You are on page 1of 10

I

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


Volume 9, Nomor 1, April 2013

ANALISIS BEBERAPA PARAMETER KUALITAS AIR


DI DAERAH HABITAT TERIPANG

PENGEMBANGAN DESKRIPTOR AKUSTIK PLANKTON


DI TELUK AMBON BAGIAN DALAM
MENGGUNAKAN ECHOSOUNDER BIOSONIC DT-X

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PELAGIS KECIL DI


PERAIRAN MALUKU TENGAH
(Suatu Pendekatan Bioekonomi)

PENGARUH SUBSTRAT BERBEDA TERHADAP


PERTUMBUHAN TERIPANG PASIR (Holothuria scabra)

KINERJA APARAT PENGELOLA SUMBERDAYA PERIKANAN


BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA AMBON

EFEK PEMBERIAN PAKAN ALAMI Artemia sp. DAN Tubifex sp.


DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP
PERTUMBUHAN IKAM MANDARIN (Synchiropus splendidus)

VALUASI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE


DI WILAYAH PESISIR PANTAI KOTA AMBON

RENDEMEN EKSTRAK KASAR DAN FRAKSI PELARUT


ALGA MERAH (Kappaphycus alvarezii Doty)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI


PENGHAMBAT BAKTERI Vibrio sp

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
TRITON Vol. 9 No. 1 Hlm. 1-74 Ambon, April 2013 ISSN 1693-6493
Jurnal TRITON Volume 9, Nomor 1, April 2013, hal. 33 – 41 33

KINERJA APARAT PENGELOLA SUMBERDAYA PERIKANAN


BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA AMBON

(Performance of Fishery Resources Management Apparatus


Community Based in City of Ambon)

Venda J. Pical

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura
Jl. Mr.Cr. Soplanit, Poka- Ambon
vendapical@gmail.com

ABSTRAK: Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis


masyarakat yang berkelanjutan di Maluku maka salah satu faktor penting perlu diperhatikan
adalah kinerja aparat pengelolanya, serta partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya perikanan yang dimilikinya. Tujuan penelitian ini adalah
mengevaluasi kinerja aparat pengelola sumberdaya perikanan berbasis masyarakat yaitu staf
pemerintah dan kewang di Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon. Lokasi penelitian
adalah di daerah Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon yaitu di Negeri Hutumuri, Negeri
Rutong, Negeri Leahari, Negeri Hukurila, Negeri Kilang dan Negeri Naku. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengkombinasikan metode penelitian survey dan
metode PRA (Participatory Rural Appraisial). Teknik pengambilan sampling menggunakan
teknik berstrata. jenis data yaitu primer dan sekunder. Data dianalisis secara dekskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja aparat pengelola sumberdaya
perikanan berbasis masyarakat yaitu staf pemerintah negeri mapun kewang tergolong dalam
kategori tinggi. Saran penelitian, kinerja yang baik oleh aparat pengelola sumberdaya
perikanan berbasis masyarakat yang tinggi maka perlu dipertahankan dan ditingkatkan,
selain itu pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis masyarakat di Kecamatan Leitimur
Selatan perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah Maluku sehingga dapat
menyusun regulasi kebijakan yang menunjang ketahanan pangan lokal daerah.

Kata kunci: kinerja, aparat pengelola, sumberdaya perikanan, berbasis masyarakat

ABSTRACT: In the framework of the implementation of community-based resource


management for sustainable fisheries in Maluku, one important factor to note is the
performance of management personnel, as well as the participation of local communities in
the management and utilization of fisheries resources in its possession. The purpose of this
study was to evaluate the performance of government officials is a community-based fishery
resource that governments and kewang staff in the sub-District of South Leitimur Ambon.
The study area was some villages in south of Ambon Leitimur sub-district namely Hutumuri,
Rutong, Leahari, Hukurila, and Naku. The method used in this research was to combine the
methods of survey research methods and PRA (Participatory Rural Appraisal). Sampling
technique used was stratified sampling. Data types consisted of primary and secondary. Data
were analyzed by using descriptive qualitatively. The results showed that the performance of
government officials as a community-based fishery resource namely government staff and
kewang was categorized as high. The recommendation, the highly good performance by the
management of community-based fisheries needed to be maintained and improved. Besides,
the management of community-based fisheries in sub-District South Leitimur needs special
attention from the local government so that it can compile Maluku regulation policies that
support local food security area.
34 Kinerja Aparat Pengelola Sumberdaya Perikanan …

Keywords : performance, personel managers, fishery resources, community based

PENDAHULUAN dalam sistem pemerintahan desa kini kembali


mendapatkan peran dan fungsinya dalam sistem
Pengelolaan sumberdaya perikanan pemerintahan negeri (Pical, 2007). Seiring
berbasis masyarakat (PSPBM) merupakan suatu dengan hal tersebut maka semua sistem
proses pemberian wewenang, tanggung jawab pemerintahan desa telah berubah menjadi sistem
dan kesempatan kepada masyarakat untuk pemerintahan negeri dimana kewang termasuk
mengelola sumberdaya perikanannya sendiri didalamnya. Berdasarkan hal tersebut kewang
dengan terlebih dahulu mendefinisikan memiliki fungsi dan peranan penting dalam
kebutuhan dan keinginan, tujuan serta pelaksanaan pengelolaan sumberdaya perikanan
aspirasinya. Proses pemberian tanggung jawab berbasis masyarakat. Mengingat bahwa pada
ini disadari bahwa masyarakat lebih mengetahui masa sentralisasi (UU. No 5 Tahun 1974),
keberadaan dan potensi sumberdaya perikanan kewang telah mengalami kehilangan fungsi dan
yang dimilikinya sehingga masyarakat perannya. Sehingga pada saat ini ketika
diharapkan dapat mengelola sumberdaya diaktifkan kembali terjadi kesulitan akibat
perikanan tersebut berdasarkan tujuan-tujuan kurangnya kesadaran masyarakat tentang fungsi
yang telah disepakatinya bersama berdasarkan dan peran kewang.
kebutuhan dan keinginannya (Nikijuluw, 2002). Dalam rangka menjawab permasalahan di
Secara mendasar, pengelolaan sumberdaya atas maka, pemerintah kota Ambon menempuh
perikanan berbasis masyarakat harus mampu kebijakan untuk memberikan insentif kepada
memecahkan dua persoalan utama yang secara kewang disetiap negeri. Tujuan pemberian
luas telah diketahui khalayak umum, yaitu : insentif ini adalah untuk meningkatkan
masalah sumberdaya hayati (misalnya, tangkap kesadaran kewang supaya dapat bekerja dengan
lebih, penggunaaan alat tangkap yang tidak baik dalam pelaksanaan pengelolaan
ramah lingkungan, kerusakan ekosistem serta sumberdaya perikanan di wilayahnya. Namun
konflik antara nelayan tradisional dan industri selain insentif kewang dan staf pemerintah
perikanan modern), dan masalah lingkungan negeri juga membutuhkan sarana dan prasarana
yang mempengaruhi kesehatan keanekaragaman penunjang yang disediakan oleh pemerintah
hayati laut (misalnya, berkurangnya daerah dalam pengawasan pengelolaan sumberdaya
mangrove dan padang lamun sebagai daerah perikanan berbasis masyarakat. Namun hal ini
pembesaran sumberdaya perikanan, penurunan belum diwujudkan sesuai dengan harapan.
kualitas air, pencemaran) (Dahuri, 2003). Dalam Evaluasi kinerja aparatur pengelola
pelaksanaan pengelolaan sumberdaya perikanan sumberdaya perikanan berbasis masyarakat
berbasis masyarakat sangat ditentukan oleh dalam hal ini, kewang, staf pemerintah negeri
beberapa faktor antara lain aparat pengelola dan masyarakat merupakan hal yang penting
sumberdaya perikanan, pemerintah dan dilakukan. Apabila kinerja aparatur pengelola
partisipasi masyarakat. Di Kota Ambon, kewang sumberdaya perikanan berbasis masyarakat
merupakan aparat pengelola bekerjasama tergolong baik maka kondisi sosial ekonomi
dengan pemerintah negeri dan masyarakat untuk masyarakat akan baik. Hal ini akan terlihat pada
melaksanakan pengelolaan sumberdaya lingkungan perairan yang tetap produktif,
perikanan berbasis masyarakat. aktifitas pemanfaatan sumberdaya perikanan
Pada masa otonomi daerah saat ini dimana terus berlangsung, terjadi ketahanan pangan dan
sistem pemerintahan di tingkat desa mengalami kehidupan masyarakat lebih baik (Pical dkk,
perubahan yang diakibatkan oleh pemberlakuan 2010). Tujuan penelitian ini adalah
undang-undang No 32 Tahun 2004. Maka mengevaluasi kinerja aparat pengelola
kewang yang sebelumnya tidak diakomodir sumberdaya perikanan berbasis masyarakat
Jurnal TRITON Volume 9, Nomor 1, April 2013, hal. 33 – 41 35

yaitu staf pemerintah dan kewang di data hubungan afiliasi, data frekuensi pertemuan
Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon dengan masyarakat, data sosialisasi peraturan,
data kerjasama dengan instansi-instansi terkait,
data pemberian hukuman dan sanksi, data
METODE PENELITIAN pengawasan kepada masyarakat dan data
sekunder terdiri dari data statistik perikanan,
Penelitian ini berlokasi di daerah data pemerintah negeri, serta tulisan lain yang
Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon yaitu berkaitan dengan permasalahan penelitian.
di Negeri Hutumuri, Negeri Rutong, Negeri Adapun teknik pengumpulan data menggunakan
Leahari, Negeri Hukurila, Negeri Kilang dan beberapa cara, yaitu : kuesioner, wawancara
Negeri Naku. Pemilihan lokasi dilakukan secara mendalam (in depth Interview) juga
dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan dilakukan observasi di lapangan, catatan harian
sumberdaya perikanan berbasis masyarakat dan dokumentasi.
tetap berlangsung sampai saat ini. Metode Pendekatan analisis yang akan digunakan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dekskriptif kualitatif mengacu
adalah mengkombinasikan metode penelitian pada Miles dan Huberman (1992) yaitu dengan
survey dan metode PRA (Participatory Rural tahapan reduksi data, penyajian data, dan
Appraisial). Metode survey yaitu dengan penarikan kesimpulan/verifikasi.
menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok sedangkan
beberapa teknik PRA yang dilakukan adalah :
HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Wawancara semi terstruktur yaitu tidak
menggunakan kuesioner yang formal, tetapi 1. Kinerja Staf Pemerintah Negeri dalam
hanya merupakan daftar pertanyaan terbuka Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
yang sifatnya fleksibel (pedoman Berbasis Masyarakat di Kecamatan
wawancara) Leitimur Selatan
2) Yang diwawancarai adalah : beberapa Kinerja staf pemerintah negeri dalam
individu dengan topik yang sama, informan pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis
kunci yaitu orang yang dianggap memiliki masyarakat di kecamatan Leitimur Selatan
pengetahuan mengenai topik yang diteliti dievaluasi dengan menggunakan beberapa
dan diskusi terfokus pada kelompok (Focus variabel meliputi: Pengalaman organisasi (X1),
Group Discussion) tingkat pengetahuan non formal (X2), tingkat
3) Analisis diskusi kelompok dengan cara pendidikan (X3), afiliasi (X4), pertemuan
mendengarkan, belajar dari masyarakat dan dengan masyarakat (X5), penetapan aturan
memfasilitasi. (X6), kerjasama dengan instansi terkait (X7),
Teknik pengambilan sampling pemberian hukuman dan sanksi (X8), dan
menggunakan teknik berstrata yaitu untuk staf pengawasan kepada masyarakat (X9).
Pemerintah Negeri, pengurus Kewang, tokoh Hasil evaluasi kinerja staf Pemerintah
masyarakat. Tokoh agama dan masyarakat. Negeri dalam pengelolaan sumberdaya
Pendekatan teknik sampling yang digunakan perikanan berbasis masyarakat di Kecamatan
adalah kombinasi dari metode purposive Leitimur Selatan berada pada kategori tinggi
sampling dan random sampling sehingga (61%) seperti terlihat pada Gambar 1.
dengan metode tersebut diharapkan dapat Berdasarkan sembilan variabel yang
mewakili populasi yang ada. digunakan untuk mengevaluasi kinerja staf
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari pemerintah negeri maka ada tujuh variabel
data primer dan data sekunder. Data primer memiliki jumlah skor yang berada dalam
terdiri dari data pengalaman organisasi, data kategori tinggi. Adapun urutan masing-masing
pendidikan non formal, data pendidikan formal, variabel tersebut : tingkat pendidikan formal
36 Kinerja Aparat Pengelola Sumberdaya Perikanan …

Rendah
16%

Sedang Tinggi
23% 61%

Gambar 1. Kinerja Staf Pemerintah Negeri dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Masyarakat di
Kecamatan Leitimur Selatan

(X3) (83,6%), hubungan afiliasi (X4) (81,6%), perikanan di Kecamatan Leitimur Selatan
pengalaman organisasi (X1) (72%), pengawasan menunjukkan suatu koloborasi manajemen
kepada masyarakat (X9) (60%), pertemuan sumberdaya perikanan antara pemerintah
dengan masyarakat (X5) (56%), kerjasama dengan masyarakat yang dikenal dengan Ko-
dengan instansi-instansi terkait (X4) (53,6), manajemen. Ko-manajemen perikanan adalah
seperti terlihat pada Gambar 2. pembagian atau pendistribusian tanggung jawab
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dan wewenang antara pemerintah dan
kinerja yang baik dari staf pemerintah dengan masyarakat lokal dalam mengelola sumberdaya
masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya perikanan.

120

100

80
Tinggi
60
Sedang
40 Rendah
20

0
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9

Gambar 2. Variabel Kinerja Staf Pemerintah Negeri dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis
Masyarakat di Kecamatan Leitimur Selatan

Keterangan Gambar :
X1 = Pengalaman Organisasi
X2 = Pendidikan Non Formal
X3 = Pendidikan Formal
X4 = Hubungan Afiliasi
X5 = Frekuensi Pertemuan dengan Masyarakat
X6 = Sosialisasi Peraturan
X7 = Kerjasama dengan Instansi-Instansi Terkait
X8 = Pemberian Hukuman dan Sanksi
X9 = Pengawasan Kepada Masyarakat
Jurnal TRITON Volume 9, Nomor 1, April 2013, hal. 33 – 41 37

Pengertian ko-manajemen ini menyiratkan formal maupun pendidikan non formal


bahwa kerjasama antara pemerintah dan merupakan variabel yanng berada dalam
masyarakat merupakan inti ko-manajemen. kategori tinggi dan hal ini mendorong kinerja
Berdasarkan derajat tanggung jawab dan yang baik dari staf Pemerintah Negeri di
wewenang yang dimiliki maka terbentuk suatu Kecamatan Leitimur Selatan. Faktor pendidikan
hirarki rentang ko-manejemen. Menurut merupakan indikator penting bagi staf
Pomeroy and Berkes (1997) yang dikutip Pemerintah Negeri atau aparatur dalam
Nikijuluw (2002) terdapat sepuluh bentuk ko- menjalankan pembangunan desa. Hal ini seperti
manajemen, yaitu: 1) masyarakat hanya yang dikemukakan oleh Nomleni et al. (2005)
memberikan informasi kepada pemerintah dan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
digunakan sebagai bahan perumusan reformasi birokrasi lokal adalah :
manajemen 2) masyarakat dikonsultasi a) Pendidikan baik pendidikan formal
pemerintah 3) masyarakat dan pemerintah saling maupun non formal
bekerjasama 4) masyarakat dan pemerintah b) Kompetensi yaitu kemampuan dan
saling berkomunikasi 5) masyarakat dan penguasaan bidang pekerjaan secara
pemerintah saling tukar informasi 6) masyarakat optimal dan kemampuan aparatur untuk
dan pemerintah saling memberikan nasihat beradaptasi dengan perubahan dan tuntutan
saran 7) masyarakat dan pemerintah melakukan lingkungan eksternal yang berkaitan
kegiatan/aksi bersama 8) masyarakat dan dengan peningkatan kualitas pelayanan,
pemerintah bermitra 9) masyarakat melakukan dan
pengawasan terhadap peraturan yang dibuat c) Sosial budaya
pemerintah dan 10) masyarakat lebih berperan
dalam melakukan koordinasi antar lokasi 2. Kinerja Lembaga Kewang dalam
daerah dan hal tersebut didukung pemerintah. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Melihat bentuk-bentuk ko-manajemen di Berbasis Masyarakat di Kecamatan
atas maka berdasarkan kinerja staf pemerintah Leitimur Selatan
yang tinggi di Kecamatan Leitimur Selatan Kinerja lembaga Kewang dalam
dapat terlihat pada bentuk kerjasama antara pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis
masyarakat dan pemerintah untuk saling masyarakat dievaluasi berdasarkan beberapa
berkomunikasi, tukar informasi, melakukan variabel meliputi : Pendidikan formal (X1),
kegiatan bersama dan melakukan pengawasan. keaktifan pengurus dalam menjalankan program
Bentuk ko-manajemen yang ideal adalah (X2), tugas pokok kelembagaan (X3),
pemerintah dan masyarakat merupakan mitra kepatuhan aturan (X4), pengalaman organisasi
yang sejajar yang bekerjasama untuk melakukan (X5), aturan yang diterapkan (X6), pengetahuan
semua tahapan dan tugas proses pengelolaan non formal (X7) dan afiliasi (X8). Hasil
sumberdaya perikanan dan kelautan. Menurut evaluasi menunjukkan bahwa kinerja lembaga
Pomeroy and Williams (1994) yang dikutip Kewang dalam pengelolaan sumberdaya
Zamani dan Darmawan (2001) bahwa perikanan berbasis masyarakat di Kecamatan
penerapan ko-manajemen akan berbeda-beda Leitimur Selatan berada pada kategori tinggi,
dan tergantung pada kondisi spesifik dari suatu seperti terlihat Gambar 3. Hasil analisa
wilayah. menunjukkan dari delapan variabel yang
Untuk itu pemerintah daerah perlu digunakan untuk mengevaluasi kinerja lembaga
memperkuat kapasitas masyarakat dalam Kewang maka ada tujuh variabel memiliki
mengelola sumberdaya perikanan dan kelautan jumlah skor yang berada dalam kategori kinerja
yang dimilikinya. Salah satu cara adalah yang tinggi. Adapun urutan masing-masing
mempersiapkan kebijakan yang mendorong variabel adalah sebagai berikut adalah sebagai
kemandirian masyarakat (Kusumastanto, 2003) berikut : pengalaman organisasi (X5) 98,90 %,
melalui peningkatan kapasitas masyarakat. pengetahuan non formal (X7) 80,21 %, afiliasi
Hasil penelitian di atas juga menunjukkan (X8) 76,92 %, keaktifan pengurus dalam
bahwa tingkat pendidikan baik pendidikan
38 Kinerja Aparat Pengelola Sumberdaya Perikanan …

Rendah
9%

Sedang Tinggi
33% 57%

Gambar 3. Kinerja Lembaga Kewang dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Masyarakat di
Kecamatan Leitimur Selatan

menjalankan program (X2) 67,03 %, dan dan afiliasi berada dalam kategori tinggi dan
kepatuhan aturan (X4) 56,59 %, seperti terlihat diikuti dengan variabel lain yaitu keaktifan
pada Gambar 4. pengurus dalam menjalankan program dan
Adapun variabel yang digunakan untuk kepatuhan aturan.
mengukur kinerja lembaga Kewang ada Kinerja yang baik dinilai berdasarkan
sebagian yang sama dengan yang digunakan beberapa variabel yang telah dikemukakan di
untuk mengukur kinerja staf Pemerintah Negeri atas bukan berarti bahwa keberadaan staf
yaitu variabel pendidikan formal, pengetahuan Pemerintah Negeri dan lembaga Kewang sudah
non formal, pengalaman organisasi, dan afiliasi. optimal dan sempurna dalam menjalankan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tugas-tugasnya bagi pembangunan masyarakat,
variabel yang sama tersebut ternyata variabel namun ada ditemui juga beberapa kelemahan
pengalaman organisasi, pengetahuan non formal atau kekurangan.

200

150

100 1 Tinggi
2 Sedang
50
3 Rendah
0
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8
Variabel

Gambar 4. Variabel Kinerja Kewang dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Masyarakat di
Kecamatan Leitimur Selatan

Keterangan :
X1 = Pendidikan Formal
X2 = Keaktifan Pengurus dalam Menjalankan Program
X3 = Tugas Pokok Kelembagaan
X4 = Kepatuhan Aturan
X5 = Pengalaman Organisasi
X6 = Pengetahuan tentang aturan
X7 = Pendidikan non Formal
X8 = Hubungan Afiliasi
Jurnal TRITON Volume 9, Nomor 1, April 2013, hal. 33 – 41 39

Hasil studi pengamatan dilapangan pada Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang


enam Negeri di Kecamatan Leitimur Selatan telah dikemukakan diatas maka kinerja staf
yaitu Hutumuri, Rutong Leahari, Hukurila, Pemerintah Negeri dan lembaga Kewang yang
Kilang dan Naku menunjukkan bahwa Kepala tergolong tinggi. Hal ini juga sangat ditunjang
Pemerintah Negeri (Raja) yang memiliki status dengan adanya pemberian insentif kepada
defenitif adalah pada Negeri Hutumuri, Leahari lembaga kewang dari pemerintah kota ambon.
(kondisi sakit), dan Hukurila (tidak tinggal di Adapun tujuan pemberian insentif ini adalah
dalam Negeri) sedangkan Negeri Rutong, untuk meningkatkan kesadaran kewang supaya
Kilang dan Naku masih menunggu proses dapat bekerja dengan baik dalam pelaksanaan
pergantian Raja yang defenitif sehingga yang pengelolaan sumberdaya perikanan di
berfungsi menjalankan tugas-tugas wilayahnya. Namun selain insentif kewang dan
pemerintahan Negeri adalah seorang pejabat staf pemerintah negeri juga membutuhkan
yang merupakan salah satu wakil dari staf sarana dan prasarana penunjang yang disediakan
Pemerintah Negeri setempat. Walaupun oleh pemerintah dalam pengawasan pengelolaan
demikian, namun hasil kinerja mereka tergolong sumberdaya perikanan berbasis masyarakat.
baik karena terdorong sebagai satu komunitas Namun hal ini belum diwujudkan sesuai dengan
yang homogen maka memiliki perasaan harapan. Namun kenyataan kondisi seperti ini
tanggung jawab dalam pengelolaan dan aparat pengelola sumberdaya perikanan berbasis
pemanfaatan sumberdaya perikanan yang masyarakat tetap dengan rasa tanggung jawab
berkelanjutan dan bagi kesejahteraan bersama melakukan tugasnya dengan baik karena
dalam lingkungan dimana mereka tinggal. disitulah masyarakat menggantukan mata
Staf Pemerintahan Negeri sebagai pencaharian.
pimpinan desa dan Kewang sebagai lembaga Dalam pengelolaan sumberdaya perikanan
pengelolaan perikanan adalah merupakan faktor-faktor pendukung yang baik dalam
menejer pengelolaan perikanan dan masyarakat menjaga kearifan lokal masyarakat. Kearifan
sebagai pengguna sumberdaya perikanan di lokal yang sampai saat ini masih jelas terlihat
pedesaan harus turut berpartisipasi dalam adalah melalui tradisi-tradisi dalam
melaksanakan pengelolaan perikanan sebagai pemanfaatan sumberdaya perikanan, seperti
bagian dari pembangunan desa. Menurut timba laor (cacing laut), antar sontong (cumi),
Kurniantara et al. (2005), tinggi rendahnya pemanfaatan hurung (Physalia physalis), kapei
partisipasi masyarakat dalam pembangunan (Lepas antifera), pemanfaatan jenis-jenis
desa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1) makroalga (sayur – sayur laut), penangkapan
Basis informasi yang kuat 2) Kepemimpinan ikan terbang, kegiatan mengumpulkan kerang-
desa 3) Peranan organisasi lokal 4) Peranan kerangan pada saat air surut baik pagi (Bameti)
pemerintah desa Dengan demikian peranan atau malam (Balobe). Kearifan lokal ini
kepemimpinan desa sangat penting artinya merupakan modal sosial penting bagi
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat masyarakat di Kecamatan Leitimur Selatan
dalam pengelolaan perikanan. Hal ini bisa sehingga dapat menunjang ketahanan pangan
ditempuh melalui peningkatan pengetahuan daerah. Bagi masyarakat di daerah Kecamatan
pendidikan non formal secara kontinyu segingga Leitimur Selatan, faktor musim merupakan hal
dapat meningkatkan kualitasnya. Menurut Saad yang sangat mempengaruhi aktivitas
(2001) bahwa beberapa hal pokok dalam penangkapan ikan. Dimana pada musim Timur,
melaksanakan otonomi daerah pengelolaan kondisi ombak, angin dan hujan yang sangat
sumberdaya perikanan adalah : 1) Kualitas besar sehingga tidak bisa beraktivitas ke laut.
sumberdaya manusia 2) Partisipasi masyarakat Sebaliknya di musim Barat, aktivitas melaut
3) Penegakkan hukum yang melibatkan tinggi karena kondisi alam menunjang. Namun
lembaga-lembaga masyarakat dan 4) faktor musim tidak mempengaruhi masyarakat
Ketersediaan dana untuk peningkatan kualitas di daerah Kecamatan Leitimur Selatan dalam
sumberdaya manusia dan untuk peningkatan ketersediaan pangan di daerah tersebut. Pada
infrastruktur wilayah. musim Timur dimana sulitnya makan ikan
40 Kinerja Aparat Pengelola Sumberdaya Perikanan …

namun ada tersedianya jenis-jenis makroalga 1. Kinerja yang baik dari staf Pemerintah
(sayur-sayur laut) yang dapat di konsumsi Negeri dan para Kewang di Kecamatan
sebagai pengganti sayur dan ikan, selain itu juga Leitimur Selatan perlu di pertahankan dan
ada pemanfaatan Hurung dan Kapei. Pada ditingkatkan sehingga pengelolaan dan
musim Barat, tersedia cacing Laut (Laor), cumi- pemanfaatan sumberdaya perikanan
cumi (sontong) dan ikan terbang dan berbagai berbasis masyarakat tetap berlangsung
jenis ikan lainnya yang ditangkap dengan dengan baik demi kelangsungan
menggunakan alat tangkap tradisional. Hal kesejahteraan hidup masyarakat.
yang digambarkan ini merupakan sesuatu yang 2. Kinerja yang baik ini perlu mendapat
unik dan perlu mendapat perhatian dari berbagai perhatian yang serius dari pemerintah
pihak sehingga kearifan lokal ini tetap dijaga daerah Maluku sehingga dapat menyusun
dan dipertahankan di daerah Kecamatan regulasi kebijakan pengelolaan sumberdaya
Leitimur Selatan tetap baik dan dapat perikanan berbasis masyarakat di
menunjang ketahanan pangan kota Ambon dan Kecamatan Leitimur Selatan yang dapat
Daerah Maluku Pada umumnya. menunjang ketahanan pangan masyarakat
lokal khusus maupun daerah Maluku secara
umum.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan sebagai berikut :
1. Kinerja aparat pengelola sumberdaya Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut:
Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia.
perikanan berbasis masyarakat yaitu staf
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.412 hal.
pemerintah di Kecamatan Leitimur Kusumastanto, T. 2003. Ocean Policy Membangun
Selatan Kota Ambon adalah tergolong Negeri Bahari di Era Otonomi Daerah.
tinggi untuk variabel tingkat pendidikan Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
formal (X3) (83,2 %), hubungan afiliasi 160 hal.
(X4) (81,6%), pengalaman organisasi (X1) Miles, M.B. dan A.M. Hubermen. 1992. Analisa
(72%), pengawasan kepada masyarakat Data Kualitatif. Jakarta. Penerbit Universitas
(X9) (60%), pertemuan dengan masyarakat Indonesia.
(X5) (56%), kerjasama dengan instansi- Nikijuluw, V.P. 2002. Rezim Pengelolaan
instansi terkait (X7) (53,6%) dan Sumberdaya Perikanan. Pusat Pemberdayaan
pengetahuan non formal (X2) (49%). dan Pembangunan Regional (P3R) dengan PT
Pustaka Cidesindo, Jakarta. 254 hal.
2. Kinerja aparat pengelola sumberdaya
Nomleni, N. C.Lay dan M. Muschab. 2005.
perikanan berbasis masyarakat yaitu Reformasi Birokrasi Lokal (Studi Kasus di
kewang di Kecamatan Leitimur Selatan Sekretariat Daerah Kabupaten Timor Tengah
Kota Ambon adalah tergolong tinggi untuk Selatan . Sosiosains 18 (3) Juli. Jurnal
variabel pengalaman organisasi (X2) (89,90 Berkala Penelitian Pascasarjana Ilmu-Ilmu
%), pengetahuan non fomal (X7) (80,21%), Sosial Universitas Gajahmada Yogyakarta.
afiliasi (X8) (76,92%), Keaktifan pengurus Hal 559-577
dalam menjalankan program (X2) Pical, V.J. 2007. Dampak Perubahan Sistem
(67,03%), dan kepatuhan aturan (X4) Pemerintahan Desa Terhadap Pengelolaan
(56,59%). Sumberdaya Kelautan dan Perikanan di
Saran yang dapat diberikan berdasarkan Pedesaan Maluku. Disertasi. Institut Pertanian
Bogor.
evaluasi kinerja staf Pemerintah Negeri dan
Pical,V.J., Savitri,I.K.E., Apituley,Y.M.T.N. 2009.
Lembaga Kewang di Kecamatan Leitimur Kajian Kearifan Lokal dalam Pengelolaan
Selatan yang berada dalam kategori tinggi dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di
dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon.
maka ada beberapa saran yang perlu Laporan Penelitian Hibah Bersaing.
diperhatikan sebagai berikut :
Jurnal TRITON Volume 9, Nomor 1, April 2013, hal. 33 – 41 41

Universitas Pattimura. Departemen Indonesia. Lembaga Sentra Pemberdayaan


Pendidikan Nasional. Masyarakat, Jakarta.
Pical,V.J., Savitri,I.K.E., Apituley,Y.M.T.N. 2010. Tulungen, J.J., T.G. Bayer, B.R .Crawford, M.
Kajian Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Dimpudus, M. Kasmidi, C.
dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di Rotinsulu, A.Sukmara dan N. Tangkilisan.
Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon. 2002. Panduan Pembentukan dan
Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut
Universitas Pattimura. Departemen Berbasis-Masyarakat. CRC Technical Report
Pendidikan Nasional. Nomor 2236. Departemen Kelautan dan
Pomeroy, R.S and Berkes. 1997. Two to Tango: The Perikanan Republik Indonesia dan Univesity
Role of Government in Fisheries Co- of Rhode Island, Coastal Resources Center,
Management. Marine Policy. Narragansett Rhode Island, USA.77 hal.
Pomeroy, R.S. and M.J. Williams. 1994. Fisheries Zamani N.P dan Darmawan. 2001. Pengelolaan
Co-management and Small-Scale Fisheries: Sumberdaya Pesisir Terpadu Berbasis
A Policy Brief Fishersies Co-Management Masyarakat. Prosiding Pelatihan untuk
Project. ICLARM Pelatih, Pengelolaan Wilayah Pesisir
Saad, S. 2003. Politik, Hukum Perikanan Terpadu. Hal 47-60.

You might also like