You are on page 1of 3

Autumn In Paris

Cinta datang dengan cara yang berbeda-beda. Tidak peduli siapa, dimana, atau
mengapa. Itulah yang dialami gadis blasteran Indonesia-Prancis, Tara Dupont. Ia
bukanlah wanita berkulit putih susu, bermata biru, atau berambut pirang seperti wanita
Eropa kebanyakan. Ia memiliki wajah asia dan bermata abu-abu. Gadis yang berprofesi
sebagai penyiar radio ini memiliki penyakit yang sangat sulit dihilangkan, yaitu rasa
ingin tahu. Sifatnya inilah yang akhirnya membawa Tara menemukan cintanya.

Hidup bergelimang harta tidak membuat hidup seseorang menjadi bahagia. Begitu juga
dengan Tara. Ayahnya, Jean-Daniel Dupont merupakan seorang pengusaha kaya di
Prancis. Sementara Ibunya adalah orang Indonesia. Mereka bercerai secara baik-baik
beberapa tahun lalu. Beruntunglah, ada seseorang yang dapat mengisi hari-harinya,
dialah Sebastien Giraudeau, kakak angkatnya. Mereka berdua memiliki kesamaan nasib.
Begitulah yang sering Sebastien katakan jika ada orang bertanya mengapa Ia dan Tara
dekat. Ia menganggap Tara seperti adiknya. Begitu juga yang dirasakan Tara, Ia akan
senang jika ada Sebastien.

Cerita cinta Tara, berawal dari ajakan makan malam Sebastien, Tara bertemu dengan
arsitek muda asal Jepang, Tatsuya Fujisawa yang bekerja sama dengan Sebastien
dalam pekerjaan. Laki-laki berwajah tampan dan ramah. Begitulah kesan pertama Tara
terhadap Tatsuya.

Sejak makan malam itu, Tara dan Tatsuya sering pergi bersama. Mulai dari
mengunjungi museum, melihat kota Paris dari ketinggian, sampai makan malam
bersama. Perjalanan itu, dirangkum dengan baik oleh Tatsuya, dan dikirim melalui
sebuah program radio di tempat Tara bekerja. Cerita demi cerita mengalir dengan
lancar, mulai dari cerita lucu sampai sedih. Monsieur Fujitatsu, begitulah ia dikenal di
kalangan penikmat radio. Tara Dupont adalah tujuan tersembunyi Tatsuya ke Prancis.
Suka musim gugur, tidak suka menunggu tapi sering terlambat merupakan secuil hal
yang Ia tahu mengenai seorang Tara. Sampai-sampai, dalam ceritanya dalam program
radio menyebutkan Tara sebagai “Gadis Musim Gugur”. Fansnya di luar sana semakin
penasaran sipakah gadis musim gugur yang membuat pria romantis seperti Tatsuya,
jatuh cinta?

Seiring berjalannya waktu, Tatsuya memberitahu alasan mengapa Ia pergi ke Prancis,


selain untuk bekerja tentunya. Ternyata, Tatsuya Fujisawa ingin menemui cinta
pertama Ibunya, dan menyerahkan surat dari Ibunya sebelum meninggal kepada orang
itu. Tentu suatu tugas yang sangat sulit, Tatsuya harus siap dengan segala tanggapan
dari cinta pertama Ibunya. Tara hanya beranggapan bahwa tugas itu harus
dilaksanakan Tatsuya dengan baik karena menyangkut permintaan terakhir Ibunya.
Akhirnya, Tatsuya memutuskan untuk segera bertemu dengan orang itu. Tak disangka,
cinta pertama Ibunya adalah seseorang yang baik dan mau menerimanya. Pria Prancis
berumur sekitar 50 tahun dan memiliki mata seperti dirinya, Monsieur Lemercier. Dari
surat cinta Ibunya, dikatakan bahwa Tatsuya adalah anak kandung Ibunya dengan
Lemercier. Ibunya, Sanae Nakata hamil saat Ayah kandungnya kembali ke Prancis
setelah berlibur singkat di Jepang. Kini, Tatsuya memiliki Ayah angkat yang sangat
menyayanginya di Jepang, Kenichi Fujisawa. Lemercier juga menceritakan bahwa Ia
memiliki seorang anak perempuan bernama Victoria.

Pertemuan yang menyakitkan itu terjadi, saat Tatsuya, Tara, dan teman-temannya
sedang mengunjungi pub milik Ayah Tara. Tak disangka, kedatangan Jean-Daniel
Dupont mengakibatkan gejolak yang hebat dalam diri Tatsuya maupun Tuan Dupont.
Ialah cinta pertama Ibunya yang Ia temui beberapa minggu lalu. Tatsuya semakin
bingung dan gelisah saat Tara memanggil tuan Dupont “papa” dan memperkenalkan
kepada teman-temannya bahwa Tuan Dupont adalah Ayahnya. Begitu pula dengan
Tuan Dupont, Ia memperkenalkan Tara dengan nama kecilnya, Victoria. Begitu melihat
Tatsuya, Daniel Dupont segera mempertanyakan perasaan Tara terhadap Tatsuya. Ia
melihat perasaan suka dalam anaknya dan ternyata benar. Tara menyukai Tatsuya
Fujisawa, dan itu tidak seharusnya terjadi.

Beberapa hari setelah itu, Tatsuya kehilangan cahaya hidupnya. Ia menjadi gila kerja
dan semakin sulit ditemui. Ia terlalu takut menghadapi kenyataan dan harus membuang
perasaannya jauh-jauh. Sampai akhirnya, Tatsuya mengajukan tes DNA sebagai
harapan terakhirnya kepada Tuan Dupont untuk memastikan bahwa Ia adalah anaknya.
Harapan itu hilang, Ia adalah anak Jean-Daniel Lemercier, ayah Tara. Lambat laun,
Tara mengetahuinya juga, bahwa Ia dan Tatsuya adalah saudara satu Ayah.
Perasaannya tak terbendung lagi, segala ketakutan, kekecewaan, dan kegelisahan
memenuhi otaknya. Cintanya dengan Tatsuya kini menjadi suatu kesalahan. Hal itu
juga sempat membuat Tara berpikir untuk terjun dari Sungai Seine.

Tara mencoba untuk mengerti keadaan saat ini, Tatsuya adalah saudaranya. Ia
mencoba menerima takdir menyakitkan ini. Dengan keadaan dan perasaannya yang
tidak menentu, Tatsuya kembali ke Jepang. Tatsuya berharap dengan cara inilah Ia dan
Tara bias menghadapi semuanya, menstabilkan keadaan. Pada bulan-bulan awal, Tara
merasa kehilangan sosok Fujitatsu, namun Ia segera pulih dari kesedihan dan kembali
menjadi Tara yang ceria dengan bantuan Sebastien.

Beberapa bulan kemudian, orang tua Tatsuya di Jepang memberitahu kabar buruk bagi
Tara dan Ayahnya. Tatsuya mengalami kecelakaan di tempat konstruksi, dan sekarang
sedang dalam keadaan koma. Ayah angkat Tatsuya percaya bahwa Tatsuya sedang
menunggu Tara dan Jean-Daniel Lemercier. Sesampainya di Jepang, Tara segera
menjenguk Tatsuya di rumah sakit. Tara memutuskan untuk tidak masuk ke ruang
perawatan, karena merasa dirinya tidak akan sanggup melihat keadaan Tatsuya.
Dengan informasi yang diberikan oleh teman Tatsuya, Tara mengunjungi apartemen
Tatsuya. Di apartemen itu, Ia seperti bisa melihat kepribadian dan kehidupan kakaknya,
Tatsuya. Ia juga menemukan beberapa lembar foto dirinya sendiri. Secara tidak
sengaja, Tara menyenggol laptop di atas meja. Ia terkejut dan mulai menitikkan air
mata. Ternyata, sampai sekarang, Tatsuya tetap berhubungan dengan Sebastien dan
menanyakan kabar Tara melalui e-mail. Tara melihat e-mail terakhir dari Tatsuya untuk
Sebastien.

Tara kembali ke rumah sakit, di sana keadaan semakin tidak menentu. Tatsuya belum
bangun. Tara masuk ke dalam ruang perawatan dan melihat selang yang
menghubungkan tubuh Tatsuya dengan alat-alat kesehatan. Ia menggenggam tangan
Tatsuya dan mengatakan semua yang ada dalam pikirannya. Tara juga mengatakan
perasaannya pada Tatsuya. Saat Tara mengucapkan sebuah kalimat penuh makna, di
saat itulah, Tatsuya pergi. Ia hanya bisa melihat dari jauh saat tubuh Tatsuya
dikerumuni oleh dokter dan perawat. Kalimat penuh makna dari tara, “Aku akan selalu
menyayangimu”.

Fujisawa Tatsuya, kini telah pergi dan tak akan kembali. Tatsuya telah mengajarkan
banyak hal pada Tara, tentang kepedihan, kenyataan, dan cinta. Tara kembali teringat,
e-mail terakhir dari Tatsuya kepada Sebastien. “Selama dia bahagia. Aku juga akan
bahagia. Sesederhana itu”. Sekian……

You might also like