Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Secara garis besar komponen kimia buah dan sayur terdiri dari: air, karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral, serta sedikit lipid. Buah dan sayur mengandung air yang cukup
tinggi, berkisar antara 80 – 90%. Karbohidrat dalam bentuk fruktosa dan glukosa banyak
dijumpai pada kelompok buah, sedangkan pati dijumpai pada sayuran yang berasal dari umbi.
Buah dan sayur mengandung protein dan asam amino yang relatif cukup rendah sehingga
tidak diposisikan sebagai sumber protein bagi manusia. Beberapa jenis buah seperti alpukat
mengandung lipid yang cukup tinggi. Umumnya buah dan sayur dijadikan sebagai sumber
vitamin dan mineral (Pardede, 2013).
Metode penyimpanan baik untuk buah dan sayur segar ataupun hasil olahannya.
Sebagai contoh hampir semua jenis vitamin mudah mengalami kerusakan ketika terpapar
panas kecuali kolin, kobalamin, vitamin K dan niasin. Vitamin C dan vitamin E termasuk
jenis yang sangat mudah rusak oleh oksigen, cahaya, panas . Sementara vitamin E sensitif
terhadap perubahan pH ,vitamin C tidak stabil pada suasana alkalis. Yang cukup stabil
terhadap faktor-faktor tersebut hanyalah niasin, diikuti biotin dan inositol (Pardede, 2013).
Warna pada buah dan sayur ditentukan oleh kelompok pigment yang tedapat secara
alami dalam buah dan sayur, yang dapat dikelompokkan atas: klorofil, karotenoids, flavonoids
(antocyanin dan anthoxantins). Penampilan buah dan sayur segar maupun olahannya sangat
ditentukan oleh warna. Persepsi tentang kesegaran buah dan sayur berhubungan erat dengan
kecerahan warna. Memudarnya warna pada buah segar berhubungan dengan kestabilan
pigmen warna yang dikandungnya (Pardede, 2013).
Komposisi kimia tanaman terong per 100 gram yaitu air 92,7 gram; zat besi 0,4 mg;
karbohidrat 5,5 gram; lemak 0,2 gram; kalori 24,00 kal; fosfor 37 mg; kalsium 15 mg; protein
1,1 gram; natrium 4,00 mg; vitamin B1 0,04 mg; vitamin A 30 S.I; vitamin C 5,00 mg
(Haryoto, 2013).
Lemak yang terdapat dalam bayam juga termasuk lemak yang jenisnya baik, yaitu
lemak tidak jenuh. Vitamin dalam bayam sangat penting, misalnya vitamin A yang bagus
untuk mata serta mempertahankan daya tahan tubuh sehingga orang tidak mudah terserang
penyakit. Vitamin C dan E untuk antioksidan sehingga bagi yang rajin mengonsumsi bayam,
bisa memiliki kulit yang halus. Selain itu, antioksidan juga mampu mencegah radikal bebas.
Kemudian fosfor dapat dimanfaatkan untuk pembentukan tulang dan gigi.Kandungan negatif
dalam bayam juga terdapat kandungan senyawa kimia yang bersifat negatif, yaitu asam
oxalate. Kandungan ini dapat menurunkan penyerapan beberapa kandungan zat gizi yang ada
pada bayam seperti Fe. Zat ini hanya dapat diserap 53 persen dan kalsium sebanyak 5 persen
(Sutrisno, 2010)
Setiap 100 g wortel mengandung 87-91 g air, 1 g protein, 6-9 g karbohidrat, 1 g serat,
6-20 mg beta karoten, 40 mg kalsium, 1 mg zat besi Wortel (Daucus carota Linn)
mengandung senyawa antioksidan yang berasal dari jenis non enzimatik, mengandung
mikronutrien yang berupa beta karoten (pro vitamin A), Adanya kandungan beta karoten
dalam wortel (Suharti,2017)
Kembang kol (Brassica oleracea. L Var botrytish sub var. cauliflora DC) merupakan
tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Tanaman
sayuran ini mempunyai banyak manfaat salah satunya untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat karena kembang kol mengandung protein, lemak, kalori, karbohidrat, serat,
kalsium, kalium, abu, fosfor, zat besi, natrium, niacin, vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B2,
Vitamin C, dan air (Rahayu,2013)
BAB III
METODOLOGI
1.1. Alat dan Bahan
1.1.1. Alat 1.1.2. Bahan
1. Penggaris 1. Wortel
2. Jangka sorong 2. Bayam
3. Buku warna (munsel colour) 3. Terong
4. Pisau 4. Kembang kol
5. Alumunium foil
6. Timbangan analitik
7. Oven
8. Talenan
1.2. Prosedur kerja
1.2.1. Bentuk
1. menggunakan indra penglihatan untuk melihat bentuk bahan, membandingkan
dengan bentuk acuan yang tersedia.
2. Memfoto bentuk tuh dari bahan yang tersedia.
3. Membandingkan ahan yang diamati dengan literatur.
1.2.2. Berat
1. Menimbang berta awal masing-masing bagian sayuran, selanjutnya melakukan
penimbangan setiap hari selama 5 hari.
2. Menghitunh penyusutan berat bahan.
1.2.3. Berat yang dapat dimakan
1. Menimbang berat yang bisa dimakan, lalu membersihkan antara bagian yang
dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan.
2. Menimbang berat yang dapat dimakan.
3. Menghitung bagian yang dapat dimakan pada setiap hari pengamatan.
4. Menghitung kehilangan bagian yang dapat dimakan dan mencatat berat awal
sayuran.
1.2.4. Sifat organoleptik
1. Warna : melakukan pengamatan dengan menggunakan indra penglihatan
dengan membandingkan dengan buku acuan warna
2. Aroma : melakukan dengan menggunakan indra pembau.
3. Rasa : melakukan pengamatan dengan indra pengecap.
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1. Hasil
A. Hasil pengamatan sayuran yang berasal dari Buah (TERUNG)
Pengamatan H a r i k e -
1 2 3 4 5
Bentuk (Foto)
Struktur : melintang
Membujur
B e r a t 6 7 , 7 6 6 9 , 3 0 5 1 , 7 0 5 7 , 4 3 7 8 , 7 3
Kadar air 7 9 % 9 2 % 7 2 % 5 9 %
Organoleptik: M a n i s M a n i s M a n i s M a n i s M a n i s
R a s a
A r o m a Khas Terong Khas Terong Khas Terong Khas Terong Khas Terong
Berat keseluruhan 6 7 , 6 7 6 9 , 3 0 5 1 , 7 9 5 7 , 4 3 7 8 , 7 3
B D M 2 , 2 7 0 , 7 5 2 , 0 9 3 , 4 0 3 , 8 2
B. hasil pengamatan sayuran yang berasal dari bunga (bunga kol/brokoli)
Hari ke-
Pengamatan
1 2 3 4 5
Bentuk
Struktur
melintang
Struktur
membujur
Struktur :
melintang
Membujur
Struktur
( poto ) :
Melintang
Membujur
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pada empat sampel sayuran yang
mana sampel-sampel tersebut terdiri dari terong, kembang kol, bayam, dan wortel diman
sampel-sampel ttersebut merupakan bagian dari sayuran yang biasa menjadi makanan. Terong
merupakan sayuran yang berasal dari buah dari tumbuhan nya,lalu sayuran yang berasal dari
buah sampelnya yaitu kembang kol, lalu sampel sayuran dari seluruh bagian tanaman kami
menggunakan bayam, dan yang terakhir sayuran yang berasal dari umbi-umbian yaitu wortel.
Dimana dalam praktikum ini kami melakukan pengamatan lisma hari berturut-turut.
Yang pertama yaitu terong, terong merupakan sayuran yang berasal dari buah tanaman
yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Terdapat 5 sampel terong untuk lima hari, terong-
terong tersebut memiliki berat masing-masing 67,76 gram, 69,30 gram, 51,70 gram, 57, 43
gram, dan 78, 73 gram. Dimana setiap terong memiliki kadar air yang berbeda pada hari
kedua memiliki kadar air 79 % , lalu hari ketiga 92 %, , hari keempat 72 % dan hari terakhir
kadar airnya 59,1 %. Sedangkan rasa dari setiap sampel selama lima hari memiliki rasa yang
manis. Terong rata-rata memiliki warna ungu tidak ada perubahan yang signifikan pada
terong yang telah disimpan selama lima hari. Pada bagian yang bisa dimakan hampir semua
bagian terong dapat dimakan namun, tangkai dari terong tidak bisa dimakan. Presentase
bagian terong yang dapat dimakan 51,56%, 20,99%, 95%, 15,48% dan 94%. Presentse yang
dapat di makan pada sayuran terong tergolong kecil karena pada saat melakukan praktikum
terjadi benturan pada terong yang membuat permukan terong menjadi memar sehingga mudah
megalami kebusukan. Berat terong yang bisa dimakan 52,35 gram, 54,75 gram, 49,70 gram,
52,64 gram, 74,74 gram. Sedangkan BDM sampel pada terong yaitu 2,27 gram, 0,75 gram,
2,09 gram , 3,40 gram dan 3,82 gram.
Kemudian pengamatan pada kembang kol, kembang kol merupakan sayuran yang berasal
dari bunga pada tumbuhan.pada pengamatan di hari pertama kembang kol memiliki berat 266,
11 gram dengan kadar air 95,04 % memiliki rasa yang hambar, dan masih beraroma kol segar
serta memiliki warna hijau 2,6 Gy 8/4 bagian yang dapat dimakan pada hari pertama yaitu
sebanyak 74,68 % dengan berat yang bisa dimakan sebanyak 198,75 gram dan memiliki
BDM 67,45 gram, lalu pada hari kedua berat dari kembang kol menjadi 234,96 gram dan
memiliki kadar air sebanyak 63,15% dengan rasa yang hambar, dan bau kembang kol tidak
lagi segar, warna nya masih tetap warna hijau denagn bagian yang bisa di makan sebanyak
n72, 45% lalu dari berat keseluruhan hanya 170, 23 gram yang dapat dimakan dengan BDM
64,73 gram. Pada hari ketiga kembang kol memiliki berat 206,4 gram dengan kadar air 59,16
% memiliki rasa yang hambar dan bau yang tidak lagi segar dengan warna hijau keputihan.
Persentase yang bisa di makan yaitu 73, 06% dan berat yang bisa dimakan hanya 150,8 gram
dan BDM nya 55,6 gram. Pada hari keempat kembang kol memiliki berat 127, dengan aroma
yang busuk dan rasa yang hambar, serta warna yang hijau keputihan, dari berat keseluruhan
haya 113,1 gram yang bisa dimakan dengan BDM 13,94. Pada hari terakhir berat kembang
kol hanya 79,34 gram, dengan kadar air 76,59% memiliki rasa yang hambar dan warna hijau
keputihan dengan aroma busuk. Presentase yang bisa dimakan hanya 67,96% karena banyak
bagian yang telah mengalami kebusukan sehingga berat yang bisa dimakan hanya sekitar
53,90 gram dan BDMnya25,44 gram.
Sampel berikutnya yaitu sayuran bayam, bayam merupakan sayuran yang berasal dari
seluruh tumbuhanya. Dari daun hingga batang dapat kita konsumsi. Pada praktikum ini kami
menggunakan sampel bayam sebanyak 261,4 gram pada hari pertama dengan kadar air yaitu
67,9% memiliki rasa yang pahit dengan bau yang tidak lagi segar, memiliki warna hijau 7,5
Gy 6/8 presentase yang bisa dimakan sebanyak 74,98 % dengan berat yang bisa dimakan
sebanyak 196% dengan BDM 65,4 gram. Pada hari kedua baym memiliki berat 139,13 gram
dengan kadar air 57,7 % memiliki rasa yang pahit , aroma bayam telah menjadi busuk
warnanya pun sudah menjadi hijau kekuningan dengan presentase yang bisa dimakan
sebanyak 70,71 %, berat yang bisa dimakan hanya 98, 39 dengan BDM 40,77 gram. Pada hari
ketiga berat bayam berkurang kembali menjadi 93,1 gram, memiliki rasa yang pahit
mengeluarkan aroma yang busuk, dengan warna sudah menjadi hijau kecoklatan serta
memiliki presentase 60,90% dan berat 56,7 gram yang dapat dimakan serta BDM nya 36,4
persen. Pada hari keempat berat bayam kembali berkurang karena kebanyakan bagian dari
bayam telah mengalami kebusukan sehingga berat nya hany 41, 08 gram dengan presentase
kadar air 77,6 % memiliki rasa yang pahit dan aroma yang busuk, dan warna yang sudah
menjadi hijau kecoklatan dengan presentase 72,27% dan 29,69 gram yang bisa dimakan dan
BDM nya 11, 39 gram. Pada hari terakhir berat bayam hanya 15,51 gram memiliki rasa yang
pahit dengan warna yang kecoklatan presentase yang bisa dimakan hanya 0,96 gram edngan
berat 0,15 gram dengan BDM 15,39 gram.
Yang terakhir menggunakan wortel, wortel merupakan sayuran yang berasal dari tunas
tumbuhan. Pada praktikum ini kami menggunakan lima buah wortel untuk lima hari
pengamatan. Berat masing-masing wortel yaitu 49,67 gram, 34,02 gram, 42,89 gram, 54,29
gram, dan 43,50 gram, masing-masing dari wortel tersebut memiliki rasa yang manis, dengan
aroma khas wortel, dan berwarna orange. Presentase yang bisa dimakan dari kelima wortel
tersebut 74,81 %, 81,07 %, 83,54 % dan 60,1 %, sedangkan berat wortel yang bisa dimakan
yaitu 37,16 gram, 29, 31 gram, 37,55 gram, dan 35,84 gram. Tidak seluruh bagian wortel bisa
dimakan karena kulit wortel tidak bisa dimakan.
Sayuran memiliki kandungan air yang cukup tinggi menurut ( Pardede, 2013) Buah
dan sayur mengandung air yang cukup tinggi, berkisar antara 80 – 90%. Karbohidrat dalam
bentuk fruktosa dan glukosa banyak dijumpai pada kelompok buah, sedangkan pati dijumpai
pada sayuran yang berasal dari umbi. Buah dan sayur mengandung protein dan asam amino
yang relatif cukup rendah. Hal itulah yang membuat sayuran seperti bayam mengalami
kelayuan saat di tempatkan selama lima hari di suhu ruangan. Tidak hanya bayam tetapi
brokoli, terong dan wortel juga mengalami kelayuan. Namun, pada wortel dan terong karena
memiliki tekstur yang pada cenderunghanya terlihat seperti lebam.
Menurut (Perdede,2013) hampir semua jenis vitamin mudah mengalami kerusakan
ketika terpapar panas kecuali kolin, kobalamin, vitamin K dan niasin. Vitamin C dan vitamin
E termasuk jenis yang sangat mudah rusak oleh oksigen, cahaya, panas. Warna pada buah dan
sayur ditentukan oleh kelompok pigment yang tedapat secara alami dalam buah dan sayur,
yang dapat dikelompokkan atas: klorofil, karotenoids, flavonoids (antocyanin dan
anthoxantins). Hal itu lah yang menyebabkan sayuran pada sampel mengalami pembusukan
karena suhu kamar yang cukup panas menyebabkan vitamin yang ada didalam sayuran
menjadi rusak, sehingga menyebabkan bau busuk akibat adanya fermentasi, serta warna
menjadi berubah pada sampel bayam lama kelamaan bayam menjadi warna kecoklatan karena
kehilangan klorofil yang ada dalam tubuhnya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Sifat fisik yang dimiliki oleh sayuran terdiri dari baentuk, ukuran , warna, dan tektur.
Dimana masing masing sayuran memiliki bentuk yang berbeda beda, serta berat yang
berbeda. Terong memiliki berat rata-rata 53,4 gram, kembang kol memiliki berat
266,11 gram , bayam 261, 4 gram. Dan wortel rata-rata 44.8 gram. Memiliki warna
yang beragam yairu ungu, hijau, hijau keputihan dan orange.
2. Sifat kimia yang diamati adalah kadar air dalam setiap sayuran. Selain air sayuran
juga banyak lagi sifat kimia yang terkandung di dalam nya seperti senyawa yang ada
di dalam sayuran, tingkat keasaman sayuran dan masih banyak lagi.
3. Sifat fisiologi buah diamati dengan melakukan pengamatan terhadap struktur sayur itu
sendiri
4. Kaitan hububungan sifat fisik, kimia, fisiologi, organoleptik pada sayuran satu dengan
yang lainnya adalah stuktur, tekstur, warna, rasa, aroma, serta bagian yang dapat
dimakan berbeda-beda, tergantung asal sayur itu sendiri. Sayuran yang berasal dari
janringan muda seluruhnya bisa dimakan, sayuran yang berasala dari buah, bunga
biasannya hampir seluruhnya bisa dimakan hanya sebagian kecil dari buah tersebut
yang dibuang, sedangkan sayuran yang berasal dari seluruh bagian tanaman juga
demiakian hanya bagian akar, daun tua dan batang yang keraslah yang dibuang,
sedangkan tanaman yang berasal dari umbi misalnya wortel yang dibuang adalah
hanya kulitnya saja, selain itu bisa dimakan. Semakin lama penyimpanan sayruran
maka akan mengalami peribahan sifat fisik, kimia, fisiologi, dan organoleptik pada
sayuran
5.2. Saran
Disarankan kepada pengguna laboratorium yang lain untuk tidak memindahkan
praktikan yang sedang menggunakan oven, karena banyak yang kehilangan sampel untuk uji
kadar air sehingga banyak data yang tidak lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Pardede, Erika. 2013.Tinjauan Komposisi Kimia Buah dan Sayur: Peranan Sebagai Nutrisi
dan Kaitannya dengan Teknologi Pengawetandan Pengolahan. Jurnal VISI. 21(3): 1-8
Rahayu, Sri.2013. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kembang Kol (Brassica oleraceae varvar
Suharti.2017. Pengaruh Ekstrak Wortel (Daucus carota linn) terhadap ateroskerosis pada
Sutrisno, Joko. 2010. Pembuatan Biogas dari Bahan Sampah Sayuran ( Kubis, Kangkung,