Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
terbentuk secara anorganik serta memiliki komposisi kimia dan struktur atom.
Mineral merupakan zat yang membentuk batuan melalui agregasi dari beberapa
mineral yang membentuk batuan beku dari hasil evolusi magma meliputi
Batuan tertentu yang mengandung mineral kemudian pada suatu saat akan
tesebut dapat menjadi suatu zat yang memiliki nilai ekonomis. Bukan hanya
mineral yang dapat menjadi sesuatu yang ekonomis akan tetapi juga dapat berupa
biji (ore).
Nilai ekonomis dari suatu mineral dan biji merupakan salah satu kajian
dari endapan mineral. Endapan mineral merupakan salah satu disiplin ilmu dalam
kandungan air. Hal ini juga sangat berkaitan erat dengan ciri serta sifat fisik dan
kimia dari suatu mineral. Maka dilaksanakanlah praktikum ini untuk mengetahui
ciri fisik dari mineral yang terdapat dalam suatu deposit batuan sebagai pengantar
awal dalam pembahasan endapan mineral sebagai relasi antara materi yang
kepada mahasiswa tentang ciri dan sifat fisik mineral yang sangat berkaitan
1. Praktikan mampu mengetahui sifat fisik mineral dari sampel yang telah
diamati.
diamati.
1. Sampel mineral
3. Kamera
5. Pensil warna
7. Loop
Mineral bijih (ore mineral) adalah mineral yang mengandung logam, atau
suatu agregat mineral logam, yang dari sisi penambang dapat diambil suatu profit,
atau dari sisi ahli metalurgi dapat diolah/diekstrak menjadi suatu profit. Mineral
Deposit atau ore Deposit ; penggambaran secara geologi atau keterjadian dari
untuk dieksploitasi.
2.2 Mineral
pola yang sistimatis. Mineral dapat kita jumpai dimanamana disekitar kita, dapat
berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk
tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur
dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-
definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal
susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat,
kristalografi.
mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian
luar yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari
batuan, dengan mengambil “lithos” dari bahasa latin yang berarti batu, dan
“sphere” yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita
unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari
satu jenis unsur saja yaitu “Karbon”. Garam dapur yang disebut mineral halit,
terdiri dari senyawa dua unsur “Natrium” dan “Chlorit” dengan simbol NaCl.
tertentu.
dasar-dasar geologi atau “Geologi Fisik”, dimana batuan, yang terdiri dari
mineral, merupakan topik utama yang akan dibahas. Diatas telah dijelaskan bahwa
salah satu syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan
yang membentuk litosfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral-mineral yang
membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini telah
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama
adalah dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik
mineral adalah (1) bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna,
(5) kekerasan, (6) goresan, dan (7) kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui
analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal
Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk
mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang merupakan
perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya
didalam. Bentuk bentuk kristal antara lain adalah (gambar 3.1): Triklin, Monoklin,
mineral pembentuk batuan”, mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat
jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya,
melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan
oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut
4. Warna (color): Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk
dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak
ada warnawarna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur
mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna terang,
dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah
tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua
mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores
adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya.
Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras
(skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
6. Goresan pada bidang (streak): Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada
bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas.
7. Kilap (luster): Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari
permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap
Logam dan Kilap NonLogam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap
mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah.
2.3 Kelompok Mineral
1. Mineral Silikat
metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi
terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai
kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat
pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
ferromagnesium.
2. Mineral ferromagnesium
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
Olivine: dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27 –
3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang
sempurna. Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara
3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah
ini sangat penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende.
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah
yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56° dan 124° yang sangat membantu
dalam cara mengenalnya. Biotite: adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang
dengan mudah dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga
paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir
dibagi dua, “albit” dan “anorthit”. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium,
mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu. BD. 2.57.
yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan
warna seperti asap atau “smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang
juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang
3. Mineral oksida
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral
oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka
juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah
besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2).
4. Mineral Sulfida.
unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng
dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang
mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS3), “chalcocite” (Cu2S),
dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang
3.1 Kalkopirit
Sampel dengan nomor urut 01 dan nomor peraga X dalam keadaan segar
berwarna kuning kecoklatan dan dalam keadaan lapuk berwarna hitam. Sampel ini
pada saat dalam bentuk bubuk memiliki cerat coklat, pada saat terkena sinar
memiliki kilap logam, belahan dari sampel ini tidak ada, pecahan dari sampel ini
yaitu uneven yang merupakan pecahan yang tidak rata, kekerasan dari sampel ini
yaitu 3,5-4 Skala Mohs, memiliki berat jenis 4,3 gr/cm3, sifat kemagnetan dari
sampel ini yaitu feromagnetik artinya memiliki daya tarik yang kuat pada saat
didekatkan dengan magnet, derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opak karena
tidak dapat meneruskan cahaya, sifat dalam dari sampel ini yaitu ductile artinya
dapat ditempa, bentuk mineral anhedral, sistem kristal dari sampel ini yaitu
tetragonal. Komposisi kimia dari sampel ini yaitu CuFeS2. Sampel mineral ini
termasuk dalam kelompok sulfida yaitu persenyawaan antara unsur logam dengan
unsur S. Berdasarkan deskripsi di atas maka dapat disimpulkan bahwa nama
Kalkopirit terbentuk pada tipe suhu yang tinggi dan merupakan jenis
endapan hidrotermal, berasosiasi dengan pirotit, spalerit dan pirit serta mineral
yang mengandung nikel. Dijumpai pada tibe batuan beku basa ekstrusuf serta
3.2 Kovelit
Sampel dengan nomor urut 02 dan nomor peraga X dalam keadaan segar
berwarna kuning biru keunguan dan dalam keadaan lapuk berwarna kuning
kecoklatan. Sampel ini pada saat dalam bentuk bubuk memiliki cerat hitam, pada
saat terkena sinar memiliki kilap logam, belahan dari sampel ini tidak ada,
pecahan dari sampel ini yaitu uneven yang merupakan pecahan yang tidak rata,
kekerasan dari sampel ini yaitu 1,5-2,0 Skala Mohs, memiliki berat jenis 4,6
gr/cm3, sifat kemagnetan dari sampel ini yaitu feromagnetik artinya memiliki daya
tarik yang kuat pada saat didekatkan dengan magnet, derajat kejernihan dari
sampel ini yaitu opak karena tidak dapat meneruskan cahaya, sifat dalam dari
sampel ini yaitu ductile artinya dapat ditempa, bentuk mineral anhedral, sistem
kristal dari sampel ini yaitu isometrik. Komposisi kimia dari sampel ini yaitu CuS.
Sampel mineral ini termasuk dalam kelompok sulfida yaitu persenyawaan antara
Kovelit terbentuk pada tipe suhu yang tinggi dan merupakan jenis endapan
hidrotermal, berasosiasi dengan pirotit, spalerit dan pirit serta mineral yang
mengandung nikel. Dijumpai pada tibe batuan beku basa ekstrusuf serta endapan
sumber tembaga
3.3 Kromit
segar berwarna hitam dan dalam keadaan lapuk berwarna kuning kecoklatan.
Sampel ini pada saat dalam bentuk bubuk memiliki cerat putih keabu-abaun, pada
saat terkena sinar memiliki kilap nonlogam, belahan dari sampel ini tidak ada,
pecahan dari sampel ini yaitu even yang merupakan pecahan yang rata, kekerasan
dari sampel ini yaitu 5,5 Skala Mohs, memiliki berat jenis 4,5-4,8 gr/cm3, sifat
kemagnetan dari sampel ini yaitu paramagnetik artinya memiliki daya tarik yang
lemah pada saat didekatkan dengan magnet, derajat kejernihan dari sampel ini
yaitu opak karena tidak dapat meneruskan cahaya, sifat dalam dari sampel ini
yaitu brittle artinya mineral memiliki kenampakan yang mudah hancur, bentuk
mineral prismatik, sistem kristal dari sampel ini yaitu isometrik. Komposisi kimia
dari sampel ini yaitu FeCr2O4. Sampel mineral ini termasuk dalam kelompok
deskripsi di atas maka dapat disimpulkan bahwa nama mineral ini yaitu Kromit.
Kromit merupakan mineral yang dapat dijumpai pada batuan mafik dan
ultramafik sebagai hasil dari akumulasi kristal yang merupakan tahapan awal dari
kristalisasi magma. Dapat dijumpai pada batuan peridodtit dan serpentinit. Kromit
pembuatan gambar.
3.4 Talk
ketika lapuk berwarna kuningan kecoklatan, cerat atau warna goresan mineralnya
terpantulkan oleh sinar yaitu kilapnya tanah, tidak mempunyai belahan, pecahan
yang terbentuk akibat pecahan mineralnya yaitu uneven, kekerasan dari mineral
tersebut adalah 2,5 dari skala mohs, berat jenis dari mineral tersebut adalah 2,58 –
opaq, tenacity atau sifat mineral bila di rusaki yaitu brittle/rapuh, bentuk
Talk merupakan produk alterasi dari magnesium silikat pada batuan beku
dengan mineral-mineral seerti kuarsa, aktinolit, kalsit, magnesite, pirit, kyanit, dan
magnetit.
plastik, minyak gemuk, dan keramik. Dalam bidang kedokteran, talek digunakan
segar berwarna coklat kemerahan dan dalam keadaan lapuk berwarna kuning
keabu-abuan. Sampel ini pada saat dalam bentuk bubuk memiliki cerat coklat
kemerahan, pada saat terkena sinar memiliki kilap nonlogam dengan jenis kilap
tanah, belahan dari sampel ini tidak ada, pecahan dari sampel ini yaitutidak
dijumpai pecahan, kekerasan dari sampel ini yaitu 5-5,5 Skala Mohs, memiliki
berat jenis 4 gr/cm3, sifat kemagnetan dari sampel ini yaitu diamagnetik artinya
tidak memiliki daya tarik sama sekali pada saat didekatkan dengan magnet,
derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opak karena tidak dapat meneruskan
cahaya, sifat dalam dari sampel ini yaitu brittle artinya mineral memiliki
kenampakan yang mudah hancur, bentuk mineral granular yaitu seperti granul
atau buitiran bulat-bulat, sistem kristal dari sampel ini yaitu tidak ada. Komposisi
kimia dari sampel ini yaitu tidak ada. Sampel mineral ini termasuk dalam
Berdasarkan deskripsi di atas maka dapat disimpulkan bahwa nama mineral ini
yaitu Limonit.
Limonit merupakan mineral sekunder di permukaan. Zona oksidasi yang
berasal endapan atau penguraian mineral setelah pelarutan pada batuan karbonat
dan batuan sedimen pada daerah subtropis. Besi mengalami hidrodidasi baik pada
zona litoral, danau ataupun laut. Limonit digunakan sebagai bahan pewarna.
3.6 Asbestos
segar berwarna hijau dan dalam keadaan lapuk berwarna putih. Sampel ini pada
saat dalam bentuk bubuk memiliki cerat putih, pada saat terkena sinar memiliki
kilap nonlogam jenis lilin, belahan dari sampel ini satu arah, pecahan dari sampel
ini yaitu tidak ada, kekerasan dari sampel ini yaitu 6 Skala Mohs, memiliki berat
jenis 4,5-4,8 gr/cm3, sifat kemagnetan dari sampel ini yaitu diamagnetik artinya
tidak memiliki daya tarik sama sekali pada saat didekatkan dengan magnet,
derajat kejernihan dari sampel ini yaitu translucent karena kemampuannya sangat
sedikit dalam meneruskan cahaya, sifat dalam dari sampel ini yaitu brittle artinya
mineral memiliki kenampakan yang mudah hancur, bentuk mineral sutera, sistem
kristal dari sampel initidak ada. Komposisi kimia dari sampel initidak ada. Sampel
3.7 Pirit
segar berwarna kuning kecoklatan dan dalam keadaan lapuk berwarna coklat.
Sampel ini pada saat dalam bentuk bubuk memiliki cerat coklat kehitaman, pada
saat terkena sinar memiliki kilap logam, belahan dari sampel ini tidak ada,
pecahan dari sampel ini yaitu tidak ada, kekerasan dari sampel ini yaitu 6-6,5
Skala Mohs, memiliki berat jenis 5,0-5,2 gr/cm3, sifat kemagnetan dari sampel ini
yaitu paramagnetik artinya memiliki daya tarik yang lemah pada saat didekatkan
dengan magnet, derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opak karena tidak dapat
meneruskan cahaya, sifat dalam dari sampel ini yaitu brittle artinya mineral
kristal dari sampel ini yaitu isometrik. Komposisi kimia dari sampel ini yaitu
FeS2. Sampel mineral ini termasuk dalam kelompok sulfida yaitu persenyawaan
antara unsur logam dengan unsur S. Berdasarkan deskripsi di atas maka dapat
Pirit dapat brasal dari batuan beku dalam, vulkanik, batuan sedimen
pada endapan batuan beku basa. Asosiasi dengan spalerit dan galena dalam urat
hidrotermal, dengan temperatur sedang hingga rendah pada urat kuarsa. Menyebar
dalam magma bersifat basa. Pirit digunakan sebagai manufaktur dalam asam
sulfur, serta salah satu sumber untuk produkdi besi, emas, tembaga, kobalt, nikel
dan lainnya.
3.8 Malasit
Sampel dengan nomor urut 08 dan nomor peraga EM 100 dalam keadaan
segar berwarna hijau dan dalam keadaan lapuk berwarna abu-abu. Sampel ini
pada saat dalam bentuk bubuk memiliki cerat coklat keabu-abuan, pada saat
terkena sinar memiliki kilap nonlogam jenis tanah, belahan dari sampel ini t ada,
pecahan dari sampel ini tidak rata atau uneven, kekerasan dari sampel ini yaitu
3,5-4 Skala Mohs, memiliki berat jenis 3,5-4 gr/cm3, sifat kemagnetan dari sampel
ini yaitu diamagnetik artinya tidak memiliki daya tarik sama sekali pada saat
didekatkan dengan magnet, derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opak karena
tidak dapat meneruskan cahaya, sifat dalam dari sampel ini yaitu brittle artinya
sistem kristal dari sampel ini yaitu monoklin. Komposisi kimia dari sampel ini
yaitu Cu2(CO3)(OH)2. Sampel mineral ini termasuk dalam kelompok oksida yaitu
yang terbentuk dari reaksi antara sulfida dengan karbonat. Terutama pada daerah
dekoratif yang berharga dan dibuat untuk meja dan ornamen hias. Banyak juga
digunakan sebagai perhiasan seperti mata cincin atau kalung. Malasit juga
digunakan sebagai pigmen pewarna hijau dengan cara dihaluskan terlebih dahulu,
atau sekarang tidak banyak lagi digunakan. Malasit berguna juga sebagai bijih
4.1 Kesimpulan
memiliki kilap tanah, cerat putih, kemagnetan diamagnetik, berat jenis 2,58-
2,83 gr/cm3. Kromit memiliki cerat putih keabu-abuan, kilap lilin, berat jenis
feromagnetik, berat jenis 4,6 gr/cm3. Kalkopirit memiliki cerat coklat, kilap
2. Golongan mineral yang dijumpai pada setiap sampel mineral yaitu malasit
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum ini yaitu sampel lebih
diperbanyak lagi dan alangkah baiknya kalau sampelnya sampel mineral lain yang
Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: DOVA (Diakses pada
pukul 20.00 WITA hari Senin, 22 Oktober 2018).
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi Edisi Pertama. Bogor: Graha Ilmu.
Rusman, Muh. Khairil. 2016. Geologi Dasar. Kendari: Universitas Halu Oleo.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PETROGRAFI
ACARA I: BATUAN BEKU ASAM DAN INTERMEDIET
LAPORAN
OLEH :
YUSRIL
D061171014
GOWA
2019