You are on page 1of 28

PENGENALAN ALAT ALAT DAN PENGGUNAANNYA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Disusun Oleh:
SANDY ISKANDAR JUANDA
17/19686/THP/STPK

SARJANA TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DAN


TURUNANNYA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

JOGJAKARTA

2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam yang

membahas tentang unsur, senyawa, dan molekul-molekul alam baik yang

organic maupun non organic, ilmu ini sama seperti ilmu-ilmu alam yang lain

baik dalam mengkaji, meneliti dan mengembangkan masalah alam yaitu

dengan proses ilmiah karena melakukan penelitian dengan system mencari

masalah dan menyelesaikan masalah.

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari materi, komposisi, dan sifat-

sifat alam sekitar. Materi merupakan segala hal yang menempati ruang dan

memiliki masa. Komposisi merupakan bagian dari materi-materi alam yang

ada yang dihubungkan dengan materi yang lain.. sedangkan sifat merupakan

cirri khas dari materi tersebut.

Karena ilmu kimia membahas tenteng materi, komposisi dan sifat mak

diperlukan suatu riset tertentu untuk dapat membedakan dan

mengklasipikasikan meteri materi ysng ada berdasarkan kemiripan sifat

yang dimilikinya. Jadi segala sesuatu yang memiliki masa dan menempati

ruang diteliti oleh ilmu kimia. Hal ini dilakukan untuk memenuhui

kebutuhan hidup manusia, menjaga, melindungi, dan mencegah hal-hal yang

tidak diinginkan terjadi pada manusia karena pada dasarnya zat-zat kimia

(bagian dari materi) yang ada di alam ini ada yang menguntungkan dan ada

yang merugikan .
Hal-hal tersebut diatas merupakan hal-hal yang dilakukan oleh para ahli dan

yang peduli sama lingkungan serta memiliki kemapuan untuk melakukan

tersebut.

Peneltian atau pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa didalam lab.

Merupakan salah satu bagian untuk mengetahui keadaan alam sekitar, hal

tersebut dilakukan juga untuk bisa lebih memahami teori-teori yang ada, yang

pernah mereka terima dalam ruangan. Pembuktian-pembuktian dari teori-

teori kimia yang ada juga merupakan bagian dari tujuan seseorang untuk

mengadakan riset yang ada. Jadi sangatlah penting bagi mahasiswa untuk

melakukan suatu penelitian guan lebih memantapkan pengetahuan yang telah

diteriamanya. Dengan kata lain bahwa praktikum kimia dilakukan untuk

memahami dan membuktikan semua materi dan teori yang telah diterima oleh

mahasiswa. Sedangkan bagi para ahli kimia untuk meneliti dan mencari hal-

hal baru guna kemaslahatan umum.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan praktikum Kimia Dasar acara Pegenalan Alat-Alat dan
Penggunaannya adalah
1. Mengenalkan beberapa macam alat yang sederhana pengunaanya.
Percobaan ini sebagai pendahuluan bagi percobaan berikut
2. Praktikan dapat melakukan pengeneceran H2SO4.
3. Praktikan dapat melakukan Pembuataan Dan pengenalan suatu Gas serta
Pengenalan Kertas Lakmus Biru
4. Praktikan dapat melakukan praktek titrasi
5. Praktikan dapat melakukan prosedur penyaringan dan mengamati hasilnya
1.3. Manfaat
Praktikun dapat mengetahui berbagai alat-alat laboratorium lainnya dari
bentuk,fungsi,serta prosedur pengunaan nya. Sehingga praktian mampu
mengunakan alat-alat tersebut untuk percobaan selanjutnya dengan sebaik-
baiknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peralatan Gelas

Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat,

alat yang digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur,

akan tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga

dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat

pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet

isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan

(Rohman, 1998).

2.2 Gas Amoniak


Gas amoniak adalah senyawa kimia dengan rumus NH3.Biasanya senyawa
ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (di sebut bau ammonia).
Walaupun ammonia memiliki sumbangna penting bagi keberadaan nutrisi
di bumi,amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak
kesehatan.
Amonia yag di gunakan secara komersial dinakan amonia anhidrat.Istilah
ini menunjukan tidak adanya air pada bahan tersebut.karena amonia
mendidih di -33oc,cairan amonia di simpat dalam tekanan tinggi atau
temperature amat rendah. (Wikipedia,2012).

2.3 Pembuataan Dan pengenalan suatu Gas serta Pengenalan Kertas


Lakmus Biru
Gas NH3 adalah gas yang mempunyai bau. Gas ini dibuat dengan
mereaksikan ammonium klorida dengan larutan NaOH dan dpanaskan
dalam tabung reaksi. Adanya gas ini dapat diketahui dengan cara
membahu.cara membahu langsung dengan hidung jangan sekali-kali
dilakukan untuk gas yang nerbahaya. Cara membau yang relatife aman
adalah dengan mengipas-nipasklan tangan diatas mulit tabung dan hidung
kita jarak relatif jauh berusa membatu gas yang keluar. Kertas lakmus (ada
dua macam wanita, biru yang merah ) digunakan sebagai indicator, adapun
asam dan basa melihat perubahannya (Anonim,2017).
Fungsi dari kertas lakmus adalah untuk mengetahui sifat asam atau basa dari
apabila lakmus biru direaksikan dengan suatu zat akan berubah warna
menjadi merah. Begitu sebaliknya dengan kertas lakmus merah akan
berubah warna menjadi biru bila dintraksikan dengan zat basa (anonim,
2017).
2.4 Pengenceran Dengan Labu Ukur
Untuk menbuat larutan standart kadang dilakukan dengan mengencerkan
larutan yang sudah tersedia. Pengenceran adalah suatu peristiwa
penurunaan molaritas larutan dengan penambahan volume larutan.
Persamaan untunk menyatakan hubungan molaritas larutan sebelum dan
setelah pengenceran (Anonim, 2017).
2.5 Titrasi
Titrasi adalah suatu cara analisis yang sering dilaksanakan dalam analisis
yang sering dilakukan dalam analisis kuantitatif. Larutan yang diketahui
konsentrasinya disebut larutan standart, biasanya dimasukkan dalam buret
sebagai penitrasi (titran).
Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya ditempatkan dalam elmenyer
dan disebu juga sebagai zat yang dititrasi. Titrasi dilakukan dengan cara
membuka kran buret pelan-pelan. Titran akan masuk kedalam erlenmenyer
yang digoyang pelan-pelan . Titik akhir titrasi terjadi pada saat terjadi
perubahan warna. Perubahan warna dapat dihilhat dengan mengunakan zat
petunjuk yang disebut indikator. Pada saat itulah jumlah mol dari titran
setara dengan jumlah mol dari titran setara dengan jumlah mol zat yang
ditirasi. Untuk titrasi asam dan basa monobasis (valensi satu) seperti titrsi
HCL dengan NaOH persamaan pengenceran diatas dapat digunakan untuk
perhitungan molaritas dari zat yang dititrasi (Anonim, 2017).
2.6. Pengenceran H2SO4
Pada pengenceran HCL, pengenceran dilakukan dengan jalan
menambahkan pelarut kedalam zat yang akan diencerkan . Ini adalah cara
pengenceran yang lazim dilakukan. Untuk zat-zat yang menunjukkan reaksi
eksotermis pada pengenceran sperti H2SO4 pekat,maka pengenceran
dilakukan dengan sedikit berbeda yaitu yaitu dengan jalan menuangkan
H2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut ( air) (Anonim,2017).
2.7 Penyaringan
Penyaringan adalah proses proses pemisahan dari campuaran heterogen
yang mengandung cairan dan partikel-partikel padat. Menyaring adalah cara
untuk memisah- kan suatu endapan dari suatu larutan.Dalam percobaan ini
akan disaring PbSO4, yang dibuat mereaksikan H2SO4 dengan Pb asetat
(Anonim,2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat Dan Tanggal Praktikum

Praktikum ini dilakukankan pada hari selasa, 26 September 2017 di


laboratorium Kimia Dasar, Pilot Plan, Institut Pertanian Stiper (INSTIPER)
Jogjakarta.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah erlenmeyer 250 ml 2
buah, beaker gelas 75 ml 1 buah, labu ukur 100 ml 1 buah, corong 1 buah, rak
tabung reaksi 1 buah,pipet ukur 1 buah, penjepit 1 buah, tabung reaksi 2 buah,
batang pengaduk 1 buah, buret 1 buah, pipet gondok 1 buah, kertas lakmus
merah 1 buah, kertas lakmus biru 1 buah,dan statif 1 buah.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah NH4CL 2 ml, NaOH
1 ml, Hcl 20 ml, Indikator pp 3 tetes, Aquades dan H2SO4 0,1 ml.
3.3. Prosedur Praktikum
3.3.1 Prosedur Teoritis
3.3.1.1. Pengenalan Alat-Alat dan Penggunaannya
1. Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan.
2. Mengambil Elenmayer.
3. Mengambil gelas ukur.
4. Mengambil labu ukur.
5. Mengambil tabung reaksi.
6. Mengambil buret.
7. Mengambil pipet gondok.
8. Mengambil pengaduk gelas.
9. Mengambil pipet paster(tetes).
10. Mengambil penjepit.
11. Mengambil statik.
12. Mengambil rak tabung reaksi.
13. Mengambil pipet ukur.
14. Mengambil gelas kaca.
15. Mengambil spirtus.
3.3.1.2. Pembuatan Dan Pengenalan Suatu Gas Serta Pengenalan Kerta
Lakmus
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam dalam keadan bersih dan
kering.
2. Mengambil 2 ml larutan NH4CL 20% menggunakan pipet
tetes. dan memasukan kedalam tabung reaksi.
3. Menambahkan 1 ml larutan NaOH.
4. Menggoyang tabung reaksi hingga larutan homogen.
5. Memanaskan larutan di atas pemanas spirtus hingga muncul
gas NH3.
6. Menguji gas NH3 dengan kertas lakmus merah dan biru.
7. Mengganti perubahan yang terjadi.
3.3.1.3. Pengenceran Degan Labu Ukur
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam dalam keadan bersih dan
kering.
2. Mengambil 20 ml larutan HCL 0,5 menggunakan pipet ukur.
dan memasukan ke dalam labu takar 100 ml.
3. Menambahkan aquades hingga tanda batas.
4. Membersihkan titik air dengan kertas saring.
5. Menggojog larutan hingga homogen.
6. Larutan HCL 0,1 ml 100 ml siap digunakan.
3.3.1.4. Titrasi
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam dalam keadan bersih dan
kering.
2. Membilas buret dengan sedikit larutan standar NaOH 0,1 m
(titer).
3. Memasukan 50 ml larutan standar NaCH 0,1 m ke dalam
buret 50 ml.
4. Mengambil 10 ml larutan HCL 0,1 m (titran)menggunakan
pipit ukur dan memasukan kedalam elenmayer 250 ml.
5. Menambahkan 3 tetes indikator P.P dengan larutan standar
NaOH 0,1 ml sampai titik akhir titrasi .
6. Menitrasi larutan HCL 0,1 ml sampai titik akhir titrasi.
7. Mencatat volume yang di perlukan.
8. Mengulangi percobaan sebanyak dua kali.
9. Menghitung konsentrasi sesungguhnya pada titrasi.
3.3.1.5. Pengenceran H2SO4 Pekat
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan kering.
2. Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur.
3. Memasukan dalam labu ukur 100 ml.
4. Memipet 2 ml H2SO4 dan memasukan dalam labu takar 100
ml yang telah terisi aquades.
5. Menambahkan aquades dengan tanda tera.
6. Membersihkan titik-titik air dengan kertas kering.
7. Menggojog larutan hingga homogeny.
8. Larutan H2SO4 0,3756 M 100 ml siap digunakan.
3.3.1.6. Penyaringan
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan kering.
2. Mengambil 5 ml larutan Pb (CH3Coo)2 dan memasukkan
dalam tabung reaksi.
3. Menambahkan 3 ml H2SC4 pekat.
4. Menggoyang tabung reaksi hingga larutan homogen
5. Mengamati perubahan yang terjadi.
6. Menempatkan lipatan kertas saring dalam corong dan
membasahi dengan sedikit aquades.
7. Mendekantasi larutan dan menampung filtrat di dalam gelas
beker.
3.3.2 .Prosuder Skematis
3.3.2.1 Pengenalan Alat- Alat Dan Penggunaannya
Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan

Mengambil Elenmayer

Mengambil gelas ukur

Mengambil labu ukur

Mengambil tabung reaksi

Mengambil buret

Mengambil pipet gondok

Mengambil pengaduk gelas

Mengambil pipet paster(tetes)

Mengambil penjepit

Mengambil corong
Mengambil gelas beker

Mengambil static

Mengambil rak tabung reaksi

Mengambil pipet ukur

Mengambil gelas kaca

Mengambil spirtus

Diagram alir 1. Proses pengenalan alat alat dan penggunaannya


3.3.2.2 Pembuatan Dan Pengenalan Suatu Gas Serta Pengenalan Kerta
Lakmus
Disiapkan alat dan bahan dalam dalam keadan
bersih dan kering 

Dingambil 2 ml larutan NH4CL 20%


menggunakan pipet tetes dan dimasukan
kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 1 ml larutan NaCL

Digoyang tabung reaksi hingga larutan


homogen

Dipanaskan larutan di atas pemanas spirtus


hingga muncul gas NH3
Diganti perubahan yang terjadi

Diuji gas NH3 dengan kertas lakmus merah


dan biru

Diagram Alir 2. Pembuatan Dan Pengenalan Suatu Gas Serta


Pengenalan Kertas Lakmus
3.3.2.3 .Pengenceran Dengan Labu Ukur

Dinyiapkan alat dan bahan dalam keadaan


bersih 
dan kering.

Dingambil 20 ml larutan Hcl 0,5m


menggunakan pipet ukur dan memasukkan ke
dalam labu takar 100 ml

Ditambahkan aquades hingga tanda batas

Dibersihkan titik air dengan kertas kering

Larutan Hcl 0,1 ml 100 ml siap digunakan

Diagram Alir 3. Pengenceran Dengan Labu Ukur


3.3.2.4 Titrasi

Disiapkan alat dan bahan dalam dalam


keadan bersih dan kering

Dibilas buret dengan sedikit larutan standar


NaOH 0,1 m (titer)
Dimasukan 50 ml larutan standar NaCH 0,1
m ke dalam buret 50 ml

.Diambil 10 ml larutan HCL 0,1 m


(titran)menggunakan pipit ukur dan
memasukan kedalam elenmayer 250 ml

Ditambahkan 3 tetes indikator P.P dengan


larutan standar NaOH 0,1 ml sampai titik
akhir titrasi

Dititrasi larutan HCL 0,1 ml sampai titik


akhir titrasi

Dicatat volume yang di perlukan

Dihitung konsentrasi sesungguhnya pada


titrasi

Diagram Alir 4. Proses Titrasi


3.3.2.5 Pengenceran dengan H2SO4 pekat

Disiapkan alat dan bahan dalam

Diambil 20 ml larutan Hcl 0,5m


menggunakan pipet ukur dan memasukkan
ke dalam labu takar 100 ml
Ditambahkan aquades hingga tanda batas

Dibersihkan titik air dengan kertas kering

Digojog larutan hingga homogen

Larutan Hcl 0,1 ml 100 ml siap digunakan

Diagram Alir 5. Proses pengeceran dengan H2SO4 pekat

3.3.2.6 Penyaringan

Disiapkan alat dan bahan dalam keadaan


bersih dan kering

Diambil 5 ml larutan Pb (CH3Coo)2 dan


memasukkan dalam tabung reaksi

Ditambahkan 3 ml H2SC4 pekat

DIgoyang tabung reaksi hingga larutan


homogen

Diamati perubahan yang terjadi

Ditempatkan lipatan kertas saring


dalam corong dan membasahi dengan
sedikit aquades
Didekantasi larutan dan menampung
filtrat di dalam gelas beker.

Diagram Alir 6. Proses Penyaringan


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Hasil Pengamatan Pengenalan Alat-Alat Dan Pengunaannya

NO Nama Alat Gambar Kegunaan

1 Elenmayer Untuk tempat zat


yang di titrasi

2 Gelas Ukur Untuk mengukur


volume zat kimia
dalam bentuk cair

3 Labu Ukur Untuk mengukur


sejumlah volme
tertentu cairan
dengan tapat

4 Tabung reaksi Untuk


mereaksikan zat
zat kimia

5 Buret Digunakan untuk


melakukan titrasi

6 Pipet gondok Untuk


mengambil
larutan dengan
volume tertentu
7 Pengaduk gelas Untuk mengaduk
suatu campuran

8 Pipet Mengambil
pasture(tetes) larutan dalam
jumlah kecil

9 Penjepit Untuk memegang


tabung reaksi

10 Corong Untuk menolong


pada waktu
memasukan
cairan pada
tempat yg sempit
11 Gelas beker Untuk tempat
memasukan
larutan

12 Static Untuk meletakan


buret

13 Spirtus Untuk membantu


proses
pembakaran
14 Rak tabung Untuk tempat
reaksi menyimpan
tabung reaksi

15 Pipet ukur Untuk untuk


mengambil
larutan dalam
volume tertentu
16 Gelas kaca Untuk
menimbang zat
kristal atau
padatan
4.1.2 Pembuatan Dan Pengenalan Suatu Gas Serta Penenalan Kertas Lakmus

1 2 ml Bening Bening Biru Biru Basa


NH4C
L+
1mol
NaOH

4.1.3 Pengenceran Dengan Labu Ukur

No Bahan Warna awal Warna


akhir

1 HCL 0,1 ml larutan aquades Bening Bening


10 ml

Perhitungan :
Dik : V1 = 10
M1 = 1
M2 = 0,1
Dit : V1 x M = V2 x M2
10 x 1 = V2 x 0,1
10×1
V2 = 0,1
100
V2 = = 100 𝑚𝑙
1

4.1.4 Titrasi
NO Vo Vt Vt-Vo Perubahan Perubahan Kepekatan
warna awal warna akhir

1 0 9,6 9,6 Bening Ungu −

2 9,6 24,6 15 Bening Ungu +

Perhitungan:

(9,6+15) 24,6
V. rata-rata : NaOH = =
2 2

V rata-rata NaOH = 12,3 ml

Jumlah mol NaOH yang digunakan

M NaOH = 0,1 ml

V NaOH = 50 ml

M NaOH = M NaOH x V NaOH


𝑘𝑜𝑒𝑓.ℎ𝑐𝑙
N HCL = 𝑘𝑜𝑒𝑓.𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻

1
= 1 × 5 𝑚𝑜𝑙

= 5 𝑚𝑜𝑙

4.1.5 Pengenceran H2S04 Pekat

No Bahan Warna Warna Reaksi


awal akhir

1 Aquades Bening Bening H2SO4 (aq) + H20 -> H3O +


H2SO4 HSO4 (aq)

Dik : Aquades = 99 Berat jenis H2SO4 = 1,84


H2SO4 gr = 1 ml 𝜌. 𝑎𝑖𝑟 = 2000
Mr.H2SO4 pekat = 98
Dit : M dalam 100 ml larutan H2SO4 …?
Jawab => 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻 2SO4
Kadar H2SO4 pekat 95%-95 gram dalam 100 ml
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 95 𝑔𝑟𝑎𝑚
Mol H2SO4 = = = 0,96
𝑚𝑟 98

- Massa jenis (P) =Berat jenis H2SO4 x 𝜌.air


= 1,84 × 1.000
= 1.840
= 1840 kg/m2
= 1.840 gr/liter
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 95 𝑔𝑟
- Volume H2SO4 pekat = = 1.840 = 0,051
𝑝 𝑔𝑟
𝑚𝑜𝑙 0,969
- Molaritas H2SO4 = = 0,051 = 19 m
𝑉

4.1.6 Penyaringan

No Bahan Warna awal Warna akhir Perubahan fisik

1 3 ml pekat Putih Putih Terdapat endapan


H2SO4 + Pb Bening Bening putih
Asetat 2 mill

4.2. Pembahasan
Dalam prakitkum pengenalan alat dan bahan hal pertama yang harus diperhatikan
adalah K3(Kesehatan Keselamatan Kerja) misal dengan penggunaan jas
labotarium atau menggunakan pakaian dan sepatu yang tertutup dapat
meminimalisir kecelakaan yang bisa saja terjadi.Kemudian gunakan lah alat – alat
yang hanya dibutuhkan seperti alat tulis beserta jurnal yang akan kita gunakan
dalam praktikum.Hal yang kedua siapkan alat dan bahan praktikum diatas meja
,lalu cari tahu nama – nama alat dan bahan yang sudah tersedia dimeja beserta
fungsi – fungsi dan cara kinerja alat tersebut,misal seperti
buret,pipet,krus,pemanas spirtus,eksikator, dan lain-lain.
Dalam praktikum kita tidak hanya dapat mengenal dan mengetahui saja namun kita
perlu memahami serta tahu cara kerja alat beserta cara menggunakannya.Berikut
adalah teknik penggunaan alat :

Teknik menentukan volume larutan atau zat secara tepat dalam suatu alat ukur.
Masukkan larutan atau zat cair yang akan diukur lalu tempatkan dengan pipet tetes
sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas
ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus
cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya
gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur. oleh karena itu cara
membacanya yang tepat yaitu mata harus sejajar dan tepat dengan meniskus cairan.
Pada alat ukur meniskus yang digunakan adalah meniskus bawah terkecuali pada
alat ukur buret yang menggunakan meniskus atas.
Teknik membaui gas
Kita tidak pernah tahu bahwa zat yang ada dalam labotarium itu berbahaya atau
tidaknya,dalam hal ini penulis membahas teknik untuk membaui gas.Ambil zat
yang ada pada tabung reaksi lalu kibaskan tangan di atas tabung reaksi,ingat jangan
pernah membaui dengan cara menghirup langsung dari tabung reaksi.
Teknik mengambil suatu zat atau larutan menggunakan pipet gondok/pipet ukur
dengan bantuan bola hisap(vilel)
Siapkan zat yang dibutuhkan lalu kempiskan bola hisap.
Pasangkan bola hisap pada pipet gondok/pipet ukur.
Tekan bagian bola yang berhuruf “S” untuk mengambil zat cair sesuai dengan skala
batas apabila itu pipet gondok.
Apabila sudah cukup bersihkan bagian lubang menggunakan kain dan jangan
membersihkan kangsung menggunakan tangan
Tekan bagian bola yang berhuruf “E” untuk mengeluarkan zat cair
Apabila zat cair masih kurang namun bola hisap sudah mengembang kempiskan
kembali bola hisap dengan menekan bagian atas atau yang bertuliskan hurf “A”.
Teknik menempatkan kertas saring dalam corong.
Kertas saring umumnya berbentuk lingkaran ambilah salah satu yang telah
disediakan diatas meja,lipatlah kertas menjadi 4(empat) bagian namun pada saat
melipat untuk menjadi 4(empat) bagian berikan jarak agar memperoleh ruang untuk
melakukan penyaringan yang besar.jika dilipat dengan penuh maka akan
penyaringan akan sedikit lama karena ruang yang digunakan begitu kecil.
Teknik menggunakan Neraca Analitik
Nyalakan neraca analitik pastikan bahwa nilainya nol
Letakan zat padat yang akan ditimbang.
Lihatlah nilai pada neraca tersebut.
Setelah penggunaan kembalikan pada nilai nol dan matikan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pramtikum Kimia Dasar acara Pengenalan Alat-Alat dan

Penggunaanya adalah sebagai berikut:

Pengenalan alat alat ini agar praktikan dapat mengetahui nama dan kegunaan alat
dan dapat menggunakan alat sebagai mana kegunaannya.
Proses titrasi akan berhasil apabila terjadi perubahan warna dari bening menjadi
merah muda.
Proses titrasi akan di nyatakan tidak berhasil apabila terlalu banyak larutan aquades
yang di campurkan.
Pada percobaan pembuatan gas larutan NaOH dan NH4Cl di panas kan agar
mendapatkan gas NH3.
Proses pengenceran dengan labu ukur di lakukan untuk mendapatkan larutan HCL
0,1 ml 100 ml siap digunakan.
Penyarigan dapat dikatakan berhasil apabila tidak terdapat kotoran dalam filtrat
yang berada dalam gelas beker.
Penceran H2SO4 pekat dimasukan kedalam labu takar dan di campr aquades lalu di
gojog untuk mendapatkan H2SO4.
Perhitungan pengenceran dengan labu takar menggunakan rumus V1.M1 = V2.M2.
Proses percobaan dengan kertas lakmus dilakukan dengan dua kertas yaitu kertas
laksmus merah dan biru ketas lakmus berwarna merah berubah menjadi biru saat di
uji dengan gas NH3 dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru karna gas NH3
bersifat basa.
Praktikum kali ini menjadi dasar praktikan agar dapat melanjutkan pada praktikum
selanjutnya.
5.2.Saran
Pada saat praktikum diharap kan rungan tidak berisik dan bagi kawan kawan agar
bisa tertib mengikuti dan memperhatikan apa yang di arahkan atau di beritahu oleh
co.ass atau dosen pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Panduan Praktikum Kimia Dasar .Jogjakarta.Institut Pertanian
Stiper
Wikipedia . 2007.kimia http://id.wikipedia.org/wiki/amonia/ .Diakses pada hari
Kamis ,28 senin 02 oktober 2017 pukul 01.20 WIB
Wikipedia. 2007.kimia
http://id.wikipedia.org/wiki/peralatan_gelas_laboratorium/. Diakses
pada hari senin 02 oktober 2017 pukul 01.20 WIB

Jogjakarta 29 September
2017
Mengetahui
Co.Ass Praktikan

(Deshinta Saraswati Saputri) (Sandy iskandar juanda)


LAMPIRAN
Acara 1 : Pengenalan Alat – Alat dan Penggunaannya
Pembuatan dan pengenalan suatu gas serta pengenalan kertas lakmus

Mengambil larutan 2 ml Melakukan pembakaran Menguji dengan kertas


NH4Cl Pada larutan NH4Cl lakmus
Pengenceran dengan Labu ukur

Mengambil Larutan HCl Memasukan cairan ke Mengojog larutan agar


dalam labu ukur menjadi homogen
Penyarigan

Mengambil Larutan Pb Melakukan Penyarigan Mengamati hasil endapan


asetat
Titrasi

Menambahkan Larutan Melakukan Proses titrasi Mengamati hasil titrasi


NAOH
Pengenceran H2SO4

Mengambil 10 ml Mengambil H2SO4 pekat Mencampurkan Larutan


aquades

You might also like