Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
(20140110832)
FAKULTAS BISNIS
TANGERANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
memperbaiki kinerja.
tajam.
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
dan efektivitas pada perusahaan yang sudah dilakukan pada tiap proses
profitabilitas, dan rasio aktivitas. Pada setiap rasio memiliki fungsi dan
lebih lanjut dalam penelitian ini. Rumusan masalah yang akan penulis
Tunggal Prakarsa tbk pada tahun 2014 - 2016 dilihat dari rasio keuangan
Agar pembahasan pada skripsi ini lebih terfokus dan terarah, maka
2. Rasio solvabilitas yang tidak digunakan adalah rasio utang jangka panjang
terhadap modal, rasio kelipatan bunga yang dihasilkan dan rasio laba
utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa tbk melalui rasio keuangan
- Manfaat teoritis
- Manfaat Praktis
a) Bagi akademik
rasio keuangan.
b) Bagi perusahaan
c) Bagi penulis
tentang susunan dan isi skripsi yang akan dibuat secara keseluruhan oleh
peneliti. Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan,
antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
aktivitas.
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu
periode tertentu”.
keputusan ekonomi.”
1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki
periode tertentu.
lingkungan.
daya.
menjadi nilai dari laba atau rugi yang terjadi di suatu perusahaan.
Lsbs rugi ini menjadi alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai
bersih.
dengan yang lain yang saling terkait dan memiliki hubungan. Dengan rasio
kita dapat melihat hasil mana yang lebih dan mana yang kurang. Dari hasil
perusahaan.”
berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja
perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
suatu keadaan.”
1. Rasio likuiditas
sebagai berikut :
Aset lancar
Rasio lancar =
Kewajiban lancar
b. Rasio sangat lancar atau rasio cepat (quick ratio or acid test
ratio)
dimuka).
sangat lancar :
Aktiva - persediaan
Rasio sangat lancar =
Kewajiban lancar
seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar
utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan
sangat lancar :
2. Rasio solvabilitas
dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar
aset perusahaan yang dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang
sebagai berikut :
Total utang
Rasio utang terhadap aset =
Total aset
yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari
Total utang
Rasio utang terhadap modal =
Total modal
sumber : (Hery S.E., M.Si, 2015, Analisis laporan keuangan)
equity ratio)
ratio)
Menunjukan sejauh mana atau berapa kali kemampuan
diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan pajak. Rumusnya sebagai
berikut :
to liabilities ratio)
Laba operasional
Rasio laba operasional terhadap kewajiban =
Kewajiban
sumber : (Hery S.E., M.Si, 2015, Analisis laporan keuangan)
3. Rasio profitabilitas
jadi dua jenis, yaitu rasio tingkat pengembalian atas investasi dan rasio
atau ekuitas terhadap laba bersih (laba setelah bunga dan pajak). Rasio ini
terdiri dari hasil atas pengembalian atas aset (return on assets) dan hasil
operasi (penjualan). Rasio ini terdiri dari margin laba kotor (gross profit
tersebut :
aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
Laba bersih
Hasil pengembalian atas aset =
Total aset
ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini
akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
persentase laba kotor atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan
Laba kotor
Margin laba kotor =
Penjualan bersih
sumber : (Hery S.E., M.Si, 2015, Analisis laporan keuangan)
Laba operasional
Margin laba operasional =
Penjualan bersih
sebagai berikut :
Laba bersih
Margin laba bersih =
Penjualan bersih
4. Rasio aktivitas
sehari-hari. Rasio ini dikenal juga sebagai rasio pemanfaatan aset, yaitu
dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam satu
penjualan kredit
Rasio perputaran piutang usaha =
(piutang awal thn+akhir thn) : 2
365 hari
Lamanya rata-rata penagihan piutang usaha =
Rasio perputaran piutang usaha
penjualan
Rasio perputaran modal kerja =
(aset lancar awal thn+akhir thn) : 2
atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa efektif kapasitas aset
berikut :
Penjualan
Rasio perputaran aset tetap =
(aset tetap awal thn+akhir thn) : 2
atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang
akan dihasilkan dari setiaprupiah dana yang tertanam dalam total aset.
Penjualan
Rasio perputaran total aset =
(total aset awal thn+akhir thn) : 2
kinerja yang selama ini dijalankan. Dari hasil tersebut kinerja dapat
dievaluasi agar bisa lebih baik lagi, dan manajemen dapat mengambil
atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return
profitabilitas.”
a. Pengukuran kinerja
dalam setiap aktivitasnya dan melihat seberapa besar pencapaian visi dan
akan diambil untuk masa depan. Sedangkan bagi pihak luar, penilaian
datang.
1 David Afandi, 2013 PT. Mayora Indah, TBK Rasio likuiditas mengalami peningkatan
diatas rata-rata.
Rasio leverage menunujkan kurang baik
Rasio profitabilitas mengalami
peningkatan.
Sedangkan pada rasio aktivitas
menunjukan hasil kinerja yang semakin
meningkat.
2 Desmayenti, 2012 PT. Hero Supermarket, TBK Rasio Likuiditas menunjukan bahwa
perusahaan tidak likuid.
Pada analisis rasio solvabilitas
perusahaan tidak solvabel karena
tidak dapat menutupi hutang-hutang.
Pada analisis rasio profitabilitas
tidak profit sebab keuntungan yang
didapat dari modal digunakan untuk
biaya operasional.
5 Rizki Putri R, 2013 Koperasi Pegawai Republik Dari sisi likuiditas, perusahaan dalam
Indonesia (KPRI) keadaan tidak baik diluar standar.
Dari sisi profitabilitas perusahaan
di modal sendiri baik
rasio akan terlihat perbedaan dan dapat diambil kesimpulan apakah ada
rasio profitabitas dan rasio aktivitas dalam penelitian ini digunakan untuk
perusahaan.
RASIO LIKUIDITAS
RASIO SOLVABILITAS
ANALISA LAPORAN KINERJA KEUANGAN
KEUANGAN PERUSAHAAN
RASIO RENTABILITAS
RASIO AKTIVITAS
(Sumber : penulis)
BAB III
Dimana data – data yang diperoleh, diolah dan dilakukan sebuah analisis
(DICE) dan memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan 500.000 ton ini
per tahun.
Peningkatan tersebut turut membantu penyediaan pasokan semen
(PAUICE);
pabrik PIICPE yang memroduksi semen putih dan semen sumur minyak
(OWC).
akta pendirian dari Notaris Ridwan Suselo, S.H. No. 227, yang disahkan
Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946 tanggal 16
Juli 1985.
PT Indocement Tunggal Prakarsa didirikan untuk melebur keenam
Kristianto, S.H. No. 81, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Juni 1985 dan menetapkan bahwa semua saham ekuitas yang dimiliki
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “INTP” pada 5 Desember 1989.
AG, yang berbasis di Jerman dan pemimpin pasar global di bidang agregat
dan pemain terkemuka di bidang semen, beton, dan aktivitas hilir lainnya
yang menjadikan Group ini salah satu dari produsen nomor satu dunia
negara.
Guna mengantisipasi pertumbuhan pasar yang semakin kuat,
Jawa Barat pada 1996. Selanjutnya pada 1997, Plant 11 selesai dibangun
kapasitas produksi tahunan sebesar 20,5 juta ton semen. Sembilan pabrik
bekerja sama untuk dapat mencapai tujuan yang sama. Susunan organisasi
Suatu struktur organsasi yang memisahkan fungsi dan tanggun jawab yang
terhadap atasannya.
d. Rentang kekuasaan
e. Tingkat-tingkat pengawasan
( Sumber : ............................................ )
kegiatan usaha.
Uraian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian
1. Dewan Komisaris
anggaran dasar.
2. Direksi
Perseroan.
Kewenangan Direksi
tujuan Perseroan.
khusus ditunjuk untuk itu atau kepada satu atau lebih karyawan
orang atau badan lain; dan melakukan tindakan lain sesuai arahan
sebagai berikut:
manajemen.
berlaku.
keuangan
secara independen.
Dewan Komisaris;
Pemegang Saham.
d. Komite – komite dibawah Direksi
keselamatan kelompok.
perbaikan.
e. Sekretaris Perusahaan
kelola perusahaan.
lainnya.
yang bertujuan untuk mengumpulkan data, dimana data yang telah berhasil
adapun data yang diperoleh dari metode ini adalah berupa data dari
Data adalah semua fakta dan angka yang relatif dapat dijadikan
ini, yaitu :
1. Menurut Jenisnya
a. Data Kualitatif
b. Data Kuantitatif
Data berupa angka-angka yang diperoleh dari perusahaan, data
2. Menurut Sumbernya
a) Data Internal
b) Data Eksternal
diteliti.
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 pada PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk.
BAB IV
cara untuk melihat kinerja dari perusahaan tersebut. Data yang digunakan
TBK tahun 2014, 2015 dan 2016. Rasio keuanga yang digunakan meliputi
aktivitas. Peneliti akan melihat hasil dari setiap analisa rasio lalu
Berikut garis besar laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
PT. Indocement Tunggal Prakarsa TBK tahun 2014, 2015 dan 2016
Grafik 4.1
Grafik 4.2
4.2 Analisis Data dan Pembahasan
Dalam analisis rasio likuiditas ini yang digunakan adalah dengan Rasio
Lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), dan Rasio Kas (Cash
Ratio).
13.133.854
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = = 4,88 atau 488%
2.687.743
keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang dilihat dari rasio
lancar pada tahun 2014, 2015 dan 2016 masing-masing (493%), (488%)
dan (452%). Pada tahun 2014 nilai rasio lancar 4,93 atau 493% artinya
jumlah aset lancar sebanyak 493% dari utang lancar. Dengan kata lain
setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 4,93 rupiah aset lancar. Dari
2014 sampai dengan tahun 2016. Namun kondisi rasio lancar berada di
ditinjau dari perhitungan rasio lancar dinilai cukup baik karena hasil
jangka pendek yang jatuh tempo dan menandakan aset lancar perusahaan
b. Rasio Cepat atau Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio or Acid Test
Ratio)
Tahun 2014
16.086.773− 1.665.546
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 = = 4,42 atau 442%
3.260.559
Tahun 2015
13.133.854 − 1.521.197
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 = = 4,32 atau 432%
2.687.743
Tahun 2016
14.424.622 − 1.780.410
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 = = 3,96 atau 396%
3.187.742
keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang dilihat dari rasio
cepat pada tahun 2014, 2015 dan 2016 masing-masing (442%), (432%)
dan (395%). Pada tahun 2014 nilai rasio lancar 4,42 atau 442% artinya
jumlah aset sangat lancar sebanyak 493% dari utang lancar. Dengan kata
lain setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 4,93 rupiah aset sangat
lancar. Dari tahun ke tahun perusahaan mengalami perubahan. Dilihat dari
penurunan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Namun kondisi
rasio lancar berada di atas standar rata-rata industri yaitu 150% menurut
Hery (2015:183).
ditinjau dari perhitungan rasio sangat lancar dinilai cukup baik karena
jangka pendek yang jatuh tempo dan menandakan aset sangat lancar
8.655.562
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑎𝑠 = 2.687.743 = 3,22 atau 322%
Pada tahun 2016
9.674.030
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑎𝑠 = 3.187.742 = 3,03 atau 303%
keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang dilihat dari rasio
kas pada tahun 2014, 2015 dan 2016 masing-masing (345%), (322%) dan
(303%). Pada tahun 2014 nilai rasio lancar 3,45 atau 345% artinya jumlah
kas dan setara kas sebanyak 3,45 kali dari utang lancar. Dengan kata lain
setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 3,45 rupiah kas dan setara kas.
penurunan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Namun kondisi
rasio lancar berada di atas standar rata-rata industri yaitu 50% menurut
Hery (2015:185).
ditinjau dari perhitungan rasio kas dinilai cukup baik karena hasil
jangka pendek yang jatuh tempo dan menandakan kas dan setara kas
digunakan dalam rasio solvabilitas ini yaitu Rasio Utang terhadap Aktiva
(Debt to Asset Ratio) dan Rasio Utang terhadap Ekuitas / Modal (Debt to
Equity Ratio).
kinerja keuangan rasio utang terhadap aset perusahaan pada tahun 2014,
tahun 2014 rasio utang terhadap aset 14,1% artinya setiap 1 rupiah aset
mengalami penurunan dalam persentase rasio ini. Pada rasio ini standar
yang baik apabila hasil pengukuran tidak melebihi 40% menurut Hery
(2015:197). Karena apabila berada diatas standar 40% akan semakin besar
Itu terlihat dari semakin kecilnya hasil rasio utang terhadap aset yang
kegagalan pembayaran.
Pada tahun 2014 rasio utang terhadap ekuitas 16,5% artinya setiap 1 rupiah
aset dibiayai oleh utang 0,165 rupiah. Dari tahun ke tahun perusahaan
mengalami penurunan dalam persentase rasio ini. Pada rasio ini standar
yang baik apabila hasil pengukuran tidak melebihi 50% menurut Hery
(2015:198). Karena apabila berada diatas standar 50% akan semakin besar
pembayaran.
Equity), Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), dan Margin Laba
5.645.111
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑠𝑒𝑡 = 27.638.360 = 0,204 atau 20,4%
kinerja keuangan hail pengembalian atas aset perusahaan pada tahun 2014,
tahun 2014 hasil pengembalian ata aset adalah 23,5% artinya perusahaan
mampu menghasilkan laba sebesar 0,235 rupiah dari setiap 1 rupiah dana
yang ada dalam total aset. Dari tahun ke tahun perusahaan mengalami
penurunan. Standar yang wajar pada rasio ini adalah apabila hasil
pengukuran lebih dari 20% menurut Hery (2015:229). Pada tahun 2014
yang cukup besar yaitu 13,7%. Dari perhitungan rasio disimpulkan bahwa
total aset. Berarti pada tahun 2016 perusahaan mengalami penurunan laba.
Selain itu terjadi peningkatan aset lancar yang kurang efektif dan kurang
maksimal dipergunakan perusahaan. Biaya operasional dan beban lain juga
5.645.111
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = 23.865.950 = 0,236 atau 23,6%
Pada tahun 2014 nilai rasi menunjukan 27,4% artinya perusahaan mampu
menghasilkan laba sebesar 0,274 dari total ekuitas yang dimiliki
Standar yang wajar pada rasio ini adalah apabila hasil pengukuran lebih
masih belum mampu menciptakan laba bersih yang dihasilkan oleh ekuitas
dengan maksimal.
kinerja keuangan margin laba kotor perusahaan pada tahun 2014, 2015,
dan 2016 masing-masing sebesar 45,4% : 44,4% : 41,2%. Pada tahun 2014
besar Mrgin laba kotor adalah 45,4% artinya bahwa dari penjualan sebesar
1 rupiah memperoleh laba kotor sebesar 4,54 rupiah. Standar yang baik
2014 sampai 2016 tetapi masih di atas standar, namun hasil margin laba
4.356.661
𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 17.798.055 = 0,245 atau 24,5%
kinerja keuangan margin laba bersih perusahaan pada tahun 2014, 2015,
dan 2016 masing-masing sebesar 26,3% : 24,5% : 25,2%. Pada tahun 2014
besar margin laba bersih adalah 26,3% artinya bahwa dari penjualan
yang baik dalam pengukuran kinerja keuangan margin laba bersih adalah
aset-aset dan juga digunakan juga untuk mengukur tingkat efisiensi atas
Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset TurnOver) dan Perputaran Total Aset
Rata-rata Persediaan
Tahun Harga Pokok Penjualan
(Persediaan awal + akhir):2
Standar rata-rata
Rasio Aktivitas 2014 2015 2016
industri
adalah 16 kali menurut Hery (2015:217). Pada tahun 2014 besar rasio
perputaran persediaan adalah 6,9 kali artinya dalam satu tahun periode,
untuk tempat atau gudang. Dari tahun 2014 sampai 2016 perputaran
15.361.894
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 13.779.238 = 1,1 kali
Standar rata-rata
Rasio Aktivitas 2014 2015 2016
industri
Perputaran Modal Kerja 1,2 kali 1,2 kali 1,1 kali 7 kali
keuangan rasio perputaran modal kerja perusahaan pada tahun 2014, 2015,
dan 2016 masing-masing sebesar 1,2 kali : 1,2 kali : 1,1 kali. Pada tahun
2014 nilai rasio perputaran modal kerja adalah 1,2 kali artinya dalam satu
tahun periode, perputaran modal kerja sebanyak 1,2 kali. Standar yang
pada hasil tahun 2014 sampai 2016 perputaran modal kerja tidak
mengalami perubahan.
15.361.894
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 = 14.228.793 = 1,1 kali
Standar rata-rata
Rasio Aktivitas 2014 2015 2016
industri
Perputaran Aset Tetap 1,8 kali 1,5 kali 1,1 kali 3 kali
keuangan rasio aset tetap perusahaan pada tahun 2014, 2015, dan 2016
masing-masing sebesar 1,8 kali : 1,5 kali : 1,1 kali. Pada tahun 2014 hasil
rasio 1,8 kali artinya dalam satu tahun periode perusahaan melakukan
perputaran aset tetap 1,8 kali. Standar yang baik dalam pengukuran kinerja
keuangan rasio perputaran aset tetap adalah adalah 3 kali menurut Hery
rasio aset tetap berada dibawah standar rata-rata industri dan terjadi
17.798.055
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 = 28.261.497 = 0,6 kali
15.361.894
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 = 28.894.470 = 0,5
Standar rata-rata
Rasio Aktivitas 2014 2015 2016
industri
Perputaran Total Aset 0,7 kali 0,6 kali 0,5 kali 2 kali
keuangan rasio perputaran total aset perusahaan pada tahun 2014, 2015,
dan 2016 masing-masing sebesar 0,7 kali : 0,6 kali : 0,5 kali. Pada tahun
2014 hasil rasio perputaran total aset adalah 0,7 kali artinya dalam satu
tahun periode perusahaan melakukan perputaran total aset 0,7 kali. Standar
yang baik dalam pengukuran kinerja keuangan rasio perputaran total aset
adalah 2 kali menurut Hery (2015:222). Selain masih di bawah standar
rata-rata industri, rasio perputaran total aset dari tahun 2014 sampai 2016
semakin menurun.
BAB V
2014-2016.
Rasio Likuiditas
- Rasio Lancar
tahun 2015 = 488% dan tahun 2016 = 452%. Dari hasil tersebut kinerja
Rasio)
442%, tahun 2015 = 432% dan tahun 2016 = 395%. Dari hasil tersebut
penurunan namun masih berada di atas standar minimal yaitu 1,5:1 atau
150%.
2015 = 322% dan tahun 2016 = 303%. Dari hasil tersebut kinerja
penurunan namun masih berada di atas standar minimal yaitu 0,5:1 atau
50%.
Rasio Solvabilitas
Rasio Profitabilitas
Rasio Aktivitas
---------------------------------------------------------------------------------------------------
penurunan rasio.
perusahaan juga dinilai masih cukup baik karena hasil pengukuran di atas
penurunan rasio.
belum mampu menghasilkan laba bersih yang sesuai dengan jumlah aset
kinerja. Dilihat dari semua perputaran pada rasio aktivitas yang masih
diperoleh akan lama dan tidak sebanding dengan aset dan ekuitas yang
dimiliki perusahaan.
5.2 Saran