You are on page 1of 3

AMALIA RAHMADANI

160351606451
OFF A
MODEL REPLIKASI DNA

Ada tiga hipotesis terkait model replikasi DNA, yaitu model konservatif,
semikonservatif, dan dispersif. Replikasi semikonservatif adalah replikasi DNA
yang terjadi apabila urutan basa pada masing-masing untai parental digunakan
sebagai cetakan dan dua untai double helixnya memisah, sehingga mampu
mengarahkan urutan basa kepada sistesis untai yang baru, misalnya Adenin pada
untai parental akan digunakan sebagai cetakan melalui potensial ikatan hidrogen
yang dimilikinya untuk bergabung dengan timin pada untai komplementer yang
baru. Pada replikasi konservatif, parental untai ganda akan dipertahankan dan
untai Dna baru akan disintesis. Pada replikasi dispersif, segmen dari kedua untai
parental DNA akan dipertahankan dan digunakna sebagai cetakan untuk sintesis
segmen komplementer yang kemudian akan bergabung dengan segmen parental
untuk membentuk untai DNA yang baru.

Dari ketiga hipotesis tersebut, hipotesis yang dapat diterima adalah


replikasi konservatif. Model ini telah dibuktikan oleh Matthew Meselsom and
Franklin Stahl. Mereka menunjukkan bahwa kromosom Eschericia coli
bereplikasi secara semikonservatif.
Meselson dan Stahl menggunakan dua medium untuk mengembang
biakkan bakteri E. coli, yaitu medium 14N dan medium 15N. DNA di kedua
medium tersebut kemudian di sentrifugasi pada larutan CsCl. Diperoleh hasil
bahwa DNA bakteri E. coli yang berada pada medium 14N memiliki densitas
yang rendah, hal itu ditunjukkan dengan posisi sedimentasi yang berada di atas
tabung, sedangkan DNA bakteri E. coli yang ada di medium 15N memiliki
densitas yang tinggi, hal itu ditunjukkan dengan posisi sedimentasi yang berada di
dekat dasar tabung. Lalu, apabila campuran DNA E. coli dari medium 15N dan
14N diletakkan pada larutan CsCl akan dihasilkan dua “garis” pada tabung, yang
terdiri dari DNA dengan massa jenis yang berat (DNA medium 15N) dan DNA
dengan massa jenis yang ringan (DNA 14N). Kemudian, Meselson dan Stahl
mengambil sel yang telah tumbuh menjadi beberapa generasi di medium 15N,
dipindahkan ke medium 14N dan dibiarkan untuk hidup di medium 14N selama
beberapa waktu. Setelah itu, DNA pindahan dari 15N ke 14N, akan diekstraksi
dan dianalisis di larutan CsCl (sentrifugasi). Hasilnya adalah DNA yang terbentuk
merupakan DNA “hybrid”. Setelah dua generasi tumbuh di medium 14N, didapat
hasil bahwa ½ DNA merupakan “hybrid” dan ½ DNA berdensitas ringan. Pada
generasi ketiga dihasilkan ¼ DNA “hybrid” dan ¾ DNA berdensitas ringan.

You might also like