You are on page 1of 12

TUGAS

PENGANTAR OSEANOGRAFI

Oleh :
I Putu Yogadisa Pura
1813511069

Program Studi Ilmu Kelauan


Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya saya
dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan dapat selesai pada
waktunya.Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar
Oseanografi. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pihak pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.Akhir kata saya meminta maaf atas kekurang
sempurnaan dari laporan ini.
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………...
Cover………………………………………………………………..
Daftara isi…………………………………………………………...
Pengertian Oseanografi…………………………………………......
Sejarah Oseanografi………………………………………………...
Laut dan Samudra…………………………………………………..
Sifat Fisik Air Laut…………………………………………………
Morfologi Dasar Laut……………………………………………….
Sedimen Laut……………………………………………………….
Gelombang Air Laut………………………………………………..
Pasang Surut………………………………………………………...
Pengertian Oseanografi
Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani: oceanus (samudera)
dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografimempunyai arti deskripsi
tentang samudera. Tetapi lingkup oseanografipada kenyataan lebih dari sekedar
deskripsi tentang samudera, karenasamudera sendiri akan melibatkan berbagai
disiplin ilmu jika ingindiungkapkan. Dalam modul ini bahasannya lebih difokuskan
padaoseanografi fisika (Supangat dan Susanna, 2008).Planet Bumi merupakan
anggota tata surya yang unik di mana samudera melingkupi ± 140 juta mil persegi
dari total ± 200 juta mil persegi luas permukaannya. Ini berarti samudera meliputi
sekitar 70 persen permukaan bumi dengan volume air yang dikandungnya ± 350 juta
mil kubik. Di dalamnya juga terkandung 3,5 persen garam terlarut disamping zat-zat
terlarut lainnya yang sebanding dengan 160 juta ton garam per mil kubik (Bhatt,
1978).

Interaksinya dengan atmosfer akan mempengaruhi pola iklim global. Potensi


sumber daya alamnya yang kaya akan dapat mempengaruhi baik buruknya hubungan
antar negara Fenomena dinamikanya seperti pasang surut, arus, transport massa, dan
sebagainya, termasuk fenomena-fenomena yang belum terungkap secara lugas,
contohnya fenomena el nino dan la nina, dibutuhkan informasinya oleh banyak
negara. Semua fakta di atas mengukuhkan pentingnya samudera bagi kehidupan
nasional, regional, dan internasional. Dan ini juga mengukuhkan pentingnya disiplin
13 ilmu oseanografi untuk lebih dilirik, dipahami, bahkan didalami oleh para
intelektual yang meminatinya. Orang yang mempelajari samudera secara mendalam
disebut oseanografer. Dan oseanografi sendiri seringkali diungkapkan berdasarkan
empat kategori keilmuan yaitu fisika, biologi, kimia, dan geologi (Stowe,1983).
Oseanografi fisis khusus mempelajari segala sifat dan karakter fisik yang
membangun sistem fluidanya. Oseanografi biologi mempelajari sisi hayati samudera
guna mengungkap berbagai siklus kehidupan organisme yang hidup di atau dari
samudera. Oseanografi kimia melihat berbagai proses aksi dan reaksi antar unsur,
molekul, atau campuran dalam sistem samudera yang menyebabkan perubahan zat
secara reversibel atau ireversibel. Dan oseanografi geologi memfokuskan pada
bangunan dasar samudera yang berkaitan dengan struktur dan evolusi cekungan
samudera. Beberapa aspek penting disiplin ilmu oseanografi agak sulit dikatagorikan
ke dalam salah satu dari empat keilmuan di atas, seperti aspek-aspek geofisika,
biofisika, nutrisi, petrologi, antropologi, meteorologi, dan farmakologi. Disamping
itu, oseanografi juga dipengaruhi oleh keilmuan yang tidak termasuk sains murni,
seperti sejarah, hukum atau sosiologi. Lebih lanjut sekarang juga telah berkembang
cabang baru oseanografi yang disebut oseanografi terapan. Karena deskripsi tentang
seorang oseanografer akan melingkupi keilmuan yang kompleks.
Sejarah Oseanografi
J.J. Bhatt, dari Rhode Island Junior College (1978), membagi sejarah
Oseanografi menjadi beberapa era, yaitu era klasik, era sebelum Challenger,era
Challenger, era setelah Challenger, da era Glomar Challenger. Awal dari oseanografi
tidak diketahui pasti, karena memang manusia kuno tidak meninggalkan rekaman
secara sistematik, baik berupa jurnal ataupun buku harian perorangan. Para arkeolog
mencatat orangorang Polinesia dan India pra sejarah melakukan perjalanan laut yang
sulit dalam jarak yang panjang. Para pedagang dari India Timur telah memiliki
pengetahuan yang cukup baik tentang arus-arus monsun, karena perjalanan laut
sudah umum dikawasan Samudera Hindia pada sekitar 3000 MS. Menyusul
kemudian bangsa Punisia dan Yunani yang kerap melayari perairan Laut Tengah
dalam rentang waktu 1500 - 1600 SM. Sekitar tahun150 M, Claudius Ptolemy telah
membuat peta Samudera Atlantik dan Hindia.
14 berupa dua lautan yang tertutup. Bersamaan dengan masanya beberapa instrumen
navigasi telah ditemukan, seperti kompas dan astrolabe (alat pengukur tinggi
bintang) di Cina. Tahun 800 - 1000 M bangsa Viking telah berlayar hingga Atlantik
Utara, menemukan Iceland dan Greenland. Dan tahun 1000 M ahli sejarah mencata
Leif putra Eric Si Merah telah mencapai bagian paling utara dari Benua Amerika.
Era sebelum Challenger ditandai oleh dua orang pionir pelayaran jarak jauh yaitu
Christopher Columbus (Italia) yang berhasil mencapai Benua Amerika tahun 1492
dan Vasco da Gama (Portugis) berhasil menemukan rute ke India melalui Tanjung
Harapan tahun 1498. Tahun1520, pelaut Spanyol Ferdinand Magellan berlayar
hingga samudera Pasifik, dan mengukur kedalaman laut di beberapa tempat
menggunakan teknik gelombang bunyi tetapi belum dapat mencapai dasar lautnya.
William Dampier telah mendeskripsikan aspek meteorologi laut dalam oseanografi
secara detail dalam publikasinya A discourse of the Wind tahun1700. Tahun 1768-
1779 Captain James Cook melayari kawasan Pasifik memetakan New Zealand, Laut
Selatan, dan pantai barat laut Amerika Utara. Dan pada tahun 1770 Benjamin
Franklin untuk yang pertama kalinya membuat peta Arus Teluk (Gulf Stream).
Alexander Von Humboldt (1769-1859) dari Jerman atas inspirasi ekspedisi
Cook melakukan lima tahun perjalanan laut melalui Kuba, Meksiko, dan banyak
tempat lagi sepanjang pantai Amerika Latin. Ia mempublikasikan perjalanan
ilmiahnya dalam 17 volume tulisan The Travels of Humboldt and Bonpland in the
Interior of America. Tahun 1818 John Ross dan keponakannya James Ross sukses
mengukur kedalaman Teluk Baffin, Canada, serta mempelajari kondisi dan
distribusi alamiah organisme serta sedimen laut. Charles Darwin dengan kapal
Beagle-nya tahun 1830 melakukan ekspedisi ke kepulauan Galapagos,
menghasilkan konsep-konsep evolusi yang hingga kini masih tertulis dalam buku-
buku tentang evolusi makhluk hidup. Edward Forbes mengamati binatang dan
tumbuhan dasar laut. Ia membagi populasi laut menjadi delapan zona menurut skala
pertumbuhan habitatnya terhadap kedalaman. Oseanografi fisika menemukan awal
kebangkitannya melalui buku teks pertama dalam oseanografi, The Physical
Geography of the Sea, yang ditulis oleh letnan Matthew Fontaine Maury dari
angkatan laut Amerika tahun 1855. Oleh bangsa .
15 Amerika ia dikenal sebagai bapakoseanografi fisis modern. Langkah besar
dalam oseanografi terjadi setelah dipublikasikannya Ekspedisi Challenger oleh
William Dittmar (1884) berdasarkan ekspedisi kelautan menggunakan kapal
angkatan laut Inggris HMS Challenger yang dipimpin C Wyville Thomson tahun
1872-1876. Ini adalah ekspedisi lautdalam secara global yang pertama kali
dilakukan. Darinya berhasil dikoleksi sampel-sampel biologi laut, 77 sampel air
samudera, informasi kedalaman da temperatur laut, serta landasan oseanografi
geologi terbentukkarenanya. Ekspedisi ini menjadi inspirasi ekspedisi-ekspedisi
selanjutnya dan berdirinya lembaga-lembaga riset samudera. Seiring dengan waktu
berbagai deskripsi tentang samudera dan segala sesuatu di bawah permukaan air
yang melingkupi bumi kita mulai terungkap. Di akhir abad 19, oseanografi dari
Norwegia Fridjof Nansen berdsarkan ekspedisi Fram-nya di samudera Artik
mencoba mengungkap berbagai fenomena di samudera tersebut dan mengamati
fenomena angin yang membangkitkan arus permukaan laut. Sumbangan dari Nansen
yang hingga kini masih digunakan yaitu tabung khusus untuk sampel air laut dari
berbagai kedalaman, kini dikenal dengan nama botol Nansen. Di awal abad 20 kapal
riset Meteor melakukan lebih dari 70.000 sounding dasar samudera, ia melengkapi
hasil sounding dari challenger. Tahun 1920-1922 kapal riset Dana mengamati
samudera Hindia dan menemukan punggungan tengah samudera Carlsberg di
dasarnya. Tahun 1950-an kapal riset Swedia Galatha Triste selain berhasil mengukur
kedalaman palung Mindanau juga menemukan kehidupan di laut dalam. Kapal riset
Glomar Challenger yang diluncurkan oleh Institut Oseanografi Scripps di La Jolla
California tahun 1968 adalah kapal riset modern yang dilengkapi berbagai sensor
untuk mengukur seluruh parameter oseanografi. Kapal ini juga memiliki
kemampuan untuk melakukan pengeboran di dasar laut. Antara tahun 1968-1973
Glomar Challenger telah mengebor 450 sumur bor, melego jangkar di 300 lokasi,
dan mengurangi lebih dari 275.000 km. Oseanografi kini telah melingkupi
multidisiplin keilmuan dan telah menggunakan teknologi tingkat tinggi dalam
observasi samuder temasuk menggunakan perangkat penginderaan jauh seperti
satelit.
16 Penenlitian oseanografi di indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1904 ketika
Koningsbenser mendirikan sebuah laboratorium perikanan di jakarta. Pada tahun
1919, laboratorium ini dirubah menjadi sebuah laboratorium Biologi laut. Setelah
ini mengalami beberapa kali perubahan nama mulai dari Lembaga Penelitian Laut,
menjadi Lembaga Sumber lautan, dan lalu berubah menjadi Lembaga Penelitian laut
yang akhirnya pada tahun 1970 berubah nama menjadi Lembaga Oseanologi
Nasional. Lembaga ini sekaramng sudah mempuanyai stasiun penelitian yang
berjalan dengan baik. Di mana dilengkapi dengan peralatan laboratorium dan kapal-
kapal peneliti yang telah melakukan beberapa kali penelitian terhadap kjondisi
perairan di sekitarnya. Di antara aktivitas-aktivitas ini antara lain adalah ekspedisi
Rumphius yang telah melakukan serangkaian penelitian. Lembaga ini juga
mempunyai sebuah laboratorium lapangan di Pulau Pari yang merupakan salah satu
bagian dari kepulauan Seribu yang terletak di teluk Jakarta (Hutabarat dan Evans,
1985).
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak diantara samudera Fasifik
dan Hindia jelas memerlukan riset kelautan untuk mengungkap berbagai fenomena
dan mengidentifikasi sumber daya laut yang dimiliki secara akurat. Indonesia telah
melengkapi perangkat teknologi dengan kapal-kapal riset. Lembaga-lembaga negara
yang berhubungan dengan matra laut seperti Dinas Hidro Oseanografi-Angkatan
Laut, LIPI, dan BPPT memang telah memiliki kapal-kapal riset. Tetapi, kapal riset
yang ada belum sebanding dengan luasnya kawasan lautan Indonesia (Supangat dan
Susanna, 2008).
Laut dan Samudra
Laut merupakan Perairan yang lebih sempit dari samudra dan terdiri atas laut
pedalaman, laut pertengahan, dan laut tepi. Berdasarkan proses terjadinya, laut
dibedakan menjadi laut transgresi dan laut insgresi. Dalam kamus sains bergambar
yang disebut dengan laut merupakan sesuatu yang hidup di air laut, misalnya bahari,
dan ekologi laut yang biasanya mengandung 2,8 % natrium klorida, 0,4 %
magnesium klorida, 0,2 % magnesium sulfat, 0,1 % kalsium sulfat, dan 0,1% kalium
klorida.20 Berdasarkan letaknya dibedakan atas laut pedalaman, laut tepi, laut
tengah, dan samudra. Dalam kamus Bahasa Indonesia dikatakan bahwa laut itu
adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi
dan membagi daratan atas benua atau pulau-pulau.Sedangkan Samudera adalah
hamparan air asin yang mengelilingi daratan atau benua. Hamparan air asin yang
relatif sempit disebut laut. Samudra (juga dieja samudera) atau lautan (dari bahasa
Sanskerta) adalah laut yang luas dan merupakan massa air asin yang sambung-
menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan
yang besar. Samudra meliputi 71% permukaan bumi, dengan area sekitar 361 juta
kilometer persegi, isi samudra sekitar 1.370 juta km³, dengan kedalaman rata-rata
3.790 meter. (Perhitungan tersebut tidak termasuk laut yang tak berhubungan dengan
samudra, seperti Laut Kaspia).

Sifat Fisik Air Laut


Pengetahuan mengenai properti air memberikan gambaran tentang
karakteristik dari lingkungan lautan (Supangat dan Susanna, 2008).
Massa molekul air adalah 18. Perbandingan air dengan komponen hidrogen
yang lain menunjukkan bahwa air seharusnya beku pada temperatur -100oC dan
mendidih pada temperatur -80oC, tetapi kenyataannya adalah pada temperatur 0o C
dan 100o C (contoh, metana dengan massa molekul 16 beku pada temperatur 183o
C dan mendidih pada temperatur -162o C). Densitas padatan lebih besar dari cairan
dan densitas cairan biasanya berkurang cepat bila dipanaskan dari titik leleh, tetapi
es lebih kecil dari air dan densitas maksimum air tawar pada temperatur 4o C. Sifat-
sifat fisis Air disajikan pada. Alasan untuk anomali air ini adalah karena struktur
molekulnya. Molekul air mengandung satu atom oksigen yang terikat pada dua atom
hidrogen. Sudut antara ikatan atom tersebut adalah 105o. Perbedaan elektrik antara
atom oksigen dan hidrogen adalah atom hidrogen membawa muatan positif
sementara atom oksigen membawa muatan negatif. Oleh karena struktur kutub,
molekul air mempunyai ketertarikan
30 satu sama lain dan cenderung membentuk kelompok-kelompok yang diikat oleh
ikatan intermolekul lemah yang disebut ikatan hidrogen. Dengan bertambahnya
temperatur air tawar diatas 0o C, energi molekul juga akan bertambah dan
berlawanan dengan kecenderungan membentuk kelompok-kelompok parsial.
Molekul secara individu dapat bersama lebih dekat mengisi ruang-ruang yang ada
dan menambah densitas air. Walaupun demikian dengan bertambah tersebut,
temperatur akan memberikan lebih banyak energi kepada molekul dan rerata jarak
antaranya bertambah sehingga menyebabkan pengurangan densitas. Pada
temperatur antara 0o C dan 4o C, pengaruh orde yang dominan adalah pada
peningkatan temperatur termal. Kombinasi dua pengaruh berarti densitas air tawar
adalah maksimal pada 4o C.
Morfologi Dasar Laut
Keadaan dasar laut seperti juga di daratan terdapat bentukan-bentukan dasar
laut seperti pegunungan, gunung, lembah, parit, plato, dataran tinggi, dataran rendah,
sedimentasi dam lain sebabainya. Trenchatau trog. Trench yaitu dasar laut yang
dalam, memanjang, sempit dengan lerengnya yang curam. Sedangkan trog yaitu
dasar laut yang dalam, memanjang, lehih lebar dari trench dan lerengnya tidak terlalu
curam.
-Ridge yaitu penggungan/pegunungan dasar laut dengan puncaknya sempit dan
lerengnya curam.
-Rise yaitu punggungan/pegunungan dasar laut dengan puncaknya luasdan
lerengnya tidak securam ridge.
-Swell yaitu punggungan, kalau tidak panjang lereng tidak curam.
-Drempleatau ambang yaitu punggungan yang tidak begitu panjang dan tidak begitu
tinggi.
-Dremple biasanya yang batasi laut pedalaman/laut tengah dengan laut
lepas/samudera.
-Plateaudataran tinggi dasar laut dengan bagian puncaknya yang relative datar dan
disebut juga mesas.Bagian atasnya masih lebihdalam dari 200 meter (shelf).
-Island arc yaitu rangkaian pulau-pulau seperti rangkaian pulau-pulau di kepulauan
Hawaii, kepulauan Marshall yang ada di samudera Pasifik.
-Guyote yaitu gunung api dasar laut dengan puncaknya yang datar.
-Basin yaitu lautdalam yang berbentuk cekunganyang dasarnya relative datar.
-Deep yaitu cekungan dalam basin dengan l;ereng yang tidak terlalu curam.
-Sea mounts yaitu gunung yang terdapat di laut seperti gunung Krakatau.
-Coral reef (terumbu karang) yaitu semacam timbunan yang terdiri dari karang,
Sedimen Laut
Seluruh permukaan dasar laut ditutupi oleh partikel-partikel sediment yang
telah diendapkan secara perlahan-lahan dalan jangka waktu berjuta-juta tahun.
Ketebalan lapisan sediment yang terdapat dibanyak bagian laut berbeda-beda, dari
sekitar 600 meter di samudera Pasifik, 500 –1000 meter di samudera Atlantik, 4000
meter di Arctic.Sedimen terutama terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil
pecahan-pecahan batuan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari
organisma laut. Sebagian besar laut yang dalam ditutupi oleh jenis partikel-partikel
yang berukuran kecil. Sedangkan pada laut-laut dangkal didominasi oleh jenis-jenis
partikel yangberukuran besar. Untuk mengklasifikasikan sedimen laut berdasarkan
sumbernya adalah :
-Sedimen Lithogenous (Sedimen Terigin)
-Sedimen Biogenous (sisa-sisa organisma)
-Sedimen Hydrogenous(Hasil reaksi kimia dalam air laut)
-Sedimen marineyang bersumber dari Vulkanisme dan sedimen ekstraterestrial (dari
luar angkasa seperti meteorit, debu kosmos).
Gelombang Air Laut
Gelombang air laut adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah
tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva atau grafik sinusodial.
Terjadinya gelombang air laut dapat disebabkan oleh adanya angin, gempa di dasar
laut, pergerakan kapal, dan gaya tarik menarik antara bumi, bulan, dan matahari.
Angin di atas lautan mentransfer energinya ke dalam perairan, menyebabkan alun
atau bukit – bukit yang kita sebut sebagai gelombang air laut.
Gelombang air laut memberikan manfaat antara lain untuk menjaga kestabilan
suhu dan iklim dunia. Melalui permukaan ombak, gelombang air laut juga
memungkinan terjadinya pertukaran gas antara air laut dan udara sehingga
memungkinkan mahkluk hidup dalam air untuk bernafas. Gelombang air laut juga
dapat membatu pembentukan pantai. Namun perlu diperhatikan bahwa selain
memberikan manfaat, gelombang permukaan air laut juga dapat memberikan
dampak negatif. Gelombang tsunami adalah salah satu contoh gelombang
permukaan air laut yang dapat meluluhlantahkan daerah di sekitar pantai. Demikian
juga halnya dengan gelombang pasang. Kedua gelombang tersebut dapat merusak
pantai karena amplitudo gelombang yang mencapai pantai sangat besar.
Pasang Surut
Pasut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya permukaan air laut
secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit
terutama bulan dan matahari. Pengaruh gravitasi benda-benda langit terhadap bumi
tidak hanya menyebabkan pasut laut, tetapi juga mengakibatkan perubahan bentuk
bumi (bodily tides) dan atmosfer (atmospheric tides). Istilah 'pasut laut' pada modul
ini akan dinyatakandengan 'pasut' yang merupakan gerak naik dan turun muka laut
dengan periode rata-rata sekitar 12.4 jam atau 24.8 jam. Fenomena lain yang
berhubungan dengan pasut adalah arus pasut, yaitu gerak badan air menuju dan
meninggalkan pantai saat air pasang dan surut (Poerbandono dan Djunasjah, 2005).
Daftar Pustaka

Arthur Godman, Kamus Sains Bergambar ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,


2000)hlm.261.
Arx, William S. Von. 1962. An Introduction To Physical Ocenography. Addison-
Wesley Publishing Company, Inc. Massachusetts.
Bhatt, JJ. 1978. Ocenography. D. Van Nostrand Company. New York. Gross, M.
G. 1987. Oceanography a View of The Earth. Fourth edition. Prentice-Hall
International, Inc. New Jersey.
Hutabarat, S. dan S.M, Evans. 1985. Pengantar Oseabografi. Universitas Indonesia
Press., Jakarta.
https://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-samudera.html
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-2-00974-
MTIF%20Bab1001.pdf
Mustafa Bisri, Kamus Lengkap Geografi( Yogyakarta : Panji Pustaka, 2007),hlm.
297.
Poerbandono dan E. Djunasjah, 2005. Survei Hidrografi. PT. Refika Aditama.
Bandung.

Stowe, Keith. Ocean Science. John Willey & Sons New York: 1983.
Supangat, A dan Susanna. 2008. Oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut dan
Sumberdaya Non-hayati. Badan Riset kelautan dan
Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan.

You might also like