalah sebuah filum cacing laut
mikroskopis, hidup bebas, tidak tersegmentasi dan hermafrodit. Unik dibedakan oleh epidermis
monociliated (yaitu, permukaan tubuh di mana setiap sel hanya membawa satu cilium) dan
memiliki bagian mulut yang rumit yang terdiri dari rahang berpasangan dan pelat basal yang tidak
berpasangan, mereka kemungkinan besar terkait dengan Rotifera, Acanthocephala dan
Micrognathozoa. Ada dua pesanan, Filospermoidea (dengan anterior runcing tanpa bulu majemuk
sensor; tanpa bursa copulatrix; dan sperma filiform, dengan satu flagel) dan Bursovaginoidea
(dengan anterior bundar dengan sikat sensor senyawa; dengan bursa; dan bundar atau kerucut
Berbentuk sperma, aflagellate). Sekitar 100 spesies telah dicatat hingga saat ini, yang banyak di
antaranya dengan distribusi global atau sirktropis. Gnathostomulid secara numerik dapat
mendominasi meiobenthos invertebrata pada detritus yang kaya, kaya sulfida dan miskin oksigen
di dasar berpasir yang dangkal (0-25 m, jarang hingga 400 m) di mana mereka biasanya muncul,
nampaknya memakan mikroba yang mereka keruk dari butiran pasir (Wiley dan Sons, 2013).

Gnathostomulida adalah filum kecil cacing laut mikroskopis yang posisi di antara Bilateria
bawah tetap membingungkan. Secara tradisional terlihat sebagai sister taxon ke Platyhelminthes,
mereka juga pernah terkait dengan Aschelminthes, terutama Gastrotricha dan Rotatoria. Ada yang
menyangkal mereka status filum, memasukkan mereka dalam Annelida. Dalam analisis cladistic
mereka tentang morfologi aschelminth, menyimpulkan bahwa di antara isu-isu utama yang harus
diselesaikan adalah penempatan Gastrotricha dan Gnathostomulida (Sterrer, 1998).
C. Langkah Kerja

No. Gambar Keterangan


Praktikan memisahkan dan menyiapkan specimen
1. - dalam laboratorium yang termasuk ke dalam filum
yang harus diamati.
Praktikan mengamati bagian-bagian tubuh
2. -
specimen dan memfotonya.
Praktikan mendata klasifikasi specimen yang
3. -
didapatkan.

D. Hasil dan Pembahasan

No
Gambar Keterangan
.

Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
1. Sub Ordo : Lumbricina
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Spesies :Lumbricus sp(: Lumbric
us sp. (L. terretris dan L. Rubellus )

Sumber : Pengamatan Langsung

Kingdom : Animalia
2.
Filum : Gastroticha
Subkingdom : Eumatozoa
Superphylum : Platyzoas
Sumber : Dari Buku

Kingdom : Animalia
Filum Gnathostomulida
Clade : Gnathifera
Superfilum : Platyzoa
3.
Filum : Gnathostomulida
Ordo : Bursovaginoidea, Agnathiellidae,
Austrognathiidae

Sumber : Internet

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai hewan avertebrata yang dimana
praktikan mengamati filum annelida, gastroticha, dan gnathostomulida. Pengamatan dilakukan
dengan menggunakan awetan basah dan hanya mendapatkan filum annelida, karena pada filum
gastroticha dan gnathostomulida tidak tersedia di dalam labolatorium pendidikan biologi, sehingga
untuk menutupi kekurangan praktikan melakukan pencarian dari berbagai referensi yang lain.

Hasil pengamatan lumbricina yaitu bersifat bilateral, memiliki bentuk tubuh yang gilig dan
bukat memanjang, kepalanya tidak terlalu jelas terlihat karena pada awetan basah tubuh dari
lumbricina merungkel sehingga sulit untuk di lihat, memiliki mulut dibagian anterior dan anus di
posterior, memiliki prostonium yang bisa digerakkan keluar masuk bagian mulut, tidak memiliki
tentakel,sucker, dan parapodia, setiap somitesnya terdapat setae, memiliki klitelium dan ruas tubuh
yang jelas yang kira kira bisa mecapai 200 buah. Secara alamiah, morfologi dan anatomi
lumbricina berevolusi menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Cacing tanah yang ditemukan
hidup di tumpukan sampah dan tanah sekitarnya mempunyai ukuran panjang sangat bervariasi,
yaitu berkisar antara beberapa milimeter sampai 15 cm atau lebih.

Tubuh cacing tanah dapat dideskripsikan menjadi lima bagian yang terdiri atas bagian
depan (anterior), bagian tengah, bagian belakang (posterior), bagian punggung (dorsal), dan bagian
bawah atau perut (ventral).Bentuk tubuh cacing tanah umumnya silindris memanjang, mulut
terdapat pada segmen yang pertama, sedangkan anus pada segmen yang terakhir. Mulut dan
anus cacing tanah tidak merupakan segmen tubuh, melainkan bagian dari tubuh tersendiri. Pada
cacing tanah dewasa terdapat alat untuk menyiapkan proses perkembangbiakan yang disebut
“klitelum“. Klitelum merupakan bagaian tubuh cacing tanah yang menebal yang terletak di antara
anterior dan posterio. Cacing tanah telah mempunyai saluran pencernaan makanan yang lengkap
dan sistem peredaran darah yang sudah menggunakan pembuluh-pembuluh darah. Saluran
pencernaan makanan terdiri atas : mulut pada segmen pertama, pharynx, kerongkongan, crop yang
merupakan pelebaran dari kerongkongan, perut otot, usus, dan anus pada segmen yang terakhir.

Semua gerakan atau aktivitas cacing tanah diatur oleh susunan saraf yang terdiri atas :
simpul saraf bagian depan dan bagian perut serta serabut-serabutnya. Cacing tanah bereaksi negatif
terhadap sinar atau menghindari sinar. Cacing tanah tidak tahan terhadap sinar ultraviolet dan
bila terkena sinar ultraviolet selama satu menit saja dapat langsung mematikan cacing tersebut. Di
habitat alami, cacing tanah hidup dan berkembang biak dalam tanah. Populasi cacing tanah sangat
erat hubungannya dengan keadaan lingkungan dimana cacing tanah itu berada. Lingkungan yang
dimaksud disini adalah kondisi-kondisifisik, kimia, biotik dan makanan yang secara bersamasama
dapatmempengaruhi populasi cacing tanah. Faktor-faktor ekologis yang memengaruhi cacing
tanah meliputi: (a) keasaman (pH), (b) kelengasan, (c) temperatur, (d) aerasi dan CO2, (e) bahan
organik, (f) jenis, dan (g) suplai nutrisi.

Hewan yang harusnya diamatin di Laboratorium selanjutnya yaitu Gastrotricha yang


merupakan kelompok hewan mikroskopis (0,06-3,0 mm), seperti cacing, pseudoselomata, dan
terdistribusi secara luas dan melimpah di air tawar dan lingkungan laut. Mereka sebagian
besar bentik dan hidup dalam perifiton, lapisan organisme kecil dan detritus yang ditemukan
di dasar laut dan tempat dasar badan air lainnya. Mayoritas hidup di dan di antara
partikel sedimen atau pada permukaan terendam lain, tetapi beberapa spesies terestrial dan hidup
di darat dalam lapisan air di sekitar butir tanah. Gastrotricha dibagi menjadi
dua ordo, Macrodasyida yang laut (kecuali untuk dua spesies), dan Chaetonotida, beberapa di
antaranya adalah laut dan beberapa air tawar.

Gastrotricha adalah termasuk hemafrodit primitif dengan frekuensi protandri (Organ


jantan yang lebih dulu berkembang) dan kebanyakan spesies mempunyai
sepasang testis dan ovum yang menghilang atau mereduksi dari testisnya ( Beberapa
Thaumastodermatidae hilang testis kirinya, contoh beberapa chaenotonotida testisnya tereduksi).
Ovari hanya satu dalam spesies lepidodasydae, vertilisasi terjadi melalui transfer sperma atau
spermatophores.

Organ reproduksi yang lengkap mungkin menjadi fasilitas transfer dari sperma dalam
beberapa spesies. Perkembangannya langsung tanpa melalui tahap larva. Pada perairan jernih,
contohnya chaetonotidans kadang bersifat parthenogenesis dengan melalui fase hermafrodit.
Chaetonotida air tawar menghasilkan dua macam telur, yang satu adalah telur biasa dan yang ke
dua adalah telur dorman. Masa hidup Lepidodermella antara 8-12 hari, dan selama itu
menghasilkan telur sampai 5 butir. Gastritricha muda mempunyai bentuk seperti yang dewasa dan
bertelur pada umur 3 atau 4 hari, dan 1-3 hari kemudian menetas.

Selanjutnya yaitu Gnathostomulida atau biasa disebut jaw worms (cacing rahang) adalah
filum kecil hewan laut mikroskopik. Mereka menghuni pasir dan lumpur di bawah perairan pesisir
dangkal dan dapat bertahan dilingkungan yang relatif anoksik (kondisi oksigen rendah). Sebagian
besar gnathostomulida berukuran 0,5 mm sampai 1 mm (0,020 inci sampai 0,039 inci) tubuhnya
umumnya transparan. Seperti cacing pipih mereka memiliki epidermis bersilia, namun berbeda
dengan cacing pipih, mereka memiliki satu cilium per sel. Mereka tidak memiliki rongga tubuh
dan tidak ada sistem sirkulasi atau pernafasan. Sistem sarafnya sederhana dan terbatas pada lapisan
luar dinding body. Satu satunya organ indera adalah silia yang dimodifikasi utamanya didaerah
kepala. Mulut terletak tepat dibelakang kepala setelah mimbar di bagian bawah body.

Gnathostomulida adalah hermaprodit simultan. Setiap individu memiliki ovarium dan satu
atau dua testis. Setelah pembuahan telur tunggal menembus dinding tubuh dan menempel pada
partikel pasir didekatnya, kemudian induknya mampu dengan cepat menyembuhkan luka yang
dihasilkan. Telur menetas menjadi seperti induknya, tanpa tahapan menjadi larva. Ada sekitar 100
spesies yang telah dideskripsikan dan pastinya masih banyak yang belum ditemukan. Spesies yang
telah dideskripsikan dikelompokan dalam dua ordo.
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, Mukayat Djaruhito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga


Juwana, Sri, dan Kasijan Romimohtarto. 2004. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan
Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata. Bandung:Alfabeta.
Sterrer, W.. (2013). Gnathostomulida (Unsegmented Marine Worms). Studies on The Natural
History of The Carribean Region., 89, 2.
Sterrer, W. (1998). Gnathostomulida from The (Sub)Tropical Northwestern Atlantic. Studies on
The Natural History of The Carribean Region., 74, 2.

You might also like