Professional Documents
Culture Documents
TERMODINAMIKA
Oleh:
Reta Dewi Listiowati
NIM A1C017012
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari hukum ke nol ini banyakan ditemukan atau di
gunakan. Seperti pada saat kita memasukkan es batu kedalam air hangat, yang terjadi
yaitu es batu akan mencair (suhu es meningkat) dan suhu air hangat menjadi turun,
kemudian lama kelamaan es nya mencair semua dan tinggalah air dingin. Air dingin
ini menunjukkan campuran antara es batu dan air hangat yang bersuhu sama atau kata
lainnya sudah masuk dalam keadaan kesetimbangan termal.contoh lainnya yaitu pada
saat kita memasak air didalam panci, benda pertama panci dan benda kedua air. Panci
dibakar dengan api sehingga temperaturnya berubah. Air yang bersentuhan dengan
Dalam kehidupan sehari hari hukum ke nol ini banyakan ditemukan atau di
gunakan. Seperti pada saat kita memasukkan es batu kedalam air hangat, yang terjadi
yaitu es batu akan mencair (suhu es meningkat) dan suhu air hangat menjadi turun,
kemudian lama kelamaan es nya mencair semua dan tinggalah air dingin. Air dingin
ini menunjukkan campuran antara es batu dan air hangat yang bersuhu sama atau kata
lainnya sudah masuk dalam keadaan kesetimbangan termal.contoh lainnya yaitu pada
saat kita memasak air didalam panci, benda pertama panci dan benda kedua air. Panci
dibakar dengan api sehingga temperaturnya berubah. Air yang bersentuhan dengan
panci juga temperaturnya naik dan akhirnya air mendidih. Presisi menunjukkan tingkat
keandalan dari data pengukuran yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari standar
deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi yang baik akan memberikan standar
deviasi yang kecil dan bias yang rendah. Jika diinginkan hasil pengukuran yang valid,
pengukur suhu. Sebuah termometer alkohol atau raksa bersentuhan dengan kaca dan
kaca bersentuhan dengan benda yang diukur suhunya, misalnya udara, air atau tubuh
manusia. Walaupun raksa tidak bersentuhan dengan udara atau air atau tubuh manusia,
tetapi karena raksa bersentuhan dengan kaca maka ketika kaca dan udara atau air atau
tubuh manusia berada dalam kesetimbangan termal, maka raksa dan udara atau air atau
.Temperatur adalah suatu penunjuk nilai panas atau nilai dingin yang dapat
diperoleh atau diketahui dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan termometer.
B. Tujuan
2. Praktikan dapat melakukan kalibrasi terhadap alat ukur baku dan tidak baku.
Hukum termodinamika ini banyak dijumpai dalam kehidupan sehari hari. Karena
sifatnya yang sangat umum dan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari hari, maka
karena itulah banyak yang malah mengabaikan dan tidak terlalu memperhatikan
dinginnya suatu benda, dengan alat pengukur yang di gunakan adalah thermometer,
Sedangkan kalor atau panas merupakan salah satu bentuk energi yang dapat
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk
2014).
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
instrument ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai yang sudah
diketahui tingkat kebenarannya, (yang berkaitan dengan kisaran yang diukur0.
Kalibrasi yang biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standarisasi (ISO, 2005).
oleh suatu alat ukur dengan harga yang sebenarnya dari besaran yang diukur. Atau
dengan kata lain kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukan alat inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian
(Puspita, 2010).
dengan pasangan koordinat tekanan dan volume (PA, VA), (PB, V B) dan (PC ,VC ).
setimbang termal maka akan ada fungsi bernilai tunggal T sedemikian (W. Greiner dkk,
1995).
Artinya ada hubungan fungsional antara P, V dan T, dengan perkataan lain ketiganya
Implikasi matematiknya adalah bahwa ruang keadaan dari sistem termodinamik akan
berupa permukaan.
2. Dinyatakan dalam waktu pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam
sebagai berikut:
berikut:
3. Kecepatan: Tachomete
7. Luas: Planimetri
sesuai dengan standar nasional maupun internasional. Manfaat kalibrasi ini adalah
menjaga kondisi instrument ukur dan bahan ukur agar sesuai dengan spesifikasinya.
Kemampuan untuk tepat mengukur volume larutan sangat penting untuk akurasi dalam
yang terakreditasi
1. Air
2. Alat Tulis
3. Bunsen
4. Es batu
5. Gelas ukur
7. Kompor gas
8. Modul praktikum
9. Panci
10. Spiritus
11. Stopwatch
13. Timbangan
B. Prosedur Kerja
a. Gelas ukur massanya ditimbang, lalu gelas ukur diberi es yang kemudian
ditimbang lagi setelah itu massa gelas ukr isi es dikurangi massa gelas ukur
saja.
b. Es dalam gelas ukur dipanasi diatas spiritus sampai mencapai fase menguap
c. Setiap perubahan fase dihitung suhu awal akhirnya, durasi dan waktu dalam
perubahan fase
2. Fase kalibrasi
A. Hasil
𝑄1 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
= 840 KJ
𝑄1 = 𝑚. 𝐿
= 200 . 80
= 16 𝐾𝐽 .
𝑄1 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
= 55440 𝐾𝐽 .
𝑄1 = 𝑚. 𝑢
= 200 . 540
= 180 𝐾𝐽
2. Tabel Kalibrasi
Tabel 2. Kalibrasi
No Titik Waktu Durasi (Menit) T Teori (°C) T Kalibrasi (°C)
1 A 0 0 -4 -1
2 B 0-1 1 0 25
3 C 1-33 32 0 75
4 D 33-36 3 100 92
100
50
0
0 5 10 15 20 25
-50
Keterangan :
Sumbu x = waktu
Sumbu y = temperature
4. Grafik Kalibrasi
KALIBRASI
Fase Perubahan Suhu
100
50
0
0 10 20 30 40
-50
Keterangan :
Sumbu x = waktu
Sumbu y = temperature
V. Gambar Skema
SKEMA
120
100
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30
-20
Keterangan :
Sumbu x = waktu
Sumbu y = temperature
B. Pembahasan
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk
2014).
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-
instrument ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai yang sudah
2005).
Menurut saya, kalibrasi adalah sebuah proses verifikasi alat ukur yang mana akan
sangat diperlukan sebuah kalibrasi agar hasil pengukuran akurat dan sesuai standar
Kegunaan kalibrasi alat ukur antara lain, yaitu: (LKU UAD ISO/IEC 17025:2005)
1. Untuk mendukung sistem manajemen mutu ISO yang diterapkan diberbagai
internasional.
(penyimpangan) antara nilai kebenaran standar dengan nilai yang ditunjukkan oleh alat
ukur.
Faktor yang memengaruhi kalor pada suatu benda yaitu sudah tertera seperti
yang ada pada rumus menghitung kalor, yaitu Q = m.c.∆t dengan penjelasan :
90 D E
80
70
60
50
40 B C
(T) °C
30
20 Gambar 4.4 Grafik perubahan fase (kelompok 9 & 10)
10
A 0
Pada
0 gambar diatas, Proses A - B. Es dengan temperatur 3 C dipanaskan. Dalam
0 10 20 30 40 50
arti, api bunsen memberikan kalor (jumlah panas) kepada tabung yang berisi es yang
(t) menit
mempunyai temperatur lebih rendah dari api bunsen. Pemanasan dilakukan pada
tekanan tetap. Dengan kata lain, pemanasan dilaksanakan di bawah tekanan udara luar
5
sebesar 1 atmosfer = 1,013 x 10 pascal (Pa). Akibat pemanasan ini ialah temperatur es
0
naik menjadi 32 C. Ini berarti, ada kalor (jumlah panas) yang digunakan untuk
menaikkan rasa panas (rasa kepanasan atau temperatur) es di bawah tekanan udara luar
digunakan untuk merubah tingkat wujud (fase) es (padat) menjadi air (cair) di bawah
tekanan udara luar sebesar 101,3 kPa. Kenyataannya, pada proses perubahan fase
0
temperatur zat tetap, yaitu 32 C. Jadi pada proses perubahan fase temperaturnya tetap.
0
Proses C - D. Air dengan temperatur 32 C dipanaskan, sehingga temperaturnya
0
naik sampai 81 C. Dalam proses ini ada kalor (jumlah panas) yang digunakan untuk
0
Proses D - E. Air dengan temperatur 81 C dipanaskan, sehingga air berubah
0
fasenya menjadi uap air dengan temperatur 81 C. Dalam proses ini ada kalor (jumlah
panas) yang digunakan untuk merubah wujud air (fase cair) menjadi uap air (fase gas)
dengan temperatur yang tetap di bawah tekanan udara luar yang tetap, yaitu: 1
atmosfer. Proses perubahan fase ini berjalan cukup lama, dari proses mendidih
memasukkan es batu ke dalam air panas, yang terjadi adalah es batu akan mencair (suhu
es meningkat) dan suhu air hangat menjadi turun. Contoh lainnya yaitu ketika memasak
air di dalam panci, panci yang diletakkan diatas api akan mengalami perubahan
temperatur. Sementara air yang bersentuhan dengan panci suhunya juga akan naik dan
pada akhirnya mendidih. Jika ingin mengetahui apakah dua benda memiliki temperatur
yang sama, maka kedua benda tersebut tidak perlu disentuhkan dan diamati perubahan
praktikum kali ini termometer yang digunakan adalah termometer kaca. Termometer
kaca terdiri dari pipa kaca kapiler yang berhubungan dengan bola kaca yang berisi
cairan raksa/alkohol ruang diatas cairan berisi uap cairan atau gas inert. Ketika
temperatur meningkat, maka volume cairan bertambah dan panjang cairan dalam pipa
kapiler akan bertambah. Panjang cairan dalam pipa kapiler ini bergantung pada
temperatur cairan.
ini berdasarkan prinsip hukum termodinamika ke nol. Jika kita ingin mengetahui
apakah dua benda memiliki temperatur yang sama, maka kedua benda tersebut tidak
perlu disentuhkan dan diamati perubahan sifatnya. Yang perlu dilakukan adalah
benda ketiga. Benda ketiga tersebut adalah termometer. Selain itu contoh lainnya
adalah pada saat kita memasukkan suatu benda (makanan) ke dalam mesin pendingin
seperti kulkas kemudian kita pindahkan ke mesin yang bersuhu tinggi seperti oven,
maka suhu benda tersebut akan mengalami perubahan dari rendah ke tinggi, serta selain
mengalami perubahan suhu, sebuah benda akan mengalami perubahan bentuk juga.
Pada konsep hukum Termodinamika ke nol yang terjadi adalah sifat dari suatu
benda tersebut dari kulkas ke oven. Seperti beberapa contoh nyata: sejalan dengan
peningkatan suhu, volume dari suatu cairan akan meningkat, batang logam mengalami
pertambahan panjang dan hambatan listrik dari kawat meningkat, seperti halnya
tekanan yang diberikan oleh gas. Kita dapat menggunakan salah satu sifat-sifat sebagai
dasar instrumen yang akan membantu kita mempelajari konsep dari suhu. Contohnya
sebuah termoskop yang nilainya akan meningkat ketika perangkat dipanaskan dan
perubahan fase nya dimulai dari pengukuran suhu awal es batu yaitu sekitar -1oC,
padahal dilihat dari beberapa sumber seperti jurnal suhu es batu akan selalu dibawah
awal itu dikarenakan penggunaan alat ukur termometer atau kesalahan dari pengamat
sendiri yang kurang teliti. Setelah itu es yang sudah menjadi air tersebut dididihkan dan
diukur waktunya. Hasil dari kelompok 4 menunjukan bahwa suhu akhir air disaat air
benar-benar mendidih adalah sekitar 91 oC padahal idealnya air mendidih itu memiliki
suhu 100 oC. Kemungkinan besar yang menentukan perbedaan suhu pada saat air
mendidih antara hasil eksperimen dengan berbagai sumber literatur adalah penggunaan
setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dapat saling setimbang satu dengan
lainnya”. Maka, hasil praktikum sesuai dengan hukum tersebut, karena jika es
semuanya. Jika air dinaikkan temperaturnya, maka air mulai mendidih dan berubah
sifatnya menjadi uap air (Tim Dosen dan Asisten, 2017). Sedangkan pada jurnal berisi
tentang produksi kakao melalui pengeringan paksa dalam oven menjadi pilihan utama
surya (solar dryer), dan pengeringan dengan menggunakan batch dryer sudah banyak
dikembangkan. Namun kapasitas produksi biji kakao yang dihasilkan dari kedua
meningkatkan produksi biji kakao saat panen kakao bersamaan datangnya musin hujan.
minim sehingga membuat praktikum menjadi lebih lama. Percobaan yang dilakukan
oleh kelompok lelaki mengalami masalah, sehingga membuat pratikum semakin lama.,
Kurangnya bimbingan dari asisten praktikum saat melakukan percobaan, dan yang
A. Kesimpulan
1. Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
acuan tersertifikasi
2. Dalam proses pengukuran paling tidak ada tiga faktor yang terlibat yaitu: Alat ukur,
3. Hukum termodinamika ke-nol yaitu “ketika dua sistem dalam keadaan setimbang
dengan sistem ketiga, maka ketiganya dapat saling setimbang satu dengan lainnya”.
B. Saran
selanjutnya diharapkan para asisten praktikum menjelaskan materi dengan lebih detail
dan jangan terlalu cepat agar nantinya tidak ada praktikan yang tertinggal materinya.
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Smarang Press.
Tipler, P. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penebit Erlangga. Jakarta.
Umardani, Y. 2014. Kalibrasi Suhu (Enclosure). Yoyakarta: LPPT, UGM.