You are on page 1of 14

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik

Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

PERTANIAN PERKOTAAN : URGENSI, PERANAN, DAN PRAKTIK TERBAIK


Urban Agricuture : Urgency, Role, and Best Practice

Ahmad Rifqi Fauzi1)*, Annisa Nur Ichniarsyah1), Heny Agustin1)


1)
Program Studi Agroekoteknologi, Universitas Trilogi, Jakarta
Jalan Kampus Trilogi d/h STEKPI No. 1, Kalibata, Jakarta Selatan, 12760
*E-mail: arfauzi@universitas-trilogi.ac.id

ABSTRACT

As the cities become more attractive to people, it is predicted that in 2020 there will be around
75% of population live in the cities. The direct effects include the increase of city burden due to the
poor, the jobless, and the lack access to food. The answer of the problems above could come from
urban farming. A number of studies have cited that urban farming are not only solving the problem of
access and food availability but also creating new job opportunities and reduce the poverty. The best
practices of urban farming have developed in some countries. The case study in Africa shows that
urban farming can supply 15-20% of household needs and increase the income up to 27%. Similar
results are also found in Asia, America, and Europe, even though each region faces different
challenges and barriers. The success of urban farming reaffirm the important roles of agriculture in
improving human’s quality. Urban agriculture in Indonesia have started to develop after economic
crisis at 1997 and growing rapidly since 2011 with the emergence of communities gardening in the
33 cities and 9 university. But, the development of urban agriculture in Indonesia have barriers
include low levels of community participation, extensive land holdings were small, and the lack of
government support.

Keywords : best practice, role,urban agriculture, urgency

URGENSI PENGEMBANGAN Latin akan tinggal di kawasan perkotaan.


PERTANIAN PERKOTAAN Kondisi ini mendorong pemerintah
Pesatnya laju pertumbuhan populasi maupun masyarakat untuk di kawasan
di perkotaan akan menimbulkan masalah perkotaan harus mulai mencoba untuk
lingkungan, mulai dari konversi lahan memenuhi kebutuhan pangan secara
sampai degradasi kualitas lingkungan mandiri (Noorsya dan Kustiwan, 2013)
akibat polusi dan sampah. Apabila kondisi serta memperbaiki kondisi lingkungan agar
pertumbuhan populasi penduduk lebih tercipta lingkungan yang sehat dan
besar dibandingkan laju produksi bahan berkualitas. Salah satu solusinya adalah
pangan, maka akan terjadi bencana krisis dengan menerapkan pertanian perkotaan.
pangan. Jumlah bahan pangan yang tidak Pertanian perkotaan merupakan
cukup secara paralel akan berdampak pada kegiatan pertumbuhan, pengolahan, dan
ketergantungan antara suatu distribusi pangan serta produk lainnya
kawasan/wilayah terhadap kawasan lain. melalui budidaya tanaman dan peternakan
Hal ini terjadi terutama untuk wilayah yang intensif di perkotaan dan daerah
perkotaan negara-negara berkembang, sekitarnya, dan menggunakan (kembali)
dimana wilayah tersebut semakin menjadi sumber daya alam dan limbah perkotaan,
pusat penduduk serta permukiman dan untuk memperoleh keragaman hasil panen
kumpulan orang-orang dengan keragaman dan hewan ternak (FAO, 2008; Urban
etnik (Jalil, 2005). FAO (2008) Agriculture Committee of the CFSC,
memprediksi bahwa pada tahun 2020, 2003). Bentuknya meliputi pertanian dan
sekitar 75% penduduk di negara-negara peternakan kecil-intensif, produksi pangan
berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika di perumahan, land sharing, taman-taman

49
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

atap (rooftop gardens), rumah kaca di praktik-praktik terbaik pertanian perkotaan


sekolah-sekolah, restoran yang terintegrasi dari berbagai negara, baik dalam negeri
dengan kebun, produksi pangan pada maupun luar negeri. Di dalam tulisan ini,
ruang publik, serta produksi sayuran dalam penulis juga memberikan gambaran
ruang vertikal (Hou et al., 2009; Mougeot, mengenai implementasi pertanian
2005; Nordahl, 2009; Redwood, 2008). perkotaan dalam kurikulum pendidikan
Pertanian perkotaan sudah menjadi praktik tinggi serta beberapa kegiatannya.
umum di banyak kota dengan melibatkan
masyarakat dengan cara yang bervariasi PERANAN PERTANIAN
antar negara dan antar kota (Tornaghi, PERKOTAAN
2014). Kehadiran pertanian di wilayah
Urgensi pertanian kota menjadi perkotaan maupun daerah sekitar
meningkat ketika krisis ekonomi perkotaan memberikan nilai positif bukan
menyebabkan keamanan pangan menjadi hanya dalam pemenuhan kebutuhan
pertanyaan besar. Keamanan pangan, pangan tetapi juga terdapat nilai-nilai
khususnya bagi masyarakat miskin kota praktis yang dapat berdampak bagi
tampaknya akan menjadi isu yang penting keberlanjutan ekologi maupun ekonomi
di masa depan. Dengan semakin wilayah perkotaan. Apabila praktek
meningkatnya tekanan pada sumber- pertanian perkotaan dilakukan dengan
sumber produksi pangan, berkembangnya memperhatukan aspek-aspek lingkungan,
jumlah masyarakat miskin kota, pertanian mempunyai banyak keuntungan. Nilai
kota akan menjadi satu alternatif yang kehadiran pertanian perkotaan dapat dilihat
sangat penting. Hasil penelitian Smith et dari aspek ekonomi, ekologi, sosial,
al. (2001) menunjukkan bahwa 800 juta estetika, edukasi, dan wisata.
orang di seluruh dunia secara aktif terlibat Keberadaan pertanian dalam
dalam praktik ini, dan bahwa pertanian masyarakat perkotaan dapat dijadikan
perkotaan dapat menghasilkan rata-rata 15 sarana untuk mengoptimalkan
sampai 20 persen dari produksi pangan pemanfaatan lahan dan sumberdaya alam
dunia. Tingkat partisipasi masyarakat yang ada di kota dengan menggunakan
dalam kegiatan pertanian perkotaan di teknologi tepat guna. Selain itu,
negara-negara berkembang juga bervariasi, masyarakat kota yang umumnya sibuk
mulai dari 10% di Indonesia sampai karena bekerja, pertanian perkotaan dapat
hampir 70% di Vietnam dan Nikaragua menjadi media untuk memanfaatkan waktu
(Zezza and Tasciotti, 2010). luang. Mengoptimalkan penggunaan lahan
Melihat besarnya peranan pertanian serta memanfaatkan waktu luang untuk
perkotaan tersebut, Koscica (2014) beraktivitas dalam pertanian perkotaan
berpendapat bahwa pertanian perkotaan akan mendekatkan mereka terhadap akses
tidak hanya sebatas mengatasi kecukupan pangan serta menjaga keberlanjutan
pangan ditengah persaingan mendapatkan lingkungan dengan adanya ruang terbuka
sumberdaya yang langka seperti air dan hijau. Haletky dan Taylor (2006)
tanah, tetapi juga mengatasi hal-hal berpendapat bahwa pertanian kota adalah
tersebut dengan cara yang inovatif dan salah satu komponen kunci pembangunan
integratif untuk mengoptimalkan akses, sistem pangan masyarakat yang
kuantitas, dan kualitas pangan bagi kaum berkelanjutan dan jika dirancang secara
miskin kota. Semakin banyaknya tulisan tepat akan dapat mengentaskan
serta informasi mengenai pertanian permasalahan kerawanan pangan. Dengan
perkotaan menarik minat penulis untuk kata lain, apabila pertanian perkotaan
membuat tulisan ini dengan tujuan dikembangkan secara terpadu merupakan
memberikan gambaran konsep serta alternatif penting dalam mewujudkan

50
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

pembangunan kota yang berkelanjutan signifikan dalam penghijauan kota dan


(Setiawan dan Rahmi, 2004). peningkatan kualitas iklim mikro kota,
Peranan pertanian perkotaan jika sekaligus merangsang produktivitas
ditinjau dari aspek ekonomi memiliki dengan pemanfaatan kembali sampah
banyak keuntungan diantaranya yaitu organik dan mengurangi penggunaan
stimulus penguatan ekonomi lokal berupa energi yang berlebihan. Dengan demikian,
pembukaan lapangan kerja baru, adanya pertanian perkotaan bukan saja
peningkatan penghasilan masyarakat serta untuk memperbaiki kualitas udara,
mengurangi kemiskinan. Dalam situasi melainkan secara langsung dapat
krisis ekonomi yang tengah dialami oleh mengurangi beban kota dalam menampung
beberapa negara dalam beberapa tahun sampah-sampah yang berasal dari rumah
terakhir, termasuk Indonesia, tangga maupun industri. Adanya pertanian
pengembangan pertanian perkotaan secara perkotaan juga sangat bermanfaat bagi
terpadu mempunyai manfaat yang sangat kelestarian lingkungan, mengurangi polusi
besar, tidak hanya dari potensinya dalam udara, serta menciptakan keindahan dan
menyerap tenaga kerja, tetapi juga kesejukkan di tempat tinggal masyarakat
meningkatkan pendapatan masyarkat kota. (Cahya, 2014).
Setiawan dan Rahmi (2004) melalui Komposisi penduduk kota yang
tulisannya mengemukakan bahwa apabila padat dan heterogen menimbulkan
masyarakat kota mampu memenuhi permasalahan sosial yang cukup rumit.
kebutuhan pangannya sendiri, akan lebih Masalah sosial yang sering ditemui di
banyak uang masyarakat kota digunakan perkotaan diantaranya adalah
untuk kepentingan lain seperti kesehatan, pengangguran, kesehatan, sanitasi, mal-
pendidikan, dan perumahan. Studi nutrisi, sampai kepada akses terhadap
pertanian kota di pekarangan Philadelphia pangan yang cukup sulit. Pengembangan
menemukan bahwa masyarakat dengan pertanian perkotaan yang berkelanjutan
pendapatan rendah yang memiliki dapat menjadi solusi dalam mengatasi
pekarangan dapat menghemat pengeluran masalah sosial tersebut. Menurut Setiawan
pangan rata- rata $150 setiap musim dan Rahmi (2004), keuntungan sosial yang
penanaman (Pinderhughes 2004). diperoleh dari pertanian perkotaan yaitu
Apabila ditinjau dari aspek ekologi, meningkatkan persediaan pangan,
pengembangan pertanian perkotaan dapat meningkatkan nutrisi masyarakat miskin
memberikan manfaat yaitu (1) konservasi kota, meningkatkan kesehatan masyarakat,
sumber daya tanah dan air, (2) mengurangi pengangguran, serta
memperbaiki kualitas udara, (3) mengurangi konflik sosial. Selain itu,
menciptakan iklim mikro yang sehat, dan partisipasi masyarakat kota di berbagai
(4) memberikan keindahan karena negara (terutama negara berkembang)
pertanian perkotaan sangat memperhatikan dalam kegiatan pertanian perkotaan sangat
estetika (Blyth and Menagh, 2006; Cofie et besar. 11 dari 15 negara berkembang
al., 2006; Koscica, 2014; Setiawan dan tingkat partisipasi rumah tangga dalam
Rahmi, 2004; Wolfe and Mc Cans, 2009) kegiatan pertanian perkotaan mencapai 30
serta sebagai upaya mitigasi terhadap persen bahkan delapan negara diantaranya
perubahan iklim (Specht et al., 2014). menunjukkan peningkatan pendapatan
Pertanian perkotaan saat ini dianggap sebesar 50 persen untuk rumah tangga
sebagai salah satu solusi dalam mengatasi yang berpendapatan rendah (Koscica,
pencemaran udara di wilayah perkotaan 2014). Fakta tersebut menunjukkan bahwa
serta solusi untuk adaptasi perubahan usahatani di perkotaan dapat memberikan
iklim. Menurut De Zeeuw (2011), lapangan pekerjaan dan menjadi sumber
pertanian perkotaan memainkan peranan penghasilan masyarakat serta menyangga

51
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

kestabilan ekonomi di dalam keadaan akibat kurangnya akses untuk


kritis dan berkaitan langsung dengan mendapatkan bahan pangan (Lee-Smith,
upaya penaggulangan kemiskinan serta 2010). Maka sejak saat itu pemerintah
penciptaan lingkungan yang lestari setempat mencoba untuk mendekatkan
(Sampeliling et al., 2012). akses pangan serta mencukupi kebutuhan
Pengembangan pertanian perkotaan pangan kaum miskin kota dengan
secara terpadu dan berkelanjutan juga membangun pertanian di kota-kota yang
memiliki nilai kesehatan, edukasi serta terdampak arus urbanisasi. Praktik
wisata. Wilayah perkotaan yang padat pertanian perkotaan sudah semakin
dengan bangunan membuat ruang terbuka berkembang di Afrika. Beberpa studi telah
hijau (RTH) semakin terbatas. Hal ini akan dipublikasikan mengenai praktik pertanian
berdampak pada degradasi kualitas perkotaan di beberapa kota di Afrika.
lingkungan. Dengan adanya pertanian Studi di kota Kampala (Uganda)
perkotaan ruang hijau di kota bisa yang dilakukan oleh Grace et al. (2008)
bertambah, wilayah penyerap CO2 menjadi menyebutkan bahwa bentuk usaha tani
lebih banyak sehingga kualitas udara umumnya berupa peternakan unggas, sapi,
menjadi lebih baik. Edukasi seperti ini dan babi, dimana baik anak-anak maupun
yang akan muncul ketika pertanian orang dewasa mendapatkan protein serta
perkotaan berkembang secara terpadu. nutrisi pelengkap dari susu yang biasa
Keberadaan RTH bukan hanya digunakan diambil untuk sarapan dan disajikan
sebagai tempat berkumpul penghuni setelah didihkan. Mendidihkan susu
untuk bersosialisasi dan berekreasi, merupakan salah satu bentuk mitigasi yang
melainkan juga memberi kontribusi tepat dan efektif dalam menangkal
positif bagi peningkatan kualitas dan penyakit yang dapat ditularkan hewan
keberlanjutan lingkungan hidup kawasan kepada manusia. Sementara studi di
kota.Pertanian perkotaan juga memberikan Yaoundé, ibukota Kamerun, Afrika Barat
nilai wisata bagi penduduk kota. memenuhi kebutuhan protein dan nutrisi
Terbatasnya RTH dan langkanya praktik pelengkap lainnya dengan mengkonsumsi
pertanian, menjadikan contoh-contoh nyata kacang tanah dan sayuran daun segar yang
pertanian perkotaan menjadi daya tarik juga menyuplai kalsium. Bopda et al.
tersendiri bagi masyarakat untuk berwisata (2010) melaporkan bahwa terjadi
sekaligus menjadi sarana edukatif bagi peningkatan pendapatan sebesar 27 persen
anak-anak. pada rumah tangga yang berpendapatan
rendah di Yaoundédari hasil sayuran daun
PRAKTIK TERBAIK PERTANIAN yang mereka usahakan. Mereka juga
PERKOTAAN DI DUNIA menghasilkan 10 persen ubi kayu dan daun
1. Afrika ubi kayu yang mereka konsumsi sendiri,
sedangkan 5-8 persen dari cocoyam (taro),
Daerah perkotaan di negara-negara
pisang, serta produk olahan singkong dan
Afrika (yang sebagian besar negera
pepaya. Sementara di Nakuru (Kenya),
berkembang), tingkat kemiskinannya terus
pertanian perkotaan mensuplai 22 persen
meningkat seiring dengan meningkatnya
kebutuhan pangan rumah tangga petani
arus urbanisasi. Urbanisasi ini juga
dan 8 persen kebutuhan pangan dan nutrisi
mempengaruhi semua aspek produksi dan
seluruh kota (Foeken, 2006). Lebih lanjut,
konsumsi pangan yang meliputi keamanan,
Foeken (2006) juga melaporkan hasil
kecukupan, akses serta ketergantungan
studinya tentang produksi pangan di Dar-
terhadap pasar pangan (Armar-Klemesu,
es-Salam (Tanzania) yang memperlihatkan
1999) dan tahun 2004 dilaporkan bahwa
proporsi yang lebih tinggi, yaitu sekitar 90
lebih dari setengah jumlah penduduk
persen produksi sayuran daun dan 60
wilayah tersebut mengalami kelaparan

52
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

persen susu sapi yang dikonsumsi oleh Implementasi paling mengagumkan


orang kota. dari pertanian perkotaan dapat dilihat di
Havana, Kuba. Havana mengalami
2. Amerika kesulitan yang luar biasa sejak kejatuhan
Pertanian perkotaan bukanlah hal Uni Soviet dan tidak mampu mengimpor
baru bagi masyarakat Amerika Serikat.Hal beberapa komoditas penting bagi
ini dikarenakan konsep pertanian rakyatnya seperti bahan bakar, mesin-
perkotaan telah dikenal sejak 100 tahun mesin, dan pangan. Sejak tahun 1997 –
lalu. Menurut Dr. Laura seorang pakar 2003 terdapat peningkatan pertanian
komunitas berkebun, sejak tahun 1890-an perkotaan sebesar 38% per tahun.Hal
telah muncul banyak komunitas yang giat inilah yang menyebabkan adanya
dalam pertanian perkotaan di beberapa peningkatan produksi tanaman sayuran
kota di Amerika Serikat seperti Detroit, sebesar 13 kali dalam masa tanam 8
New York, dan Philadelphia. Tujuan dari tahun.Produksi terjadi di organoponicos
komunitas pertanian perkotaan ini adalah yang berupa bedengan yang diisi oleh
untuk menyediakan pangan segar bagi campuran tanah dan bahan organik. Saat
masyarakat yang berada di sekitar ini, sebagian besar lahan yang ada telah
komunitas tersebut. Arah pengembangan digunakan untuk kegiatan pertanian
pertanian perkotaan di Amerika Serikat perkotaan dengan jumlah total sekitar
tergantung pada kondisi sosial-ekonomi 35,000 ha (Koont, 2009 ).
yang terjadi pada saat itu. Sebagai contoh, Contoh lain tentang penerapan
ketika masa Perang Dunia II pada tahun pertanian perkotaan dari Benua Amerika
1940-an banyak taman yang adalah Montreal, Kanada. Di sana, telah
dialihfungsikan menjadi areal pertanian terdapat sistem yang sudah cukup maju
perkotaan yang menyediakan pangan dan dan mampu membina hingga 97 komunitas
nantinya akan dipromosikan oleh berkebun dan menyediakan 8,200 plot
Pemerintah (Lawson, 2007). terpisah. Manfaat pertanian perkotaan di
Saat ini, fokus pengembangan sini adalah untuk ranah sosialisasi warga,
pertanian perkotaan adalah untuk pengayaan kemampuan individual, dan
meningkatkan keamanan pangan maupun meningkatkan kemampuan teknis (Reid,
akses untuk memperoleh makanan yang 2009).
sehat. Hal ini dikarenakan banyak
kotayang memiliki area yang termasuk 3. Asia
‘langka bahan pangan’ dimana Konsep pertanian perkotaan untuk
penyebabnya bukan disebabkan oleh wilayah Asia diperkirakan berasal dari
minimnya ketersediaan pangan, namun Shanghai, Tiongkok. Sebagai salah satu
karena lebih banyak pangan olahan yang kota besar yang terus berkembang,
dihasilkan dibandingkan pangan segar dan Shanghai tetap menjaga pertanian
berkualitas. Oleh karena itu, pertanian perkotaan sebagai bagian dari sistem
perkotaan dianggap sebagai salah satu ekonomi untuk mendukung perkembangan
solusi bagi masyarakat untuk memperoleh kota. Meskipun demikian, wilayah
akses ke pangan yang sehat dan bahkan pengembangan pertanian bergeser ke
berpartisipasi aktif dalam proses daerah pinggiran kota karena masifnya
budidayanya (Redwood, 2009). Di suatu pembangunan perumahan dan gedung
lahan pertanian yang terletak di Wisconsin, perkantoran di pusat kota (Giradet, 2005).
pertanian perkotaan yang intensif dan Pihak otoritas kota Shanghai
membudidayakan tanaman yang memiliki menetapkan wilayah seluas kurang lebih
nilai tinggi menunjukkan hasil yang sangat 300,000 hektar yang berada di pinggiran
baik yaitu sekitar $100,000 per hektar. kota sebagai lahan pertanian untuk

53
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

memasok kebutuhan pangan kota. Puluhan Petersburg merupakan kota yang


ribu hektar digunakan untuk penanaman penduduknya paling banyak terlibat dalam
berbagai jenis sayuran. Masyarakat pertanian perkotaan. Di sana terdapat
Tiongkok menyenangi sayuran yang segar sekitar 560,000 plot lahan yang diolah
dan diproduksi lokal. Dampak lainnya, terletak di pinggiran kota. Bahkan di
semakin banyak bangunan tanam daerah terpencil dengan musim tanam
(greenhouse) yang dibangun agar yang pendek seperti di Irkutsk, produksi
mencapai tiga hingga empat kali waktu sayuran bervariasi dan ditanam di
panen tiap tahunnya (Giradet, 2005). greenhouse untuk memenuhi kebutuhan
Masih di Tiongkok, pertanian sendiri maupun untuk dijual (Giradet,
perkotaan di Beijing pun merupakan jenis 2005).
pertanian yang multifungsi, terjadi tren
baru untuk memproduksi pangan dan pada PRAKTIK PERTANIAN
akhirnya menyebabkan terjadinya PERKOTAAN DI INDONESIA
diversifikasi pertanian organik (Zhang et Perkembangan pertanian perkotaan
al., 2009). Terdapat semakin banyak di Indonesia khususnya di Ibu Kota Jakarta
bangunan tanam di Beijing yang sebetulnya sudah mulai terlihat pasca
tujuannya adalah untuk menjaga pasokan krisis ekonomi 1997-1998. Fenomena
pangan agar tetap berproduksi pada revitalisasi pertanian perkotaan di Jakarta
musim dingin (Giradet, 2005). dapat menjadi solusi dalam mengatasi
berbagai permasalahan di kota
4. Eropa (Purmohadi, 2000). Setiawan dan Rahmi
Barcelona merupakan salah satu kota (2004) melaporkan hasil penelitiannya
besar di Eropa yang memiliki konsep tentang studi pertanian perkotaan di enam
pertanian perkotaan berupa 1,200 plot kota di Indonesia yaitu Surabaya, Cirebon,
lahan. Sebagian besar dari lahan tersebut Bandung, Yogyakarta, Pacitan, dan
diolah oleh penduduk yang telah lewat usia Salatiga. Dalam laporannya disebutkan
produktifnya. Pada awalnya, produksi bahwa jenis pertanian kota yang dilakukan
dihasilkan pada skala kecil. Semakin relatif seragam dengan memanfaatkan
meningkatnya hasil produksi memberikan pekarangan dan lahan terlantar. Luasan
dampak positif bagi pemenuhan kebutuhan lahan yang digunakan antara 10 m2 – 5 ha
sayuran rumahan bagi para penanamnya dan yang dominan dengan luasan 100 –
(Domene dan Sauri, 2007). 500 m2.
Belanda merupakan negara kecil Gerakan pertanian perkotaan di kota
yang sebelum masa Revolusi Industri Surabaya sendiri mulai menjadi program
terkenal dengan produksi pertanian yang pemerintah daerah sejak tahun 2007
bermutu tinggi. Konsep pertanian dengan tujuan mengentaskan kemiskinan.
perkotaan didukung oleh sekitar 250,000 Gerakan pertanian perkotaan dinilai
komunitas dengan lahan yang diolah sebagai kekuatan untuk meningkatkan
seluas 4,000 hektar. Bahkan di Amsterdam kemandirian masyarakat dan menjadi
lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk alternatif untuk menjaga ketahanan pangan
pertanian perkotaan seluas 350 hektar. Hal khususnya dalam skala rumah tangga
ini jelas menunjukkan bahwa pertanian miskin (Santoso dan Widya, 2014).
perkotaan akan terus berkembang secara Meskipun demikian urban farming di
ekstensif dan menjadi aktivitas penting di Indonesia belum menjadi prioritas utama
berbagai penjuru dunia (van Leeuwen et sehingga belum banyak pihak yang
al., 2011). berkewajiban menangani
Konsep pertanian perkotaan di Rusia perkembangannya (Widyawati, 2013).
juga bukanlah hal yang baru. St.

54
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

Berbagai pihak seperti pemerintah, sudah padat penduduknya. Pertanian


swasta, komunitas dan pribadi mulai perkotaan di Kota Bandung dapat
terpanggil untuk ikut terlibat dalam dilakukan melalui pengendalian lahan,
gerakan pertanian perkotaan demi pemanfaatan lahan sisa, lahan
terwujudnya ketahanan pangan. Beberapa pekarangan/atap bangunan, lahan
tahun terakhir ini aksi urban farming lingkungan milik bersama, dan lahan
sudah semakin massif digalakkan dan kosong dengan sistem penanaman yang
mulai dikenal secara luas, salah satunya tidak memerlukan tanah
melalui komunitas Indonesia Berkebun. banyak/menggunakan pemanfaatan ruang
Komunitas yang diprakarsai oleh Ridwan (verticultur).
Kamil (Walikota Bandung) ini muncul Permasalahan lainnya dalam
pada akhir tahun 2011 yang kemudian penerapan gerakan pertanian adalah
menyebar luas ke 33 kota besar dan 9 terbatasnya lahan karena telah terjadi
kampus di Indonesia (Indonesia Berkebun perubahan alih fungsi yang dikenal dengan
Web/www.indonesiaberkebun.org). konversi lahan. Perubahan alih fungsi
Pertanian perkotaan hadir sebagai lahan ini terjadi secara besar-besaran dari
solusi dalam kelangsungan pangan di kota- lahan pertanian menjadi lahan pemukiman
kota besar di Indonesia. Tidak bisa dan industri yang memang sulit untuk
dihindarkan bahwa suatu kota besar dihindari. Menurut Hariyanto (2010) pola
memerlukan daerah disekitarnya untuk konversi lahan pertanian di kota Semarang
memasok bahan makanan setiap harinya. misalnya terjadi dalam beberapa macam
Menurut Puriandi dan Indrajati (2013), seperti: sawah ke pemukiman, sawah ke
97% kebutuhan pangan kota Bandung tegalan, tegalan ke pemukiman, rawa yang
dipasok oleh daerah diluar kota diurug ke tanah kering, tambak ke sawah,
Bandungseperti Kabupaten Bandung, ataupun tegalan ke tanah kering.
Cianjur, Karawang, Subang, Sumedang, Diprediksi dengan luas lahan sawah 3980
Garut, Majalengka hingga Provinsi Jawa ha di Kota Semarang akan habis dalam
Tengah. Hal ini tentu menjadi masalah kurun waktu 66 tahun kedepan jika
serius ketika terbatasnya ketersediaan dan konversi lahan terus menerus dilakukan.
akses pangan terjadi akibat dari tidak Ekosistem perkotaan yang normal
meratanya pendapatan penduduk yang ditunjukkan oleh perbandingan antara
berakhir pada konflik kemiskinan. daerah terbangun dan tidak terbangun
Program kegiatan pertanian yaitu 40%:60% dari luas wilayah. Namun
perkotaan membutuhkan kajian khusus kenyataannya di Bali sebagai salah satu
untuk mengetahui potensi masing-masing kota besar di Indonesia perbandingannya
wilayah. Berdasarkan kajian Analisis justru terbalik. Oleh karena itu dibutuhkan
(2012) setidaknya kota-kota di Bandung gerakan penanaman diberbagai tempat
yang daya dukungnya layak untuk terutama di lahan pekarangan yang sangat
pertanian perkotaan diantaranya Cibiru potensial. Menurut hasil kajian Lanya
bagian selatan, Ujung Berung bagian (2015) Kota Denpasar masih memiliki luas
tengah, Astanaanyar bagian utara, serta pekarangan rumah yang potensial sebesar
Babakan Ciparay bagian utara. Menurut 8026 ha dengan asumsi 10% menjadi
Noorsya dan Kustiwan (2013) daya ruang terbuka hijau. Namun pemanfaatan
dukung lahan kawasan perkotaan Bandung lahan pekarangan masih belum
berpotensi untuk dikembangkan menjadi membudaya disana sehingga dibutuhkan
pertanian lahan basah (bagian tengah), berbagai pelatihan dan praktik dalam
pertanian semusim, pertanian tahunan mengoptimalisasi pekarangan yang
(bagian utara dan selatan), serta pertanian berwawasan untuk memperoleh kota yang
lahan terbatas di pusat kawasan yang

55
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

bersih, hijau, asri, dan berwawasan potensi keterampilan pertanian yang


budaya. dimilikinya. Meskipun demikian harus
Berdasarkan hasil penelitian diakui bahwa tidak semua masyarakat RW
Athariyanto dan Tauran (2013) salah satu 04 ikut terlibat dalam program ini. Perlu
kelurahan yang telah sukses melaksanakan adanya pendampingan dan sosialisasi yang
program pertanian perkotaan dengan baik berkesinambungan agar seluruh pihak ikut
adalah Kelurahan Made di Surabaya yang terlibat.
digerakkan oleh gabungan kelompok tani Kegiatan yang dilakukan oleh
Made Bersinar yang beranggotakan 563 Bandung berkebun memang belum
orang. Kelurahan Made telah sukses menciptakan sistem kegiatan pertanian
menurunkan angka kemiskinan dan telah kota yang berlanjut secara mandiri, sebagai
memiliki komoditas perdagangan dari hasil contoh belum ada satupun kebun yang
pertaniannya. Hasil pemasaran komoditas memiliki sistem pengairan irigasi secara
ini telah mampu meningkatkan finansial mandiri (Puriandi dan Indrajati, 2013).
kepada penduduknya hingga mampu Komunitas urban harus merefleksikan
memberikan semangat untuk gerakannya untuk lebih kritis terhadap
mengembangkan diri dalam masyarakat. sistem pangan industrialis yang ada saat
Santoso dan Widya (2014) menambahkan ini. Hal ini lahir karena wacana tentang
bahwa banyak manfaat yang dirasakan kedaulatan pangan belum banyak terpapar
oleh warga Surabaya dengan program bagi komunitas urban farming karena
pertanian perkotaan ini diantaranya: perbedaan latar belakang dan akar historis
mampu meningkatkan gizi keluarga serta perbedaan karakter sosial dan politik
melalui hasil bertani sendiri, dapat pangan. Meskipun demikian kehadiran
menambah penghasilan keluarga jika hasil kegiatan urban farming melalui komunitas
bertaninya dijual, secara luas dapat merupakan tanda dimulainya transisis
menambah pasokan bahan pangan di gerakan pangan menuju area perkotaan
Surabaya sehingga kebutuhan masyarakat yang selanjutnya menjadi kesempatan
akan terpenuhi dan berdampak pada harga terbuka untuk menyertakan wacana
jual yang stabil serta manfaat ekologis kedaulatan pangan dalam membangun
dalam meningkatkan proporsi ruang aktivisme yang lebih berkelanjutan dan
terbuka hijau. adil (Nasution, 2015).
Penerapan urban farming melalui
Bandung Berkebun juga telah dilakukan PRAKTIK PERTANIAN
salah satunya di RW 04 Tamansari PERKOTAAN DI UNIVERSITAS
Bandung melalui program kampung urban TRILOGI
farming. Program ini digalakkan melalui Melihat fenomena perkembangan
pemanfaatan instalasi vertical farming. pertanian perkotaan yang begitu pesat serta
Kajian lain menyebutkanbahwa persepsi peran penting dari pertanian perkotaan,
masyarakat dalam program urban farming Universitas Trilogi sebagai salah satu
cukup baik. Masyarakat mengetahui penyelenggara pendidikan tinggi yang
mengenai jenis dan manfaat dari program berada di wilayah perkotaan mencoba
urban farming tersebut. Masyarakat berkontribusi dalam mengembangkan
berperan aktif dalam menentukan rencana pertanian perkotaan melalui pendidikan,
kerja seperti tanaman yang akan ditanam, penelitian, serta pengabdian kepada
bibit yang digunakan, perkakas yang akan masyarakat melalui Program Studi
disiapkan, serta letak penempatan pipa dan Agroekoteknologi, Fakultas Bioindustri.
pot tanaman yang sudah ditanam. Dalam bidang pendidikan, praktik
Sebanyak 88.6% dari warga memiliki pertanian perkotaan secara nyata diberikan
ketertarikan dan mampu mengembangkan melalui beberapa mata kuliah. Salah satu

56
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

diantaranya adalah mata kuliah Pertanian pakcoy, dan sawi. Angkatan kedua
Lahan Sempit. Mata kuliah dengan bobot 3 membuat kit vertikultur tipe gantung dan
SKS ini terdiri dari 100 menit tatap muka hidroponik tipe Dutch Bucket. Kit
di kelas dan 150 menit praktikum di lahan. vertikultur tipe gantung digunakan untuk
Materi yang diberikan di kelas antara lain budidaya sawi, pakcoy, dan mint.
berupa vertikultur, tabulampot (tanaman Sedangkan hidroponik tipe Dutch Bucket
buah dalam pot), dan hidroponik. Pada jam cocok untuk budidaya tanaman berakar
praktikum, mahasiswa dibagi ke dalam panjang seperti tomat dan cabai.
kelompok-kelompok kecil beranggotakan Praktik pembuatan kit vertikultur
3 hingga 4 mahasiswa dan wajib membuat dan hidroponik yang diperoleh dalam mata
1 kit vertikultur dan hidroponik dalam kuliah ini diharapkan mampu memberikan
waktu dua bulan. Biaya pembelian alat dan pemahaman mandalam kepada mahasiswa
bahan diberikan kepada tiap kelompok dan mengenai praktik pertanian perkotaan.
merupakan salah satu faktor pembatas Beberapa orang mahasiswa terdorong
dalam menentukan rancangan kit yang untuk membuat kit di rumah dengan
akan dibuat. Desain kit berasal dari ide desain yang lebih sederhana dan biaya
mahasiswa yang berlandaskan teori yang pembuatan yang lebih murah. Selain itu,
sudah diperoleh di kelas. mahasiswa mampu ikut terjun dalam
Evaluasi pembuatan kit vertikultur memberikan pelatihan mengenai
dan hidroponik dilakukan oleh tim dosen vertikultur atau hidroponik yang secara
pengampu mata kuliah Pertanian Lahan berkala dilakukan oleh Universitas Trilogi
Sempit pada minggu ke-7 dan ke-14. Tiap khususnya program studi
kelompok membuat makalah laporan dan Agroekoteknologi kepada para penggerak
mempresentasikan hasil praktikum sebagai komunitas seperti Pos Pemberdayaan
bentuk pertanggungjawaban penggunaan Keluarga (POSDAYA). Mahasiswa
dana. Tim dosen mengevaluasi kinerja mampu menyampaikan materi dan
kelompok dalam pembuatan kit melalui mengarahkan dalam praktik di kegiatan
beberapa parameter misalnya ketepatan pelatihan secara aktif karena telah
desain, keefektifan penggunaan dana, mengambil mata kuliah Pertanian Lahan
kekompakan tim, dan estetika desain. Sempit.
Melalui evaluasi tersebut, tim dosen Dalam bidang penelitian dan
menilai pemahaman mahasiswa mengenai pengabdian kepada masyarakat, pertanian
jenis kit yang telah dibuat, hasil realisasi perkotaan telah menjadi salah satu
desain, dan kemampuan mahasiswa untuk penelitian unggulan yang masuk dalam
bekerja di dalam tim. rencana strategis (RENSTRA) Universitas
Mata kuliah Pertanian Lahan Sempit Trilogi tahun 2015-2020. Beberapa
mulai diberlakukan sebagai mata kuliah penelitian yang telah dilakukan yaitu
wajib mahasiswa agroekoteknologi sejak mengenai teknologi pengomposan limbah
tahun 2014. Hingga saat ini, terdapat kulit durian (mendapatkan dana hibah
masing-masing 5 kit vertikultur dan penelitian dari Kementerian Ristek Dikti),
hidroponik yang sudah dibuat oleh teknologi budidaya sayuran dalam
mahasiswa. Angkatan pertama peserta wiremesh (kawat bertingkat), serta studi
mata kuliah ini membuat kit vertikultur tentang pemanfaatan sumberdaya lokal
bertingkat dengan desain yang beragam. sebagai sumber pangan masyarakat kota.
Adapun kit hidroponik yang dibuat adalah Dalam bidang pengabdian kepada
kit hidroponik DFT (deep flow technique) masyarakat, Universitas Trilogi
tipe bertingkat. Rancangan kit tersebut menerjunkan langsung dosen beserta
ditujukan untuk budidaya sayuran berakar mahasiswa untuk membina masyarakat
pendek seperti selada, bayam merah, dalam praktik pertanian perkotaan

57
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

diantaranya secara rutin memberikan seluruh tanaman sehingga produktivitas


pelatihan pembuatan verticulture dan tanaman stabil. Namun sayangnya
pelatihan hidroponik kepada penggerak teknologi NFT boros akan listrik. Pompa
Pos Pemberdayaan Keluarga binaan harus dalam keadaan terus menyala agar
Universitas Trilogi, pelatihan hidroponik seluruh nutrisi yang dibutuhkan tanaman
bagi siswa/i SMA (sejak tahun 2014), terkontrol.Lain dengan NFT, hidroponik
pelatihan komposting bagi ibu-ibu PKK DFT lebih irit dalam pemakaian listrik.
kecamatan Pancoran, Jakarta selatan Pada saat malam hari misalnya, listrik
(tahun 2014), pelatihan pembuatan tahu, dapat dimatikan dan tanaman tidak akan
pelatihan pembuatan mie sayur, serta kering maupun layu karena lapisan nutrisi
pelatihan pembukuan sederhana bagi cukup dalam. Namun kondisi ini
masyarakat yang telah memiliki usaha. memberikan peluang busuknya akar
Animo masyarakat cukup besar terhadap karena penerimaan oksigen menjadi
kegiatan pertanian perkotaan ini. Hal ini minim. Penerapan hidroponik di
dibuktikan dari banyaknya peserta yang masyarakat memang terasa tidak mudah
hadir rata-rata 30-40 orang setiap selain perlu rajin mengontrol nutrisi dan
kegiatannya. Melalui kuisioner yang kami pH air, juga biaya yang dibutuhkan
berikan di setiap kegiatan, 85% peserta tidaklah murah.
menilai kegiatan tersebut sangat Alternatif lain yang dipamerkan
bermanfaat dan akan diterapkan di rumah adalah tower vertikultur dan vertikultur
masing-masing. bertingkat yang dibuat untuk pekarangan
Salah satu kontribusi Universitas yang lahannya terbatas. Penerapan
Trilogi sebagai sebuah perguruan tinggi vertikultur dapat dilakukan dengan banyak
yang ikut serta dalam menyukseskan cara. Sederhananya menanam secara
pertanian perkotaan adalah dengan vertikal dengan tidak memakan banyak
penyelenggaran “Trilogi Urban Farming”. lahan. Bahan dasar untuk pembuatan
Kegiatan yang telah dilaksanakan pada vertikultur yang dipilih adalah paralon
bulan Maret 2016 ini cukup banyak yang dinilai lebih awet dari segi umur
menyedot perhatian berbagai pihak. pemakaian. Tower vertikal cenderung
Trilogi urban farming hadir sebagai lebih sederhana karena cukup
bentuk gerakan untuk mencintai pertanian menggunakan satu paralon yang dilubangi
secara nyata melalui praktik pertanian secara vertikal dan diisi dengan tanaman
lahan sempit khususnya di kota-kota besar yang umumnya memiliki perakaran
seperti Jakarta. Acara ini hadir dalam pendek dan siklus umur yang pendek juga
bentuk pameran outdoor dengan seperti sayuran sawi, pakcoy, kangkung,
menghadirkan berbagai teknologi dan lain-lain. Kelemahan model tower
pertanian sederhana yang sudah lama vertikultur adalah jumlah lubangnya yang
berkembang namun belum banyak ditiru sedikit sehingga tanaman yang ditanam
oleh banyak orang. Diantara beberapa jumlahnya terbatas. Oleh karena itu
teknologi sederhana yang dipamerkan biasanya disiasati dengan menanam
diantaranya: hidroponik NFT (nutrient film tanaman yang bisa dipanen berkali-kali
technique), hidoponik DFT (deep flow seperti seledri ataupun daun bawang.
technique), tower vertikultur, vertikultur Model lain dari vertikultur yang
bertingkat, planter box dan wiremash. diperkenalkan adalah vertikultur bertingkat
Teknologi hidroponik dengan model dengan ukuran yang lebih besar agar lebih
NFT memiliki kelebihan seperti mudahnya banyak jumlah tanaman yang dapat
mengontrol sirkulasi air, nutrisi dan ditanam. Namun sayangnya kedua jenis itu
oksigen pada tanaman.Larutan nutrisi yang masih bersifat konvensional, sehingga
diberikan bisa lebih seragam diterima oleh penyiramannya masih menggunakan

58
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

gembor maupun selang. Sejauh ini perkotaan. Melalui kerjasama tersebut


penanaman dengan model vertikultur telah dilakukan berbagai kegiatan dalam
memang paling banyak disukai masyarakat pemberdayaan masyarakat di DKI Jakarta
karena mudah ditiru. dalam memanfaatkan ruang sempit untuk
Selanjutnya planter box. Jenis melakukan praktik pertanian perkotaan.
teknologi sederhana ini diperuntukan bagi Pemanfaatan ruang dengan berbagai model
area yang sudah tidak memiliki tanah alias urban farming telah memberikan hasil
sudah dibeton seluruhnya. Modelnya kotak secara nyata dalam kontribusi pangan
bisa bertingkat dan cukup ditambah media keluarga.
tanam tanpa harus mencangkul seperti
konvensional pada umumnya. Namun REKOMENDASI PENERAPAN
karena bahan yang digunakan adalah kayu PERTANIAN PERKOTAAN DI
sehingga mudah hancur karena terpaan DAERAH
cuaca maupun rayap sehingga tidak tahan Peranan penting serta praktik-praktik
lama. terbaik dari berbagai belahan dunia
Teknologi terakhir yang mengenai pertanian perkotaan telah
diperkenalkan adalah wiremash. penulis uraikan di atas. Melihat besarnya
Pengembangan wiremash di Universitas peranan dan potensi pertanian perkotaan,
Trilogi menggunakan kawat jaring yang sudah selayaknya pertanian perkotaan
ditambahkan trashbag dan media tanam tidak lagi dipandang sebelah mata. Sudah
didalamnya. Sejauh ini cukup membantu saatnya ada perhatian juga pengembangan
untuk wadah tanam dengan model yang terhadap pertanian perkotaan, karena, tidak
hampir mirip dengan tower vertikultur. bisa dipungkiri, bahwa pertanian perkotaan
Sayangnya, penanaman dengan wiremash menjadi salah satu pendukung dalam
masih berlum seragam sehingga ukuran mewujudkan ketahanan pangan serta
tanaman yang dipanen berbeda-beda. pengentasan kemiskinan di wilayah kota.
Selain itu tidak mobile sehingga sulit Praktik di berbagai negara dapat dijadikan
dipindahkan dan terkadang pemakaian contoh baik bagi penerapan pertanian
dengan trashbag tidak tahan lama. Biaya perkotaan di Indonesia. Beberapa kota di
pembuatan wiremash termasuk murah dan Indonesia sudah mulai menerapkan dan
ramah dikantong sehingga model ini juga mengembangkan pertanian perkotaan
banyak disukai oleh masyarakat. namun masih banyak juga kota-kota di
Dalam memperkuat konsep serta Indonesia yang masih mengandalkan
program pertanian perkotaan Universitas kebutuhan pangan dari daerah lain.
Trilogi telah melakukan komunikasi serta Praktik pertanian perkotaan dapat
kerjasama ke berbagai pihak mulai dari dimulai dari rumah sendiri dengan
lembaga pemerintahan, instansi swasta, memanfaatkan sumber daya lokal dan
sekolah-sekolah, serta komunitas yang teknologi sederhana. Apabila praktik ini
bergerak pada bidang pertanian dan berhasil, bukan tidak mungkin akan ada
lingkungan. Pada instansi pemerintahan rumah tangga lain yang melakukan praktik
Provinsi DKI Jakarta, Universitas Trilogi pertanian perkotaan. Bagi kota-kota yang
telah menjalin kemitraan dengan Dinas akan menerapkan praktik pertanian
Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan, perkotaan, penulis mencoba memberikan
Biro Ekonomi Provinsi DKI Jakarta, serta rekomendasi sebagai berikut :
Bank Indonesia Kantor Wilayah DKI 1. Manfaatkan sumberdaya lokal.
Jakarta. Untuk instansi swasta, Universitas Keanekaragaman biodiversitas
Trilogi telah bekerja sama dengan salah Indonesia sangatlah besar sehingga
satu industri benih nasional yang juga setiap daerah mempunyai sumberdaya
bergerak dalam pengembangan pertanian lokal yang khas. Oleh karena itu, dalam

59
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

praktik pertanian perkotaan dapat Cahya, D.L. 2014. Kajian Peran Pertanian
dijadikan sebagai sarana dalam Perkotaan Dalam Pembangunan
mengembangkan sumberdaya alam Perkotaan Berkelanjutan (Studi Kasus:
khas setempat. Pertanian Tanaman Obat Keluarga di
2. Aplikasi teknologi sederhana dan tepat Kelurahan Slipi, Jakarta Barat). Forum
Ilmiah Volume 11 Nomor 3. Hal 324-
guna yang mudah dilakukan oleh
333.
seluruh kalangan masyarakat.
3. Manfaatkan kembali (reuse) limbah Cofie, O., A. Bradford, and P. Drechsel. 2006.
organik kota sebagai sumber hara dan Recycling of urban orgaic waste for
nutrisi bagi tanaman. Kotoran-kotoran urban agriculture. Cit ies Farming for
the Future; Urban Agriculture for Green
ternak dapat dimanfaatkan sebagai
and Productive Cit ies” by René van
sumber biogas. Sehingga limbah- Veenhuizen (ed.), RUAF Foundation,
limbah organik dapat memberikan nilai the Netherlands, IDRC, Canada and
tambah bagi masyarakat. IIRR publishers, the Philippines, 2006.
4. Praktik pertanian perkotaan diterapkan
De Zeeuw, H. 2011. Cities, climate change
dengan konsep berkelanjutan dan
and urban agriculture. Urban
berwawasan lingkungan. Sehingga Agriculture Magazine 25: 39–42.
dengan adanya konsep seperti itu
diharapkan dapat menciptakan Domene, E.; Sauri, D. 2007. Urbanization and
lingkungan yang sehat, aman, nyaman, class-produced natures: Vegetable
gardens in the Barcelona Metropolitan
dan bersih.
Region. Geoforum, 38, 287–298.
5. Dukungan pemerintah terhadap pelaku
pertanian perkotaan berupa insentif Foeken, D. 2006. “To Subsidize my Income” –
maupun kepastian hukum. Urban Farming in an East African Town
Brill, Leiden, Boston
DAFTAR PUSTAKA Food and Agriculture Organization (FAO).
Armar-Klemesu M. 1999. Urban agriculture 2008. Urban Agriculture For
and food security, nutrition and health. Sustainable Poverty Alleviation and
Paper presented at Growing Cities Food Security. 84p.
Growing Food Workshop, Havana, Girardet, H. 2005. Urban agriculture and
Cuba, October 1999. sustainable urban development. In
Blyth, A and L. Menagh. 2006. From Rooftop CPULS: Continuous Productive Urban
to Restaurant : A University Cafe Fed Landscapes—Designing Urban
By A Rooftop Garden. The Canadian Agriculture for Sustainable Cities;
Organic Grower. P 50-56. www.cog.ca Viljoen, A., Ed.; Elsevier: Amsterdam,
The Netherlands; pp. 32–39.
Bopda, A, R Brummett, S Dury, P Elong, S
FotoMenbohan, J Gockowski, C Kana, J Grace, D, G Nasinyama, T F Randolph, F
Kengue, R Ngonthe, N Soua, E Tanawa, Mwiine and E Kang’ethe. 2008. “City
Z Tchouendjeu and L Temple. 2010. dairying in Kampala: integrating
“Urban farming systems in Yaoundé – benefits and harms”, in Cole et al.
building a mosaic”, in Prain et al. (editors) (2008), Healty city Harvests:
(editors). African Urban Harvest: Generating Evidence to Guide Policy on
Agriculture in the Cities of Cameroon, Urban Agriculture CIP/Urban Harvest
Kenya and Uganda Springer, New York, and Makerere University Press,
and IDRC, Ottawa. Kampala, Uganda, and Lima, Peru.
pages 193–210.

60
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

Haletky ,N. and O. Taylor. 2006. Urban Pinderhughes, R. 2004. Alternative Urban
Agriculture as a Solution to Food Futures: Planning for Sustainable
Insecurity: West Oakland and People’s Development in Cities Throughout the
Grocery. Urban Agriculture in West World. Lanham, Boulder, New York,
Oakland. Toronto, Oxford: Rowman & Littleield
Publishers.
Hariyanto. 2010. Pola dan Intensitas Konversi
Lahan Pertanian di Kota Semarang Puriandi F. Dan PN Indrajati. 2013. Proses
Tahun 2000 – 2009. Jurnal Geografi FIS Perencanaan Kegiatan Pertanian Kota
Universitas Negeri Semarang. Vol. 7 Yang Dilakukan Oleh Komunitas
No. 1. Hal 1-10 Berkebun Di Kota Bandung Sebagai
Masukan Pengembangan Pertanian Kota
Hou J, Johnson JM and Lawson LJ. 2009.
Di Kawasan Perkotaan. Jurnal
Greening Cities, Growing Communities:
Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol. 1
Learning from Seattle’s Urban
No. 2. Hal 497-506.
Community Gardens. Seattle, WA:
University of Washington Press. Redwood, M. 2008. Agriculture in Urban
Planning: Generating Livelihoods and
Jalil, A. 2005. Kota: Dari Perspektif
Food Security.London: Earthscan.
Urbanisasi. Jurnal Industri dan
Perkotaan Volume IX Nomor 15. Hal Reid, D. 2009. Community gardens and food
833-845. security. Open House Int, 34, 91–95.
Koont, S. 2009. The urban agriculture of Sampelilling, S, S.R.P Sitorus, S. Nurisyah,
Havana. Mon. Rev. 60, 44–63. dan B. Pramudya. 2012. Kebijakan
Pengembangan Pertanian Perkotaan :
Koscica, M. 2014. The Role of Urban
Studi Kasus di DKI Jakarta. Hal 257-
Agriculture in Addressing Food
267.
Insecurity in Developing Cities. Journal
of International Affairs. Vol. 67 No. 2. P Santoso, EB dan RR Widya. 2014. Gerakan
177-186. Pertanian Perkotaan dalam Mendukung
Kemandirian Masyarakat di Kota
Lawson, Laura J. 2007. “City Bountiful: A
Surabaya. Makalah Seminar Nasional
Century of Community Gardening in
Cities 2014. 11 halaman.
America”. Geographical Review: vol 97
no.3, Geosurveillance (Jul., 2007), p Setiawan, B. Dan D.H Rahmi. Ketahanan
428-430. Pangan, Lapangan Kerja, dan
Keberlanjutan Kota : Studi Pertanian
Lee-Smith, D. 2010. Cities feeding people: an
Kota di Enam Kota di Indonesia. 2004.
update on urban agriculture in equatorial
Warta Penelitian Universitas Gadjah
Africa. Environment & Urbanization.
Mada (edisi khusus). Hal 34-42.
International Institute for Environment
and Development (IIED). Vol 22(2): Smith, J., J. Nasr, and A. Ratta. 2001. Urban
483–499. Agriculture, Food, Jobs, and Sustainable
Cities. United Nations Development
Mougeot L (ed.). 2005. Agropolis: The Social,
Programme.
Political and Environmental Dimensions
of Urban Agriculture. London: Specht, K et al. 2014. Urban agriculture of the
Earthscan. future: an overview of sustainability
aspects of food production in and on
Noorsya, AO dan I Kustiwan. 2013. Jurnal
buildings. Agric Hum Values. 31:33–
Perencanaan Wilayah dan Kota B.
51.
SAPPK ITB. Bandung. Hal 89-99.
Tornaghi, C. 2014. Critical geography of
Nordahl D. 2009. Public Produce: The New
urban Agriculture. Progress in Human
Urban Agriculture. Washington, DC:
Geography. Vol. 38(4) 551–567.
Island Press.

61
Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

Urban Agriculture Committee of the African Ccity: Kkampala, Uganda.


Community Food Security Coalition Open House International. Vol. 34 No.
(CFSC) (2003) Urban agriculture and 2. p 25-35.
community food security in the United
Zezza, A and L. Tasciotti. 2010. Urban
States: Farming from the city center to
agriculture, poverty, and food security:
the urban fringe.
Empirical evidence from a sample of
van Leeuwen, E.; Nijkamp, P.; Vaz, T.D. developing countries. Journal of Food
2010. The multifunctional use of urban Policy. Vol. 35, Issue 4. p 265-273.
greenspace. Int. J. Agric. Sustain. 8,
Zhang, F. F; Cai, J.M; Liu, G. 2009. How
20–25
Urban Agriculture is Reshaping Peri-
Wolfe, J M and S. McCans. 2009. Designing urban Beijing? Open House Int. Vol 34,
Ffor Uurban Aagriculture Iin Aan p 15-24.

62

You might also like